8 Perlindungan Hukum Terhadap
8 Perlindungan Hukum Terhadap
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
2 0 11
BAB I
PENDAHULUAN
apabila
terjadi
gangguan,
pelanggan
PLN
berhak
terancam
tidak
mampu
mensuplai
kebutuhan
listrik
dalam
Undang-Undang
Perlindungan
Konsumen
(yang
atas
kenyamanan,
keamanan,
dan
keselamatan
dalam
1)
hlm.57.
untuk
mendapatkan
advokasi,
perlindungan,
dan
upaya
upaya
penyelesaian
hukum
sengketa
perlindungan
untuk
melakukan
pembelaan
diri
sepatutnya
di
dalam
garansi
atas
barang
yang
dibuat
dan/atau
yang
diperdagangkan;
6. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian
akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau
jasa yang diperdagangkan;
7. memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian.
Dari
peraturan
perundang-undangan
yang
ada,
sekurang-
kurangnya ada tiga peraturan yang dapat dijadikan acuan. UndangUndang (UU) Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan,
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan
dan
Pemanfaatan
Tenaga
Listrik,
dan
Peraturan
Menteri
BAB II
PERLINDUNGAN HUKUM, KONSUMEN, DAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Perlindungan Hukum
Menurut Sudikno Mertokusumo bahwa perlindungan hukum dalam
arti sempit adalah sesuatu yang diberikan kepada subjek hukum dalam
bentuk perangkat hukum, baik yang bersifat preventif maupun represif,
serta dalam bentuk yang tertulis maupun tidak tertulis. Dengan kata lain,
perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu gambaran dari fungsi
hukum, yaitu ketenteraman bagi segala kepentingan manusia yang ada di
dalam masyarakat sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan
hidup masyarakat. Sedangkan perlindungan hukum dalam arti luas adalah
tidak hanya diberikan kepada seluruh makhluk hidup maupun segala
ciptaan Tuhan dan dimanfaatkan bersama-sama dalam rangka kehidupan
yang adil dan damai.2) Indonesia adalah negara yang berdasarkan
Pancasila, maka sistem perlindungan hukum yang dianut harus berpijak
pada dasar Negara Pancasila, yaitu tidak hanya melihat hak dan
kewajiban di dalam masyarakat.
Wujud dari peran hukum dalam masyarakat adalah memberikan
perlindungan hukum kepada anggota masyarakat yang kepentingannya
terganggu.
2)
Persengketaan
yang
terjadi
dalam
masyarakat
harus
ketertiban
dalam
masyarakat
sehingga
diharapkan
membagi
hak
dan
kewajiban
antar
perorangan
dalam
perlindungan
hukum
bagi
rakyat
Indonesia
3)
10
6)
11
7)
12
sedangkan
konsumen
antara
adalah
konsumen
yang
menggunakan suatu produk barang atau jasa untuk membuat barang atau
jasa lainnya untuk diperdagangkan. Batasan-batasan tentang konsumen
akhir adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa yang
tersedia di dalam masyarakat, digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup pribadi, keluarga, atau rumah tangganya, dan tidak untuk
kepentingan komersial.8)
8)
13
Konsumen,
yang
dimaksud
dengan
Perlindungan
9)
14
keadilan,
keseimbangan,
keamanan,
dan
keselamatan
manfaat
sebesar-besarnya
bagi
kepentingan
15
c. Asas
keseimbangan
keseimbangan
dimaksudkan
kepentingan
konsumen,
untuk
memberikan
pelaku
usaha
dan
keadilan
dalam
penyelenggaraan
perlindungan
konsumen.
d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada
konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan
barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
e. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha
maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan
dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara
menjamin kepastian hukum.
Menurut Pasal 3 UUPK perlindungan konsumen bertujuan :
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen
untuk melindungi diri.
b. Mengangkat
harkat
dan
martabat
konsumen
dengan
cara
pemberdayaan
konsumen
dalam
memilih,
16
Dengan
Indonesia
diharapkan
diterapkan
kedudukan
perlindungan
konsumen
konsumen
yang
di
tadinya
17
b. Memberdayakan Konsumen
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat
kesadaran konsumen akan hak-haknya yang masih rendah,
sehingga
perlu
adanya
upaya
pemberdayaan.
