2.1 Definisi
Penyakit divertikular adalah suatu kondisi umum yang mempengaruhi sistem pencernaan. Hal ini
terjadi ketika tonjolan kecil atau kantong (biasanya disebut diverticula) terbentuk di dinding usus
besar. Penyakit divertikular adalah penyakit yang umum diderita,namun kebanyakan orang yang
mengalaminya tidak merasakan gejala apapun. Penyakit ini menjadi semakin umum diderita saat
seseorang semakin tua. Penyakit divertikular terjadi ketika area kecil dari lapisan usus melemah
dan terbentuk tonjolan atau kantong selama bertahun-tahun. Hal ini dikenal sebagai divertikular.
Divertikula sebagian besar ditemukan di bagian bawah bawah usus besar meskipun pada beberapa
orang didapati di bagian bawah dari usus mereka.
Ada 3 istilah yang biasanya digunakan untuk penyakit divertikular, yaitu :
a. Diverticulosis. Banyak orang menderita diverticula tanpa merasakan gejala
apapun. Divertikula hanya bisa terlihat ketika dilakukan scan dan tes untuk masalah ini.
Divertikular tanpa gejala biasanya dikenal sebagai diverticulosis
b. Divertikular. Jika terdapat gejala-gejala diverticula, ini dikenal
sebagai penyakit divertikular.
c. Diverticulitis. Jika diverticula menjadi meradang dan menyebabkan
penyakit, kondisi ini dikenal sebagai diverticulitis.
Gejala-gejala penyakit divertikular biasanya terasa
di sebelah kiri bawah perut. Rasa sakit dapat muncul setelah makan. Mungkin
hilang setelah buang angin atau BAB. Gejala lain termasuk:
Kembung
Angin
Sembelit
Diare
Sakit perut terus-menerus dan bertambah parah yang dimulai dari bawah pusar dan kemudian
pindah ke sisi kiri bawah (walaupun bisa muncul di kanan bagi orang Asia karena perbedaan
genetik)
tidak encer dan mengalir dari divertikulum, fekalit dapat terperangkap dan
menyebabkan iritasi dan inflamasi (divertikulitis).
Area terinflamasi terbendung oleh darah dan dapat berdarah. Divertikulitis dapat
menimbulkan perforasi bila massa yang terperangkap di dalam divertikulum
mengikis dinding usus. Divertikulitis kronis dapat mengakibatkan peningkatan
jaringan parut, dan akhirnya penyempitan lumen usus, potensial menimbulkan
obstruksi. Divertikulum Meckel adalah pembentukan sakus usus, penyelidikan terhadap
perkembangan embrionik ditemukan pada ilium 10 cm dari sekum. Sakus ini dilapisi oleh mukosa
lambung atau dapat mengandung jaringan pankreas. Lapisan mukosa lambung kadang-kadang
menimbulkan ulserasi dan berdarah atau perforasi. Selain itu, divertikulum dapat terinflamasi dan
melekat pada umbilikus oleh pita fibrosa dan menjadi fokus terjadinya pemilinan usus yang
menyebabkan obstruksi. Tindakan terhadap keadaan ini meliputi pembedahan terhadap
divertikulum.
2.4 Manifestasi Klinis
Kejang perut
Sembelit
Mungkin di awal sedikit diare
Demam
Sakit perut
2.5 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medikal
Penyakit divertikular asimtomatis tidak memerlukan terapi khusus selain
modifikasi diet. Penyakit ringan dapat diobati dengan ketaatan terhadap diet
tinggi serat dan pencegahan konstipasi dengan laksatif (koloid hidrofilik).
Anjurkan klien untuk memberitahu dokter tentang adanya perubahan pola dan
karakter defekasi (konstipasi atau diare), atau jika ada demam, nyeri abdomen, atau terjadi
manifestasi urinarius. Divertikulosis dapat diobati dengan intervensi medikal, dengan
memungkinkan kolon beristirahat. Klien dengan divertikulitis akut berada pada status puasa,
mungkin dipasang selang NG, dan menerimacairanparenteralsampainyeri,inflamasi,dan suhu
berkurang. Bila episode akut mulai berkurang, klien dapat mencerna cairan oral, dan dilanjutkan
dengan diet yang lebih bervariasise cara progresif.Intervensi juga bertujuan untuk mengontrol
inflamasi. Berikan antibiotik yang diresepkan dan anjurkan klien untuk :
Penatalaksanaan bedah.
