APLIKASI
MOTOR
INDUKSI
PENERAPAN PADA LIFT /
ELEVETOR
Tewu
h POLYTE
EKTRO RIK D4
ester II
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan
rahmatnya
sehingga
Tugas
Hasil
kelompok
kami
dapat
selaku
penulis
sangat
mengharapkan
kritik
dan
saran
guna
pengembangan dalam diri kami. Akhir kata sekali lagi kami mengucapkan
banyak terima kasih atas partisipasi anda membaca tulisan ini.Terima kasih.
Manado, 18 April 2010
Penulis,
DAFTAR
ISI
Kata Pengatar
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Teori Dasar
1. Elektro-mekanik
2. Elektro-magnetik
Bab III. Teori Terapan
1. Motor Induksi
Bab IV. Pembahasan
1. Lift / Elevator
Bab V. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I.
PENDAHULUAN
Setiap hari kita banyak melakukan aktifitas yang begitu banyak. Tahukah anda kalau 90%
pekerjaan atau aktifitas kita telah dibantu oleh sebuah motor listrik khususnya motor induksi.
Pompa air, DVD Player, Kipas angin, AC, Mesin cuci, Blendder,dan masih banyak lagi, yang
merupakan peralatan yang sering kita gunakan. Motor induksi adalah komponen utamanya. Coba
kita bayangkan tanpa adanya motor induksi, pasti kita akan sulit untuk melakukan aktifitas.
Melalui tulisan ini akan dibahas secara mendalam tentang Motor Induksi khususnya Aplikasinya
pada Lift listrik. Mesin-mesin listrik digunakan untukmengubah suatu bentuk energi keenergi
yang lain, misalnya mesin yangmengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator, dan
sebaliknyaenergi listrik menjadi energy mekanis disebut motor. Masing-masingmesin
mempunyai bagian yang diamdan bagian yang bergerak.Bagian yang bergerak dan diam
terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celahudara dan membentuk rangkaian magnetic dimana
fluksi dihasilkan oleh aliranarus melalui kumparan/belitan yangterletak didalam kedua bagian
tersebut.Pada umumnya mesin-mesin penggerakyang digunakan di Industri mempunyaidaya
keluaran lebih besar dari 1HP dan menggunakan motor InduksiTiga Fasa.
Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya,
adalah :
Kelebihan Motor Induksi
Mempunyai konstruksi yang sederhana.
Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.
Menghasilkan putaran yang konstan.
Mudah perawatannya.
Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi
Putarannya sulit diatur.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor
1.2.
1.3.
Kopel
Arus listrik I yang dihasilkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan
fluks B akan menghasilkan suatu gaya F sebesar:
F=BIl
Jika jari-jari rotor adalah r, maka kopel yang dibangkitkan adalah
T=Fr
Perlu diingat bahwa saat gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak di dalam medan
magnet da seperti diketahui akan menimbulkan gaya gerak listrik yang merupakan
reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses konversi energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih
besar daripada gaya gerak listrik lawan.
Begitu pula, suatu gerak konduktor di dalam medan magnet akan membangkitkan
tegangan e = B l V dan bila dihubungkan dengan beban, akan mengalir arus listrik I
atau energi mekanik berubah menjadi energi listrik (generator). Arus listrik yang
mengalir pada konduktor tadi merupakan medan magnet pula dan akan berinteraksi
dengan medan magnet yang telah ada (B). Interaksi medan magnet merupakan gaya
reaksi (lawan) terhadap gerak mekanik yang diberikan. Agar konversi energi mekanik
ke energi listrik dapat berlangsung, energi mekanik yang diberikan haruslah lebih
besar dari gaya reaksi tadi.
1.4.
Jika kumparan rotor diputar dengan arah berlawanan dari arah jarum jam, tegangan
akan dibangkitkan dengan arah yang berlawanan pada kedua ujung rotor yang tidak
dihubungkan.
Simulasi mesin dinamis (generator) dapat dilihat pada situs ini.
http://www.sciencejoywagon.com/physicszone/lesson/otherpub/wfendt/generatorengl.
htm
1.5.
dengan Bs (pada stator), sedang kerapatan fluks akibat kumparan medan adalah
Br (pada rotor), maka dapat dituliskan:
T = K Br Bs sin
Dimana
adalah sudut antara kedua sumbu medan magnet Br dan Bs
K adalah konstanta l x r
Sudut dikenal sebagai sudut kopel atau sudut daya dengan harga maksimum =
o
90 . Dengan menganggap Br dan Bs sebagai fungsi arus rotor dan arus stator,
persamaan kopel menjadi:
T = K Ir Is sin
Dengan demikian, kopel terjadi sebagai interaksi antara dua medan magnet atau dua
arus.