Proses
masyarakat
masyarakat
18
atas
kenyamanan,
keamanan,
dan
keselamatan
dalam
untuk
mendapatkan
advokasi,
perlindungan,
dan
upaya
19
20
21
22
Dengan
pertanggungjawaban
kata
hukum
lain,
dari
konsumen
pihak-pihak
berhak
menuntut
yang
dipandang
10)
23
dengan
kesadaran
hukum
masyarakat,
makin
tinggi
tidak
harus
diartikan
sebagai
proses
formal
yang
dilembagakan.
Pada prinsipnya, makin kompleks teknologi yang diterapkan dalam
menghasilkan suatu produk menuntut pula makin banyak informasi yang
harus disampaikan kepada konsumen. Bentuk informasi yang lebih
komperhensif
dengan
tidak
semata-mata
menonjolkan
unsur
24
25
pihak,
yang
dapat
mengikat
(binding)
dan
dapat
26
tidak
diinginkan
atau
yang
merugikan
disebabkan
adanya
penyingkapan informasi bisnis kepada umum. Selain itu, hal ini juga dapat
melindungi mereka dari publisitas yang merugikan dan akibat-akibatnya,
seperti kehilangan reputasi, bisnis, pemicu bagi tuntutan-tuntutan lainnya,
yang dalam proses pengadilan dapat mengakibatkan pemeriksaan
sengketa secara terbuka dan umum.
27
28
29
disebutkan:
untuk
Pemegang
Kepentingan
Umum
Kuasa
wajib
usaha
memberikan
30
ketentuan
ayat
(2)
huruf
terlebih
dahulu
Energi
Nomor:
02P/451/M.PE/1991
tentang
hubungan
ketenagalistrikan
masyarakat,
dinyatakan
untuk
kepentingan
dalam
menyediakan
umum
tenaga
dengan
listrik
tenaga
listrik
secara
berkesinambungan
31
dalam
Peraturan
Menteri
tentang
Persyaratan
32
BAB III
PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ)
BANDUNG
33
2. Ruang
bisa
geraknya
lebih
fleksibel
mendirikan
anak
perusahaan
3. Bisa Go Publik
4. Bisa
mendirikan
anak
perusahaan
5. Orientasi komersil
penjualan
tenaga
listrik,
pelayanan
pelanggan,
34
Bagian
Pemeliharaan
Distribusi
ini
melaksanakan
kebutuhan
tenaga
listrik,
penjualan
tenaga
listrik,
dan
prosedur
pelayanan
kepada
calon
pelanggan/pelanggan/masyarakat,
c. melaksanakan pembinaan forum komunikasi dengan pelanggan
tenaga listrik di wilayah kerjanya, dan
35
d. merencanakan
pengembangan
dan
pembinaan
sarana
melaksanakan
kebijakan
penjualan
tenaga
listrik
serta
Bagian
Sistem
Informasi
ini
melaksanakan
kegiatan
36
5. Bagian Keuangan
Bagian Keuangan ini merupakan bagian yang mengkoordinasikan
penyelenggaraan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan, dan
asuransi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dan membuat
laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu. Pada
bagian keuangan mempunyai sub bagian yaitu:
a. Sub Pengendalian Anggaran dan Keuangan
Sub Pengendalian Anggaran dan Keuangan menyusun rencana
kerja dan anggarannya serta melaksanakan pengelolaan dana dan
luar kas.
b. Sub Bagian Pengendalian Pendapatan
Sub Bagian Pengendalian Pendapatan melaksanakan pemantauan
anggaran belanja dan pendapatan cabang, pengurusan asuransi
dan pencatatan pajak perusahaan.
c. Sub Bagian Akuntansi
Sub Bagian Akuntansi melaksanakan pencatatan semua transaksi,
aktiva lancar, aktiva tetap, PDP, kas dan Bank serta inventarisasi
aktiva tersebut di atas sesuai dengan standar akuntansi keuangan
dan kebijakan direksi.
