PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.
Protein merupakan makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel dan menyusun
lebih dari setengah berat kering pada hampir semua organism. Ribuan protein yang
terdapat di dalam tubuh manusia melakukan berbagai fungsi yang sangat banyak. Fungsi
ini mencakup pekerjaan sebagai pembawa vitamin, oksigen, dan karbokdioksida,
ditambah peranan structural, kinetik, katalik, serta pengiriman sinyal.
Fungsinya terutama ialah sebagai unsure pembentukan struktur sel, misalnya
dalam rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung, membrane sel, dan lain lain. Selain
itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan
sebagai katalis segala proses biokimia dalam sel. Protein aktif selain enzim, yaitu
hormone, pembawa O2 (hemoglobin), protein yang terikat pada gen, toksin,
antibody/antigen, dan lain-lain.
Proses kimia di dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,
suatu protein yang berungsi sebagai biokatalis. Tubuh kita memperoleh protein dari
makanan yang kita makan, baik hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari
hewan disebut protein hewani sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan diosebut
protein nabati. Tumbuhan membentuk protein dari CO 2, H2O dan senyawa nitrogen.
Hewan-hewan herbivore mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Contoh
makanan sumber protein adalah ikan, beras, kacang, keelai, gandum, susu, telur, daging
dan buah.
3. Terdapatnya ikatan kimia lain, yang menyebabkan terbentuknya lengkunganlengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi protein. Sebagai contoh
misalnya ikatan hydrogen, ikatan hidrofob (ikatan apolar), ikatan ion atau
elektrostatik dan ikatan Van der Waals.
4. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi temperature,
medium pelarut organic, dan deterjen.
5. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, disebabkan terdapatnya gugus samping yang
reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
Berbagai macam gugus samping yang biasa terdapat ialah gugus kation, anion,
hidroksil aromatic, hidroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus hetero siklik.
1.1.2. Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam
amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom
karbon dari posisi gugus COOH.
Rumus umm asam amino :
Reaksi asam amino terpenting adalah pembentukan ikatan peptide. Pada
prinsipnya, pembentukan ikatan peptide melibatkan pengeluaran 1 mol air di antara
gugus -amino asam amino yang satu dengan gugus -karboksil asam amino kedua.
Meskipun demikian, reaksi ini tidak berlangsung sebagaimana tertulis karena
konstanta kesetimbangan sangat mendukung hidrolisis ikatan peptide. Untuk
mensintesis ikatan epeptida, gugus karboksil pertama-tama harus diaktifkan. Secara
kimia, pengaktifan ini melibatkan kondensasi awal dengan ATP yang membentuk
aminoasiladenilat.
Sifat-sifat asam amino
Asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organic non polar
menstabilkan Kristal.
Kode genetic menentukan spesifisitas 20 asam L--Amino
Asam amino tambahan terdapat dalam protein khusus.
Hanya asam L--Amino yang terdapat di dalam protein.
Asam amino merupakan elektrolit dengan kekuatan asam lemah.
1. Glisis
Merupakan asam amino yang paling sederhana dan terdapat pada skleroprotein. Glisin
juga ditemukan dari hasil hasil hidrolisis gelatin.
2. Alanin
Semua asam amino kecuali glisis dianggap sebagai derivate alanin. Alanin diperoleh dari
hasil hidrolisis fibroin, yaitu protein sutera.
3. Valin, Leusin, dan Isoleusin
Ketiga asam amino ini mempunyai gugus R bercabang dan mempunyai sifat kimia yang
hamper sama. Leusin dan Isoleusin sukar dipisahkan. Asam-asam amino ini termasuk asam
amino essensial.
4. Prolin
Merupakan asam amino heterosiklik yang dapat diperoleh dari hasil hidrolisis kasein.
Kolagen banyak mengandung prolin dan hidrosiprolin.
5. Fenilalanin
Asam amino ini mempunyai gugus R aromatic yang tidak dapat disintesis tubuh.
6. Tirosin
Molekul asam amino ini mempunyai gugus fenol dan bersifat lemah. Tirosin dapat
diperoleh dari kasein yang terdapat dalam keju.
7. Triptofan
Salah satu asam amino heterosiklik yang mula-mula diperoleh dari hasil pencernaan
kasein oleh cairan pancreas.
