Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PENGUKURAN ENERGY LISTRIK


III.1 Tujuan
1. Untuk

mengukur

pemakaian

energy

listrik

dan

faktor

yang

mempengaruhi.
2. Untuk mengetahui ketelitian kWh-meter.
III.2 Alat-alat Yang Dipergunakan
a. kWh-meter 3 fasa
1 buah
b. kWh-meter 1 fasa
3 buah
c. cos-phi-meter
1 buah
d. Wattmeter 1 fasa
1 buah
e. Voltmeter
1 buah
f. Amperemeter
1 buah
g. Stop Watch
3 buah
h. Beban lampu
secukupnya
i. Konektor
secukupnya
III.3

Teori Dasar

III.3.1 Pengertian Listrik 1 Fasa


Listrik 1 fasa adalah instalasi listrik yang menggunakan dua kawat
penghantar yaitu 1 kawat fasa dan 1 kawat 0 (netral). Pengertian sederhananya adalah
listrik 1 fasa terdiri dari dua kabel yaitu 1 bertegangan dan 1 netral. Umumnya listrik
1 fasa bertegangan 220 volt yang digunakan banyak orang. Bisaanya listrik 1 fasa
digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu memiliki 3 fasa
, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1 fasa karena kita tidak memerlukan daya
besar.

III.3.2 Pengertian Listrik 3 Fasa


Listrik 3 fasa adalah instalasi listrik yang menggunakan tiga kawat fasa dan
satu kawat 0 (netral) atau kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Fasa terdiri dari 3

kabel bertegangan listrik dan 1 kabel Netral. Umumnya listrik 3 fasa bertegangan
380V yang banyak digunakan Industri atau pabrik.Listrik 3 fasa adalah listrik AC
(alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang mempunyai tegangan
sama tetapi berbeda dalam sudut fasa sebesar 120 degree.
Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar, yaitu :
1. Hubungan bintang (Y atau star).
2. Hubungan delta.
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 fasa ini, yaitu
1. Tegangan antar fasa (Vpp : voltage fasa to fasa atau ada juga yang
menggunakan istilah Voltage line to line).
2. Tegangan fasa ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to
netral).
Keuntungan Listrik 3 fasa yaitu :
1. Menyediakan daya listrik yang besar ( bisaanya pada industri menengah dan
besar ). Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga
memerlukan line yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian
hanya memerlukan satu fasa (memilih salah satudari 3 fasa). Listrik 3 fasa
bisaanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan
daya besar.
2. Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan
mengalir akan lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang
besar, kabel yang digunakan bisa lebih kecil.
3. Untuk motor induksi, listrik 3 fasa tidak memerlukan kapasitor.

III.3.3 Beda 3 fasa dan 1 fasa


1. Listrik 3 fasa
Bila suatu alat membutuhkan catu daya listrik 3 (tiga) fasa, maka
hubungannya dengan catu daya =R S T (fasa to fasa 380 Volt).
2. Listrik 1 fasa

