A. Tujuan Percobaan
:
- Mempelajari pengaruh
tinggi
suspensi
terhadap
kecepatan
pengendapan.
Mempelajari pengaruh konsentrasi padatan dalam suspensi terhadap
kecepatan pengendapan
Mempelajari pengaruh penamambahan flokulan dan flokulan dalam
D. Dasar Teori
Untuk campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti
pemisahan minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran.
Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen
(lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa:
padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas,
dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
Untuk proses pemisahan suatu campuran heterogen, terdapat empat prinsip utama
proses pemisahan, yaitu:
Sedimentasi
Flotasi
Sentrifugasi
Filtrasi
Untuk proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsip pemisahan adalah
menciptakan suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang
mudah dipisahkan. Fasa baru diciptakan dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan
kimiawi masing-masing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk menciptakan
suatu fasa baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:
Absorpsi
Adsorpsi
Kromatografi
Kristalisasi
Distilasi
Evaporasi
Elektroforesis
Evaporation
Ekstraksi
o Leaching
Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi padat-cair
Pembekuan fraksional
Presipitasi
Rekristalisasi
Stripping
Sublimasi
Proses sedimentasi adalah proses separasi secara mekanis yang memanfaatkan
Pengendapan lumpur dan zat padat lainnya pada cairan yang keruh.
Tipe 1:
Klasifikasi tingkat 1
Menunjukkan pengendapan dari partikel bebas yang ada dalam suspensi yang
mempunyai konsentrasi kepadatan rendah.partikel akan mengendapkan secara
individu dan tidak berinteraksi dengan partikel sekelilingnya.
Tipe 2:
Klasifikasi tingkat 2
Tipe 3:
Tipe 4:
Daerah kompresi
Semakin luas permukaan suatu suspensi maka kedalaman suspensi tersebut semakin
rendah maka proses pengendapannya pun akan berlangsung semakin cepat.
3. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel maka proses pengendapan akan semakin cepat dan
sebaliknya semakin kecil ukuran partikel maka proses pengendapan akan berlangsung
lambat.
4. Adanya zat flokulan yang memicu menggumpalnya partikel- partikel
menjadi
5. Pengadukan
Pengadukan data menyebabkan penggabungan partikel melalui kontak yang
dihasilkan oleh gerakan cairan itu sendiri.Semakin cepat pengadukan maka akn
semakin lambat proses pengendapan dan sebaliknya.Hal ini terjadi karena apabila
pengadukan cepat maka flok yang sudah terbentuk pecah lagi atau flok belum
terbntuk secara sempurna.
6. Aliran
Aliran berpengaruh terhadap konsentrasi cairan suspensi yang tidak seragam.
Peningkatan laju alir massa sebagai akibat tingginya densitas padatan dalam lapisan
sedimen sehingga proses pengendapan berlangsung lambat.
7. Dan lain sebagainya.
kecepatan
Keterangan :
H
He
Hc
Konstanta pengendapan.
Partikel-partikel yang lebih berat dari flui da temapt partikel itu tersuspensi dapat
dikeluarkan di dalam kotak pengendap atau tangki pengendap, dimana kecepatan fluida
itu cukup kecil dan partikel itu mendapat waktu yang cukup untuk mengendap keluar dari
suspensi itu. Akan tetapi, piranti sederhana seperti itu terbatas kegunaannya karena
pemisahannya tidaklah tetap, disampaing itu memerlukan tenaga kerja untuk
menggeluarkan zat padat dari dasar tangki.
Separator-separator industri hampir semuanya mempunyai fasilitas untuk
mengeluarkan zat padat yang mengendap, pemisahan itu bisa sebagian atau bisa pula
hampir lengkap. Peralatan pengendap yang dapat memisahkan hampir seluruh partikel
dari zat cair dinamakan Klarifikator sedang pirranti yang memisahkan zat padat menjadi
2 fraksi disebut Klasifikator, pada kedua alat ini berlaku prinsip sedimentasi yang sama
Untuk klasifikasi atau pemisahan zat padat yang agak kasar yang mempunyai
kecepatan pengendapan cukup besar, pemisahan dengan gravitasi pada kondisi
pengendapan bebas atau terganggu biasanya cukup memuaskan. Untuk memisahkan
partikel halus yang diameternya
pengendapannya terlalu rendah dan agar operasinya praktis partikel-partikel itu mesti di
aglomerasikan atau diflokulasikan sehingga menjadi partikel besar yang mempunyai
kecepatan pengendapan yang memadai.
