Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Agus Hendrayady1
ABSTRACT
Pendahuluan
Reformasi di Indonesia sedang berada
dalam suatu gelombang yang cukup besar.
Tantangan akan adanya perubahan dan kritik
datang bertubi-tubi. Selama lebih dari dua
belas tahun setelah Presiden Soeharto jatuh,
pucuk pimpinan pemerintahan di Indonesia
telah lima kali berganti dengan Soesilo
Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat untuk
yang kedua kalinya dengan Wakil Presiden yang
berbeda.
Kelemahan-kelemahan yang masih ada
terutama pada posisi atau peran administrasi
publik dalam proses pengelolaan pemerintahan. Pengelolaan pemerintahan masih kental terpengaruh oleh pendekatan bisnis daripada sebagai fungsi pelayanan publik. Hal ini
diakibatkan sejak dahulu administrasi publik
di Indonesia tidak mendapat posisi yang signifikan dalam proses pengelolaan pemerintahan, administrasi publik di Indonesia hanya
dipandang sebagai urusan kesekretariatan
1.
Penulis Adalah Dosen FISIP UMRAH Tanjungpinang. Saat ini menjabat sebagai PD I
108
na lain yang tidak punya keahlian di bidang
administrasi publik menduduki jabatan-jabatan
lain di luar profesinya. Sebab itu tidak heran
jika banyak fungsi pelayanan dan tugas-tugas
publik lainnya ditangani secara tidak profesional, dengan organisasi dan prosedur yang centang-perenang. Karena itu, ketika pemerintah
menghadapi kesulitan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya, tidak terdapat aturan
main yang tepat dan baku untuk menanganinya. Satu-satunya yang dapat diandalkan adalah ketangguhan pribadi presiden dan wakil
presiden dan legitimasi politik yang diperoleh
sebagai hasil dari pilihan rakyat secara langsung.
Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
dalam tulisan ini, yaitu (1) Pengertian Reformasi; (2) Reformasi Administrasi Publik; (3)
Strategi Reformasi Administrasi Publik.
Reformasi
Kata reformasi berasal dari kata bahasa
asing reformation (Inggris) atau reformatie
(Belanda). Kata dasar reformation berasal dari
kata reform, yang berarti membentuk kembali.
Reform berasal dari kata form, yang berarti
bentuk atau membentuk.
Konsepsi dasar reformasi adalah melakukan perubahan, perbaikan, penataan dan
pengaturan secara komprehensif dan sistematik terhadap banyak hal, terutama yang berkaitan dengan pimpinan dan kepemimpinan,
serta sistem bernegara, berorganisasi dan berpemerintahan.
Reformasi diartikan sebagai proses perubahan dari kondisi lama menuju kondisi baru
yang dikehendaki (Abidin, 2006:17). Sedangkan menurut pendapat Wibawa (2005:207208) adalah gerakan untuk mengubah bentuk
dan perilaku suatu tatanan, karena tatanan
tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai
kebutuhan zaman baik karena tidak efisien,
tidak bersih, tidak demokratis, dll. Menurut Hidayat (2007:1), reformasi adalah perbaikan
atau perubahan bentuk.
109
ngat berguna di dalam memahami karakteristik dan masalah reformasi.
Secara umum tujuan reformasi administrasi publik diklasifikasikan ke dalam 6 kelompok, 3 bersifat intra-administrasi yang ditujukan untuk menyempurnakan administrasi internal, dan 3 lagi berkenaan dengan peran
masyarakat di dalam sistem administrasi.
Tiga tujuan internal reformasi administrasi
publik adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi administrasi, dalam arti penghematan uang, yang dapat dicapai melalui
penyederhanaan formulir, perubahan
prosedur, penghitungan duplikasi dan
kegiatan organisasi metode yang lain.
2. Penghapusan kelemahan atau penyakit
administrasi seperti korupsi, pilih kasih dan
sistem teman dalam sistem politik dan lainlain.
3. Pengenalan dan penggalakan sistem merit,
pemakaian PPBS, pemrosesan data
melalui sistem informasi yang otomatis,
peningkatan penggunaan pengetahuan
ilmiah dan lain-lain.
Sedangkan 3 tujuan lain yang berkaitan
dengan masyarakat adalah :
1. Menyesuaikan sistem administrasi terhadap meningkatnya keluhan masyarakat.
2. Mengubah pembagian pekerjaan antara
sistem administrasi dan sistem politik,
seperti misalnya meningkatkan otonomi
profesional dari sistem administrasi dan
meningkatkan pengaruhnya pada suatu
kebijakan.
