Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

DEMAM TIFOID PADA KEHAMILAN

PENDAHULUAN
Ibu hamil tidak bebas dari kemungkinan infeksi saat kehamilan
dan dapat memberikan pengaruh buruk terhadap tumbuh
kembang janin intrauteri.

Penyakit infeksi akut pada kehamilan dapat menimbulkan


gangguan kehamilan hingga terjadi abortus, persalinan kurang
bulan, dan kematian dalam rahim.
Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh
kontaminasi makanan dengan Salmonella typhii melalui
makanan. Manifestasi klinis berupa panas badan tinggi, Mual,
muntah,
nafsu
makan
kurang,
terutama
gangguan
gastrointestinal.
Angka kejadian infeksi Salmonella pada pasien hamil adalah
sama dengan populasi umum (0,2%).
Manuaba, dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta. 2007: 631-642
Sastrawinata, dkk. Ilmu Kesehatan Reproduksi Obstetri Patologi. Edisi Kedua. EGC. Jakarta. 2003: 105

DEFINISI

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi usus halus yang


disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

EPIDEMIOLOGI

Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.


Di daerah endemic transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Di
daerah nonendemik penyebaran terjadi melalui tinjs.
Pada umumnya menyerang penderita kelompok umur 5 30
tahun, laki laki sama dengan wanita resikonya terinfeksi. Jarang
pada umur dibawah 2 tahun maupun diatas 60 tahun. Di
Indonesia rata-rata terdapat 900.000 kasus, 91% pada umur 3-19
tahun dengan 20.000 kematian setiap tahun.

EPIDEMIOLOGI TIFOID PADA KEHAMILAN

Pada tahun 1930, sebanyak 64 orang wanita hamil dengan demam


tifoid diteliti. Angka kematian fetal dan maternal masing-masing
mencapai 26% dan 60%. Angka kelahiran prematur sebesar 25%.
Angka kejadian infeksi Salmonella pada pasien hamil adalah sama
dengan populasi umum (0,2%).

Poonia S, Satia MN, Torame VP, Natraj G.Vertical transmission of Salmonella typhi.JPGO 2015. Volume
2 No. 1. Available from:http://www.jpgo.org/2015/01/vertical-transmissionofsalmonella.html diakses
tanggal 2 Februari 2016

ETIOLOGI

Demam tifoid disebabkan oleh


Salmonella enterik serotype typhi
dengan masa inkubasi antara 360 hari. Bakteri bersifat motil,
gram negatif, tidak berkapsul,
tidak berspora, yang berasal dari
famili Enterobacteriaceae.
Salmonella merupakan bakteri
anaerob
fakultatif
yang
memfermentasikan glukosa dan
mereduksi
nitrat
menjadi.
Salmonella typhi memiliki antigen
H yang terletak pada flagela, O
yang terletak pada badan, dan K
yang terletak pada amplop, serta
komponen
endotoksin
yang
membentuk bagian luar dari
dinding sel.

Rute penularan yang paling umum adalah fekal-oral. Salmonella


menjadi organisme intraselular yang bermobilisasi ke
lokasi
implantasi janin pada awal perjalanan penyakit sebelum
pengobatan atau selama episode bakteremia. Trofoblas ekstravili
dengan modifikasi kekebalan tubuh terletak berdampingan di
dekat sel-sel desidua maternal. Oleh karena berbagai strategi
invasif dan evasif Salmonella typhi dapat menyebabkan kerusakan
yang signifikan pada ibu dan janin.
Patofisiologi Demam Tifoid

PATOGENESIS

Patofisiologi Demam
Tifoid

PATOGENESIS

Patofisiologi Demam
Tifoid

PATOGENESIS
Makanan atau minuman
yang terkontaminasi
Penularan
Salmonella
Transmisi
vertikal

Transmisi transplasental dari ibu


hami ke bayi
Bakteremia selama persalinan
Kontaminasi tinja pada jalan lahir

Salmonella typhi dapat melewati plasenta dan menyebabkan


keguguran (65-80%), kematian saat lahir dan persalinan prematur.
Transmisi transplasental biasanya bermanifestasi sebagai abortus
spontan trimester kedua tanpa ketuban pecah dini.
Neonatus yang lahir dengan ibu yang mengalami Salmonellosis
lebih rentan terhadap komplikasi berat seperti septikemia dan
meningitis

FAKTOR
PREDISPOSISI

Faktor

MANIFESTASI
KLINIS
Meteorismus
Hepatosplenomegally
Minggu
Gangguan
bradikardi
Demam
Lidah

