PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan suatu pokok permasalahan yang banyak di perbincangkan
oleh orang-orang, seperti yang kita ketahui jumlah sampah di Indonesia setiap
tahunnya mengalami peningkatan, ini di sebabkan karna jumlah populasi penduduk di
Indonesia setiap tahunnya bertambah dan kebutuhan akan penduduk pun semakin
banyak yang mengakibatkan populasi sampah berkembang, hal ini menyebabkan
keadaan yang tidak seimbang dan harus adanya suatu pergerakan untuk
memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang bernilai, dengan pemanfaatan tersebut
dapat mengurangi tingkat sampah di sekitar kita. setiap hari penduduk Indonesia
menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton
sampah/hari. Dari jumlah tersebut 15% berupa sampah plastic atau sejumlah 28,4 ribu
ton sampah plastik/hari (Fahlevi, 2012).
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai macam
masalah. Pengelolaan sampah yang hanya meliputi pengumpulan dan pengangkutan
ke tempat penimbunan sementara dilanjutkan ke tempat pembuangan akhir belum
mampu menyelesaikan masalah. Produksi sampah tidak berbanding lurus dengan
kecepatan pengangkutan dan pengolahan, sehingga terjadi penumpukan sampah
dimana-mana.
Sikap bijaksanalah yang kita butuhkan, baik dalam mengonsumsi barang
maupun mengolah sampah. Diawali dengan pemilahan sampah baik di rumah, di
kantor dsn di tempat umum lainnya.
Sampah di bagi menjadi dua jenis yaitu sampah yang dapat diperbarui dan
sampah tidak dapat diperbarui. Sampah yang dapat diperbarui dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik, sampah organik biasa disebut
dengan sampah kering, sampah organik terdiri dari bahan - bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan
pertanian,
perikanan
atau
yang
membuat kompos dan biogas. Sedangkan sampah anorganik sering disebut juga
sampah kering berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri.
Setiap hari kita mengkonsumsi makanan yang dibungkus oleh plastik,
bungkus plastik tersebut biasanya hanya untuk sekali pakai saja, lalu dibuang, tanpa
kita sadari hal inilah yang akan berakibat buruk dimasa yang akan datang. Kita tidak
sadar sudah berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan satiap harinya,bahkan
sampah plastik sudah kita anggap wajar saja jika berserakan dimana-mana, kita tidak
tau akibat dari sampah plastik yang kita buang bagi kesehatan dan lingkungan kita.
Hampir disetiap tempat perbelanjaan kita mendapatkan plastik.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali maupun daur ulang.
Atas dasar hal inilah penulis ingin mengangkat tema penulisan karya tulis
ilmiah yang berjudul Penanganan Sampah Plastik Untuk Masa Kini dan Masa
Mendatang.
Rumusan Masalah
1. Apa itu sampah plastik?
2. Bagaimana bahaya sampah plastik?
3. Bagaimana penanggulangan sampah plastik?
Tujuan
1. Mendeskripsikan sampah plastik.
2. Mendeskripsikan dampak yang disebabkan sampah plastik dimasa kini dan
masa mendatang.
3. Mendeskripsikan pengendalian sampah plastik.
Manfaat
1. Mengurangi pencemaran sampah plastik di lingkungan.
2. Meningkatkan kesadaran pembaca tentang bahaya sampah plastik.
3. Membangun kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah plastik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Plastik
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar.
Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau
segitiga.
Biasa
dipakai
untuk
botol
susu
yang
berwarna
putih
susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.HDPE merupakan salah
satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah
reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi.Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya
untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus
meningkat seiring waktu.
3. V Polyvinyl Chloride
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di
tengahnya, serta tulisan V V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis
plastik yang paling sulit didaur ulang.Plastik ini bisa ditemukan pada plastik
pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.PVC mengandung DEHA yang dapat
bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat
bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu
-15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik
ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari
alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti
plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
4. LDPE Low Density Polyethylene
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE
LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat
dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botolbotol yang lembek.Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus
cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 oC sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan
tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.Plastik ini dapat didaur
ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan
memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit
dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara
kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
5. PP Polypropylene
dan bila
berbahaya
komponen-komponen
penyusun
plastik.