3. Mengubah hubungan antara sistem administrasi dan penduduk, misalnya melalui
relokasi pusat-pusat kekuasaan (sentralisasi versus desentralisasi, demokratisasi dan
lain-lain).
Strategi Reformasi Administrasi Publik
Pada awalnya, konsep strategi digunakan
dalam kalangan militer, yang diartikan sebagai
seni memenangkan peperangan melawan
110
musuh dengan pemanfaatan kekuatan yang
dimiliki secara maksimal. Reformasi administrasi publik pun berkaitan erat dengan pengertian strategi, karena pada hakekatnya reformasi administrasi publik merupakan aktivtas untuk meningkatkan kemampuan memenangkan peperangan melawan ketidakberesan
administrasi dan beberapa jenis penyakit administrasi yang lain yang banyak dijumpai di
kebanyakan negara sedang berkembang.
Berbicara tentang strategi reformasi
administrasi publik pada dasarnya sangat
beragam dalam ruang lingkupnya, mulai dari
yang paling luas, sampai yang paling sempit.
Fokus strategi reformasi administrasi publik
yang komprehensif adalah pada keseluruhan
perangkat administrasi pemerintah, buka pada
satu instansi khusus maupun pada satu
prosedur tertentu. Dengan kata lain, perubahan
atau inovasi yang dilakukan ialah pada seluruh
jajaran birokrasi pemerintah, dan bukanlah
yang bersifat bagian per bagian. Ini artinya
bahwa apabila reformasi administrasi publik
dilaksanakan secara komprehensif, maka
harus didasarkan pada pertimbangan yang
masak dengan memperhatikan faktor waktu,
personel dan keuangan. Konsekuensi logisnya
ialah bahwa reformasi administrasi publik yang
komprehensif hanya dilakukan secara berkala
saja, jika kondisi umum memungkinkan.
Strategi reformasi terhadap administrasi
reformasi menurut Abidin (2006:27) dapat
dilakukan melalui :
1. Peningkatan kemampuan birokrasi agar
mampu mewujudkan kebijakan-kebijakan
yang normatif menjadi kenyataan di lapangan. Hal ini dapat dilakukan melalui
perbaikan institusi publik, perbaikan prosedur pelayanan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparatur.
2. Perbaikan prosedur dan tata laksana
pengelolaan kekayaan negara dengan
mendahulukan kepentingan publik, keselamatan kekayaan negara dan kebenaran
secara hukum.
111
merupakan permasalahan yang pelik, hal
ini diawali dari munculnya angka kelebihan
pegawai sehingga terkadang tidak diperlukan oleh organisasi, disisi lain kita mengalami kekurangan pegawai yang kompetensinya dibutuhkan organisasi.
Disisi lain, rasio sumber daya manusia
aparatur jika dibandingkan dengan jumlah
masyarakat sangat tidak seimbang, disamping tingkat pendidikan dan pelatihan
pada masing-masing jenjang jabatan, keterampilan, prasarana dan sarana kerja
yang tersedia serta tingkat kesejahteraan.
Hal lain adalah berhubung dengan sempitnya lapangan kerja dan rendahnya
pendapatan masyarakat serta pengaruh
budaya masa lampau yang feodalistis, banyak aparat daerah yang lebih menghayati
dirinya sebagai pejabat daripada pelayan
publik.
Pelayanan lebih dihayati sebagai pekerjaan bisnis, karena itu pelayanan yang
diberikan dianggap sebagai pengadaan
barang atau jasa yang harus dibayar oleh
rakyat. Sebaliknya, rakyat juga masih merasa berkewajiban untuk membayar harga
dari pelayanan yang diterima. Kondisi
aparatur yang demikian menjadi lebih
berkembang dengan maraknya pemekaran daerah-daerah baru yang pendapatan daerahnya belum mampu menutupi
anggaran rutin. Karena itu kesejahteraan
aparatur daerah diserahkan pada inisiatif
masing-masing
Strategi-strategi yang ada ini hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh sehingga kita jangan sampai melaksanakan reformasi sekedarnya dan lebih
cenderung bersifat status quo, tetapi reformasi yang menyeluruh tanpa mendapat
pengaruh dominan dari luar.
Penutup
Bertolak dari paparan sebelumnya, maka
112
berikut ini akan penulis kemukakan kesimpulan, yaitu :
1. Reformasi administrasi publik merupakan
suatu upaya perubahan yang dilakukan
secara sadar dan terencana dari segala
aspek kehidupan terutama aspek penyelenggaraan administrasi negara sehingga
dapat mencapai tujuan secara rasional.
Oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan reformasi ini tidaklah da-
113
Daftar Pustaka