8. Serin
Merupakan asam amino yang mempunyai gugus alcohol dan dapat diperoleh dari hasil
hidrolisis gelatin yang terdapat padasutera alam.
9. Treonin
Homolog yang lebih besar dari serin dan termasuk dalam golongan asam amino essensial.
Treonin diisolasi dari hasil hidrolisis fibrin darah.
10. Sistein
Molekul asam amino ini mengandung gugus sulihidril (-SH) yang cukup relative
terutama pada proses dihidrogenasi. Dua molekul sistein yang beroksidasi akan membentuk
sistein.
11. Metionin
Diperoleh dari hidrolisis kasein dan merupakan asam amino essensial. Metionin
berfungsi sebagai donor gugus metal.
12. Glutamin.
Suatu amida yang terdapat dalam gliadin, yaitu protein pada tumbuhan.
13. Asparagin
Terdapat pada konglutin dan legumin yaitu protein pada tumbuhan.
14. Asam glutamat dan aspartat
Diperoleh masing-masing dari aspargin. Gugus amida yang terdapat dalam molekul
glutamine dan asparagin dapat diubah menjadi gugus karboksilat melalui proses hidrolisis
dengan asam atau basa.
15. Lisin
Asam amino yang bersifat basa karena gugus NH2 lebih dari satu, artinya pada rantai
samping terdapat pula gugus NH2. Asam ini mula-mla diisolasi dari hidrolisis kasein.
16. Arginin
Pertama kali diisolasi dalam bentuk garam perak (argentum) dari hasil hidrolisis tanduk
pada tahun 1895. Arginin mempunyai sifat basa.
17. Histidin
Diperoleh dari hasil hidrolisis protein yang terdapat pada sperma suatu jenis ikan (kaviar)
dan juga dari protein jaringan (histion = jaringan). Asam amino mempunyai sifat basa.
Disamping asam amino yang tersimpan dalam bentuk protein adapula yang tidak terdapat
dalam bentuk protein. Asam-asam amino yang terdapat dalam tubuh kita merupakan zat
perantara dalam proses metabolisme atau merupakan bentuk hormone, dan beberapa di
antaranya berfungsi sebagai antibiotika. Beberapa contoh yang tidak terdapat dalam bentuk
protein antara lain : ornitin, homositein, sitrulin, dan 3,4-dihidroksi fenilalanin.
terdispersi dan medium atau pelarutnya. Besar kecilnya partikel tergantung pada
besar bobot molekul protein.
1.1.4. Penggolongan Protein
Berdasarkan sifat kelarutannya
Karena banyaknya jenis protein di alam dan rumitnya struktur kimiawinya, maka
tidak mudah menggolongkan jenis protein secara mutlak seperti kelompok senyawa
kimiawi lain yang lebih sederhana. Oleh sebab itu ada usaha mengklasifikasi protein
berdasarkan sifat fisiko-kimiawinya terutawa sifat kelarutannya. Menurut cara
pengelompokan ini maka kelompok protein sederhana adalah sebagai berikut :
a. Albumin
Protein yang dapat larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas.
b. Globulin
Protein yang sukar larut dalam air murni, tetapi larut dalam asam netral misalnya
larutan NaDl encer. Juga terkoagulasi oleh panas.
c. Prolamin
Protein yang larut dalam etanol 70% - 80%, tidak larut dalam air, larutan garam
ataupun etanol murni.
d. Glutelin
Protein yang tidak larut dalam air, larutan garam atau etanol, tetapi dapat larut dalam
larutan alkalis atau asam encer.
e. Scleroprotein
Protein yang tidak larut dalam air, larutan garam encer dan pelarut organic.
f. Histone
Protein yang bersifat alkalis (basa) dan larut dalam air.
g. Protamine
Protein yang bersifat basa seperti histon, tidak mengandung tirosin dan triptofan
tetapi mengandung banyak arginin sehingga kadar nitrogennya antara 25% - 30%.
