Anggota Kelompok 3 :
Jordhy B.T Silalahi
135090200111021
135090200111023
Abisha Joses P
135090200111027
Nida Darmawanti
135090200111031
Quarina Febrially
135090200111036
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
a. Uji molish
Uji ini berlaku umum, baik untuk aldosa maupun ketosa. Caranya, karbohidrat ditambah
H2SO4 melalui dinding-dinding tabung. Asam sulfat akan menyerap air dan membentuk
furfural yang selanjutnya dikopling dengan -naphtol membentuk senyawa gabungan
berwarna ungu. Jika yang dideteksi pentose akan terbentuk furfural, sementara itu jika aldosa
yang dideteksi akan terbentuk hidroksimetilfurfural [3].
b. Uji selliwanof
Uji ini positif terhadap ketosa, misal fruktosa. Akan tetapi negative terhadap aldosa.
Pereaksi dibuat dengan mencampurkan resorsinol dengan HCl pekat kemudian diencerkan
dengan akuades. Uji dilakukan dengan menambahkan larutan sampel ke dalam pereaksi lalu
dipanaskan dalam air mendidih. Adanya warna merah menunjukkan adanya ketosa [4].
c. Uji benedict
Uji ini positif untuk gula pereduksi/ gula inversi seperti glukosa dan fruktosa. Caranya
gula reduksi ditambahkan dengan campuran CuSO4 (tembaga sulfat), natrium sitrat (NaSO3)
dan natrium karbonat (NaCO3) lalu dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida
(Cu2O) yang berwarna merah coklat. Uji ini terjadi dalam suasana basa/alkalis karena gula
akan mereduksi dalam suasana basa. Natrium sitrat berfungsi sebagai pengkelat Cu dengan
membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat berfungsi untuk menciptakan suasana
basa [2].
d. Uji fehling
Uji ini hampir sama dengan uji benedict yang bertumpu pada adanya gula pereduksi
pada karbohidrat. Cara ujinya: gula reduksi ditambah campuran larutan CuSO4 dalam
suasana alkalis (dengan ditambah NaOH) dan ditambah dengan Chelating agent, lalu
dipanaskan maka akan terbentuk endapan kupro oksida [2].
e. Uji iodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati yang dengan iodium menghasilkan warna biru, dekstrin
menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis
akan membentuk warna merah [2].
Sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya:
Prinsip
Metode ini digunakan untuk mengukur gula pereduksi dengan teknik kolorimetri. Teknik
ini hanya dapat mendeteksi satu gula pereduksi, misalnya glukosa. Glukosa memiliki gugus
aldehida, sehingga dapat dioksidasi menjadi gugus karboksil. Gugus aldehida yang dimiliki
oleh glukosa akan dioksidasi oleh asam 3,5-dinitrosalisilat menjadi gugus karboksil dan
menghasilkan asam 3-amino-5-salisilat pada kondisi basa dengan suhu 90-100oC. Senyawa
ini dapat dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Reaksi dengan DNS yang terjadi merupakan reaksi redoks pada gugus aldehid gula dan
teroksidasi menjadi gugus karboksil. Sementara itu DNS sebagai oksidator akan tereduksi
membentuk 3-amino dan 5-nitrosalicylic acid. Reaksi ini berjalan dalam suasana basa. Bila
terdapat gula reduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya berwarna kuning akan
bereaksi dengan gula reduksi sehingga menimbulkan warna jingga kemerahan[5].
2.
Metode
Buat larutan glukosa standar dengan konsentrasi masing-masing 0, 200, 400, 800, 1200,
1600, dan 2000 ppm. Masing-masing larutan diambil 1 mL, lalu tambahkan 3 mL pereaksi
DNS. Kemudian, masing-masing larutan divorteks dan dipanaskan dalam air mendidih
selama 5 menit. Setelah dingin, masing-masing larutan diencerkan 5 kali dan divorteks
kembali. Ukur absorbannya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm,
kemudian buat persamaan liniernya sebagai kurva standar. Pengukuran kadar gula pereduksi
pada sampel dilakukan dengan cara mengambil 1 mL sampel kemudian ditambahkan 3 mL
pereaksi DNS. Proses selanjutnya sama seperti pada larutan glukosa standar, kemudian nilai
pengukuran yang diperoleh diplot pada kurva standar.
Analisa kuantitatif gula reduksi dengan metode Dinitro Salicylic Acid (DNS) Pembuatan
kurva standar Cara kerja : Untuk membuat kurva standar terlebih dahulu dibuat larutan
glukosa dengan konsentrasi 0, 200, 400, 600, 800, dan 1000 ppm. Setelah itu diambil 1 mL
dari masing-masing konsentrasi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan ke dalam tabung reaksi 1 mL reagen DNS dan dihomogenkan. Ditutup mulut
tabung dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam air mendidih selama 5-15 menit sampai
larutan berwarna merah-coklat. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan KNa-Tartrat 40 %.
Tabung reaksi didinginkan dan ditambahkan dengan aquades hingga volumenya menjadi 10
mL dan dihomogenkan. Selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 540 nm.
Kadar gula reduksi dihitung dengan rumus berikut :
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Hasanah, I.2014. Studi komparasi kandungan karbohidrat tepung biji mangga Manalagi
dan Arumanis sebagai alternatif sumber karbohidrat pada pembuatan jenang
pelok.Doctoral dissertation, IAIN Walisongo.
[2]
[3]
[4]
[5]