6. Bagian SDM dan Administrasi
Bagian
SDM
dan
Administrasi
melaksanakan
pengelolaan
37
38
tersebar diseluruh Jawa Barat dan Banten, kami memiliki 17 kantor Area
Pelayanan dan Jaringan (APJ) dan 1 Kantor Area Pengatur Distribusi
(APD).
Kantor
APJ
mendistribusikan
memikul
tenaga
tanggung
listrik,
melayani
jawab
operasional
pelanggan
dan
untuk
penjaga
Layanan Kelistrikan :
39
keterampilan
dan
kompetensi
pada
bidangnya,
kami
dibutuhkan
Oleh
Dan
Layanan
Kelistrikan
Lainnya
Yang
Masyarakat
Dilandasi oleh suatu kesadaran, bahwa sudah menjadi tugas dan
kewajiban kami untuk memberikan kualitas pelayanan kelistrikan yang
terbaik bagi pelanggan dan masyarakat luas mendorong kami untuk terus
berkreasi, dan inovasi-inovasi produk layanan kelistrikan terbaru dengan
berbasis pada kemajuan teknologi untuk menghasilkan kualitas layanan
kelistrikan
yang
diharapkan
mampu
memenuhi
tingkat
pelanggan.
Inovasi Layanan Kelistrikan
kepuasan
40
ini
diperuntukan
bagi
pelanggan
industri
yang
alat
pembacaan
meter
elektronik
yang
mampu
Layanan PRAQTIS
41
42
BAB IV
KESIMPULAN
Kurangnya perlindungan hak-hak konsumen listrik adalah disebabkab
karena kurangnya akses informasi dari PLN terhadap konsumen. Dapat
dikatakan bahwa PLN belum berhasil memberdayakan konsumen,
konsumen nyaris tidak merasakan apa yang dialami PLN. Misalnya
menyangkut pemadaman bergilir. Hal itu dilakukan karena adanya krisis
pasokan energi listrik. Semestinya PLN menjelaskan secara jernih dan
menyeluruh tentang permasalahan konkrit yang dihadapinya, sehingga
konsumen dapat merasakan kesulitan yang dialami oleh PLN. Hal ini
terkait dengan hak atas informasi sebagaimana yang dijamin dalam
Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Keterbatasan penyediaan
pasokan arus listrik dari PT PLN kepada konsumen/pelanggan dengan
pemakaian lebih banyak sedangkan pasokan terbatas atau tidak
seimbang maka pemadaman listrik sering terjadi atau pemadaman bergilir
antara satu daerah dengan daerah yang lain dan penyediaan pasokan
arus listrik untuk wilayah Kota Bandung.
Hukum Perlindungan Konsumen dibutuhkan apabila kondisi pihakpihak yang mengadakan hubungan hukum dan/atau bermasalah dalam
masyarakat itu tidak seimbang, sedangkan hukum konsumen berperan
pada hubungan dan masalah yang para pihak berimbang dalam
kedudukan sosial ekonomis, daya saing maupun tingkat pendidikan.
Perlindungan hukum yang diterima oleh konsumen terhadap pelayanan
43
PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan (APJ) Bandung yaitu
beberapa kasus konsumen ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI) diselesaikan melalui beberapa jalur, misalnya: meminta keterangan
dari PLN melalui surat yang biasanya melalui surat ini, beberapa kasus
bisa diselesaikan tanpa harus melalui jalur hukum lebih lanjut. Jika
penyelesaian melalui jalur ini tidak dapat menyelesaikan kasus,
selanjutnya YLKI akan melakukan mediasi dengan mempertemukan
kedua belah pihak. Jika tidak dapat menyelesaikan permasalahan,
jalurnya adalah lembaga peradilan yang berlaku atau melalui sengketa di
luar pengadilan yakni Badan penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).
Upaya Mengatasi Hambatan Dalam mengatasi hambatan konsumen
listrik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Menyediakan tenaga listrik terus menerus/berkesenambungan dan
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada konsumen serta
memperhatikan
keselamatan
kerja
dan keselamatan
umum.
44