Berdasarkan bentuk
1. Protein sederhana yang hanya terdiri dari molekul asam amino saja.
Protein sederhana ini dapat digolongkan lagi menjadi 2 bagian menurut bentuk
molekulnya :
a. Protein globular
Protein globular merupakan protein protein biologis aktif yang
umum dalam system kehidupan. Protein ini berbentuk bulat, kompak dan
larut dalam air. Penyusun protein globular adalah rantai polipeptida
berlipat dengan gugus R poar pada sebelah luar dan gugus R hidrofob
pada sebelah dalam molekul protein. Kelompok protein globular yang
umum dikenal adalah albumin, globulin, histon dan protamin.
Albumin merupakan protein polar dan dapat terkoagulasi oleh
panas. Albumin ini banyak terdapat dalam serum darah dan bagian putih
telur. Globulin merupakan protein non polar tetapi dapat larut dalam
larutan garam netral. Globulin banyak terdapat pada serum darah, jaringan
otot dan lain-lain. Histon merupakan senyawa polar dan bersifat basa.
Umunya terdapat pada jaringan kelenjar pancreas. Sedangkan protamin
merupakan protein yang memiliki sifat basa yang banyak terdapat dalam
sel sperma ikan.
b. Protein serat.
Protein serat mempunyai konformasi yang terikat silang secara
lateral oleh beberapa jenia ikatan. Protein dengan konformasi ini sering
dimanfaatkan sebagai elemem structural jaringan karena mempunyau sifat
fisik kuat dan tak larut dalam air. Contoh protein serat adalah kolagen,
alfa-keratin, dan sutera.
Ciri khas protein serat adalah memiliki beberapa rantai polipeptida
yang dihubungkan oleh berbagai ikatan silang; konfigurasi alfa heliks
pada keratin; lembaran berlipat parallel dan anti parallel pada protein
sutera alam; heliks tripel pada kolagen sifat imum protein ini adalah tidak
larut dalam air dan sukar didegradasi oleh enzim.
Struktur keratin dapat berubah menjadi lembaran berlipat paralel
(-keratin) bila dipanaskan. Hal ini terjadi karena ikatan hydrogen yang
menunjang struktur alfa heliks terputus. Protein keratin banyak terdapat
dalam bulu domba, sutera alam, rambut, kuku, dan sebagainya. Struktur
kolagen dapat juga diubah melalui reaksi pemanasan. Selain menjadi
gelatin. Jenin protein kolagen terdapat dalam jaringan elastic.
2. Protein gabungan
Protein gabungan atau disebut juga protein konjugasi adalah protein yang
berikatan dengan senyawa non protein (gugus protetik) seperti :
tembaga, seng)
Chromoprotein : protein yang mengandung logam yang dapat
berwarna.
Fosfo-protein : protein yang mengandung asam fosfat.
Struktur primer protein adalah struktur kovalen dan urutan sederhana residu asam amino
dalam rantai polipeptida. Ikatan peptide dalam rantai polipeptida tersebut adalah ikatan
amida antara gugus karbonil satu asam amino dengan yang lain. Struktur kovalen ini
berbentuk kinier disesuaikan dengan 20 jenis asam amino yang menyusun protein.
Gambaaaaaaaaaaaar
Struktur primer berkaitan dengan identitas, jumlah relative dan rangkaian urutan asam
amino yang ada dalam rantai [olipeptida seperti struktur protein sederhana yang telah
dijelaskan sebelumnya. Struktur ini ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam
amino yang berurutan yang memberikan ikatan peptida. Urutan, macam, dan jumlah
asam amino yang membentuk rantai polipeptida adalah struktur primer protein.
b. Struktur sekunder
Struktur sekunder berkaitan dengan kemampuan tulang punggung rantai
polipeptida yang distabilkan oleh ikatan hydrogen. Struktur sekunder terjadi karena itan
hydrogen (H) antara atom O dari gugus karbonil (C=O) dengan atom H dari gugus amino
(N-H). Tiga jenis struktur sekunder adalah -heliks, -pleated sheets paralel dan pleated sheets anti-paralel.
Bila ikatan H-na terjadi dalam satu rantai polipeptida, maka struktur sekundernya
disebut struktur -heliks. Dan bila ikatan H terjadi antara rantai polipeptida yang berbeda,
maka struktur sekundernya adalah konformasi beta yang dihubungkan oleh ikatan H yang
bersilangan sehingga membentuk struktur lembaran berlipat-lipat ( pleated sheets).
