OLEH :
SEMESTER III
(P07134014005)
(P07134014006)
(P07134014008)
(P07134014009)
I. TUJUAN
V. DASAR TEORI
dioksidasi
dapat
dititrasi
secara
tidak
langsung
dengan
permanganometri seperti:
Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai
oksalat. Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4
berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion
logam yang bersangkutan.
Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat.
Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula
larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat
tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya
dengan KMnO4.
telah
ditambahkan
H2SO4dan
telah
dipanaskan
cenderung
dari
MnO2
yang
semula
ada
dalam
permanganat.Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejakjejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi.
Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk
menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui
asbestos atau gelas yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan
tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak
diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa
bulan.
alkalis.
Reaksi yang terjadi dalam analisis ini adalah :
2 MnO4- + 5 C2O4 + 16 H+ 2 Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
1.Erlenmeyer 250 mL
2.Labu ukur 100 mL
3.Kompor listrik
4.Gelas ukur
5.Pipet ukur 10 mL
6.Beaker glass
7.Buret 50 mL
8.Termometer
9.Botol pencuci
b. Bahan :
1.Sampel air
2.Larutan KMnO4 0,01N
3.Larutan asam oksalat 0,01 N
4.Aquades
5.Asam oksalat 8 N
= V2 N2
= 25ml
=
V2 x N2
10,56 x N2
0,0095 N
0,316
1. Sampel Air Sumur
Titrasi
0,3 mL
7,5 mL
II
0,6 mL
7,3 mL
Rata-
0,45 mL
7,4 mL
rata
mg/L zat organic
1,20 mL
7,7 mL
II
0,90 mL
7,5 mL
Rata-
1,05 mL
7,6 mL
rata
0,87 mL
6,00 mL
II
1,03 mL
6,00 mL
Rata-
0,95 mL
6,00 mL
rata
0,1 mL
11,35 mL
II
0,2 mL
11,45 mL
Rata-
0,15 mL
11,40 mL
rata
Titrasi
0,2 mL
3,70 mL
II
1,00 mL
3,60 mL
Rata-
0,95 mL
3,45 mL
rata
0,60 mL
3,70 mL
II
0,40 mL
3,60 mL
Rata-
0,50 mL
3,45 mL
rata
E. Perubahan Warna
Standarisasi KMnO4
Sebelum
Sesudah
tak berwarna
Titrasi Sampel
Titrasi dengan H2C2O4 ( B mL)
konstan
IX. PEMBAHASAN
Permanganometri merupakan penetapan kadar zat berdasarkan atas
reaksi oksidasi reduksi dengan KMnO 4. Kalium Permanganat merupakan
oksidator kuat serta tidak perlu menggunakan indikator, karena kalium
permanganate bersifat auto indikator yaitu bisa bertindak sebagai indikator
untuk
dirinya
sendiri.
Pada
titrasi
permanganometri,
larutan
kalium
digunakan
dalam
menganalisa
zat-zat
organik.
Metode
1.
Bila harus disimpan lebih dari satu hari, lebih baik diasamkan kurang dari
5 ( pH<5 )
Analisis permanganometri dapat berlangsung dalam 3 suasana :
1.
2.
Mn2+ + 4H2O
3.
MnO2 + 2H2O
MnO4
2MnO4 + K2SO4 + 5O
keadaan panas hingga terjadi perubahan warna dari larutan bening menjadi
merah muda konstan, sehingga normalitas KMnO 4 dapat ditentukan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan terdapat perbedaan hasil
standarisasi KMnO4 pada kelompok ganjil dan kelompok genap. Standarisasi
KMnO4 dengan asam oksalat 0,01 N pada kelompok genap untuk penentuan
kadar zat organik pada sampel air sumur, air kolam ikan, dan air sawah
dilakukan secara triplo dimana diperoleh hasil titrasi yaitu 10,70 ml; 10,50 ml;
dan 10,50 ml sehingga diperoleh volume rata-rata titrasi yaitu sebesar 10,56
ml dan setelah melalui perhitungan diperoleh normalitas KMnO 4 adalah
0,0095 N. Sedangkan pada standarisasi KMnO 4 dengan asam oksalat 0,01 N
pada kelompok ganjil yang digunakan untuk penentuan kadar zat organik
pada sampel air sumur bor, air tambak, dan air payau diperoleh volume titrasi
yaitu 10,6 ml; 10,5 ml; dan 10,7 ml sehingga diperoleh volume rata-rata titrasi
yaitu 10,6 ml dan hasil perhitungan normalitas KMnO 4 yang diperoleh adalah
0,0094 N. Perbedaan hasil stansarisasi KMnO 4 ini disebabkan karena faktor
ketelitian praktikan antara kelompok genap dan kelompok ganjil dalam
melakukan titrasi standarisasi KMnO 4 tersebut.