DIAGNOSIS

Diagnosis berdasarkan kultur. Kultur darah positif pada 4060% pasien pada awal perjalanan penyakit. Kultur darah
berulang direkomendasikan.
Metode baru pada diagnosis cepat yaitu melalui deteksi
secara langsung dari S. typhi antigen spesifik pada serum
atau urin melalui metode PCR (Polymerase Chain
Reaction).
Tes serologi memiliki nilai klinis yang kecil

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan

TATA LAKSANA
Tirah

Paracetamol 3 x 500
mg

Berikan sefotaksim
200 mg/kgBB IV per
24 jam dibagi
menjadi 3-4 dosis
seftriakson 100
mg/kgBB IV per 24
jam (maksimal 4 g/24
jam) dibagi menjadi 12 dosis

ANTIBIOTIK

FLUOROQUINOLON

Fluoroquinolon efektif namun saat ini tidak diperbolehkan


pada anak-anak dan wanita hamil, walaupun beberapa tulisan
merekomendasikan ciprofloxacin sebagai obat pilihan bagi
demam tifoid pada kehamilan yang resisten terhadap terapi
ampicillin.
Ciprofloxacin yang diberikan secara oral menghasilkan
kesembuhan yang lebih cepat pada demam tifoid dibandingkan
dengan ceftriaxone yang diberikan secara parenteral.
Ceftriaxone adalah obat pilihan pada resistensi asam nalidiksat
Salmonella typhi, juga yang resisten terhadap ciprofloxacin.
Vaksin tifoid (baik polisakarida dan vaksin hidup) termasuk
dalam obat kategori C selama kehamilan.

ANTIBIOTIK

KLORAMFENIKOL
Kloramfenikol
relatif
toksik
dan
dapat
menyebabkan
agranulositosis yang berat.
Kloramfenikol dapat melewati dinding plasenta dan dapat
mencapat konsentrasi terapeutik pada janin.
Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-3 kehamilan
karena dikhawatirkan dapat terjadi partus premature, kematian
fetus intrauterine
Dosis kloramfenikol yang berlebihan pada neonatus dapat
menyebabkan gray baby syndrome, anoreksia, takipnea,
pucat, sianosis, dan kolaps vascular. Hepar yang belum matang,
kurangnya enzim glukoronuiltransferase yang adekuat, tidak
dapat memetabolisme kloramfenikol dengan cukup cepat, dan
toksik terakumulasi pada darah

ANTIBIOTIK

TIAMFENIKOL

Tiamfenikol
tidak
dianjurkan
digunakan
pada
trimester
pertama
kehamilan
karena
kemungkinan efek teratogenik
terhadap fetus pada manusia
belum dapat disingkirkan.

PENCEGAHAN

Sanitasi yang baik, mencuci tangan, mengontrol


produksi makanan dan eradikasi dari S.typhi diperlukan.
Beberapa vaksin (parenteral dan oral) untuk melawan
S.typhi tersedia.
Vaksin tifoid (baik polisakarida dan vaksin hidup)
termasuk dalam obat kategori C selama kehamilan

KOMPLIKASI

Pada daerah endemik gejala klinik sering terjadi multidrug


resistant sehingga pasien akan terlihat lebih toksik dengan
gangguan kesadaran, hepatomegali, DIC, dan komplikasi
lainnya.
Komplikasi yang sering terjadi adalah perforasi usus (3 %),
dimana keadaan ini akan sangat mempengaruhi prognosis.

PROGNOSIS

Infeksi yang terjadi pada awal masa kehamilan menghasilkan


prognosis yang lebih buruk bagi janin, berdasarkan penelitian
terhadap usia gestasi pada saat terjadi infeksi