Partikel yang terflokulasi mempunyai 2 karakeristik pengendapan yang penting.
Karakteristik yang pertama ialah bahwa struktur flok itu sangat rumit. Agregasinya
longgar dan ikatan antara partikel-partikelnya lemah dan flok itu mengandung air yang
cukup banyak didalam strukturnya, yang ikut bersama flok itu turun kebawah. Walaupun
pada mulanya flok itu mengendap dalam pengendapan bebas atau terganggu, dan
persamaan umum pada prinsaipnya berlaku, namun tidaklah praktis bila kita
menggunakan hukum-hukum pengendapan secara kuantitatif karena diameter dan bentuk
flok itu tidak mudah didefenisikan.
E. Prosedur Kerja
flokulan.
Ditambahkan kapur sebanyak 13 gram pada tabung 2 dan 26 gram kapur pada
tabung 3.
Ditambahkan zat flokulan sebanyak 0.1 gram pada tabung 1, 0.2 gram
pada tabung 2, dan 0.3 gram pada tabung 3.
F. Data Pengamatan
1. Percobaan I dengan variasi ketinggian awal beda, konsentasi sama.
No
T
H1
H2
H3
(Menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
)
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
42
45
48
51
54
(mm)
600
545
495
450
409
360
319
280
249
215
194
180
170
160
153
145
138
132
126
(mm)
500
455
410
369
325
285
250
213
180
161
148
138
130
124
116
110
104
99
95
(mm)
400
355
315
275
235
202
169
140
123
113
104
98
92
87
81
77
73
69
68
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
57
60
63
66
69
72
75
78
81
84
121
116
112
108
104
100
99
95
95
95
90
87
85
82
80
79
79
79
-
65
64
64
64
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
T
(Menit
H1
H2
H3
)
0
3
6
9
12
15
18
21
24
27
30
33
36
39
42
45
48
51
54
57
60
63
66
69
72
75
78
81
84
87
90
93
96
99
(mm)
605
560
522
487
450
415
379
342
308
275
240
209
194
180
170
163
155
148
141
135
130
125
120
115
111
107
104
100
98
97
97
95
95
95
(mm)
605
550
500
457
408
364
318
275
235
196
161
141
136
129
121
115
110
99
99
95
90
87
85
82
81
80
80
79
79
79
-
(mm)
605
530
460
400
330
270
218
172
121
110
101
99
89
83
79
74
70
69
68
66
65
64
64
62
61
61
61
61
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
t
(Menit
H1
H2
H3
)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
(mm)
650
465
290
255
230
213
199
188
180
174
168
164
156
155
154
149
148
146
145
144
144
144
144
(mm)
650
420
282
245
220
205
193
184
177
172
168
164
159
156
155
154
148
146
145
144
144
144
144
(mm)
650
415
295
255
230
213
199
188
180
174
168
164
156
156
155
154
149
148
146
144
144
144
144
78 g ram
x 100
gr
1200 ml x 1
+78 gram
ml
= 6.10 %
Konsentrasi pada tabung 2
b
m
=
x 100
% b (V x )+ m
65 gram
x 100
gr
1000 ml x 1
+65 gr
ml
=6.10 %
Konsentrasi pada tabung 3
b
m
=
x 100
% b (V x )+ m
52 gram
x 100
gr
800 ml x 1
+52 gr
ml
=6.10 %
Membuat grafik waktu vs ketinggian pada percobaan I
Grafik waktu vs ketinggian pada tabung I
Grafik t vs ln (H-He)
5.5
5
ln (H-He) 4.5
4
35
45
55
65
t (menit)
75
85
95
ln (H-He)
4.5
4
35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
Waktu
Grafik t vs ln (H-He)
4.8
4.6
f(x) = - 0.01x + 4.98
4.4
ln (H-He) 4.2
4
3.8
30
35
40
45
50
55
60
65
70
t (menit)
y = -0.0122x + 5.0366
= -0.0122
= -0.0122
= 0.0122
ln (H-He)
(H-He)
(H-He)
HC
Pada tabung 2
Persamaan :
Slope
b
-b
Titik kritis (HC)
ln (H-He)
(H-He)
(H-He)
HC
Pada tabung 3
Persamaan :
Slope
b
-b
Titik kritis (HC)
ln (H-He)
(H-He)
(H-He)
HC
= 5.0366
= e 5.0366
=153.94
=153.94+95
= 248.94