1.6.
Derajat Listrik
Pada setiap satu kali putaran mesin, tegangan induksi yang ditimbulkan sudah
menyelesaikan p/2 kali putaran. Maka untuk mesin 4 kutub, satu kali putaran mekanik
o
o
mesin (360 ) berarti sama dengan dua kali putaran listrik (720 ). Persamaan umumnya
adalah sebagai berikut:
e = (p/2) m
p = jumlah kutub mesin
e = sudut listrik
m = sudut mekanik
1.7.
Frekuensi
Dari persamaan di atas, diketahui bahwa untuk setiap satu siklus tegangan listrik yang
dihasilkan, mesin telah menyelesaikan p/2 kali putaran. Karena itu frekuensi
gelombang tegangan adalah:
f = (p/2) (n/60)
n = rotasi per menit
n/60 = rotasi perdetik
Kecepatan sinkron untuk mesin arus bolak-balik lazim dinyatakan dengan
ns = 120 (f/p)
Jadi misalnya untuk generator sinkron yang bekerja dengan frekuensi 50 putaran per
detik dan mempunyai jumlah kutub p=2, maka kecepatan berputar mesin tersebut
adalah:
ns = (120 x 50)/2 = 3000 rpm.
2. Elektromagnetik
Menurut fisika: Elektromagnet adalah fenomena fisika yang berupa interaksi antara
medan listrik dan medan magnet. Cahaya adalah satu diantara fenomena gelombang
elektromagnet yang memiliki sifat ambigu, di satu pihak bersifat gelombang elektromagnet, di
lain pihak merupakan gerakan partikel yang disebut foton.Menurut Teori Minimalis cahaya
merupakan symetrical trans wave yang mengakibatkan timbulnya foton pada saat terjadi
keseimbangan prima antar medan magnet dan medan listrik.
Magnet listrik atau elektromagnet adalah inti (biasanya besi lunak) yang menjadi bersifat
magnet karena ter induksi oleh arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor yang dililitkan
mengelilingi inti besi lunak itu. Magnet jenis ini sifatnya tak tetap. Jika inti besi lunak diganti
dengan baja maka yang terjadi adalah magnet tetap. Besi lunak akan kehilangan sifat magnet nya
jika arus listrik diputus, sedangkan baja masih bersifat magnet jika listrik searahnya
diputus.Magnet listrik jika yang mengalir arus searah atau direct current (DC) maka yang terjadi
adalah magnet berkutub utara dan selatan, jika yang mengalir arus listrik bolak balik atau
alternating current (AC) maka akan terjadi magnet yang kutubnya berubah-ubah (Vibrator).
Dalam eksperimen Oersted, Biot-Savart dan Ampere menyatakan bahwa adanya gaya dan
medan magnet disekitar kawat berarus. Kemudian timbul pertanyaan Apakah medan magnet
dapat menghasilkan arus listrik?. Awal tahunn 1830, dua orang ilmuwan yaitu Michael
Faraday(Inggris) dan Joseph Henry(Amerika) menemukan bahwa perubahan medan magnet
dapat menghasilkan tegangan dan arus yang disebut sebagai ggl induksi dan arus induksi.
Proses terjadi ggl induksi dan arus induksi dikenal sebagai induksi magnetik
BAB III.
TEORI TERAPAN
MOTOR INDUKSI
(e)
Gambar 5.100 Proses Terjadinya Medan Putar
120.f
p
,.
(f)
Rpm
5.6.1.3
(a)
120.f
p
kecepatan Ns = -
akan
ada
rotor
rotor
pada
(b)
E21 = SE2
5.6.2.2
= Ns -
P.~s
dan f1 =-Ns=-p
120
dan pada rotor berlaku hubungan :
f2
f1
= S => f2 = Sxf1
Nr
R,
i2
( b)
E2
: f-: -
(c)
Gambar 5.102 Rangkaian Ekuivalen
Rntr,r
I)
E2r =SE2
= Ns -
Nr
( a)
1's
Dalam
keadaan
diam,
frekuensi
rotor
x2
E,
r
( b)
( f2)
f2
f1
? ~
(c)
= S => f2 = Sxf1
-1)
5.6.1.1
Stator
5.6.1.2
Rotor
Rotor Sangkar
atau
E2
T 5 = k.E 2.
