Refarat Obgyn
Refarat Obgyn
rujukan dari rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B. Rujukan horizontal
adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah sakit,
misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak.(3)
Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi merupakan
komponen yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan maternal. Dengan
memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan
dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien dengan kecepatan dan ketepatan
tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan
fasilitas pelayanan.(4)
2. KEGAWATDARURATAN OBSTETRI
Kegawatdaruratan obstetri merupakan penyebab utama kematian
maternal dan perinatal. Kegawatdaruratan obstetri menurut Rochjati terbagi
menjadi 3 kelompok faktor risiko, yaitu APGO (Ada Potensi Gawat Obstetri),
AGO (Ada Gawat Obstetri), dan AGDO (Ada Gawat Darurat Obstetri). (5)
a. APGO (Ada Potensi Gawat Obstetri)(6)
1) Primi muda
2) Primi tua
3) Primi tua sekunder
4) Anak kecil < 2 tahun
5) Grande multi
6) Umur ibu > 35 tahun
7) Tinggi badan 145 cm
8) Pernah gagal kehamilan
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan
10) Bekas seksio sesarea
b. AGO (Ada Gawat Obstetri ) (6)
1) Penyakit sistemik ibu penyerta kehamilan
2) Preeklampsia ringan
3) Gameli
4) Hidramnion
5) Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
6) Hamil serotinus
7) Letak sungsang
8) Letak lintang
c. AGDO (Ada Gawat Darurat Obstetri) (6)
1) Perdarahan antepartum
2) Preeklampsia berat/eklampsia
o Dilatasi serviks
o Letak janin
o Kondisi ketuban
2. Kontraksi uterus: kekuatan, frekuensi, durasi
Catat dengan jelas semua hasil pemeriksaan berikut nama tenaga
kesehatan dan jam pemeriksaan terakhir.
Adapun rujukan sebaiknya tidak dilakukan bila: (4)
RUJUKAN TERENCANA
Perencanaan yang baik, harus mengandung komponen-komponen sebagai
berikut : (6)
Komponen waktu : rencana itu harus dibuat sejak ibu mulai mengandung
melalui kegiatan KIE yang konsisten
: Skor = 2
: Skor = 6-10
pencegahan
proaktif
terhadap
kemungkinan
komplikasi persalinan.
Ibu dirujuk menjelang aterm (near aterm), 38 minggu atau lebih,
belum ada tanda-tanda persalinan dan belum ada komplikasi
2. Rujukan Tepat Waktu ( RTW )
RTW adalah suatu rujukan yang harus segara dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi.
Batasan RTW
5
Persyaratan RTW
RTW hanya akan berhasil bila didukung dengan empat syarat yang bisa
mencegah terjadinya 4 Terlambat, yaitu :
1) Pengenalan dini adanya tanda bahaya/ masalah/ faktor risiko, melalui
skrining antenatal proaktif yang akrab antara provider
dan klien,
Status Risiko
Kelompok I
Faktor Risiko
1. Primi muda
Gambaran
Jenis Rujukan
Klinis
APGO
AGO
AGDO
RTW
2. Primi tua
3. Primi tua sekunder
4. Anak terkecil < 2 tahun
5. Grande multi
6. Umur 35 tahun
7. Tinggi badan 145 cm
8. Riwayat Obstet buruk
9. Persalinan yang lalu
Kelompok II
10. Bekas SC
11. Penyakit ibu
12. Preeklampsia Ringan
13. Gemelli
14. Hidramnion
15. IUFD
16. Hamil Serotinus
17. Letak Lintang
Kelompok III
KEHAMILA
N
RR
RT
RST
KOMPLIKASI
OBSTETRI
Perdarahan Post Partum
Retensio Plasenta
Partus Lama dan Infeksi
KOMPLIKASI
OBSTETRI
DINI
LANJUT
RTW
RUJUKAN
TERLAMBAT
neonatal mengacu pada prinsip utama yaitu kecepatan dan ketepatan tindakan
efisien, efektif dan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan fasilitas
pelayanan. Status kedaruratan yang dialami pasien menjadikan ketergantungan
terhadap petugas kesehatan meningkat, sehingga upaya pertolongan berkaitan
erat dengan ketersediaan SDM sesuai kompetensinya, prosedur penerimaan
dan fasilitas penerimaan emergensi agar tidak terjadi penolakan atau
perujukan.
Kedaruratan
obstetri
umumnya
gagal
ditangani
karena
Dengan kata lain, rujukan harus dilakukan pada keadaan ibu dan anak
masih baik dan rujukan yang dilakukan seharusnya pada saat kehamilan bukan
saat persalinan, sehingga tujuan sistem rujukan tercapai. Selain itu, tujuan
utama sistem rujukan obstetri yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas
dan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil, sehingga kesehatan ibu hamil dan
bersalin mencapai tingkat optimal. Sistem rujukan obstetri merupakan salah
satu bagian dari upaya kesehatan yang termasuk dalam ruang lingkup sistem
kesehatan nasional yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
Sistem rujukan obstetri merupakan salah satu elemen penting dalam
kesuksesan program safe Motherhood, apabila sistem rujukan telah terlaksana
dengan baik maka angka kematian ibu di Indonesia juga menurun. Sistem
rujukan berperan penting dalam pencapaian sistem kesehatan, apabila sistem
rujukan tersedia dengan baik dan terjangkau oleh masyarakat maka taraf
kesehatan masyarakat akan meningkatkan. (5, 6, 9, 10)
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
sistem rujukan dapat tercapai apabila dilakukan rujukan terencana yaitu
rujukan secara dini dan tepat waktu. Rujukan terencana merupakan upaya
pencegahan secara proaktif terhadap komplikasi persalinan dan perencanaan
persalinan yang aman. Hal ini sesuai juga dengan beberapa penelitian lain
yang menyatakan bahwa ibu hamil dengan komplikasi diperlukan pemantauan
dan perawatan ke unit kesehatan yang lebih lengkap dan lebih baik, sehingga
dapat disimpulkan bahwa rujukan obstetri perlu dilakukan pada ibu dengan
komplikasi selama kehamilan agar tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut,
baik pada ibu maupun bayinya. (5, 11)
10
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
11
5.
Fauzia
Laili.
GIN,
Herry
Garna.
Hubungan
Faktor
Risiko
7.
8.
Gufria
Irasanty.
Keterlambatan
Rujukan
MH,
Mubasysyir
Maternal
Di
Hasanbasri.
Kabupaten
Pencegahan
Majene.
Jurnal
10.
11.
12