y = -0.0119x + 4.7583
= -0.0119
= -0.0119
= 0.0119
= 130
= 4.7583
= e 4.7583
=116.55
=116.55+79
= 195.55
y = -0.0136x + 4.5325
= -0.0136
= -0.0136
= 0.0136
= 105
= 4.5325
= e 4.5325
=92.99
=92.99+64
= 156.99
78 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+78 gram
ml
= 6.10 %
Konsentrasi pada tabung 2
b
m
=
x 100
% b (V x )+ m
65 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+85 gram
ml
= 5.14 %
Konsentrasi pada tabung 3
b
m
=
x 100
% b (V x )+ m
52 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+52 gram
ml
= 4.15%
Grafik t vs ln (H-He)
5.5
5
ln (H-He) 4.5
4
35
45
55
65
75
t (menit)
85
95
105
Grafik (H-He)
5
ln (H-He)
4.5
4
35
45
55
65
75
85
95
80
90
t (menit)
Grafik t vs ln (H-He)
4.8
4.6
4.4
ln (H-He) 4.2
4
3.8
30
40
50
60
70
t (menit)
y = -0.0101x + 4.9879
= -0.0101
= -0.0101
= 0.0101
ln (H-He)
(H-He)
(H-He)
HC
Pada tabung 2
Persamaan :
Slope
b
-b
= 4.9879
= e 4.9879
=146.62
=146.62+95
= 241.62
y = -0.0103x + 4.7714
= -0.0103
= -0.0103
= 0.0103
y = -0.0095x + 4.4654
= -0.0095
= -0.0095
= 0.0095
78 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+78 gram
ml
= 6.10 %
Konsentrasi pada tabung 2
b
m
=
x 100
% b (V x )+ m
78 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+78 gram
ml
= 6.10 %
78 gram
x 100
gr
1200 ml x 1
+78 gram
ml
= 6.10 %
Membuat grafik waktu vs ketinggian pada percobaan III
Grafik waktu vs ketinggian pada tabung 1
Grafik t vs ln (H-He)
5.4
5.2
ln (H-He)
5
4.8
5
11 13 15 17 19 21 23
t (menit)
Grafik t vs ln (H-He)
5.2
5.1
ln (H-He)
5
4.9
4.8
5
11 13 15 17 19 21 23
t (menit)
Grafik t vs ln (H-He)
f(x) = - 0.02x + 5.29
ln (H-He)
11 13 15 17 19 21 23
t (menit)
y = -0.0052x + 5.1456
= -0.0052
= -0.0052
= 0.0052
y = -0.0051x + 5.1453
= -0.0051
= -0.0051
= 0.0051
ln (H-He)
(H-He)
(H-He)
HC
= 5.1453
= e 5.1453
=171.62
=171.62+144
= 315.62
Pada tabung 3
Persamaan :
Slope
b
-b
y = -0.0052x + 5.1496
= -0.0052
= -0.0052
= 0.0052
4. Gabungan grafik t vs H
Grafik waktu vs ketinggian pada percobaan I
H1
H (mm) 400
200
H2
H3
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
t (menit)
H1
H (mm) 400
200
H2
0
0
H3
20
40
60
80
100 120
t (menit)
H1
H (mm) 400
200
H2
0
0
H3
5
10
15
20
25
t (menit)
Grafik t vs ln (H-He)
H1
5
4.5
ln (H-He)
Linear (H1)
H2
Linear (H2)
H3
3.5
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
t (menit)
Linear (H3)
f(x) =
Grafik t vs ln (H-He)
5
H1
4.5
ln (H-He)
Linear (H1)
H2
Linear (H2)
H3
3.5
Linear (H3)
30
40
50
60
70
80
90
100
110
t (Menit)
Grafik t vs ln (H-He)
5.3
H1
5.2
Linear (H1)
5.1
ln (H-He)
H2
Linear (H2)
4.9
H3
4.8
Linear (H3)
5
11
13
15
17
19
21
23
t (Menit)
H. Pembahasan
Nama : Muh Ashabul Kahfi
Kelas
: 2.C
Nim
: 331 14 065
Pada praktikum kali ini yakni sedimentasi, sedimentasi sendiri merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk memisahkan padatan tersuspensi dalam air dengan cara
pengendapan. Dimana partikel yang mengendap disebut slurry dan cairan yang jernih
disebut supernatant. Prinsip kerja pada sedimentasi sendiri cukup sederhana adalah
dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel - partikel
mengendap maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi
di dalamnya. Kecepatan pengendapan partikel yang terdapat di air tergantung pada berat
jenis, bentuk dan ukuran partikel, viskositas air dan konsentrasi padatan.
