Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

TB HIV
OLEH :
AHMAD AFIF KURNIAWAN
C111 11 019

IDENTITAS PASIEN

Nama
: Ny.E
No. RM
: 74.71.71
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 57 tahun

Alamat
Pekerjaan

: Jln. Cendrawasih
: PNS/Perawat

Anamnesis
Keluhan utama

: Lemas
Anamnesis terpimpin:
Lemas dialami sejak 1 minggu yg lalu sebelum masuk rumah
sakit. Ada demam naik turun, ada batuk, ada sesak, sakit
kepala tidak ada,nyeri dada tidak ada.
Mual dan muntah tidak ada. BAB biasa, BAK kesan normal
Riwayat penyakit dahulu :

pasien merupakan rujukan dari RS. Pelamonia dengan


diagnosis B20 + TB +DM tipe 2. Riwayat Hipertensi disangkal.
Riwayat minum obat OAT ada

Pemeriksaan Fisik
KU : Sakit sedaang/gizi kurang /composmentis
Vital Sign

: Tekanan Darah =110/800 mmHg


Frekuensi nadi= 80x/m
Suhu = 36,2 C
Frekuensi napas= 26x/m
VAS=0/10
Kepala : Normochepal, tidak mudah rontok
Mata : Conjunctiva anemis (+), ikterik (-)
Telinga : tidak ada kelainan
Bibir : Kering (-)
Leher: Pembesaran KGB (-)

Thorax

I : Simetris kiri sama dengan kanan


P : Vocal fremitus kiri sama dengan kanan
P : Sonor kiri sama dengan kanan
A : BP vesiculer, BT Wh (-/-) Rh (+/+)

Jantung

I : Ictus cordis tidak tampak


P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas jantung sulit dinilai
A : BJ I/II murni reguler

Abdomen
I : datar, ikut gerak napas.
A : peristaltik normal
P : MT (-), nyeri tekan (-), pekak hepar dan lien
tidak teraba,
P : tympani
Ekstremitas : udem tidak ada

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hematologi (29 Februari 2016)


Anemia
Eritrosit

: Normositik normokrom, anisositosis,


ovalosit (+), benda inklusi (-), normoblast (-)
Leukosit : Jumlah kesan cukup, PMN>limfosit,
granulasi toksik (+), sel muda (-)
Trombosit : jumlah cukup, morfologi normal
Kesan/Saran : Anemia normositik
normokrom suspek kausa penyakit kronik
disertai leukosit dengan tanda infeksi

Pemeriksaan Kimia Darah ( 29 februari 2016)

Jenis
Pemeriks
aan
Glukosa
Sewaktu
HBA 1c

Hasil

Nilai
Rujukan

Satuan

108

80-180

mg/fL

10,0

4-6

136-145
3,5-5,1
97-111

Mmol/l
Mmol/l
Mmol/l

Elektroli
t
129
Natrium 4,6
Kalium
95
klorida

Pemeriksaan Kimia Darah (03 maret 2016)


Pemeriksa
an
Fungsi
Hati
-

Albumin

Hasil

Nilai
Rujukan

Satuan

3.2

3,5-5,0

Gr/dl

Pemeriksaan Mikrobiologi (03 maret 2016)


Pemeriksa
an
Jenis
Spesimen
Pewarnaan
BTA 1
Pewarnaan
BTA 2
Pewarnaan
BTA 3

Hasil

Nilai
Rujukan

Sputum
Negatif

Negatif

3+

Negatif

3+

Negatif

Satuan

Pemeriksaan Darah Rutin (29 februari 2016)

WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
NEU
LYMPH
MONO
EO
BASO

8.65 103/uL
2.57 106/uL
10.1 g/dL
28.1 %
109.3 fL
27.0 pg
39.3 g/dL
470 103/uL
8.24 103/uL
0.31 103/uL
0.07 103/uL
0.01 103/uL
0.02 103/uL

Pemeriksaan Radiologi (1 maret 2016)