Pembedahan diindikasikan untuk klien yang mengalami kompliklasi
seperti hemoragi, obstruksi, abses, atau perforasi. Prosedur pembedahan biasanya termasuk ligasi
dan pengangkatan kantung atau colostomy yang terkena bila ada komplikasi. Pada abses atau
obstruksi, ahli bedah melakukan reseksi kolon dengan kolostomi temporer, yang dibiarkan sampai
kondisi klien membaik. Untuk beberapa klien, kolostomi temporer sendiri memungkinkan usus
beristirahat dan menyembuh.
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terhadap kerusakan integritas peristomal yang berhubungan dengan sensivitas pada materi
bahan yang digunakan.
Kerusakan integritas jaringan stoma yang berhubungan dengan ketidaktepatan ukuran alat yang
digunakan, mengakibatkan kerusakan sirkulasi
Inkontinensiausus.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pembedahan, rutinitas praoperasi, dan
perawatan pasca operasi.
Nyeri atau nyeri kronis yang berhubungan dengan adanya obstruksi.
3.5 INTERVENSI
1. Resiko terhadap kerusakan integritas peristomal yang beerhubungan dengan sensivitas pada
materi bahan yang digunakan
Tujuan
: menjaga keutuhan jaringan peristomal
Kriteria hasil
: kulit peristoma dan jaringan tetap utuh.
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi
1.
Berikan pectin, mengandung metilselulosa, barier kulit berbentuk solid
disekitar stoma
2.
Berikan system kantung dua-lembar atau kantung dengan akses penutup
3.
Kosongkan kantong bila penuh sepertiga sampai setengahnya oleh feses
atau gas 1.
Untuk melindungi kulit peristoma dari kontak dengan feses, yang akan
menyebabkan iritasi
2.
3.
2. Kerusakan integritas jaringan stoma yang berhubungan dengan ketidaktepatan ukuran alat yang
digunakan, mengakibatkan kerusakan sirkulasi
Tujuan
: menjaga keutuhan kulit stoma
Kriteria hasil
: kulit stoma dan jaringan tetap utuh.
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi
1.
Berikan pectin, mengandung metilselulosa, barier kulit berbentuk solid
disekitar stoma
2.
Berikan system kantung dua-lembar atau kantung dengan akses penutup
3.
Kosongkan kantong bila penuh sepertiga sampai setengahnya oleh feses
atau gas 1.
Untuk melindungi kulit peristoma dari kontak dengan feses, yang akan
menyebabkan iritasi
2.
3.
3.
Inkontinensia usus
Tujuan
: pasien mampu mengeluarkan gas dan feses melalui diversi vekal
Kriteria hasil
: dalam 2 sampai 4 hari setelah pembedahan, pasien mempunyai bising usus dan
mengeluarkan gas dan feses melalui diversi vekal
Intervensi
Rasional
Pasca kolostomi
1.
Kosongkan feses dr lubang dasar kantung, dan kaji kuantitas dan
kualitas feses 1.
Untuk mendokumentasikan aliran balik fungsi usus normal
4.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pembedahan, rutinitas
praoperasi, dan perawatan pascaoperasi.
Tujuan :
Kriteria hasil :
1.
Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan, temasuk
persiapan praoperasi dan sensasi, dan mendemonstrasikan latihan pascaoperasi dan
menggunakan alat sebelum prosedur pembedahan atau pada bedah kedaruratan, selama
periode pascaopeasi segera.
Intervensi
Rasional
Memberikan informasi tertulis dan verbal pada bahasa asli pasien untuk pasien yang bicara
bukan dengan bahasa Indonesia. Bersedia untuk menampung masalah utamanya.
Intervensi
Rasional
4.
Waspada bahwa pasien dengan nyeri kronik (>6 bulan) mungkin tidak
menunjukkan respon autonomic.
5.
Riwayat positif adiksi terhadap alcohol atau obat-obatan yang
mempengaruhi dosis efektif dari analgesic (mis. mungkin diperlukan lebih atau
kurang). Konsultasi control nyeri bila tersedia. Semua pemberi perawatan
kesehatan harus konsisten dalam pembatasan situasi sambil memberikan control
nyeri efektif melalui metode farmakologis dan non farmakologis. Konsultasi
psikiatrik mungkin diperlukan.
Saktya Yudha di 04.52
Berbagi
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Beranda