menjadi
mangan
oksida,
sehingga
perlu
dilakukan
Reduksi
MnO4 + 8H+ + 5e
Oksidasi
C2O42-
Mn2+ + 4H2O
2 CO2 + 2e
2 MnO4 + 16 H+ + 5 C2O42-
x2
x5
Reaksi di atas dalam suasana netral atau basa dan dingin akan
berjalan lambat. Untuk mempercepat reaksi, selain dibuat dalam suasana
asam juga dibuat dalam suasana panas (70C)
Dalam percobaan penentuan total zat organik (permanganometri) hal
pertama yang dilakukan adalah mengukur 25 ml sampel air yang akan diuji
kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 5 ml
H2SO4 4N bebas zat organik. Dalam percobaan ini, sebagai pengasam
digunakan larutan H2SO4 encer. Karena ion MnO 4- akan tereduksi menjadi
Mn2+ dalam suasana asam oleh reaksi dengan atom H. Selain itu, asam sulfat
cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. Apabila yang
digunakan adalah penambahan asam klorida sebagai asam maka akan
menyebabkan terbentuknya gas klor pada larutan sehingga akan sulit
menentukan titik akhir titrasi. Selain itu kemungkinan teroksidasinya ion
klorida menjadi gas klor akan menyebabkan larutan permanganate yang
terpakai menjadi lebih banyak dari yang seharusnya. Fungsi penambahan
asam sulfat adalah sebagai pendonor H +, membuat larutan dalam suasana
asam dan juga melepas oksigen dari ion oksalat agar bilangan oksidasinya
turun, sehingga asam oksalat lebih mudah bereaksi dengan kalium
permanganat. Penambahan asam sulfat juga berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi, karena kekuatan oksidator kalium permanganate
bergantung pada pH larutan.
Selain itu H2SO4 yang digunakan adalah H2SO4 yang bebas zat organik
dengan maksud agar zat organik yang terdapat dalam asam sulfat tidak
mempengaruhi hasil pengukuran kadar zat organik pada sampel air, dengan
kata lain agar kadar zat organik yang diukur adalah benar-benar kadar zat
organik yang terdapat pada sampel air serta tidak dipengaruhi oleh
keberadaan reagen lainnya yang digunakan dalam titrasi penentuan kadar
zat organik ini. Setelah itu ditambahkan tetes demi tetes KMnO4 hingga
terbentuk larutan warna merah muda, agar semua senyawa organik yang
tingkatnya rendah dioksidasi menjadi senyawa yang lebih tinggi, kemudian
dipipetlah 15 ml larutan KMnO4 ke dalam erlenmeyer yang berisi sampe air
tadi, maka larutan menjadi merah keunguan pekat. Penambahan KMnO4 ini
berfungsi untuk mengoksidasi zat organik yang terdapat dalam sampel air.
Dengan proses oksidasi tersebut di atas mungkin hanya sebagian atau
seluruh zat organik yang bereaksi dengan kmno4 tersebut, dimana sisa
kmno4 yang tidak mengoksidasi zat organik nantinya akan direduksi oleh
asam oksalat pada proses titrasi . Setelah ditambahkan KMnO4 dipanaskan
larutan itu dalam labu Erlenmeyer sampai mendidih selama 10 menit, setelah
mendidih warna larutan akan menjadi lebih muda dikarenakan telah terjadi
reaksi antara KMnO4 dengan zat organik dalam sampel, sehingga volume
KMnO4 akan berkurang dan membuat larutan menjadi lebih bening atau
jernih. Dalam hal ini, pemanasan yang tepat sesuai ketentuan yaitu selama
10 menit merupakan hal yang penting. Tujuan dari pemanasan selama 10
menit ini yakni bertujuan agar zat organik bereaksi cepat dengan
KMnO4 karena zat organik dapat teroksidasi pada suhu tertentu biasanya
70oC . Apabila larutan hanya dipanaskan sampai mendidih (kurang dari 10
menit) maka zat organik dalam sampel belum habis bereaksi dengan KMnO 4
sehingga akan mempengaruhi hasil titrasi atau TAT yang menyebabkan
volume yang didapat tidak akurat.