Foto Thorax AP
Tampak bercak berawan tersebar pada kedua lapangan

paru terutama paru kanan atas, tampak garis fibrotik


pada lapangan atas paru kiri yang meetraksi hilus ke
kranial
Cor : CTI kesan normal, aorta kalsifikasi
Sinus kanan tumpul, sinus kiri dan kedua diafragma
baik
Tulang-tulang intak
Kesan : TB paru lama aktif lesi luas
Susp.Efusi pleura kanan

ASSASMENT\

- HIV infection on ART


- TB paru suspek relaps
- DM tipe 2

Planning

- IVFD NaCl 0,9% 28 tetes/menit


- Triple Adult 1 kaplet/24jam/oral
- Rifampicin450mg/24jam/oral
- ethambutol 50mg/24jam/oral
- pirazinamid 1000mg/24jam/oral
-streptomicin 250mg/24jam/oral

TINJAUAN PUSTAKA

HIV

Definisi
HIV

(Human Immunodeficiency Virus) adalah


sejenis penyakit yang menyerang sistem kekebalan
tubuh manusia dapat menimbulkan AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
adalah kumpulan gejala atau sindrom akibat
menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan
infeksi virus HIV

Epidemiologi
Lebih banyak terjadi pada kelompok usia produktif

Etiologi
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk

retrovirus

RNA

anggota

subfamili

lentivirine
Terdiri atas :

Inti (core), tersusun atas dua untaian RNA, enzim reverse


transcryptase dan beberapa jenis protein
Selubung (envelope), terdiri atas lipid dan glikoprotein

Patogenesis

CD
4

CD
4

CD
4

HUMAN
BODY CD
CD
4
4
CD
4

GANGGUAN RESPON IMUN


YANG PROGRESIF

Patogenesis
HIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan

membentuk zat antibodi, sel limfosit T4


HIV mengikat diri pada molekul CD 4 virus masuk
ke dalam target dan melepas bungkusnya, kemudian
dengan enzim reverse transcryptase, ia merubah
bentuk RNA agar dapat berganbung dengan DNA sel
target
Sehingga HIV akan menurunkan fungsi limfosit T4,
dan mengganggu fungsi kekebalan tubuh

Cara Penularan
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia,

cairan yang berpotensial mengandung HIV adalah


darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara,
yaitu : kontak seksual, kontak dengan darah atau
sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI

Gejala Klinis
Gejala mayor

Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan


Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/HIV ensefalopati

Gejala Klinis
Gejala Minor

Batuk menetap lebih dari 1 bulan


Dermattis generalisata
Herpes zoster multisegmental dan herpes zoster
berulang
Kandidiasis orofarigeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Retinitis virus Sitomegalo

Gejala Klinis
Terdiri dari fase :

Fase awal, mungkin tidak ditemukan gejala dan tanda-tanda


infeksi
Fase lanjut, penderita bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9
tahun atau lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus
dan penghancuran sel imun tubuh, enderita HIV/AIDS akan
mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran
kelenjar getah bening, diare, BB menurun, demam, batuk,
sesak
Fase akhir, terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan
berakhir pada penyakit yang disebut AIDS

Pengobatan
Pemberian

Anti Retroviral (ARV), berfungsi


menekan replikasi virus
Pemberian obat lain sesuai penyakit yang sedang
menginfeksi

Pencegahan
A (Abstinensia), tidak melakukan hubungan seks
B (Be faithful), tidak berganti-ganti pasangan seks
C (Condom), penggunaan kondom pada pasangan

yang terinfeksi HIV


D (Drugs), hindari
terlarang

penggunaan

obat-obatan

Komplikasi
AIDS (Acquired Immuno Deficiency

Syndrome)

Prognosis
Dubia

TUBERCULOSIS

PENGERTIAN
Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit

infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru


oleh Mycobacterium Tuberculosis

ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis

KLASIFIKASI
Berdasarkan organ tubuh yang terkena

Paru
Ekstra paru

Berdasarkan dahak mikroskopik

BTA positif
BTA negatif

Berdasarkan riwayat pengobatan

Kasus baru
Relaps
Default
Failure
Kasus baru

EPIDEMIOLOGI
Laki-laki > perempuan
Semakin rendah status gizi, semakin mudah

terjangkit
Dominan pada 15-29 tahun

PATOFISIOLOGI
Sumber penularan Tb Paru adalah penderita Tb

BTA+ ,Pada waktu


batuk/bersin,penderita menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk dropler
(percikan dahak)

GEJALA
Gejala sistemik/umum

Penurunan nafsau makan dan berat badam


Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan pada malam hari disertai keringat malam

Gejala Khusus

Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju


ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbukan suara mengi, suara nafas
melemah yang disertai sesak
Jika ada cairan di rongga plera (pembungkus paru-paru),
dapat disertai dengan keluhan sakit dada

TANDA
Biasanya ditemukan konsolidasi paru utamanya

pada apeks paru.