R2
----;=====
JR/
+X/
JR22 +X22
2
k.E2 .R2
R/ + x/
Berputar
Tegangan
rotor
fasa
saat
berputar
I 2r
= konstanta,
3
nilainya
3
= 2.1t.Ns
S.E2 .R2
T=
x-----2.1t.Ns
R/ +(S.X2))2
,Tarsi
Tarsi Asut
Maksimum
saat
Motor
Ber-
putar
Kondisi
Torsi Maksimum
pada saat
motor berputar bisa diperoleh
dengan
mendeferen-tialkan
persamaan
Tarsi
terhadap Slip S.
Torsi
Maksimum
Berdasarkan
diperoleh;
hasil
~ clT
clS
=0
diferensial
2
Sm
S
-+
s Sm
ini akan
Sm= R2
X2
~= k.R2.E/
x-2._x_= 2
2.R2.X2
Tm.ax
+ x/
R/
2. R2
1+(R2
=
R/
k.2
X2
X2
+ x/
+
1
Sm 2
2.Sm
Saat Pengasutan S
E2
12 =
T=
Ampere
Saat Berputar
12 =
S.E2
- I
.,
, (R2 +Rx)-+
Cosq>-, =
=1
Ampere
.,
(X2)-
R-,+Rx
Cosq>2 =
2
k.E2 .(R2 + Rx)
N-m
.(R2 + Rx)
.,
2
(R2 +Rx) -+ (S.X2)
T=
N-m
Diagram aliran daya dari sebuah Motor lnduksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan
gambar 5. 106
Daya Masuk Stator= Daya Keluar Stator+ Rugi Tembaga Stator
Daya Masuk Rotor = Daya Keluar Stator
Daya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor
pada
Daya Masuk
pada Stator, P1
I
Daya Masuk
pada Rotor, P2
Rug, Tembaga
n Besi pada Stat ,
I
up ...
I
a
.....
:,
atau Daya
Keluar
Daya
Mekanis,Pm
Rotor Kotor
I
~i Gesek,
an Angm
I
Daya Keluar Rotor
atau
Daya Keluar Motor
Daya keluar rotor dikonversi ke dalam energi mekanis dan menghasilkan Torsi Tg.
Sebagian torsi yang dihasilkan Tg hilang karena gesekan dan angin di rotor disebut
Torsi Poros Tsh.
Keterangan :
Daya Keluar Rotor kotor
Daya Masuk Rotor
Rugi Tembaga Rotor
Pout rotor
=
=
=
Pout rotor
Pin1,0tor
Pcu=3.I/.R2
Pcurotor
Tg.z.x.Nr
R/
Pout rotor
Tg=---- 2.1t.Nr
R/+s2.x/
Pin1.otoi
=
~r)
Tgxz.n.Ns
Ns-Nr
3.S.E2
.R2
- R22+S2.X22
Daya Mekanik (Pm) atau
=S
~s
------x-
att
+s2.x/
Pout rotor
Pin,.oror
Pm
2.1t.~s(l - S) / 60
l'is-:-ir
=1---
Ns
l'is-l'ir
Ns
xs
3.S.E2
Ns
EftstenstRutor
=-
PcUrotor
Pout,.oror
(1-
.R2
_
x
2
2:\-m
2.1t.:"'is/ 60 R2 + (S.X2)
1
xs
Juga
Pm
Pm
To=--=---e
co
21tNr/60
:-ir
SxPinroror
S)Pinroror
s
1-S
V1
Rugilnti =Ir
Pcustator =3.11
. Re
2
.R1 \.Vatt
Dayayanglntransferkekotor =
bila harga lo diabaikan
Pcu,-otor
=3.(12)
Daya.Mekanik Pm
=> 11
12
.R2 Watt
Y1
= 3(12')2 .R2'(1 ~
)watt
Tgxro= Tgxzx.Nr I 60
= 3.(r2'l
.R2'(-~1 -8)
Pg=
2
.
a
=1
lkan
RL
= Zeql
S)
3(12,)2 .R2'(1 ~
Tg=~~~~---'-~....a...
