Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pluralisme dan multikulturalisme di negeri ini sudah muncul

sejak kehadiran manusia purba di Nusantara. Bukti-bukti arkeologis


menunjukkan, keragaman yang dimiliki bangsa ini sejak prasejarah itu
telah menciptakan mozaik yang indah dalam tampilan fisik manusia
dan budaya Indonesia.
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau yang membentang
dari Sabang hingga Merauke. Indonesia

sebagai negara yang terdiri

dari berbagai etnis dengan adat istiadat yang beragam dan memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda. Dengan adanya perbedaan yang
beragam tersebut menyebabkan adanya kesempatan terjadinya konflik
di dalamnya. Bahkan hal ini sudah terjadi di beberapa tempat di
indonesia, belajar dari pengalaman konflik yang telah terjadi, usaha
untuk membentuk masyarakat multikultural menjadi sangat penting.
Dimana mereka bisa saling menghormati dengan adanya perbedaan
antar kelompok.
Sesuai dengan asas yang diambil oleh Negara Indonesia yaitu
Bhineka Tunggal Ika, yang hakekatnya berbeda-beda namun tetap
satu. Indonesia dikenal sebagai Negara plural terlengkap di dunia
setelah Amerika. Namun dengan keberagaman tersebut, Indonesia
tetap ada keinginan untuk menjadi satu. Perbedaan kelompok social,

kebudayaan, dan suku bangsa di Indonesia tetap dijunjung tinggi.


Namun, hal itu tidak berarti bahwa ada kesenjangan atau perbedaan
hak dan kewajiban diantara mereka.
1.2

Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Pluralisme dan Multikulturalisme?
b. Apa saja urgensi dari Pluralisme dan Multikulturalisme?
c. Apa saja nilai nilai yang terkandung dalam Pluralisme dan
Multikulturalisme?

1.3

Tujuan
a. Mengetahui pengertian Pluralisme dan Multikulturalisme
b. Mengetahui urgensi dari Pluralisme dan Multikulturalisme
c. Mengetahui nilai nilai Pluralisme dan multikulturalisme

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pluralisme dan Multikulturalisme
A. PLURALISME
Secara bahasa Pluralisme (pluralism.ing) diserap dari bahasa
inggris,

terdiri

dari

dua

kata

plural

(beragam,id)

dan

isme(faham, id, yang berarti beragam pemahaman, atau


bermacam-macam faham, Untuk itu kata ini termasuk kata yang
ambigu. Berdasarkan Webster's Revised Unabridged Dictionary
(1913 + 1828) arti pluralism adalah:
a. hasil atau keadaan menjadi plural.
b. keadaan seorang pluralis; memiliki lebih dari satu tentang
keyakinan gerejawi.
Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi
beberapa kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling
menghormat dan toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi
(Wikipedia, pluralisme).
Secara harfiah pluralisme berati jamak, beberapa, berbagai
hal, atau banyak. Oleh sebab itu sesuatu yang dikatakan plural

senantiasa terdiri dari banyak hal, beberapa jenis, banyak sudut


pandang serta latar belakang.
Pluralisme di Indonesia adalah

kenyataan yang terdiri atas

beberapa atau lebih dari suku, agama, ras, dan golongan.


Misalnya: suku jawa, Madura, batak, bugis, ambon, timor, dayak,
yang memiliki karakter social budaya, serta latar belakang
sejarah yang berbeda beda (Syafaatun Elmirzanah, 2002:7).
B. MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme mengandung pengertian bahwa tidak ada
system norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya
lain, atau tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada
yang lain.
Semua perbedaan adalah sederajat. Kesederajatan perbedaan
merupakan jantung dari multikulturalisme. Dengan demikian
secara konsep, masyarakat multicultural tidak sama dengan
masyarakat

majemuk.

menitikberatkan

pada

kebudayaannya.

Sementara

Masyarakat

keanekaragaman
itu,

majemuk
suku

masyarakat

lebih

bangsa

dan

multikultural

merujuk pada kesederajatan kebudayaan yang ada dalam


sebuah masyarakat (Kun Mariyati, 2006:159).
Kemudian yang di maksud dengan Multikulturalisme adalah
paradigma yang menganggap adanya kesetaraan antar ekspresi
budaya yang plural. Namun menurut Parsudi Suparlan (2001)
mengatakan bahwa multikulturalisme adalah sebuah ideologi
yang mengagungkan perbedaaan kultur, atau sebuah keyakinan
yang mengakui pluralisme kultur sebagai corak kehidupan
masyarakat. Multikulturalisme menyangkut kesadaran sosial
bahwa di dalam kehidupan masyarakat terdapat keragaman
budaya. Kesadaran tersebut berdimensi etis yang menuntut
tanggung jawab yang terarah pada tindakan baik dan benar,
yang