Pada percobaan kali ini dilakukan 3 kali pengujian dengan kapur sebagai zat
tersuspensi dicampurkan dalam air, pada percobaan pertama dengan konsentrasi suspensi
berbeda dan ketinggian awal berbeda, kedua dengan konsentrasi berbeda dan ketinggian
awal sama dan yang terakhir dengan konsentrasi sama dan ketinggian awal sama beserta
penambahan flokulan.
Pada hasil praktikum dapat dilihat pada percobaan pertama dengan konsentrasi
suspensi berbeda dan ketinggian berbeda, semakin tinggi konsentrasi padatan maka waktu
yang dibutuhkan untuk mengendap sempurna semakin lama. Lalu nilai Hc yang diperoleh
pada grafik menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi atau ketinggian awal maka
nilai Hc yang diperoleh semakin tinggi hal tersebut dapat dilihat pada grafik waktu vs
ketinggian pada percobaan pertama.
Pada percobaan kedua dengan konsentrasi berbeda dan ketinggian awal yang sama,
terjadi hal yang sama seperti pada percobaan pertama semakin tinggi konsentrasi padatan
maka waktu yang dibutuhkan untuk mengendap sempurna semakin lama, lalu nilai Hc
yang diperoleh dari grafik menunjukkan walaupun ketinggian awal sama namun nilai Hc
yang diperoleh berbeda karena dipengaruhi oleh konsentrasi padatan.
Pada percobaan ketiga dengan konsentrasi yang sama dan ketinggian awal yang
sama beserta penambahan flokulan, dalam hal ini digunakan flokulan Lead(II) trihydrat
acetate (Pb(CH3COOH)3H2O). Dengan adanya flokulan maka memicu menggumpalnya
partikel- partikel menjadi partikel berukuran lebih besar. Penggabungan partikel dapat
terjadi bilamana ada kontak antara partikel tersebut. Pada hasil percobaan dapat dilihat
bahwa dengan adanya flokulan waktu yang dibutuhkan untuk mengendap sempurna
sangat cepat. Hal ini sesuai dengan literature bahwa semakin besar ukuran partikel maka
proses pengendapan akan semakin cepat dan sebaliknya semakin kecil ukuran partikel
maka proses pengendapan akan berlangsung lambat. Lalua nilai Hc yang diperoleh pada
grafik menunjukkan nilai pada tabung 1 dan 3 nilai Hc sama namun pada tabung 2 nilai
Hc berbeda walaupun sangat kecil perbedaannya, secara teori dikatakan bahwa dengan
ketinggian awal yang sama dan konsentrasi padatan sama maka akan diperoleh nilai Hc
yang sama. Hal yang mungkin menyebabkan nilai Hc pada tabung 2 berbeda karena
kesalahan praktikan selama praktikum yakni pada saat penimbangan bobotnya kurang
maupun saat mengukur volume air.
Kemudian yang terakhir pada hasil perhitungan secara grafik yang pertama
penentuan nilai Hc
melalui suatu persamaan garis lurus. Pada hasil perhitungan melalui dua cara tersebut
nilai yang diperoleh berbeda. Hasil yang mungkin paling tepat pada persamaan garis
lurus, karena menurut praktikan kesalahan yang mungkin terjadi pada saat penarikan garis
singgung sangat besar, sehingga nilai yang diperoleh tidaklah sama.
I. Kesimpulan
Setelah melakukan pratikum sedimentasi, kami dapat menyimpulkan bahwa:
Daftar Pustaka