Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 38 tahun
Alamat: Jagakarsa, Jakarta selatan
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Nomor Rekam Medis : 001068156
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 30-01-
2010
K eluhan U tam a
pasien
Gagal ginjal pada adik pasien.
Hipertensi, diabetes melitus, asma,
alergi, dan penyakit jantung
disangkal.
Status G eneralis
Kesadaran
: kompos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 84 kali/menit
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu
: 36,7C
Mata
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Status G inekologi
Laboratorium
28-01-10
30-01-10
01-02-10
Hb
5,9
11,1
10,2
Ht
21
32
33
MCV
77,4
78,5
80,7
MCH
23,3
27,5
20,9
MCHC
28,8
36,1
30,8
Leukosit
7000
8420
4780
334.000
402.000
191.000
Trombosit
GDS
116
Natrium
142
Kalium
3,88
Clorida
99,0
Ureum
17
Kreatinin
0,6
U SG
K eterangan
Hasil USG : tampak struktur vesika urinaria
Penilaian
Tidak tampak massa abnormal di pelvik.
R esum e
Pasien wanita usia 39 tahun, datang
D aftar M asalah
radiokemoterapi
Melena ec susp gastritis erosiva dd
metastasis gastrointestinal
Anemia gravis ec perdarahan
P erencanaan
Rencana diagnosis
Foto toraks
USG ginjal dan
abdomen
Sistoskopi dan
Rektoskopi
Konsul Urologi
Rencana USG
Konsul Onkologi
Ginekologi
Cek Albumin
Rencana terapi
Transfusi s/d Hb
diatas 10 g/dl
Asam Traneksamat
3x500 mg iv
Tramadol drip/8 jam
IVFD RL : KaENMg3 :
D 5% ; 1:1:1
Ceftriaxon 1x2 g iv
Ondasentron 3x1
R encana edukasi
Tinjauan Pustaka
Epidem iologi
Di antara tumor ganas ginekologik,
Etiologi
Infeksi Human Papiloma Virus (HPV)
Faktor R isiko
Perilaku seksual.
terlampau dekat
Riwayat kontrasepsi hormonal: pemakaian KB hormonal
terus menerus > 4 tahun
Kebiasaan merokok. Efek karsinogenik zat hidrokarbon
aromatik polisiklik amin
Nutrisi. Defisiensi antioksidan (misalnya defisiensi
vitamin A, C dan E)
Higiene genitalia atau seksual yang rendah
Patogenesis
High-Risk
and
Low-Risk
Papillomavirus
High-risk Risk Types
Types
of
Human
Low-Risk Types
16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 6, 11, 26, 42, 44, 54, 70,
51, 52, 55, 56, 58, 59, 66, 73
68
Patogenesis
Patogenesis
HPV tipe 16 dapat memproduksi
G am baran K linis
Keputihan gejala yang sering
ditemukan.
Pertumbuhan tumor ulseratif infeksi
dan nekrosis jaringan getah yang
keluar dari vagina makin lama akan
berbau busuk
Perdarahan yang dialami segera
sehabis sanggama (disebut perdarahan
kontak) merupakan gejala karsinoma
serviks (75-80 %).
