Juling Dan Silinders
Juling Dan Silinders
Disusun oleh :
Kelompok 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rachmawati N.K
Siti Karina H
Desi Ika P
Indra Hartono
Khasbulah
Esti Apriani
(108114020)
(108114012)
(108114041)
(108114027)
(108114018)
(108114007)
7. Ade Panji N
8. Joni Koswara
9. Ginta Septiana
10. Rulieti
11. Iqbal Aziz D
12. Siti Nuraeni
(108114008)
(108114019)
(108114003)
(108114044)
(108114025)
(108114036)
3. ETIOLOGI
a.
Faktor Keturunan
Genetik Patternnya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnyasudah
jelas. Bila orang tua yang menderita strabismus dengan operasi berhasil baik,
maka bila anaknya menderita strabismus dan operasi akan berhasil baik pula.
b.
Kelainan Anatomi
1. Kelainan otot ekstraokuler
Over development
Under development
Kelainan letak insertio otot
2. Kelainan pada vascial structure
Adanya kelaian hubungan vascial
otot-otot
ekstraokuler
dapat
e.
f.
g.
Kekeruhan media
Lesi di retina
Ptosis berat
Anomali refraksi (terutama yang tidak terkoreksi)
Kelainan Inervasi
1. Gangguan proses transisi dan persepsi
Gangguan ini menyebabkan tidak berhasilnya proses fusi.
2. Gangguan inervasi motorik
Insufficiency atau escessive tonik inervation dari bagian supra nuklear
Insufficiency atau exessive inneration dari salah satu atau beberapa otot.
gerakan
otot
otot
lainnya.
Maka
terjadilah
gangguan
4. WOC
Faktor
keturunan
Kelainan
anatomi
Dr ortu yg
menderita
strabismus
Kelainan
struktur fascial
Ibu hamil
Kelainan
hubungan
fascia otot
ekstraokuler
Penyimpangan
posisi bola
mata
Kelainan
sensori
DM
Kekeruhan
media
Hiperglikemi
lama
Katarak
kongenital
Kelainan
refleks
Lesi di
retina
Akomodasi
meningkat
retinoblasto
ma
Genetik
Tumor ganas
Gangguan
utama
Kelainan
perkemban
intraokuler
genetik
Retinopati
gan
Efek pd janin
Radiasi sinar
Terlebih jika
UV saat
letak
tumor di
hamil
Janin jg terkena
makula
Lensa berkabut
strabismus yang
Pengembunan spt
didapat dari
Gejala
mutiara keabuan pd
strabismus orang tua
awal
pupil
Cahaya dipendarkan,
strabismu
Fungsi mata tidak bekerja
tidak ditransmisikan
s
dengan baik
dengan tajam menjadi
Disposisi kedua mata
bayangan terfokus pada
Gangguan SSP untk
retina
Pandangan
mensintesa kedua
kabur
bayangan yg diterima
kedua mata mjd sensasi
bayangan tunggal
Syarat penglihatan binokuler tidak
normal
Penyimpangan posisi bola mata
Komplikasi
Strabismus / Juling
Pre Op
Intervensi
pembedah
an
Ansieta
s
Perubahan
fungsi &
struktur
mata
Perubahan
(-) thd
diri/peran
Takut orang
lain menolak
G3 harga
diri
ketajaman
penglihata
n G3
penglihatan
G3
penerimaan
sensori
G3
sensori
Aktivit
as
aktif
Resiko
perubahan
TIO
Resiko terhadap
ketidakefektifan
penatalaksanaan
program terapeutik
Nyeri
Mengganggu
penglihatan
binokuler
normal
Post Op
Kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan post op
Kurang pajanan
info
Kurang
pengetahuan
Kurang tahu
tentang
perawatan, obat,
da komplikasi
ansiet
as
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
B. SILINDRIS/ASTIGMATISMA
1. PENGERTIAN
Kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda tidak sama.
Dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata
difokuskan pada lebih dari satu titik. Pada astigmatisma berkas sinar tidak
difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada dua garis api
yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelengkungan permukaan kornea. Pada
mata dengan astigmatisme lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih
panjang daripada jari-jari meridian yang tegak lurus padanya. Ada dua bentuk
astigmatisme:
a. Astigmatim Reguler
Pada bentuk ini selalu didapatkan dua meridian yang saling tegak
lurus. Disebut Astigmatism with the rule bila meridian vertikal mempunyai
daya bias terkuat. Bentuk ini lebih sering pada penderita muda. Disebut
Astigmatism against the rule bila meridian horisontal mempunyai daya bias
terkuat. Bentuk ini lebih sering pada penderita yang lebih tua. Kelainan
refraksi ini tidak bisa dikoreksi dengan lensa silinder. Oleh karena ada banyak
sekali bidang-bidang yang melalui garis pandang, maka juga akan didapatkan
banyak sekali titik-titik apinya. Tetapi selalu akan didapatkan daya pembiasan
yang terkuat (titik api V) sedangkan pada bidang lainnya (bidang ini,
biasanya letaknya tegak lurus pada bidang pertama) didapatkan daya
pembiasan yang terlemah (titik api H). Biasanya kedua bidang utama itu
adalah bidang datar (bidang 0 atau 180 ) dan bidang tegak(bidang 90 )
Titik-titik api bidang-bidang lainnya terletak antara V dan H. Jadi sinar-sinar
sejajar dengan garis pandang (pada gambar sumbu utama) setelah dibias oleh
susunan yang astigmatik ini, akan merupakan bentuk yang khas, yaitu bentuk
suatu conoid. Di dataran dimana sinar-sinar di bidang 90 menyilang sinarsinar di bidang180 , akan terbentuk suatu lingkaran. Lingkaran tersebut
b.
c.
d.
e.
Memiringkan kepala
Memutar mutarkan kepala agar melihat jelas.
Menyipitkan mata
Memegang bacaan lebih mendekati mata.
4. PATOFISIOLOGI ASTIGMATISME
Mata seseorang secara alami berwujud bulat. Dlm keadann normal, ketika
cahaya memasuki mata, 1tu dibiaskan merata, menciptakan pandangan yg jelas
objek. Astigmatisma terjadi dampak kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bayi
yg baru lahir biasanya memiliki kornea yg bulat / sferis yg di dlm perkembangannya
terjadi keadaan apa yg dijuluki astigmatisme with the rule (astigmat lazim) yg
berarti kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah / lebih kuat / jarijarinya lebih pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal.
Mata seseorang dengan Silindris berwujud lebih mirip sepak bola / bagian belakang
sendok.. Buat manusia ini, ketika cahaya memasuki mata 1tu dibiaskan lebih dlm
satu arah daripada yg lain, sehingga hanya bagian dari obyek yg mau fokus pada satu
waktu.. Objek pada jarak pun bisa muncul buram & bergelombang.
Pada kelainan mata astigmatisma, bola mata berwujud ellips / lonjong, seperti
bola rugby, sehingga sinar yg masuk ke dlm mata tak mau bertemu di satu titik
retina. Sinar mau dibiaskan tersebar di retina. Hal ini mau menyebabkan pandangan
menjadi kabur, tak jelas, berbayang, baik pada saat buat melihat jarak jauh maupun
dekat.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
DAFTAR PUSTAKA
http://www.snec.com.sg/about/international/menuutama/kondisimataandperawatan/c
ommon-problems/Pages/Squint.aspx
https://id.scribd.com/doc/46841055/LP-Askep-Strabismus
Ilyas,Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.hal 81-83.
http://dokumen.tips/documents/askep-astigmatisme-55c8174dcd816.html
http://diagnosa-keperawatan.kumpulan-askep.com/asuhan-keperawatan-padapresbiopi-mata-tua-astigmatisma-mata-silinder-pathway-81395/