Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan
oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap
tahunnya mengalami peningkatan, ini di sebabkan karna jumlah populasi penduduk di
Indonesia setiap tahunnya bertambah dan kebutuhan akan penduduk pun semakin
banyak yang mengakibatkan populasi sampah berkembang, hal ini menyebabkan
keadaan yang tidak seimbang dan harus adanya suatu pergerakan untuk
memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, dengan pemanfaatan tersebut
dapat mengurangi tingkat sampah di sekitar kita. setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastic atau sejumlah 28,4 ribu
ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam
masalah. Pengelolaan sampah yang hanya meliputi pengumpulan dan pengangkutan
ke tempat penimbunan sementara dilanjutkan ke tempat pembuangan akhir belum
mampu menyelesaikan masalah. Produksi sampah tidak berbanding lurus dengan
kecepatan pengangkutan dan pengolahan, sehingga terjadi penumpukan sampah
dimana-mana.
Sikap bijaksanalah yang kita butuhkan, baik dalam mengonsumsi barang
maupun mengolah sampah. Diawali dengan pemilahan sampah baik di rumah, di
kantor dsn di tempat umum lainnya.
Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu sampah yang dapat diperbarui dan
sampah tidak dapat diperbarui. Sampah yang dapat diperbarui dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik biasa disebut
dengan sampah kering, sampah organik terdiri dari bahan - bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian,

perikanan

atau

yang

lain, sampah ini dapat dimanfaatkan untuk

membuat kompos dan biogas. Sedangkan sampah anorganik sering disebut juga

sampah kering berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri.
Setiap hari kita mengkonsumsi makanan yang dibungkus oleh plastik,
bungkus plastik tersebut biasanya hanya untuk sekali pakai saja, lalu dibuang, tanpa
kita sadari hal inilah yang akan berakibat buruk dimasa yang akan datang. Kita tidak
sadar sudah berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan satiap harinya,bahkan
sampah plastik sudah kita anggap wajar saja jika berserakan dimana-mana, kita tidak
tau akibat dari sampah plastik yang kita buang bagi kesehatan dan lingkungan kita.
Hampir disetiap tempat perbelanjaan kita mendapatkan plastik.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali maupun daur ulang.
Atas dasar hal inilah penulis ingin mengangkat tema penulisan karya tulis
ilmiah yang berjudul Penanganan Sampah Plastik Untuk Masa Kini dan Masa
Mendatang.
Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah plastik?
2. Bagaimana bahaya sampah plastik?
3. Bagaimana penanggulangan sampah plastik?
Tujuan
1. Mendeskripsikan sampah plastik.
2. Mendeskripsikan dampak yang disebabkan sampah plastik dimasa kini dan
masa mendatang.
3. Mendeskripsikan pengendalian sampah plastik.
Manfaat
1. Mengurangi pencemaran sampah plastik di lingkungan.
2. Meningkatkan kesadaran pembaca tentang bahaya sampah plastik.
3. Membangun kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah plastik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Plastik
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar.
Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau

semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan


polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai
ekonominya.
Secara alamiah, terdapat beberapa polimer (pengulangan tidak terhingga dari
monomer-monomer) yang digolongkan ke dalam kategori plastik. Secara fisik, plastik
bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar film atau serat sintetik, yang disebabkan
karena plastik juga bersifat "malleable" alias memiliki sifat bisa dibentuk atau
ditempa.
Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat
banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa
digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika
plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan. Bahkan
keranjang belanja yang umum dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini diganti plastik
kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.jenis-jenis plastik :
1. PET Polyethylene Terephthalate
Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang
dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate)
di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus
pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman
lainnya.
Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar 60 %),
dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan dasar botol kemasan
30 %) Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI, Bila
terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas,
akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
2. HDPE High Density Polyethylene
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang
dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di
bawah

segitiga.

Biasa

dipakai

untuk

botol

susu

yang

berwarna

putih

susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.HDPE merupakan salah

satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah
reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi.Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya
untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus
meningkat seiring waktu.
3. V Polyvinyl Chloride
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di
tengahnya, serta tulisan V V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis
plastik yang paling sulit didaur ulang.Plastik ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.PVC mengandung DEHA yang dapat
bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat
bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu
-15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik
ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari
alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti
plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4. LDPE Low Density Polyethylene
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE
LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat
dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botolbotol yang lembek.Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus
cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 oC sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan
tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.Plastik ini dapat didaur
ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan
memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara
kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP Polypropylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP


PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan,
botol minum dan terrpenting botol minum untuk bayi.Karakteristik adalah biasa botol
transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan
daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap
suhu tinggi dan cukup mengkilap. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang
berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
6. PS Polystyrene
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS-PS
biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai,
dan lain-lain.Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan
bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.Selain tempat
makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung.Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada
masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit
didaur ulang, bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang
dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera
kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara
dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7. Other
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan OTHER
Other (SAN - styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC
- polycarbonate, Nylon). Dapat ditemukan pada tempat makanan dan minuman
seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer,
alat-alat elektronik, dan plastik kemasan. PC - Polycarbonate dapat ditemukan pada
botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol minum polikarbonat, dan kaleng
kemasan makanan dan minuman, termasuk kaleng susu formula.Dianjurkan untuk

tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena Bisphenol-A


dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika suhunya dinaikkan karena
pemanasan.SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan
suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya
terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring
kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego
dan pipa.
Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat
banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa
digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika
plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan. Bahkan
keranjang belanja yang umum dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini diganti plastik
kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.
Limbah plastik memang sudah menjadi permasalahan lama yang dihadapi
oleh kota-kota besar di negara berkembang khususnya Indonesia. Limbah plastik
selain berbahaya bagi lingkungan karena memerlukan waktu ratusan tahun untuk
mengurai, juga beberapa jenis plastik yang belum menjadi sampah atau limbah pun
telah dinyatakan berbahaya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bahaya Sampah Plastik
Sudah umum dipahami plastik hampir mustahil diurai secara alami, sekalipun
itu plastik tipis yang ringan sekali. Untuk bisa diurai mengandalkan bantuan alam,
diperlukan waktu hampir 1.000 tahun agar molekul dan partikel plastik itu bisa
menyatu dengan tanah atau air walaupun plastik itu berasal dari polimerasi. Jika
dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi
kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna,sampah plastik akan
menghasilkan asap beracun berupa senyawa dioksin yang justru berbahaya bagi
kesehatan jika dioksin ini terhirup oleh sistem pernapasan manusia maka akan dapat
memicu beragam penyakit seperti kanker, hepatitis, pembengkakan hati, gangguan
sistem saraf, serta memicu depresi. Gangguan kesehatan dapat pula terjadi dari plastik
yang digunakan untuk membungkus makanan, apalagi makanan yang masih panas

dan bila
berbahaya

komponen plastik terdegradasi maka akan terjadi migrasi zat-zat yang


dari

komponen-komponen

penyusun

plastik.

Makanan

akan

terkontaminasi oleh zat-zat tersebut sehingga jika terkonsumsi akan terakumulasi


dalam tubuh, menjadi toksin dan menyebabkan kanker serta gangguan pada hati.
Bahaya sampah plastik pada tanah yaitu sampah anorganik yang tidak
terbiodegrasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah
hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanah akan berkurang akibatnya tanaman
sulit

tumbuh

bahkan

mati

karena

tidak

memperoleh

makanan

untuk

berkembang.selain itu tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastic
dipermukaan tanah.
Sejak proses

produksi

hingga

tahap

pembuangan,

sampah

plastik

mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan


sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya
sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah
(TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.
Sampah plastik yang dibuang ke jalan atau tanah suatu saat dapat sampai ke
laut baik melalui saluran-saluran got ataupun langsung ke laut. Bahan-bahan beracun
yang terdapat pada sampah plastik dapat mengakibatkan kematian atau gangguan
reproduksi pada ikan, kerang, dan dapat merusak ekosistem laut .
Sampah plastik penyumbang paling banyak kerusakan lingkungan. Sampah
plastik dapat menyebabkan banjir karena sering menyumbat di pipa saluran air dan
pembuangan .
Penanggulangan plastik
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat, cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian
khusus untuk masing masing jenis zat (Chandra 2007).

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan ,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal ,
diantaranya tipe zat sampah , tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan
area. Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh
beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk
menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi
musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik
itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar,
sampah-sampah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di
atmosfer.
Untuk menanggulangi bahaya sampah plastic pada tanah yaitu sampah plastic
dengan

cara

bioremedasi.