Kedua rantai polipeptida searah akan membentuk struktur parallel dan sebaliknya
antiparalel.
Gambaaaaaaaaaaaaar
c. Struktur tersier
Struktur tersier berhubungan dengan struktur tiga dimensi dari molekul protein,
termasuk orientasi gugus prostetiknya. Struktur ini terbentuk karena elipatan (folding)
antara rantai alfa heliks, konformasi beta, maupun gulungan polipeptida, membentuk
protein globular. Kemantapan struktur tersier protein ditentukan oleh ikatan kovalen
peptide dan disulfide, juga ikatan non kovalen antara gugus rantai samping poipeptida.
Ada beberapa jenis ikatan dan interaksi yang bekerja mempertahankan struktur ini ,
yaitu : iatan ionik (A), ikatan Hidrogen (B), interaksi hidrofobik (C), dan iatan disulfide
(D). Jenis ikatan dan interaksi tersebutdapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Ga,baaaaaaaaarr
d. Struktur kuartener
Struktur kuartener berkaitan dengan molekul yang tersusun dari 2 atau lebih rantai
polipeptida (dimer, trimer, tetra, dan sebagainya) dipegang bersama oleh berbagai
interaksi gaya non kovalen antara rantai-rantai tunggal. Struktur kuartener ini
menujukkan derajat persekutuan unit-unit protein. Sebagian besar protein globular
memiliki beberapa rantai polipeptida terpisah. Rantai polipeptida ini saling berinteraksi
membentuk persekutuan.
Gambaaaar
Tiga struktur pertama dapat berada pada semua protein, sedangkan struktur
keempat tidak pada semua protein. Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur protein
adalah : ikatan peptide yang terletak pada satu bidang datar; rotasi sumbu C-C; dan gugus
samping asam amino (gugus R).
Berdasarkan fungsi biologisnya
a. Enzim, merupakan golongan protein yang tersebar dan terpenting. Fungsi sebagai
biokatalisator. Contoh :
Heksokinase, fungsi untuk fosforilasi glukosa.
Sitokrom c, fungsi untuk transfer enzim.
DNA Polimerase, fungsi untuk replikasi dan repair DNA.
b. Protein cadangan, sebagai bahan cadangan untuk metabolisme. Contoh :
Ovalbumin, merupakan protein putih telur.
Kasein, merupakan protein susu.
Feritin, merupakan cadangan besi dalam empedu.
c. Protein transport, berperan mengiat molekul tertentu dan mengangkut berbagai macam
zat melalui aliran darah. Contoh :
Hemoglobin, fungsi untuk transport O2 dalam darah vertebrata.
Mioglobin, fungsi untuk transport O2 dalam sel-sel otot.
Serum albumin, fungsi untuk transport asam lemak dalam darah.
d. Protein kontraktil, berperan dalam proses gerak. Contoh :
Miosin, merupakan filament-filament tebal dalam myofibril.
Aktin, merupakan filament-filament tipis dalam myofibril.
Percobaan kadar N
Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2, dalam tabung
reaksi dengan larutan protein dipanaskan. Keluarlah ammoniak dan amina.
Reaksi Xantoprotein
Reaksi pada uji Xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzena
yang terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin
benzene (tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat,
maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berupah menjadi kuning
sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa
akan terionisasi dan warnanya berubah menjadi jingga.
Reaksi Heller
Reaksi pada uji heller ini dapat digunakan untuk menentukan
adanya protein secara kualitatif dan cepat. Protein akan terkoagulasi
dengan adanya asam kuat atau akibat panas. Lapisan pertemuan kedua
cairan terbentuk presipitasi berwarna putih yang menunjkkan hasil positif.
b. Pengendapan protein
Percobaan logam berat dalam protein
Logam berat akan mendenaturasikan dan mengendapkan protein.
Peristiwa itu terjadi bila berbagai gugus dipermukaan protein bermuatan
negative, sehingga terbentuk garam dengan kation logam berat. Jumlah
protein yang diendapkan sebanding dengan jumlah lgam berat yang
protein.
