Istilah geopolitik semula adalah sebagai ilmu bumi politik, kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan
konstelasi ciri khas negara berupa: bentuk, luas, letak, iklim, dan sumber daya alam suatu negara untuk membangun dan membina negara. Studi geopolitik meliputi studi hubungan bersama antara kepentingan aktor politik, kepentingan yang terfokus pada wilayah, ruang, elemen geografis, dan hubungan yang menciptakan sistem geopolitik. Sistem geopolitik juga diterapkan di Indonesia. Tentu saja, karena diterapkan di Indonesia maka konsep geopolitik harus dilandasi oleh semangat Pancasila dan UUD 1945. Pengertian wawasan nusantara menurut ketetapan MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai berikut. Wawasan nusantara merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila dan UUD 1945 adalah cara pandang sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional. Salah satu permasalahan dalam geopolitik Indonesia adalah kasus "pencurian" pasir yang dilakukan oleh Singapura di pulau-pulau yang berdekatan dengan Singapura, terutama di Pulau Bintan. Singapura yang selama ini mengimpor pasir dari Indonesia, ternyata dalam praktiknya telah melanggar beberapa undang-undang. Penambangan dilakukan dengan tidak memperhatikan lingkungan hidup, dan jumlah pasir yang diimpor juga dimanipulasi. Pasir-pasir ini digunakan Singapura untuk melakukan reklamasi pantainya. Dengan reklamasi pantai, wilayah darat Singapura semakin luas. Karena daratan meluas, dikhawatirkan luas perairan Singapura akan meluas ke dalam wilayah teritorial Indonesia karena luas wilayah laut dapat diukur dari garis pantai. Ditakutkan terjadi aneksasi terhadap wilayah teritorial perairan Indonesia. Masalah ini tentu mengancam keadaan geopolitik Indonesia yang telah ditetapkan oleh hukum di Indonesia.