Anda di halaman 1dari 1

A.

Menstruasi
1. Siklus menstruasi
Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa
pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala yang berasal dari mukosa uterus dan
terjadi relatif teratur mulai dari menarche sampai menopause, kecuali pada masa hamil dan
laktasi. Lama perdarahan pada menstruasi bervariasi, pada umumnya 4-6 hari, tapi 2-9 hari
masih dianggap fisiologis (Ganong, 2003).
Seringkali menstruasi dijadikan penanda bahwa seorang perempuan telah mengalami
masa pubertas atau mulainya masa seksual dewasa. Menstruasi disebabkan oleh
berkurangnya estrogen dan progesteron secara tiba-tiba, terutama progesteron pada akhir
siklus ovarium bulanan. Dengan mekanisme yang ditimbulkan oleh kedua hormon diatas
terhadap sel endometrium, maka lapisan endometrium yang nekrotik dapat dikeluarkan
disertai dengan perdarahan yang normal (Guyton dan Hall, 1996).
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan
oleh ovarium berubah. Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium
adalah sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan
jaringan yang tebal diseputar endometrium. Dipertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur
yang dinamakan ovulasi. Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang
menstruasi berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus
untuk kehamilan.
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus endometrium. Di ovarium
terdapat tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan fase luteal. Di endometrium juga dibagi
menjadi tiga fase yang terdiri dari fase menstruasi, fase proliferasi dan fase ekskresi (Ganong, 2003).
Hari pertama mulainya menstruasi disebut sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan
terjadi lagi peningkatan FSH (Folikel Stimulating Hormone), folikel yang berkembang ini
menghasilkan estrogen dalam jumlah banyak. Peningkatan estrogen yang terus menerus pada akhir
fase folikuler akan menekan pengeluaran FSH. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estrogen meningkat
mencapai puncaknya, akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya
satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estrogen akan kembali menurun (Jacoeb dan
Ali, 1994).
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah
dan suatu hari akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan
korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron (Jacoeb dan Ali, 1994).
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus
menerus meningkat. Estrogen yang dikeluarkan dari folikel juga tampak pada fase luteal dengan
konsentrasi yang lebih tinggi daripada pertengahan fase folikuler. Produksi estrogen dan progesteron
maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23. Meningkatnya kembali produksi kedua hormon tersebut
merangsang berkembangnya folikel-folikel baru seiring dengan dimulainya fase folikuler (Jacoeb dan
Ali, 1994).
Fase-fase endometrium terjadi pada saat yang bersamaan mencerminkan pengaruh hormonhormon ovarium pada uterus. Pada awal fase folikuler, lapisan endometrium yang kaya akan nutrien
dan pembuluh darah terlepas, inilah yang disebut fase menstruasi. Pelepasan ini terjadi akibat
merosotnya estrogen dan progesteron ketika korpus luteum tua berdegenerasi pada akhir fase luteal
sebelumnya.
Pada akhir fase folikuler, kadar estrogen yang meningkat menyebabkan endometrium
menebal atau sering disebut dengan fase proliferasi. Setelah ovulasi, progesteron dari korpus luteum
menimbulkan perubahan vaskuler dan sekretorik di endometrium yang telah dirangsang oleh estrogen
untuk menghasilkan lingkungan yang ideal untuk implatasi, fase ini disebut fase sekresi. Sewaktu
korpus luteum berdegenerasi, dimulailah fase folikuler menstruasi yang baru (Jacoeb dan Ali, 1994).

Anda mungkin juga menyukai