Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pada beberapa penyakit, jumlah sel darah putihnya menurun; pada penyakit lainnya, jumlah
sel darah putih adalah normal tetapi fungsinya mengalami gangguan. Pada sebagian penyakit
lainnya, tidak terjadi kelainan pada sel darah putih, tetapi komponen sistem kekebalan lainnya
mengalami kelainan atau hilang.
Beberapa penyakit hanya menyebabkan gangguan sistem kekebalan yang ringan, sedangkan
penyakit lainnya menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Pada infeksi HIV yang menyebabkan AIDS, virus menyerang dan menghancurkan sel darah
putih yang dalam keadaan normal melawan infeksi virus dan jamur.
Pada kenyataannya, hampir setiap penyakit serius menahun menyebabkan gangguan pada
sistem kekebalan.
Orang yang memiliki kelainan limpa seringkali mengalami immunodefisiensi. Limpa tidak
saja membantu menjerat dan menghancurkan bakteri dan organisme infeksius lainnya yang
masuk ke dalam peredaran darah, tetapi juga merupakan salah satu tempat pembentukan
antibodi.
Jika limpa diangkat atau mengalami kerusakan akibat penyakit (misalnya penyakit sel sabit),
maka bisa terjadi gangguan sistem kekebalan.
Jika tidak memiliki limpa, seseorang (terutama bayi) akan sangat peka terhadai infeksi bakteri
tertentu (misalnya Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan Streptococcus). Selain
vaksin yang biasa diberikan kepada anak-anak, seorang anak yang tidak memiliki limpa harus
mendapatkan vaksin pneumokokus dan meningokokus.
Anak kecil yang tidak memiliki limpa harus terus menerus mengkonsumsi antibiotik selama 5
tahun pertama. Semua orang yang tidak memiliki limpa, harus segera mengkonsumsi
antibiotik begitu ada demam sebagai pertanda awal infeksi.
Malnutrisi (kurang gizi) juga bisa secara serius menyebabkan gangguan sistem kekebalan.
GEJALA
Sebagian besar bayi yang sehat mengalami infeksi saluran pernafasan sebanyak 6 kali atau
lebih dalam 1 tahun, terutama jika tertular oleh anak lain.
Sebaliknya, bayi dengan gangguan sistem kekebalan, biasanya menderita infeksi bakteri berat
yang menetap, berulang atau menyebabkan komplikasi. Misalnya infeksi sinus, infeksi telinga
menahun dan bronkitis kronis yang biasanya terjadi setelah demam dan sakit tenggorokan.
Bronkitis bisa berkembang menjadi pneumonia
Kulit dan selaput lendir yang melapisi mulut, mata dan alat kelamin sangat peka terhadap
infeksi.
Thrush (suatu infeksi jamur di mulut) disertai luka di mulut dan peradangan gusi, bisa
merupakan pertanda awal dari adanya gangguan sistem kekebalan.
Peradangan mata (konjungtivitis), rambut rontok, eksim yang berat dan pelebaran kapiler
dibawah kulit juga merupakan pertanda dari penyakit immunodefisiensi..
PENGOBATAN
Peningkatan kadar antibodi dapat dilakukan dengan suntikan atau infus immun globulin, yang
biasanya dilakukan setiap bulan.
Prosedur yang masih bersifat eksperimental, yaitu pencangkokan sel-sel thymus dan sel-sel
lemak hati janin, kadang membantu penderita anomali DiGeorge.
Pada penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat yang disertai kekurangan adenosin
deaminase, kadang dilakukan terapi sulih enzim.
Jika ditemukan kelainan genetik, maka terapi genetik memberikan hasil yang menjanjikan.
Pencangkokan sumsum tulan gkadang bisa mengatasi kelainan sistem kekebalan kongenital
yang berat.
Prosedur ini biasanya hanya dilakukan pada penyakit yang paling berat, seperti penyakit
immunodefisiensi gabungan yang berat.
PENCEGAHAN
Hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh penderita penyakit immunodefisiensi:
Kepada penderita yang mengalami kekurangan limfosit B atau limfosit T hanya diberikan vaksin virus
dan bakteri yang telah dimatikan (misalnya vaksin polio, MMR dan BCG).
Jika diketahui ada anggota keluarga yang membawa gen penyakit immunodefisiensi, sebaiknya
melakukan konseling agar anaknya tidak menderita penyakit ini.