Makanan
akan
tumbuh
bahkan
mati
karena
tidak
memperoleh
makanan
untuk
berkembang.selain itu tanah akan mudah tererosi karena penumpukan sampah plastic
dipermukaan tanah.
Sejak proses
produksi
hingga
tahap
pembuangan,
sampah
plastik
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan ,
berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah
yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal ,
diantaranya tipe zat sampah , tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan
area. Berbagai upaya menekan penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh
beberapa Negara. Salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk
menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi
musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong plastik
itu dibiarkan di tanah, dia akan menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar,
sampah-sampah itu pun akan secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di
atmosfer.
Untuk menanggulangi bahaya sampah plastic pada tanah yaitu sampah plastic
dengan
cara
bioremedasi.
Bioremedasi
adalah
penggunaan
bakteri
dan
munculnya beberapa industri baik skala kecil atau besar untuk mendaur ulang plastik
baik secara langsung diproduksi ulang menjadi produk baru atau benar-benar didaur
ulang menjadi bahan baku (raw material). Sudah pasti ini akan membawa dampak
positif bagi lingkungan, selain itu industri daur ulang plastik tentu akan membuka
lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah
melakukan
Usaha ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang
lebih berguna dan layak pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastic, dan kaleng
biscuit menjadi vas bunga.
Satu diantara bentuk implentasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan
oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan
yang dapat memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Proses daur ulang sampah
membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, terutama tempat penampungan
atau boks sampah yang tertata sedemikian rupa. Dengan demikian, sampah dapat
dipilah dengan mudah untuk bahan daur ulang.
Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba
mengurangi dampak buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya
kembali. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan cantik. Hasilnya tak
kalah cantik dengan kerajinan berbahan kain.
Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan dapat diolah
langsung. Misalnya, sampah anorganik berupa botol atau gelas mineral, sedotan
minuman, kemasan atau bungkusan makanan kecil bisa dibuat berbagai kerajinan
tangan . jika tidak sampah diolah sendiri, jual kepada pengumpul. Sementara itu,
untuk sampah organik diolah menjadi kompos atau pupuk organik.
Di Korea, sampah plastik sudah diolah menjadi solar dan bensin. Untuk
pengolahannya, dari 23 ton sampah plastik itu sudah bisa menghasilkan 30 ribu liter
solar.
Cara yang ditempuh untuk menghasilkan BBM dari plastik adalah, sampah plastik
diolah dan dipanaskan hingga suhu 450 derajat celcius. Cara memanaskan
menggunakan alat bernama recyle oil machine.
Dari hasil pemanasan tersebut didapatkan minyak berupa 60 persen solar dan
40 persen bensin. Bila digunakan untuk bahan bakar kendaraan jenis bensin, kualitas
plastik olahan belum bagus. Namun kualitas solarnya jauh lebih baik. Bahkan di
Korea sudah dipakai untuk kendaraan. Pengolahan sampah plastik menjadi minyak
adalah salah satu solusi yang baik di Kota besar, pasalnya selama ini produksi sampah
yang begitu besar menjadikan masalah tersendiri bagi lingkungan.
Minyak plastik ini di olah melalui proses penyulingan dengan menggunakan
alat sederhana berupa tabung gas 3 kilogram untuk membakar limbah plastic. Uap
hasil pembakaran di tamping dalam tabung kaca, hasil pengmbunan itu menjadi
minyak dan bisa di gunakan untuk pengganti alternative BBM yang ramah
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Suryati Teti. 2009. Bijak dan Cerdas Mengolah Sampah. Jakarta: Agro Media
Pustaka.
Slamet Juli Soemirat. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Universitas
Gadjah Mada Press.
Sutidja Trim. 2001. Daur Ulang Sampah. Jakarta: Bumi Angkasa.
Dilhaa. 2011. Karya ilmiah tentang sampah plastik [internet]. http://fadillaazhar.blogspot.com/2011/06/karya-ilmiah-tentang-sampah-plastik.html
(diakses tanggal 2014 mei 19).
LAMPIRAN
LAMPIRAN
Gambar 3 Lampion