selanjutnya

terwujud

ke

dalam

berbagai

bentuk

penghargaan, penghormatan, perhatian, kasih sayang, cinta, dan

pengakuan

akan

eksistensi

terhadap

sesama

(http://paramadina.wordpress.com/category/pluralisme/).
2.2 Urgensi Pluralisme dan Multikulturalisme
Urgensi pluralisme dan multikulturalisme adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan hubungan yang harmonis dalam masyarakat.
2. Munculnya rasa pegharagaan terhadap budaya lain sehingga
muncul sikap toleransi.
3. Sebagai alat untuk membina keamanan dan kesejahteraan di
Indonesia.
4. Meminimalisir terjadinya konflik antar masyarakat sebagai akibat
dari keberagaman budaya dan keyakinan.
5. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
6. Membangun kohesifitas, soliditas dan intimitas antar etnik, ras,
agama, dan budaya.
2.3 Nilai-nilai Pluralisme dan Multikulturalisme
Dalam nilai-nilai pluralisme dan multikulturalisme terdapat dua
sudut pandang. Pertama, dilihat dari sudut pandang agama, khususnya
agama Islam. Kedua, dilihat dari sudut pandang Negara.
a. Sudut pandang Agama Islam
Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Pluralisme, Liberalisme
dan Neoliberalisme yang dikeluarkan tahun 2005 dianggap oleh Ulil
Abshar-Abdalla
keberagaman.

sebagai
Fatwa

penyebab

tersebut

mundurnya

menganggap

bahwa

gerakan
pluralisme

membahayakan akidah atau keimanan seseorang sehingga bisa


melemahkan keyakinan agama yang dipeluknya. Oleh karena itu,
tantangan saat ini adalah bagaimana menjadikan ide-ide tentang
pluralisme dan dialog-dialog agama tidak lagi mendapat kecaman
dan mendapatkan legitimasi di masyarakat.
Pluralisme dan kerukunan antarumat beragama saat itu
dianggap sebagai ide yang maju, modern. Namun setelah muncul
fatwa MuI itu, membuat para aktivis yang mengkampanyekan ide
pluralisme ini jadi punya ketakutan bicara. Bicara pluralisme akan

langsung dicap sesat, kafir, dan lain sebagainya. Pluralisme atau


paham yang menghargai keberagaman seolah dianggap haram.
Menurut Ulil, situasi defensif ini tidak sehat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Apalagi dalam ranah demokrasi, di mana
kebebasan berpendapat dan kerukunan di masyarakat sangatlah
penting, tekanan semacam ini tentu berbahaya.
Oleh Karena itu, situasi yang penuh tekanan tersebut perlu
diantisipasi

yaitu

dengan

cara

mengangkat

kembali

reputasi

mengenai ide pluralisme ini di masyarakat.


b. Sudut Pandang Negara
Pluralisme dan multikulturalisme, menurut sudut pandang
Negara dianggap sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, karena Pluralisme dan multikulturalisme memiliki nilainilai yang mengandung harapan, cita-cita terbentuknya Negara
yang cinta akan persatuan dan perdamaian. Dengan adanya
persatuan ini, Indonesia mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia (Amin
Suprihatini,2010:31).
Selain nlai persatuan, pluralisme dan multikulturalisme juga
memiliki nilai kemanusiaan, yang mengandung artimasyarakat
memiliki kaesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilainilai moral dalam hidup bersama atas dasar keberagaman yang ada
di dalamnya, baik keberagaman agama, suku maupun budaya.
Caranya

dengan

memperlakukan

sesuatu

hal

sebagaimana

mestinya atau mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan


persamaan kewajiban antar manusia (Amin Suprihatini, 2010:31).
.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya pluralisme dan multikulturalisme masyarakat dapat
hidup penuh toleransi, saling pengertian antarbudaya, dan antarbangsa.
Dengan demikian pluralism dan multikulturalisme dapat menyumbangkan
rasa cinta terhadap sesama dan sebagai alat untuk membina Negara
Indonesia yang aman dan sejahtera dengan tidak adanya konflik di
tengah-tengah masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://paramadina.wordpress.com/category/pluralisme/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pluralisme
Elmirzanah,

Syafaatun,dkk.

2002.

Pluralisme,

Jogjakarta: Pustaka Pelajar


Mariyati, Kun,dkk. 2006. Sosiologi. Jakarta: Esis.

Konflik,

dan

Perdamaian.

PLURALISME DAN MULTIKULTURALISME


DI INDONESIA
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pancasila
yang dibina oleh Romi Faslah, M. Si

Disusun Oleh:

1. Aliefiah Arief Zuraidha


2. Miftachul Hidayati

11520015
11520016

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
NOVEMBER 2011

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan kelancaran
dalam membuat makalah ini. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu. Tak lupa shalawat serta salam selalu kita junjung untuk Nabi
besar kita Nabi Muhamad SAW yang mana telah memberikan syafaatnya
kepada kita semua.
Kemajemukan yang diciptakan oleh Allah merupakan karunia
kepada umatnya yang real dan harus dijalani, dihargai, dihormati,
disyukuri.

Dari

kemajemukan

tersebut

tercipta

pluralisme

dan

multikulturalisme yang harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat


demi tercapainya keamanan dan kesejahteraan di dalamnya.
Tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan makalah yang
dibuat oleh kami. Maka dari itu kritik dan saran senantiasa kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan banyak
terima

kasih

kepada

semua

pihak

yang

telah

membantu

dalam

terselesaikannya makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan ,


Wassalamualaikum wr wb.
Malang, November 2011
Penulis

Anda mungkin juga menyukai