Bila suatu alat membutuhkan catu daya listrik 1 (satu) fasa, maka hubungan
nya dengan catu daya= R dengan N atau S-N atau T-N. (fasa to Neutral 220 Volt).Itu
dari sisi koneksi (hubungan). Sedangkan dari sisi effisiensi, pemakaian 3 (tiga) fasa
dapat memperkecil Ampere (arus listrik) dan secara otomatis memperkecil diameter
penghantar (kabel Beda listrik 1 fasa sama 3 fasa ialah kalau satu fasa hanya terdiri
dari fasa dan netral (+&-) dengan tegangan output 220V 3 fasa terdiri dari 3 arus
positif dan satu netral dengan simbol (R,S,T,N) RST adalah fasa dan N adalah netral
digunakan untuk motor 3 fasa atau instalasi satu fasa juga bisa dengan output R-N :
220V S-N:220V T-N 220V R-T:380V R-S:380V T-S:380V.
III.3.4 Sistem 1 fasa dan 3 fasa
Di dalam jaringan listrik ada 2 sistem jaringan : jaringan 1 fasa dan jaringan
3 fasa. Jaringan 1 fasa atau di sebut juga JTR ( jaringan tegangan rendah ) jaringan ini
hanya melayani rumah rumah sajadan tegangan yang melalu ini hanya 220 Volt
teganagn ini untuk tegangan rumah rumah saja.
Jaringan 3 fasa atau sebut saja JTM (Jaringan tegangan menengah) jaringan
ini menampungbeban tinggi dan untuk pengaliran tegangan saja. setiap sistem
jaringan,jaringan 1 fasa ataupun 3 fasa mempunyai kekurangan dan kelebihan sendiri
sendiri..
Kekurangan dan kelebihan jaringan 1 fasa:
1. Kekurangan sistem 1 fasa:
a. Hanya terdiri dari 2 penghanatar saja yaitu Fasa R dan Netral.
b. Beban yang besar di tampung oleh 1 penghantar saja
c. Pada generator 1 fasa ,generator menjadi lebih besar.
2. Kelebihan sistem 1 fasa:
a. Lebih simpel karena terdiri hanya 2 Penghantar saja dalam jaringan
b. Ekonomis.
Kekurangan dan kelebihan sistem 3 fasa
1. Kekurangan sistem 3 fasa
a. Mahal
b. Waktu yang di perlukan lebih lama.

2. Kelebihan sistem 3 fasa:


a. Tegangan yang besar mampu di bagi menjadi 3 Penghantar yaitu R,S,T dan N
b. Genertaror yang mebggunakan sistem ini ukuranya lebih kecil
c. Simpe
III.3.5 Prinsip Kerja kWH-meter
1. KWH-meter analog
Ditinjau dari segi cara bekerjanya, maka pengukur ini memakai prinsip azas
induksi atau azas Ferraris. Pada umumnya, alat pengukur ini digunakan untuk
mengukur daya listrik arus bolak balik. Pada alat ini dipasang sebuah cakera
alumunium (alumunium disk) yang dapat berputar, dimuka sebuah kutub magnet
listrik (Electromagnetic).
Magnet listrik ini diperkuat oleh kumparan tegangan dan kumparan arus.
Dengan adanya lapangan magnet tukar yang berubah-ubah, maka cakera (disk)
alumunium ditimbulkan suatu arus bolak-balik, yang menyebabkan cakera tadi mulai
berputar dan menggerakkan pesawat hitungnya.
Secara umum, perumusan perhitungan untuk daya listrik dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
Daya kompleks S (VA)=

V . I ........(3.1)

Daya reaktif Q (VAR)=

V . I sin ....

(3.2)
Daya aktif P (Watt)=

V . I cos ........(3.3)

Dari ketiga daya tersebut yang terukur pada kWH-meter adalah daya aktif,
yang dinyatakan dengan satuan watt, sedangkan daya reaktif dapat diketahui besarnya
dengan menggunakan alat ukur Varmeter. Untuk pemakaian pada rumah, bisaanya
hanya digunakan kWH-meter.
Pada pembebanan bebas induksi kecepatan berputarnya cakera sangat
tergantung pada hasil kali tegangan pada hasil kali dari tegangan (E) dikali dengan

kuat arus (I) dalam satuan watt. Jumlah putaran tergantung pada kecepatan dan
lamanya, dengan demikian dapat kita rumuskan sebagai berikut:
n=E . I . t ......(3.4)
Untuk alat pengukur kiloWattHour (kWH) arus putar, pada umumnya
mempunyai tiga sistem magnet yang ketiganya dilengkapi oleh sebuah kumparan arus
dan tegangan yang bekerja pada sebuah cakera turutan, dimana ketiga cakera itu
dipasang pada sumbu yang sama.