G am baran K linis
Perdarahan yang timbul akibat
G am baran K linis
Anemia perdarahan pervaginam
yang berulang
Tingkat lanjut nyeri pinggang, nyeri
pada pelvis , sampai nyeri punggung
BB turun dan tidak nafsu makan
Gejala lain yang dapat timbul ialah
gejala-gejala metastasis gangguan
berkemih jika sel tumor berinfiltrasi ke
ureter dan menyebabkan obstruksi
Skrining C a Serviks
1. Sitologi serviks (Pap smears)
. Dianjurkan untuk skrining ca serviks
D iagnosis C a Serviks:
1. Pap Smear:
2. Colposcopic-directed biopsy:
karsinoma
Colposcope mikroskop elektrik dengan cahaya
servik terlihat jelas
Diletakkan 30 cm dari vagina
tekniknya menggunakan 3% asam asetat yang
digunakan pada bagian serviks yang abnormal dan
langsung dibiopsi
3. Cone biopsy
dilakukan jika:
curiga ada tumor
endoservikal
hasil colposcopy tidak
memuaskan
biopsy menunjukkan
microinvasif
carcinoma
ada ketidakcocokkan
antara hasil
pemeriksaan
papsmear dengan
colposcopy
Stadium
Stadium 0: karsinoma in situ, karsinoma
intraepithelial
Stadium I: karsinoma yang hanya terbatas
pada serviks saja
Stadium IA: karsinoma preklinis (kedalaman
invasi masih < 5 mm dari permukaan)
Stadium IA1 : invasi stroma dengan
kedalaman 3 mm dan lebar 7 mm
Stadium IA2 : invasi stroma dengan
kedalaman > 3 tapi 5 mm dan lebar 7
mm
Stadium IB: lesi tampak secara klinis terbatas
pada serviks saja atau lesi preklinis dengan
ukuran lebih besar dari IA2
Stadium IIIA
Pilihan Terapi
Stage IA
Radical histerektomi atau radioterapi
Indikasiradioterapipada Carcinom a
serviks uteri
Stadium dini Ca serviks histerektomi
tidak dianjurkan
D osis
Radioterapi eksterna dan brakiterapi
Dosis awal sebesar 40 - 45 Gy
Dosis fraksi 1,8 - 2 Gy
Kemoterapi
Cisplatin dosis mingguan 40 mg/m2 luas
permukaan tubuh
Dosis maksimal 70 mg
Brakhiterapi
BrakiterapiIntrakaviter
Brakiterapi intrakaviter:
volume tumor
mengurangi dosis pada organ-organ dan
jaringan jaringan normal disekitarnya
pengobatan dapat dilakukan dengan
jangka waktu lebih pendek dibanding
radiasi eksternal.
Brakiterapiinterstisial
Dilakukan pada:
Kemoterapi
Anam nesis
Gejala
Keputihan dan
perdarahan pervaginam
sejak 4 tahun SMRS
Post coital bleeding
Gejala sistemik
Faktor resiko
Wanita, 38 tahun,
menikah
Koitus pertama usia 17
tahun
Multiparitas
Multiple partner
Riwayat keganasan pada
keluarga (+) ca serviks
(kakak kandung pasien)
Sosioekonomi rendah.
Pem eriksaan fi
sis
Status generalis
Hb 5,9 g/dL
Ht21 %
USG
Tidak tampak massa
abnormal di pelvik.
Anamnesis
Pemeriksaan
fisis
.
Faktor Resiko
Kanker
Serviks
Biopsi
USG
Pemeriksaan Penunjang
Komplikasi Ca serviks
Perdarahan
per vaginam
Memperbaiki
Kondisi umum pasien
dapat melakukan
pengobatan
kemoradiasi
Anemia
Infiltrasi
sel-sel tumor
Gangguan
BAB
Gangguan
BAK
Rektoskopi Sistoskopi
Pengobatan
Transfusi darah
Konsul ke bag
Peny. dalam
USG
Ca Serviks
Stadium IV
Penyebaran s.d
mukosa vesika /
rektum/ rongga
panggul
Pengobatan terpilih
radiasi
Kemoterapi
Kemoradiasi
Pantau
Komplikasi dan ES
Pemeriksaan DPL
Pantau
Perkembangan
pengobatan
Pemeriksaan RVT
Pemeriksaan Pap-Smea
Pemeriksaan kolposkop
Ro thorax
Sistoskopi, rektoskopi,
BNO-IVP
Tata laksana
Berdasarkan sedikitnya 3 penelitian
Tata laksana
Radiasi eksterna dan radiasi intrakaviter
Diberikan radiasi eksterna dahulu, yaitu
Rekurensi
Sekitar 35% pasien kanker serviks invasive
Rekurensi
Pasien simtomatik harus dievaluasi dengan
Prognosis
Quo ad vitam: malam
Prognosis
Quo ad fungtionam: malam
Q uo ad fungtionam
Selain itu pemberian terapi radiasi turut
Prognosis
Quo ad sanactionam: dubia ad
malam
Angka rekurensi dan 5 year survival
rate pada stadium IV sebesar kurang
dari 30%. Selain itu juga efek
samping kemoradiasi dapat
membuat pasien kembali datang ke
rumah sakit.
Terima kasih