Pengendapan protein oleh garam-garam anorganik
Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbedabeda dari pada penambahan garam tersebut pada kelarutan beberapa
protein globular. Proses ini disebut salting-in, dan tidak dipengaruhi oleh
sifat garam netral, tergantung pada konsentrasi dan jumlah muatan ionnya
dalam larutan. Dalam proses ini garam divalent seperti MgCl2 dan
MgSO4 lebih efektif dari pada garam monovalen seperti NaCl, NH4Cl,
dan KCl.
Efek salting-in disebabkan oleh perubahan kecenderungan
berdisosiasi gugus-gugus dalam protein. Bila konsentrasi garam netral
BAB II
METODE KERJA
1. Uji Biuret
Prosedur :
Sampel yang di uji ( albumin , kasein , pepton , gelatin, air liur ) sebanyak
2 ml, dimasukan ke dalam tabung reaksi , di tambahkan 2 Ml natrium hidroksida
10%, kemudian ditambahkan larutan tembaga sulfat ( CuSO4) 0.1%.
Dihomogenkan. Amati warna larutan yang terbentuk ! hasil positif di tandai
dengan warna lembayung atau ungu
2. Uji Millon
3. Uji Xantoprotein
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi , pipet tetes , susu, putih telur , gelatin , reagen.
Prosedur :
Sampel yang akan diuji ( susu , putih telur , gelatin ) sebanyak 2 Ml ,
dimasukkan kedalam tabung reaksi , ditambahkan 1 ml asam nitrit pekat hatihati, amati endapan putih yang terbentuk ! Panaskan dengan hari-hari selama 1
menit , ingga terjadi perubahan warna. Dinginkan dengan air kran . Tambahkan
larutan natrium hidroksida ( NaOH 10% ) beberapa tetes . Amati perubahan warna
. Hasil positif ditandai dengan warna kuning hingga jingga .
4. Uji Heller
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi , pipet tetes , susu, putih telur , air liur encer , reagen.
Prosedur :
Dimasukan kedalam tabung reaksi 3ml asam nitrat pekat , ditambahkan melalu i
diding tabung secara berlahan sampel yang akan di uji (susu, putih telur , air liur encer )
sebanyak 2 ml . Amati terjadinya presipitasi pada pertemuan kedua cairan . Hasil positif
ditandai dengan presipitasi putih.
Prosedur :
Sampel yang akan diuji ( susu , putih telur , gelatin ) sebanyak 2 ml dimasukkan
kedalam tabung reaksi , didihkan dalam penangas . Amati terjadinya endapan . Bagi
tabung yang terbentuk endapan , tambahkan 5 tetes asam asetat. Amati perubahan yang
terjadi
Prosedur :
Siapkan 3 tabung rteaksi , masing-masing diisi sampel yang akan diuji ( susu ,
putih telur, gelatin) sebanyak 2 ml . Masing-masing tabung ditambhkan beberaoa tetes Pb
asetat 10%. Amati perubahan yang terjadi . Lakukan hal yang sama pada semua sampel
dengan menambahkan copper sulfate.
Prosedur :
Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. Sampel yang akan diuji ( susu ,
putih telur dan gelatin ) dimasukan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. tambahkan 2
ml ( NH4)2SO4 . Amati terjadinya endapan. Pisahkan endapan dengan menyaring dengan
menggunakan kertas saring. Lakukan uji biuret dan millon pada fitrat dan endapan .
Amati perubahan yang terjadi !
-Gelatin
Monohidroksi benzen: Tidak ada endapan
Albumin
: Terbentuk
+
Mohohirdoksi
benzen endapan merah
Air
liur
: Terbentuk
+
Mohohirdoksi
benzen endapan merah
Mohohirdoksi
benzen
Kasein
: Terbentuk
8. +
Uji
Denaturasi
Protein endapan merah
Alat dan Bahan :
Tabung reaksi , pipet tetes , susu , putih telur , minyak , larutan pati reagen
Prosedur :
Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. Sampel yang akan di uji ( susu,
putih telur , larutan pati ,minyak ) di masukan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 Ml .