Bioremedasi

adalah

penggunaan

bakteri

dan

mikroorganisme lain untuk menguraikan sampah plastic didalam tanah. Bioremediasi


bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton
Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah
jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Sampah plastik menjadi salah satu sumber kegiatan ekonomi. Plastik
dikumpulkan para pemulung dan dijual ke pengumpul. Di tingkat pengumpul plastik
sampah dipisahkan dan sebagian diolah menjadi bubuk plastik dan berupa bongkahan
yang selanjutnya dijual ke pabrik daur ulang.
Sebenarnya masalah limbah plastik bagi pelaku bisnis atau pengusaha
(entrepreneur) adalah peluang yang dapat dikembangkan. Hal ini dibuktikan dengan

munculnya beberapa industri baik skala kecil atau besar untuk mendaur ulang plastik
baik secara langsung diproduksi ulang menjadi produk baru atau benar-benar didaur
ulang menjadi bahan baku (raw material). Sudah pasti ini akan membawa dampak
positif bagi lingkungan, selain itu industri daur ulang plastik tentu akan membuka
lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah
melakukan

berbagai penelitian dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur

ulang limbah plastik.


Ada tiga cara mudah dan aman untuk mengatasi masalah sampah. Cara ini
dikenal dengan prinsip 3R, yaitu reduce( kurang), reuse (gunakan kembali), dan
recycle (daur ulang). Prinsip 3R ini bisa menjadi pedoman sederhana untuk
membantu kita dalam mengurangi sampah di rumah.
1. Reduce (Mengurangi)
Sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan barang, antara lain menghindari
pembelian barang yang berpotensi menghasilkan banyak sampah, menghindari
barang sekali pakai, menggunakan produk yang bisa diisi ulang (refill), atau
mengurangi pemakaian kantong plastic dengan membawa tas sendiri saat berbelanja.
2. Reuse ( Penggunaan Kembali)
Barang yang dianggap sampah dari kegiatan pertama, sebenarnya bisa
berguna untuk kegiatan berikutnya, baik untuk fungsi yang sama maupun berbeda.
Misalnya, menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus kado atau membuat
amplop. Hal ini dapat memperpanjang umur dan waktu pemakaian barang sebelumke
tempat sampah.
3. Recycle (Mendaur Ulang)

Usaha ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang
lebih berguna dan layak pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastic, dan kaleng
biscuit menjadi vas bunga.
Satu diantara bentuk implentasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan
oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan
yang dapat memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Proses daur ulang sampah
membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan
atau boks sampah yang tertata sedemikian rupa. Dengan demikian, sampah dapat
dipilah dengan mudah untuk bahan daur ulang.
Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba
mengurangi dampak buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya
kembali. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan cantik. Hasilnya tak
kalah cantik dengan kerajinan berbahan kain.
Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan dapat diolah
langsung. Misalnya, sampah anorganik berupa botol atau gelas mineral, sedotan
minuman, kemasan atau bungkusan makanan kecil bisa dibuat berbagai kerajinan
tangan . jika tidak sampah diolah sendiri, jual kepada pengumpul. Sementara itu,
untuk sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk organik.

Di Korea, sampah plastik sudah diolah menjadi solar dan bensin. Untuk
pengolahannya, dari 23 ton sampah plastik itu sudah bisa menghasilkan 30 ribu liter
solar.
Cara yang ditempuh untuk menghasilkan BBM dari plastik adalah, sampah plastik
diolah dan dipanaskan hingga suhu 450 derajat celcius. Cara memanaskan
menggunakan alat bernama recyle oil machine.
Dari hasil pemanasan tersebut didapatkan minyak berupa 60 persen solar dan
40 persen bensin. Bila digunakan untuk bahan bakar kendaraan jenis bensin, kualitas

plastik olahan belum bagus. Namun kualitas solarnya jauh lebih baik. Bahkan di
Korea sudah dipakai untuk kendaraan. Pengolahan sampah plastik menjadi minyak
adalah salah satu solusi yang baik di Kota besar, pasalnya selama ini produksi sampah
yang begitu besar menjadikan masalah tersendiri bagi lingkungan.
Minyak plastik ini di olah melalui proses penyulingan dengan menggunakan
alat sederhana berupa tabung gas 3 kilogram untuk membakar limbah plastic. Uap
hasil pembakaran di tamping dalam tabung kaca, hasil pengmbunan itu menjadi
minyak dan bisa di gunakan untuk pengganti alternative BBM yang ramah
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Suryati Teti. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Slamet Juli Soemirat. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Universitas
Gadjah Mada Press.
Sutidja Trim. 2001. Daur Ulang Sampah. Jakarta: Bumi Angkasa.
Dilhaa. 2011. Karya ilmiah tentang sampah plastik [internet]. http://fadillaazhar.blogspot.com/2011/06/karya-ilmiah-tentang-sampah-plastik.html
(diakses tanggal 2014 mei 19).
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Gambar 1 Tas Mungil


kupu

Gambar 3 Lampion

Gambar 2 Bros kupu-

Gambar 4 Tas dan dompet

Anda mungkin juga menyukai