Gambar 3.1 Rangkaian kWH-meter Analog

Pada piringan KWH meter terdapat suatu garis penanda (bisaanya berwarna
hitam atau merah). Garis ini berfungsi sebagai indikator putaran piringan. Untuk 1
kWH bisaanya setara dengan 900 putaran (ada juga 450 putaran tiap kWH). Saat
beban banyak menyerap daya listrik, maka putaran piringan kWH ini akan semakin
cepat. Hal ini tampak dari cepatnya garis penanda ini melintas.
2. KWH-meter Digital
Cara kerja dari kWH-meter digital antara lain sebagai berikut:
a. KWH-meter digital dikontrol oleh sebuah mikrokontroler dengan tipe
AVR90S8515 dan menggunakan sebuah sensor digital tipe ADE7757 yang berfungsi
untuk membaca tegangan dan arus serta untuk mengetahui besar energi yang
digunakan pada instalasi rumah.
b. Seven Segment sebagai penampil data besaran energi listrik yang digunakan
di rumah. Dari komponen-komponen tersebut dihasilkan sebuah kWH-meter modern

T
0
S
R

dengan
tampilan digital yang dapat mengukur besaran penggunaan energi,T dengan
0
batasan maksimal beban 500 watt.
Mengukur energy listrik pada dasarnya mengukur besarnya daya listrik yang
digunakan dalam waktu tertentu.
kWh 1000RI x V x t
0

....................................................................................................................(3.5)
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat dikembangkan metode
pengukuran lebih lanjut.
1. kWh-meter I fasa

Gambar 3.2 kWh-meter 1 fasa

kWh-meter satu fasa mempunyai satu kumparan arus dan satu kumparan
tegangan.
KWh

VI cos h
1000

.................................................(3.6)

Dimana:
V
= Tegangan fasa-nol (Volt)
I
= Arus beban (A)

cos
= Faktor daya
2. kWh-meter 3 fasa

Gambar 3.3 kWh-meter 3 fasa

kWh-meter 3 fasa dengan 4 saluran, memiliki 3 kumparan arus dan 3


kumparan tegangan. Pengukuran energy ketiga fasanya adalah:

kWh ( 3 )

3VI cos h
1000

............................................(3.7)

Dimana:
V
= Tegangan fasa-nol beban (Volt)
I
= Arus beban (A)

cos
= Faktor daya

III.4

Langkah Percobaan

III.4.1 Pengukuran energy 1 fasa


W

cos

kWh
V
Z

Gambar 3.4 Rangkaian Pengukuran Energi 1 Fasa

1. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.4


2. Pastikan kebenaran rangkaian anda !
3. Catatlah konstanta kWh (jumlah putaran/kWh) pada name platenya.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Masukkan beban secara bertahap dan catatlah hasil penunjukkannya (W, cos
, A, dan V).
6. Siapkan rangkaian percobaan seperti gambar 3.4
7. Pastikan rangkaian anda sudah benar !

k
W
h

T
0

8. Siapkan beban listrik sama dengan gambar 3.4


9. Siapkan Stop watch.
10. Masukan beban secara bertahap seperti pada gambar 3.4 dan catatlah waktu
yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Energi 1 Fasa

Beban

Cos

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Energi 1 Fasa

Beban

Jumlah Putaran

Waktu

III.4.2 Pengukuran Energy 3 Fasa

Gambar 3.5

Langkah - langkah:
1. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.5
2. Pastikan rangkaian anda sudah benar.

Gambar 3.6

P
h
a
s
e

3. Catatlah konstanta kWh meter (jumiah putaran/kWh) yang dinyatakan pada


masing-masing name plate kWh-meter tersebut.
4. Siapkan beban listrik sesuai petunjuk pengawas.
5. Siapkan 3 buah stop watch.
6. Masukkan beban listrik secara bertahap dan catatlah waktu yang diperlukan
untuk n putaran yang telah diperlukan untuk ketiga kWh meter.
7. Siapkan rangkaian seperti gambar 3.6.
8. Pastikan rangkaian anda sudah benar.
9. Catatlah konstanta kWh-meter.
10. Siapkan beban listrik sama seperti pada gambar 3.5.
11. Siapkan stop watch.
12. Masukkan beban secara bertahap sama seperti pada gambar 3.5 dan catatlah
waktu yang diperlukan untuk n putaran yang telah ditentukan.
13. Ulangi kedua percobaan tersebut untuk beban tak seimbang.
III.5

Data Hasil Percobaan


Di bawah ini merupakan laporan hasil data yang diperoleh dari melakukan

dua percobaan mengenai pengukuran energy 1 fasa dan energy 3 fasa.