KESIMPULAN
Angka kejadian infeksi Salmonella pada pasien
hamil adalah sama dengan populasi umum
(0,2%). Transmisi vertikal dari Salmonella terjadi
melalui transplasenta penyebaran atau karena
bakteremia selama persalinan atau karena
kontaminasi tinja pada jalan lahir.
Tatalaksana dari demam tifoid pada kehamilan
yaitu tirah baring, diet makanan encer, rehidrasi,
antipiretik, dan pemberian antibiotik. Antibiotik
yang direkomendasikan yaitu cefotaxime
200
mg/kgBB IV per 24 jam dibagi menjadi 3-4 dosis.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafiah, TM. Diagnosis Kehamilan dalam Ilmu Kebidanan. PT Bina
Pustaka. Jakarta. 2010 : 216
2. Manuaba, dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta. 2007: 631-642
3. Sastrawinata, dkk. Ilmu Kesehatan Reproduksi Obstetri Patologi. Edisi
Kedua. EGC. Jakarta. 2003: 105
4. Widodo, Djoko. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V.
Interna Publishing. Jakarta. 2009: 1775-77
5. 5. Poonia S, Satia MN, Torame VP, Natraj G.Vertical transmission of
Salmonella typhi.JPGO 2015. Volume 2 No. 1. Available from:
http://www.jpgo.org/2015/01/vertical-transmissionofsalmonella. html
diakses tanggal 2 Februari 2016
6. Depkes RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan
Rujukan. Edisi Pertama. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2013: 165-66
7. Putu Surya, I Gede. Penyakit Infeksi. dalam Ilmu Kebidanan. PT.Bina
Pustaka. Jakarta. 2010: 917-18

8. Parry CM. Typhoid fever. N Engl J Med 2002 ; 347(22): 1770-82


9. Chervenak, MD. Text Book Perinatal Medicine Third Edition,
Volume 2. The Health Sciences Publisher: New Delhi. 2015: 1487
10.Baker et al. Searching For The Elusive Typhoid Diagnostic. BMC
Infectious Diseases 2010: 45
11.Schaefer. Drugs during Prenancy and Lactation. Elsevier. USA.
2003: 64
12.Gleicher, Nobert. Principles Medical Therapy for Pregnancy.
Plenum Medical Book Company. 2012: 45
13.Sinsin, Iis. Seri Kesehatan Ibu dan Anak Masa Kehamilan dan
Persalinan. Penerbit PT Elex Media Komputindo : Jakarta.2008: 46
14.Vigliani. Bakardjiev. First Trimester Typhoid Fever with Vertical
Transmission of SalmonellaTyphi, an Intracellular Organism.
Case Reports in Medicine Volume2013. 2013:1-5

Anda mungkin juga menyukai

  • Daftar Hadir Penyuluhan
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Daftar Hadir Penyuluhan
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Portofolio Medik PPOK SVT
    Portofolio Medik PPOK SVT
    Dokumen32 halaman
    Portofolio Medik PPOK SVT
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Dikit
    BAB II Dikit
    Dokumen23 halaman
    BAB II Dikit
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen6 halaman
    Bab Iv
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Latian Osce
    Latian Osce
    Dokumen2 halaman
    Latian Osce
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Diare Pada Anak
    Diare Pada Anak
    Dokumen10 halaman
    Diare Pada Anak
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
    Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
    Dokumen81 halaman
    Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
    cokdesurya
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Terapi Pre Eklampsia Ringan
    Terapi Pre Eklampsia Ringan
    Dokumen67 halaman
    Terapi Pre Eklampsia Ringan
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Neurosis
    Gangguan Neurosis
    Dokumen42 halaman
    Gangguan Neurosis
    Ika Krastanaya
    100% (3)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Tifoid 2
    Tifoid 2
    Dokumen4 halaman
    Tifoid 2
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Referat Tifoid Kehamilan
    Referat Tifoid Kehamilan
    Dokumen24 halaman
    Referat Tifoid Kehamilan
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Jatuh
    Jatuh
    Dokumen9 halaman
    Jatuh
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Tifoid
    Tifoid
    Dokumen6 halaman
    Tifoid
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Translate
    Jurnal Translate
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Translate
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Sub Hi Groma
    Sub Hi Groma
    Dokumen4 halaman
    Sub Hi Groma
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Lapkas GDD
    Lapkas GDD
    Dokumen34 halaman
    Lapkas GDD
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Lapkas CP
    Lapkas CP
    Dokumen30 halaman
    Lapkas CP
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Status Ujian Fix
    Status Ujian Fix
    Dokumen18 halaman
    Status Ujian Fix
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Sub Hi Groma
    Sub Hi Groma
    Dokumen4 halaman
    Sub Hi Groma
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Croup
    Croup
    Dokumen3 halaman
    Croup
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Bahan Croup 3
    Bahan Croup 3
    Dokumen9 halaman
    Bahan Croup 3
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Penyajian Kasus
    Penyajian Kasus
    Dokumen13 halaman
    Penyajian Kasus
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien
    Status Pasien
    Dokumen18 halaman
    Status Pasien
    Ika Krastanaya
    Belum ada peringkat