Pemeriksaan fisik paru : fokal fremitus meningkat,
perkusi redup, bunyi napas bronkovesikuler atau
adanya rhonki terutama d apeks paru
Pada lesi luas biasanya ditemukan deviasi trakea ke
sisi paru yang terinfeksi

PEMERIKSAAN DAHAK MIKROSKOPIS


S (sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat suspek

tuberkulosis datang berkunjung pertama kali


P (pagi) : dahak dikumpulkan di rumah pada pagi
hari kedua, segera setelah bangun tidur
S (sewaktu) : dikumpulkan pada hari kedua, saat
menyeahkan dahak pagi

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Thorax

Bercak berawan
Cavitas
Garis Fibrosis
Kalsifikasi

PENATALAKSANAAN
Tujuan :

Menyembuhkan pasien
Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan
Memutuslan rantai penularan
Mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT

Jenis obat utama :

INH (5 mg/kgBB/hari)
Rifampisin (10 mg/kgBB/hari)
Streptomisin (15 mg/kgBB/hari)
Etambutol (20 mg/kgBB/hari)
Pirazinamid (25 mg/kgBB/hari)

Kategori 1 : 2HRZE / 4H3R3

Penderita baru TB paru BTA positif


Penderita TB ekstra paru

Kategori 2 : 2RHZES / 1RHZE / 5RHE

Penderita kambuh, gagal terapi, dengan pengobatan setelah


lalai minum obat

Kategori 3 : 2HRZ / 4H3R3


Kategori 4 : RHZES

Pada kasus TB kronik

KOMPLIKASI
Empiema
Penumotoraks spontan
Metastasis ke organ lain

DAMPK TB TERHADAP HIV

Sistem kekebalan tubuh bertugas untuk melawan

infeksi yang menyerang tubuh. Usaha menyerang


infeksi ini dapat melemahkan sistem kekebalan, dan
menyebabkan jumah CD4 menurun, walaupun
biasanya setelah sembuh, CD-4 akan naik kembali.
Tetapi bila sistem kekebalan seseorang ODHA
(Orang Dengan HIV Aids) harus melawan infeksi
lain, serangannya terhhadap HIV berkurang. Jadi
kalau infeksi TB pada ODHA menjadi aktif, jumlah
CD-4 dapat menurun drastis.

DAMPAK HIV TERHADAP TB

ODHA (Orang Dengan HIV Aids) lebih rentan terhadap infeksi

TB. Lagi pula, ifeksi pada orang HIV negatif hanya menjadi aktif
setelah beberapa tahun, dan kebanyakan (>90%) tidak
mengembangkan TB aktif. Sebaliknya, ODHA terinfeksi TB,
infeksi lebih mungkin menjadi aktif, dan infeksi menjadi aktif
lebih cepat. TB aktif akan terjadi pada rata-rata 50 persen ODHA
selama kehidupannya, dibandingkan dengan hanya5-10 % orang
HIV-negatif.
Ada semakin banyak bukti bahwa ODHA lebih mungkin
mengembangkan TB aktif bila bertemu dengan orang lain dengan
TB aktif. Jadi ada risiko buat ODHA bila menjenguk teman
dengan TB aktif.
Lagipula TB lebih sulit didiagnosis dan diobati pada ODHA.
Walaupun TB biasanya dianggap sebagai Infeksi oportunistik,
berbeda dengan kebanyaka Infeksi Oportunistik lain, TB paru
dapat dialami dengan jumlah CD4 yang masih tinggi. Namun
risiko mengembangkan TB aktif semakin tinggi pada saat
kerusakan sistem kekebalan tubuh semakin berat.

Anda mungkin juga menyukai