III.5.1 Pengukuran Energi 1 Fasa
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Energi 1 Fasa

Beban
100
160
225

W
95,24
153,97
214,13

Cos
0,99
0,99
0,99

A
0,432
0,699
0,973

V
222,7
222,5
222,3

III.5.2 Pengukuran Waktu Energi 1 Fasa


Tabel 3.4 Pengukuran Energi 1 Fasa menggunakan kWH-meter

Beban

Jumlah Putaran

Waktu

100
160
225

1
1
1

41,73
25,65
19,17

III.5.3 Pengukuran Beban Seimbang


Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Beban Seimbang

Beban

kWh-1
n
t1

100 W
100 W
100 W

kWh-2
n
t2

kWh-3
n
t3

kWh-3
N
t3

40,27
1

32,91
1

37,31

168,02 s

III.5.4 Pengukuran Beban Tak Seimbang


Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Beban Tak Seimbang

Beban
100 W
160 W
225 W

kWh-1
n
t1
1

kWh-2
n
t2

kWh-3
n
t3

kWh-3
N

t3

85,07 s

41,05
1

18,58
1

16,72

III.6

Analisa Data Hasil Percobaan

III.6.1 Perhitungan Energi 1 Fasa


III.6.1.1 Perhitungan Energi 1 fasa dengan kWh meter 1 fasa
Berdasarkan tetapan kWh meter 1 fasa, yaitu 900 rev/kWh dapat dihitung
besarnya energi yang terserap untuk masing-masing beban untuk satu putaran yaitu
dengan menggunakan persamaan
WkWh=

Prev
rev
dimana t =
P900
P900 .................................(3.8)

Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat kita hitung WkWh nya,


yaitu:
a. Pada beban 100 watt
1001
WkWh=
=0,00111kWh
100900
b. Pada beban 160 watt
1601
WkWh=
=0,00111kWh
160900
c. Pada beban 225 watt

WkWh=

2251
=0,00111kWh
225900

Berdasarkan perhitungan di atas dapat kita lihat bahwa untuk masing


masing beban yang berbeda ternyata mendapatkan hasil WkWh yang sama yaitu
0,00111 kWh. Dilihat dari data hasil percobaan yang kita peroleh, dapat kita hitung
energi yang diserap oleh beban dengan persamaan sebaai berikut
W= P x t...............................................................(3.9)
Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat di ukur banyak energi yang
terserap oleh masing masing beban, yaitu :
a. Pada beban 100 watt
100
41,03
1000
W=
=0,00114 kWh
3600
b. Pada beban 160 watt
160
25,97
1000
W=
=0,00115 kWh
3600
c. Pada beban 225 watt
225
17,98
W= 1000
=0,00112
3600

kWh

III.6.1.2 Persentase Kesalahan


Berdasarkan tetapan kWh (900 rev/kWh) dapat dilihat bahwa untuk 1
putaran energi yang terpakai atau terserap oleh beban adalah 0,00111 kWh, sehingga
dapat dihitung persentase kesalahan pengukuran dengan persamaan
% Kesalahan =

W pengukuranW teori
100 `......................(3.10)
W teori

Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat kita hitung besarnya


persentase kesalahan pengukuran untuk masing masing beban, yaitu :
a. Pada beban 100 watt

0,001140,00111
100
0,00111

% Kesalahan =

b. Pada beban 160 watt


0,001150,00111
% Kesalahan =
0,00111

= 2,7%

* 100% = 3,6%

c. Pada beban 225 watt


0,001120,00111
100 = 0,9%
% Kesalahan =
0,00111

III.6.1.3 Perhitungan Cos

Berdasarkan tabel 3.1, kita juga dapat membandingkan antara cos


pengukuran dengan cos

hasil

hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan

Cos =

W
I .V ......................................................(3.11)

Dari persamaan di atas, maka hasil perhitungan untuk masing masing


beban adalah :
a. Pada beban 100 watt

Cos =

100
=1, 03 9
0,432222,7

b. Pada beban 160 watt

Cos =

160
=1, 02 8
0,699222,5

c. Pada beban 225 watt

Cos =

225
=1, 040
0,973222,3

III.6.1.4 Persentase Kesalahan Cos

Dari hasil perhitungan di atas, dapat kita cari persentase kesalahannya


dengan menggunakan persamaan
% Kesalahan =

cos Perhitungancos Pengukuran


100 `.........(3.12)
cos Perhitungan

Dengan menggunakan persamaan di atas, persentase kesalahan yang terjadi


dari masing masing beban dapat kita hitung sebagai berikut
a. Pada beban 100 watt
1,03 90,99
100 =0,08
% Kesalahan =
1,03 9
b. Pada beban 160 watt
1,02 80,99
100 =0,06
% Kesalahan =
1,02 8
c. Pada beban 225 watt
1,0400,99
100 =0,08
% Kesalahan =
1,040
III.6.1.4 Persentase Kesalahan Wattmeter
Berdasarkan tabel 3.1 dapat dilihat bahwa satuan daya yang tertera pada
beban dengan satuan daya pada melalui pengukuran dengan menggunakan wattmeter
adalah berbeda. Sehingga dapat dihitung persentase kesalahan wattmeter dengan
menggunakan persamaan
% Kesalahan =

W bebanW Pengukuran
100 `......................(3.13)
W beban

Dengan menggunakan persamaan di atas dapat dihitung persentase


kesalahan pengukuran untuk masing masing beban, yaitu :
a. Pada beban 100 watt
10095,24
100 =0,04
% Kesalahan =
100
b. Pada beban 160 watt
160153,97
100 =0,06
% Kesalahan =
160

c. Pada beban 100 watt


225214,13
100 =0,04
% Kesalahan =
225
Kesimpulan analisa pengukuran energi 1 fasa :
1. Energi yang diserap oleh suatu beban dipengarhi oleh bebera[a faktor, yaitu:

daya (watt), cos (factor daya), arus (I) tegangan (V), dan waktu (t).
2. Semakin besar daya maka semakin besar juga arus dan tegangan.
3. Semakin besar daya maka waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali
putaran semakin kecil.
4. Kesalahan masing masing pengukuran disebabkan oleh kesalahan praktikan
membaca skala dan kurangnya kemampuan dari praktikan tersebut, atau dapat
juga disebabkan oleh alat yang rusak

III.6.2 Perhitungan Energi 3 Fasa


III.6.2.1 Perhitungan Beban Seimbang
a. Perhitungan energi 3

berdasarkan 3 kWh meter 3

Berdasarkan rumus W= p x t, maka energi 3


meter 1

dengan menggunakan 3 kWh

dapat dihitung dengan menjumlahkan energy dari 3 kWh 1

dengan

menggunakan rumus :
W= (P1*t1) + (P2*t2) + (P3*t3)
W=

P1
P2
P3
t 1
t 2
t 3
1000
1000
1000
+
+
3600
3600
3600

)(

)(

..........................(3.14)

Dengan menggunakan persamaan di atas, dapet dihitung energi untuk beban

100 watt dengan mengunakan kWhmeter 1 , yaitu :


100
40,27
1000
=0 , 00111kWh
3600

W1 =

W2 =

100
32,91
1000
=0,0009 kWh
3600

W3 =

(
(

)
)

100
37,31
1000
= 0,001 kWh
3600

WTotal = W1+W2+W3
= 0,00114 +0,0009+ 0,001
= 0,003 kWh
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat kita buat tabel energy 3
diukur menggunakan 3 kWh meter 1

yaitu :

yang


Tabel 3.7 Energi 3

Beban
100

menggunakan 3 kWh meter 1

Energi Total (3 )
0,003 kWh

b. Perhitungan energi 3 berdasarkan 1 kWh meter 3


Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 3.5, dapat kita hitung besar
energy 3

dengan menggunakan 1 kWh meter 3 dengan menggunakan persamaan :

W =3 = P3 * t3 ...........................................................(3.15)
Sehingga dapat dihitung, yaitu :
W = 300 * 168,02 = 50.406 kWh

Anda mungkin juga menyukai