21t.Xr I 60
v,
le
Parameter
dari
rangkaian
ekuivalen
Rc,X111,R.,X1,X2,dm1R2,
dapat diten
tukan berdasarkan
hasil tes tanpa be
ban, tes hubung singkat, dan dari pe
ngukuran tahanan de dari belitan stator.
$umber
Tegangan
Tigi'.I Fasa
Vorlobol
y10
- -: : Y
wo
. . .: : : : : : . . x
Rugi Tembaga
rugi inti,
5.6.5.1
Wolo
A.,
...........
L-
Stator
..
Tegangan
B~"'-
O ...._~~~~~-=~
~~Normavl
OA=Menunjukkan
rugi-rugi yang dise
babkan gesekan dan angin.
Besarnya nilai Wo yang terbaca pada
saat tes tanpa beban, menunjukkan nilai
kerugian yang diakibatkan oleh adanya :
gesekan
dan
Wo
r:;
"3
.v.r,
Sumber
Tegangan
Tiga Fasa
Variabel
lhsN = I1isX-
V1is
lhsN
I hs
W11s
Cosq>hs
t:
Whs
Singkat
VhsL = Tegangan Jala-jala saat hubung
Singkat.
I1isL = Arus Jala-jala
saat hubung
singkat
RugiTembagaTotal = \Vhs - Winti
3.11is
R eql
W,. -W
S
lL
ti
llll
3.lhs
z eql
V s
-1-
?
X
lz
:. eql = V eql- - R eql 2
hs
whs
v 3 .VhsL .IhsL
5.6.6.1
Suplai 3 Cl>
Slipring
Motor
lnduksi
Slipring
Tahanan Luar ( Rk
a. Rangkaian Tahanan Rotor
Suplai 3 cv
(a)
R..,
5.6.6.3
Set
lhni:kaian
Kcccputun
"Tri~i:cr~
Pengaturan Tegangan
(b)
Ra11).tkui:n11
"Tri=.('r"
(c)
Gambar 5.114 Pengaturan Tegangan
Gambar 5.113
memperlihatkan
blok
diagram sistem pengaturan kecepatan
umpan terbuka (open loop), frekuensi
sup-lai ke motor dapat diatur (diubah
ubah).
Untuk menghindari saturasi yang tinggi
dalam magnetik, tegangan
terminal ke
motor harus bervariasi sebanding de
ngan frekuensi.
Kon1101 PonrcMah
IAC-OCI
1----+--t
hv.-1e,
fOC-AC)
r--...__,,
.,.
Kontroll
.,.
.v,
wt
0
Faktor Pelayanan
( Service Faktor)
Penutup Motor
Klasifikasi
Karakteristik
Torsi
Motor
NEMA (National
Electrical
Manufactu
res Association) telah membuat standar
disasi untuk motor induksi berdasarkan
karakteristik torsinya, yaitu rancangan A,
B, C, D, dan F.
Tabel 5.6 memper
lihatkan karakteristik torsi motor berda
sarkan standar NEMA.
Tabel 5.6 Karakteristik Torsi
Motor lnduksi
Torsi
Asut
Arus
Asut
Slip
Be ban
Penuh
Torsi
Patah
N
N
N
R
R
R
N
N
T
T
R
R
LT
N
N
T
Desain
A
B
Motor tanpa
SF
Motor dengan
SF 1, 15
Klas B
lsolasi
Klas F
Klas H
80C
105C
125C
90C
115C
135C
2. Pulley
Sistem puli dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.
3. Tali Baja
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun sangkar
pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang
akan diangkat.
4. Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.
sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi
kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki
rail.
Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang
berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula
terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu
kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh ( safety shoe ) yang
terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu
elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button )
yang akan dituju oleh pengguna elevator.
Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja
berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi
menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor
stepper akan membuka pintu secara otomatis
Selain yang disebutkan diatas, ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain
seperti dibawah ini :
1. Saklar pintu ( door contact )
Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman elevator.
1. Kunci pintu ( door lock )
Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar
1. Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )
Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap
kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.
Penjelasan mengenai komponen pengaman elevator akan dibahas pada bahasan keamanan pada
elevator.