Tambahkan 2 ml alcohol. Amati endapan yang terbentuk . Sampel yang akan terbentuk
endapan disaring . Fitrat dan endapan dilakukan uji biuret . Lakukan hal yang sama pada
semua sampel , dimana alcohol diganti dengan asam asetart, NaOH , buffer asetat 1 M ,
pemanasan dengan air mendidih m penambahan detergen dan penguncangan intensif
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1. Hasil pengamatan analisis Protein
Reaksi Uji
Uji Biuret
Hasil Pengamatan
-
Kesimpulan
Uji Milon
Xantoprotein
endapan jingga
-
Uji Heller
Uji Koagulasi
Panas
Pb Asetat
-
Susu : mengendap
Gelatin : keruh
(+)
(-)
Uji
Pengendapan
Protein dengan
(+)
Copper Sulfate
Logam Berat
-
Susu : mengendap
(+)
(-)
(+)
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik
Tabung
Sampel + ( NH4)2SO4
Susu
Putih telur
Gelatin
Ada
Ada
Tidak ada
Ungu (+)
Ungu (+)
Uji Millon :
Filtrat
Endapan
(+)
(+)
(+)
(+)
Penambahan Alkohol
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
Filtrat
Penambahan asam asetat
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
filtrat
Penambahan NaOH
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
filtrat
Penambahan buffer asetat
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
filtrat
Penambahan air mendidih
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
Filtrate
Penambahan deterjen
Endapan / tidak
Uji Milon
Endapan
filtrat
Penambahan gunjangan
Endapan / tidak
Uji Milon
Susu
Putih telur
Minyak
Larutan pati
Endapan
filtrat
BAB IV
PEMBAHASAN
Uji Biuret
Pada percobaan biuret, tabung yang berisi albumin, kasein, gelatin
dan air liur ditambahkan masing-masing natrium hidroksida kemudian
ditambahkan larutan tembaga sulfat (CuS04) memberikan hasil positif. Hal
ini terjadi karena biuret bereaksi dengan membentuk senyawa kompleks Cu
dengan gugus -CO dan -NH pada asam amino dalam protein. Ion Cu2+ (dari
pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau
ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah
ikatan peptide atau lebih.
Uji Millon
Pada percobaan millon, tabung yang berisi susu, putih telur,
gelatin, dan air liur ditambahkan pereaksi millon, setelah dipanasi hasilnya
pada susu, putih telur dan air liur menunjukkan hasil yang positif
sedangkan gelatin tidak. Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam
merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Dalam prosesnya asam amino
direaksikan dengan reagen tersebut kemudian dipanaskan,
hasil yang
diperoleh dari pemanasan ini, pada asam amino tyrosin terjadi perubahan
yaitu terdapat endapan merah bata, warna ini dimungkinkan adalah garam
merkuri dari pada tyrosin yang tenitrasi.
Hal ini dikarenakan struktur tyrosin mengandung gugus hidroksil
fenil. Pada protein albumin, dalam reaksinya juga terjadi perubahan yaitu
terdapat gumpalan seperti endapan yang berwarna merah muda namun
larutannya bening, hal ini dikarenakan pada albumin terdapat tyrosin yang
mengandung gugus hidroksil fenil. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa albumin dan tyrosin merupakan reaksi positif terhadap uji millon.
Namun, beberapa asam amino yaitu alanin, glisin, valin, prolin, asam
glutamate, glutamine, tryptopan dan arginin ketika direaksikan dengan
Uji Xantoprotein
Pada percobaan Xantoprotein, tabung yang berisi susu, putih telur
dan gelatin ditambahkan masing-masing asam nitrit, setelah dipanaskan
dan didinginkan dengan air keran ditambahkan larutan natrium hidroksida
(NaOH 10%). Pada susu dan putih telur memberikan hasil positif dengan
terbentuknya endapan dan warnanya menjadi jingga. Hal ini disebabkan
karena pada putih telur dan susu terdapat asam amino ( fenilalanin, tirosin
dan triptofan) yang mempunyai cincin benzena.
Inti benzena dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan
turunan
nitrobenzena.
Fenilalanin,
Tirosin,
dan
Triptofan
yang
Uji Heller
Pada percobaan Heller, tabung yang berisi asam nitrat pekat
ditambahkan pada masing-masing tabung yang berisi susu, putih telur, dan
air liur encer. Ketiga larutan tersebut memberikan hasil positif dengan
didapatnya endapan berwarna putih pada larutannya. Hal ini disebabkan
karena protein akan terkoagulasi dengan adanya asam kuat. Sehingga akan
terbentuk lapisan pertemuan kedua cairan tersebut sehingga terbentuk
presipitasi atau endapan berwarna putih.
koagulasi adalah denaturasi protein akibat panas dan alcohol. Panas dapat
digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik
non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi
kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau
bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut.
Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan.
BAB V
KESIMPULAN
Pada uji Biuret, gelatin, albumin, air liur dan kasein positif terdapat ikatan
peptide.
Pada Uji Millon, albumin dan tirosin positif mengandung asam amino yang
protein.
Pada uji koagulasi panas, susu dan putih telur positif mengandung protein
Lampiran
Tugas (buku Penuntun Praktikum Biokimia)
1. Apakah yang dimaksud dengan denaturasi? Apakah yang dimaksud dengan denaturasi
irreversibel protein?
Jawab: Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein kehilangan struktur tersier dan
struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan dari beberapa senyawa, seperti
asam atau basa kuat, garam anorganik terkonsentrasi, pelarut organik (alkohol atau
kloroform), atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan
gangguan terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. Denaturasi irreversibel
protein adalah peristiwa rusaknya struktur protein dimana protein menggumpal yang
tidak dapat lagi kembali ke struktur semula.
2. Apakah yang dimaksud dengan titik isoelektrik protein?
Jawab: Titik isoelektrik protein adalah suatu nilai pH dimana protein memiliki jumlah
muatan negatif yang sama dengan jumlah muatan positifnya, atau dengan kata lain
protein bermuatan netral atau tidak bermuatan.
3. Apakah konsentrasi alkohol berpengaruh terhadap peristiwa denaturasi? Jelaskan!
Jawab: konsentrasi alkohol berpengaruh terhadap peristiwa denaturasi. Terdapat pada uji
denaturasi menggunakan pereaksi alkohol. Menuangkan susu ke dalam tabung reaksi
yang berisi alkohol, terdapat adanya endapan di dalamnya.
4. Tuliskan logam-logam berat yang menjadi pencemar utama lingkungan dan jelaskan
mengapa logam tersebut berbahaya?
Jawab: Merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Plumbum (Pb), Chromium (Cr), Cufrun(Cu), dan
Cobalt (Co) sangat berbahaya bila kadarnya yang terlarut dalam tubuh manusia cukup
tinggi atau melebihi ambang batas baku. Logam-logam berat ini bersifat sangat toxic
(beracun) yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara yaitu dari makanan,
melalui pernafasan dan penetrasi melalui kulit.
5. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotum pada
keracunan logam berat?
Jawab: Susu dapat digunakan sebagai antidotum, yang lebih dikenal sebagai penawar
racun bila orang mengalami keracunan logam berat. Di dalam susu terkandung zat yang
dikenal dengan antidotum. Antidotum ini mampu menangkap dan mengendapkan racunracun yang ada. Setelah racun terendap dan dinetralisir oleh sistem tubuh yang mendapat
kekuatan dari kandungan susu tersebut, lalu racun itu dikeluarkan melalui feses. Susu
mengandung protein yang baik dan bisa mencegah berbagai racun kimia yang masuk
kedalam tubuh.
Garam logam berat dapat mendenaturasi protein sama seperti asam atau basa.
Garam logam berat biasa mengandung Hg2+, Pb2+, Ag1+ , Cd2+ dan logam lain dengan
berat atom tinggi. Karena garam itu ionik maka dapat merusak jembatan garam pada
protein.Reaksi antara garam logam berat dan protein biasanya menghasilkan garam dari
protein dan logam berat yang tidak larut.
Reaksi yang sama digunakan sebagai prinsip antidot dari kasus keracunan logam
berat akut. Orang yang keracunan mungkin telah menelan logam berat dengan jumlah
cukup banyak. Sebagai antidot dapat digunakan protein seperti susu dan putih telur,
sehingga terjadi pengendapan garam yang beracun itu.
6. Jelaskan antioksidan alamiah yang terdapat dalam tubuh kita !
Jawab :antioksidan yang berupa enzim yaitu : superoksida dismutase (SOD), katalase,
dan glutation peroksidase. Yang berupa vitamin : vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan
karoten. Dan senyawa lainnya : flavonoid, albumin, bilirubin, serulpplasmin.