Perlakuan yang sama untuk pengulangan pada sampel (titrasi secara
duplo) khususnya dalam hal waktu pemanasan juga merupakan hal yang
sangat penting demi menghasilkan hasil yang akurat. Selanjutnya dilakukan
titrasi dalam keadaan panas dengan larutan asam oksalat hingga warna
merah muda hilang, sehingga diperoleh volume B ml. Fungsi dari
penambahan asam oksalat adalah untuk mereduksi sisa KMnO 4 yang
sebelumnya telah digunakan untuk mengoksidasi zat organik. Pada proses
titrasi sampel air tersebut, warna merah muda hilang ini ditandai dengan
warna larutan yang semula berwarna ungu menjadi warna coklat. Adapun
tujuan titrasi dalam keadaan panas ini adalah untuk mempercepat reaksi
yang akan mengubah MnO4- menjadi MnO2 yang berupa endapan coklat
sehingga TAT susah ditentukan, selanjutnya larutan dipanaskan kembali
sampai mendidih. Setelah larutan mendidih maka warna larutan yang
sebelumnya berwarna coklat berubah menjadi berwarna coklat muda atau
bahkan bening dengan endapan berwarna coklat. Kelebihan sedikit dari
permanganat
mengakibatkan
yang
hadir
terjadinya
pada
titik
akhir
pengendapan
dari
sejumlah
titrasi
MnO 2.
cukup
untuk
Jadi
dapat
namun
kadar
zat
organik
di
dalamnya
patut
diwaspadai
dalam
Alam
Minyak nabati dan hewani, alkanoid, selulosa dan kanji.
2.
Sintesis
Bahan organik yang dapat diperoleh dari manusia.
3.
Fermentasi
Contohnya alkohol, asam laktat, asam asetat, gliseol, dan lain-
lain.
Tingginya kadar zat organik pada sampel air payau dan air tambak
dikarenakan air payau merupakan pertemuan antara air sungai dan laut
sehingga memungkinkan terdapat banyak zat organik yang berasal dari alam
seperti sampah-sampah dedaunan maupun sampah yang dibuang oleh
manusia (termasuk kotoran manusia). Selain itu, pada air tambak merupakan
tempat budidaya ikan sehingga kotoran yang dihasilkan ikan dapat menjadi
penyumbang terbesar bagi tingginya kadar zat organik pada air tambak.
Sedangkan rendahnya kadar organik pada sampel air sumur bor karena
keadaan dari air sumur ini yang diberi atap (penutup) sehingga masuknya
zat-zat organik (zat pencemar) dapat diminimalisir.
Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO 4 pada
buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO 2 sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah
larutan berwarna merah rosa.
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi
antara MnO4- dengan Mn2+ .
MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H 2C2O4 yang telah
ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan
oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4 + O2H2O2 + 2CO2
H2O2H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO 4 yang diperlukan
untuk
titrasi
yang
pada
akhirnya
akan
timbul
kesalahan
titrasi
sangat muda menjadi agak kecoklatan dan reaksi berjalan lebih cepat
dari yang seharusnya.
Jika pada saat titrasi suhunya turun, maka reaksi akan berjalan lambat
sehingga volume titrasi cepat berwarna merah muda tapi pada saat
dikocok akan kembali itu dikarenakan rekasi lambat.
Manfaat dari percobaan permangnometri ini adalah untuk mengetahui
kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam
bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana
secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat
oksidasi reduksi yang dimilikinya sehingga dapat dipisahkan apabila tidak
diperlukan atau berbahaya.
X. KESIMPULAN
1.Metode titrasi permanganometri merupakan metode titrasi dengan
mempergunakan kalium permanganate yang merupakan indikator kuat
sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas reaksi redoks
2.Titrasi secara permanganometri mempergunakan titran berupa kalium
permanganate.
Langkah
awal
yang
harus
dilakukan
ialah
H2C2O4) x 0,316]
V. sampel
A ml = hasil titrasi dengan KMnO4
B ml = hasil titrasi dengan asam oksalat
4.Kandungan zat organik pada sampel air sumur adalah 0,92 mg/l, pada
sampel air kolam ikan adalah 0,935 mg/l, pada sampel air sawah
adalah 0,935 mg/l, pada sampel air sumur bor adalah 0,354 mg/l, pada
sampel air tambak adalah 13,24 mg/l, pada sampel air payau adalah
9,145 mg/l.
DAFTAR PUSTAKA
Ashfi, Azzahra. 2014. Laporan menentukan Kadar Zat Organik. [online].
Tersedia: http://bumikimia.blogspot.com/2014/06/laporan-menentukankadar-zat-organik.html. [Diakses: 24 Mei 2015 pukul 14.34 WITA]
Diandar, Ayu. 2014. Titrasi Permanganometri Penentuan Kadar. [online].
Tersedia:
http://aiiudiandar.blogspot.com/2014/01/titrasi-
Dilisca,
Nova.
2011.
Materi
Praktikum
1.
[online].
Tersedia:
https://novadilisca.wordpress.com/2011/09/24/materi-praktikum-1/.
[Diakses: 24 Mei 2015 pukul 15.10 WITA]
Fatma, Luneta Aurelia. 2014. Laporan Praktikum Kimia Analitik. [online].
Tersedia:
http://lunetaaureliafatma.blogspot.com/2014/07/laporan-
http://bejoindustri.blogspot.com/2012/05/contoh-laporan-
Elly.
2013.
Laporan
Zat
Organik.
[online].
Tersedia: