Oleh :
Zaid Hizbullah AGZ.
I4A011011
I4A011008
Periskha Bunda S.
I4A011014
Pembimbing
dr. H. Asyikin Noor, Sp. KJ, MAP
UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unlam-RSJD Sambang Lihum
Banjar
November, 2015
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
: SMP tamat
Pekerjaan
: Buruh bangunan
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Bangsa
: Indonesia
Alamat
Berobat tanggal
: 23 November 2015
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari alloanamnesis dengan ibu pasien (Tn. H) pada tanggal 23
November 2015 pukul 14.30 WITA dan autoanamnesa pada tanggal 23
November 2015 pukul 16.10 WITA di IGD RSJD Sambang Lihum.
A. KELUHAN UTAMA :
1
Mengamuk
mencoba bunuh diri ataupun melukai dirinya sendiri. Os tidak pernah dirawat di
RSJ sebelumnya.
Autoanamnesis
Pada saat datang, Os tampak ketakutan dan gelisah. Os mengamuk serta
berteriak-teriak. Usia sesuai dengan wajah dan berperawakan sedang. Os memakai
kaos berkerah warna hitam dan celana panjang. Penampilan Os terlihat tidak
terawat dan tidak rapi. Setelah diberi obat di IGD, Os menjadi lebih tenang dan
mampu menjawab nama, umur, alamat serta menyebutkan siapa yang membawa
Os ke RSJ Sambang Lihum. Os sadar dibawa ke Rumah Sakit Jiwa. Ketika
ditanya apakah Os sadar sering berteriak-teriak dan mengamuk, Os mengaku
sadar dengan hal itu. Os mengatakan yang menyebabkan Os sering marah apabila
keluarga selalu ikut campur urusan Os. Os mengaku mendengar bisikan yang
tidak baik dan kadang-kadang hanya terdengar bisikan saja, atau bisa dengan
muncul sosok berwujud seperti perempuan seram, bisikan tersebut yang
menyebabkan
emosi
Os
tidak
terkontrol
dan
meledak-ledak
sehingga
Riwayat prenatal
Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami
masalah kesehatan yang serius. Lahir cukup bulan, dilahirkan spontan,
ditolong oleh bidan di kampung dan langsung menangis, tidak ada
cacat bawaan.
C. RIWAYAT KELUARGA
Penderita adalah anak ke 6 dari 7 bersaudara. Hubungan dengan
anggota keluarga yang lain baik. Os tinggal bersama ibunya. Tidak ada
riwayat penyakit yang sama dengan os pada keluarga os.
Genogram:
Keterangan
Laki-laki
Perempuan :
Meninggal
Penderita
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1.Penampilan
Os seorang laki-laki, datang dengan memakai kaos berkerah warna
hitam dan celana jeans panjang, dan os terlihat tidak terawat dan acakacakan.Rambut hitam panjang.Pasien tampak mengamuk dan gelisah
ketika datang. Setelah diberi obat di IGD, pasien tampak lebih tenang.
2.Kesadaran
Jernih.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Hiperaktif.
4. Pembicaraan
Koheren
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif.
6. Kontak psikis
Kontak ada, tidak wajar dan tidak dapat dipertahankan.
B.
: Hipertim
Hidup emosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Stabilitas
Pengendalian
Sungguh-sungguh
Dalam/dangkal
Skala diferensiasi
Empati
: Labil
: Pasien sulit mengendalikan emosinya
: (+)
: Dalam
: Sempit
: Tidak dapat dirasakan
7. Arus emosi
C.
: Cepat
Fungsi Kognitif
Intelegensia
Konsentrasi
: terganggu
Orientasi
: Waktu
Daya Ingat
: Baik
Tempat
: Baik
Orang
: Baik
Situasi
: Baik
: Segera
: Baik
Jangka Pendek
: Baik
Jangka Panjang
: Baik
Pikiran Abstrak
: Sulit dievaluasi
Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik/visual : Auditorik, yaitu mendengar bisikan-bisikan
yang menyuruh pasien yang mengikutinya.
Visual, yaitu melihat bayangan perempuan
seram.
Ilusi
: (-)
a. Produktivitas
: Blocking
b. Kontinuitas
c. Hendaya berbahasa
: Tidak ditemukan
2. Isi Pikir
a. Preokupasi
: (-)
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial
: Baik
: Baik
Penilaian realitas
: Terganggu
H. Tilikan
Tilikan derajat 1 : Menyangkal bahwa dirinya sakit.
I.
: Tampak gelisah.
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 83 X/menit
Respirasi
: 20 X/menit
Suhu
: 37,5 oC
Bentuk badan
: Kurus
Kulit
Kepala
Leher
Thoraks
Pa
Pr
: Cor
Pulmo : sonor
A
Abdomen
Ektremitas
:I
: Simetris, datar
Pa
Pr
10
Status Neurologis :
4.
Nervus I-XII
: tidak ada
: tidak ada
Refleks fisiologis
: normal
Refleks patologis
: tidak ada
Kesadaran : Jernih
Psikomotor : Hiperaktif
Afek
Hidup emosi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Hipertim
:
Stabilitas
: Labil
Pengendalian
: Pasien sulit mengendalikan emosinya
Sungguh-sungguh : (+)
Dalam/dangkal
: Dalam
Skala diferensiasi : Sempit
Empati
: Tidak dapat dirasakan
Arus emosi
: Cepat
: Curiga (+)
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
: None
DAFTAR MASALAH
1.Organobiologik
Status internus dan neurologis tidak didapatkan adanya kelainan
2.Psikologik
Perilaku dan aktivitas psikomotor hiperaktif, afek sedih, empati dapat
dirabarasakan, mood labil, daya ingat tidak terganggu, intelegensia dan
pengetahuan umum sesuai dengan pendidikan, halusinasi auditorik dan visual,
waham kejar, tilikan derajat 1.
3.Sosial
Stresor psikososial yang didapatkan adalah masalah sosial
5.
PROGNOSIS
Diagnosis penyakit
Perjalanan penyakit
: Dubia ad malam
Riwayat herediter
: Dubia ad bonam
Pendidikan
Perkawinan
: Dubia ad malam
Aktivitas pekerjaan
: Dubia ad bonam
12
Ekonomi
: Dubia ad bonam
Lingkungan sosial
: Dubia ad malam
Pengobatan psikiatri
: Dubia ad bonam
Kesimpulan
: Dubia ad bonam
6.RENCANA TERAPI
Psikofarmaka
7.
DISKUSI
Skizofrenia adalah kelainan psikiatrik kronis, termasuk gangguan
mental yang sangat berat. Skizofrenia cukup banyak ditemukan di Indonesia,
sekitar 99% pasien rumah sakit jiwa di Indonesia adalah orang dengan
skizofrenia. (1)
Adapun pedoman diagnostik skizofrenia, yaitu (2):
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas) :
13
a. - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda ; atau
- thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b. - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus);
- delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c. Halusinasi auditorik:
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.
14
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan, atau neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor;
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
15
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
Berdasarkan hasil anamnesis (alloanamnesis dan autoanamnesis) serta
berdasarkan
PPDGJ-III
di
diagnosis
sebagai SKIZOFRENIA
PARANOID (F 20.0).
Pedoman diagnostik untuk skizofrenia paranoid (2):
Sebagai tambahan :
-
(whistling),
mendengung
(humming),
atau
bunyi
tawa
(laughing);
16
17
1.
2.
3.
Gangguan endokrin
4.
5.
Hepatotoksik.
anti
psikotik
tipikal
merupakan
obat
yang
perlu
dipertimbangkan pada gangguan dengan gejala positif yang lebih menonjol. Pada
pasien ini gejala positif lebih menonjol dibanding gejala negatif, sehingga terapi
yang digunakan adalah anti-psikotik tipikal yaitu Chlorpromazin dan Haloperidol.
(3)
Selain itu pasien juga mendapat terapi psikofarmaka yaitu pemberian
Triheksifenidil 3 x 2 mg/hari yang merupakan obat anti kolinergik yang
menghambat pelepasan asetilkolin. Indikasi pemberian obat ini adalah Parkinson
dan gangguan ekstrapiramidal yang disebabkan oleh obat SSP. (3)
Disamping terapi medikamentosa, dianjurkan juga pemberian psikoterapi
berupa pemberian support pada pasien dan keluarga serta terapi religius dan
18
perilaku yang bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental dan membantu
pemeca han masalah hidupnya.
Prognosis pada penderita ini dubia ad bonam karena dilihat dari diagnosa
penyakit, perjalanan penyakit, ciri kepribadian, usia saat menderita, pola keluarga,
aktivitas pekerjaan, lingkungan sosial, pengobatan psikiatri, dan ketaatan berobat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20