5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)
Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar sehingga
mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama dengan
berat maksimum sangkar ditambah 40% 50% .
sebagai contoh, konstruksi lift atau elevator dengan kapasitas angkat maksimal Q= 1300 kg,
dengan berat kosong angkat 2600kg diperoleh berat bobot penyeimbang?
jawab
Beban penyeimbang dihitung menggunakan power pada saat naik beban penuh = power pada
saat turun kosong
Dimana :
Sp= Sangkar pada saat beban penuh = 2600 kg
Untuk mendapatkan hasil berat penyeimbang dengan ketentuan beban naik penuh sama dengan
beban turun kosong, maka persamaan diatas dapat disubtitusikan sebagai berikut :
(Sp X) v.g = 0
(X Sk) v.g =0 +
2X = Sp + Sk
2X = 2600 + 1300
X = 1950 kg
Maka berat penyeimbang adalah 1950 kg
biasanya penyeimbang direncanakan menggunakan besi cor GG 45
hasil diatas sama hal nya :
Qt = 40%-50% x Q1 + Q
1950 kg = 50 % (1300) +1300
1950 kg = 650 kg + 1300 kg
6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem lift
terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida
. Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang
menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk
menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara
langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya
adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem
bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan menghentikan putaran sebuah bahan dengan koefisien
gesekan tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam pengereman, seperti seng asbes terikat
berserat. Sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan dapat menyebabkan gerakan
hentakan dalam sangkar. Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati.
Biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60 persen untuk motor dan perakitan kotak
perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok
dengan ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan kecepatan di 1.75 m / s.
Diagram benda bebas di bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini
didistribusikan. Gaya yang diberikan oleh pegas adalah jauh lebih dekat dengan pin
sambungan lengan penarik dan oleh karena itu, dengan mudah dikalahkan oleh
kekuatan lengan tarik magnetik (jarak jauh dari titik rotasi).
7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali pengaman ini
meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan
kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai
berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.
Perawatan Elevator
Perawatan terhadap elevator yang sehari-hari terus beropearasi perlu dilakukan dengan baik dan
benar. Hal ini agar elevator dalam operasinya tidak mendapat gangguan atau kemacetan dan agar
umur pemakaian elevator tersebut dapat memenuhi harapan yang wajar.
Ada beberapa perawatan dan pemeliharaan lift, sebagai berikut :
1. Pemeliharaan ringan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang hanya meliputi service rutin dan penggantian
bahan/alat pakai seperti :
1. Penggantian oli
2. Penggantian bola lampu
3. Penggantian sepatu pintu
4. Pelumasan
2. Pemeliharaan keseluruhan
Yaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan penggantian spare part seperti :
1. Penggantian tali baja
2. Penggantian komponen control sistim
Ada perhitungan pengalihan kekuatan daya listrik seluruh sistem lift. Listrik dimasukkan ke
dalam motor sama dengan:
(untuk AC motor)
Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah sumber arus AC. Hasil perhitungan Power
konsumsi ini kemudian ditransfer melalui output dari poros motor,
Dimana T adalah torsi dan w adalah Kecepatan rotasi. Setelah daya ditransfer melalui gigi
(pengurang kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan lebih besar. Daya secara
keseluruhan akan sedikit lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien. Tegangan pada tali baja
dari katrol lift adalah sama dengan berat dari lift, W e. The tension on the rope from the counter
weight is W c . Tegangan pada tali baja dari pemberat adalah W c.
kecepatan rotasi poros drive (melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus diketahui. Daya
keluaran (asumsinya 100% efisiensi),
Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas
pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.
Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal,
percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di
setiap lantai.
BAB V. KESIMPULAN
salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang
dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis
mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang.
Untuk satu buah lift dengan kapasitas 3500 lb=1587,6 Kg dengan kecepatan 3 m/detik
dengan perkraan 1 orang beat 75 Kg eerlukan daya sebesar 48 HP.
Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula
kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.
Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal,
percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di
setiap lantai.
rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan
sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk
mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat
mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak
digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui
sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem
ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.
. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja
dengan cara sebagai berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sciencejoywagon.com/physicszone/lesson/otherpub/wfendt/gene
ratorengl.htm
http://www.wikipedia.com
http://www.dunialistrik.blogspot.com
http://dee-elevator-system.blogspot.com/2010/02/persyaratan-fungsionalutama.html"