Anda di halaman 1dari 6

Artikel Kesehatan

Hari Kesehatan Jiwa 2014 : Living With Schizophrenia

Created on Friday, 10 October 2014 08:00

Hari ini, 10 Oktober 2014 merupakan Hari Kesehatan Jiwa

Sedunia (HKJS). Tahun ini HKJS mengangkat tema living with schizophrenia yang bertujuan untuk meningkatkan awareness pentingnya terapi dini yang
tepat bagi orang dengan skizofrenia serta mengajak masyarakat dunia memberikan dukungan dan menerima ODS kembali aktif dan produktif di tengah
masyarakat.

Topik skizofrenia menjadi suatu keprihatinan di Indonesia karena merupakan negara yang memiliki peringkat terendah dalam hal penyediaan layanan
kesehatan jiwa di Asia. Penderita gangguan jiwa selama ini digambarkan sering mengalami kekerasan dan pemasungan, meskipun mereka juga masih
memungkinkan dilakukan pengobatan agar kembali normal.
Menurut Dr A.A. Ayu Agung Kusumawardhani SpKJ(K), Ketua Seksi Skizofrenia PDSKJI, skizofrenia merupakan suatu penyakit jiwa berat dan sering kali
berlangsung kronis dengan gejala utama berupa gangguan proses pikir. "Pembicaraan sulit dimengerti, isi pikir yang tidak sesuai realita (delusi atau
waham), disertai gangguan persepsi panca indera yaitu halusinasi, dan disertai tingkah laku yang aneh, seperti berbicara atau tertawa sendiri," kata Ayu.
Gangguan jiwa ini kerap muncul di usia produktif yaitu 15-25 tahun, sehingga perlu mengenali gejala, serta terapi sedini mungkin, agar dapat
meningkatkan probabilitas pemulihan sempurna (recovery). Konsep recovery saat ini masih dianggap terlalu jauh. Padahal sangat diperlukan untuk
kehidupan orang dengan skizofrenia (ODS) dalam jangka panjang.
Gejala psikotik awal skizofrenia dapat menyebabkan ODS kesulitan berinteraksi serta menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar. Hal ini tentunya
akan mengganggu produktivitas dan kapasitas bekerja serta bersosialisasi di masyarakat.
Saat ini diperkirakan sekitar 26 juta orang di seluruh dunia akan mengalami Skizofrenia dalam hidup mereka. Meskipun angka tersebut terbilang tinggi,
masih banyak kasus yang diperkirakan tidak terdeteksi akibat kurangnya informasi yang keliru atau kurangnya dukungan dari masyarakat.

BAGAIMANA KONDISI DI INDONESIA ??


Di dalam menggambarkan kondisi kesehatan jiwa di Indonesia ini dilakukan analisis diskripsi sederhana dari data hasil Riskesdas 2013 dikombinasi
dengan Data Rutin dari Pusdatin dengan waktu yang disesuaikan.

http://dinkes.ngawikab.go.id/images/JIWA%20PROPINIS%20GRAFIK.jpg

Dari gambaran di atas terlihat bahwa secara Nasional terdapat 0,17 % penduduk Indonesia yang mengalami Gangguan Mental Berat (Skizofrena) atau
secara absolute terdapat 400 ribu jiwa lebih penduduk Indonesia.Prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Jogjakarta dan Aceh sedangkan yang terendah
di Provinsi Kalimantan Barat. Selain itu gambaran diatas juga menunjukkan kalau ada 12 Provinsi yang mempunyai prevalensi gangguan jiwa berat
melebihi angka Nasional.
Jika dilihat jumlah absolute penduduk yang mengalami Gangguan Jiwa Berat, maka Provinsi Jawa Timur yang terbanyak yaitu 63.483 orang. Disusul
provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Selanjutnya jika dilihat prevalensi Gangguan Mental Emosional (GME) secara Nasional Prevalensinya sebesar 6,0 % atau secara Absolut lebih dari 10
juta jiwa. Jika dilihat distribusinya menurut provinsi terlihat seperti pada diagram di bawah.

Diagram di atas menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi GME terdapat pada Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 11,6 % sedangkan terendah di Provinsi
Lampung 1,2% dari penduduk di Provinsi tersebut. Disamping itu terdapat 9 provinsi yang mempunyai prevalensi GME melebihi angka Nasional. Secara
jumlah absolute dapat dilihat pada tabel di atas. Dimana jumlah terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang lebih dari 1
juta jiwa.
BAGAIMANA KONDISI KESEHATAN JIWA DI KABUPATEN NGAWI
Di kabupaten Ngawi, penanganan kasus jiwa mendapatkan perhatian yang serius. Kasus Jiwa di Ngawi di tangani oleh seksi Matra dan Kesehatan
Khusus. Di beberapa puskesmas membuka poli kesehatan Jiwa yang di tangani oleh Dokter Spesialis Jiwa. Di Rumah Sakit dr. Soeroto juga telah
membuka ruang perawatan khusus penderita sakit jiwa dan ruang Jiwa ini merupakan satu-satunya yang ada di wilayah karesidenan Madiun.

Adapun kasus terlaporkan yang tertinggi di wilayah Puskesmas Ngawi Purba sebanyak 256 kasus. Dari data profil kesehatan kasus jiwa lebih banyak
terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.

APAKAH SCHIZOFRENIA DITANGGUNG BPJS ??


Sesuai dengan Permenkes No. 59 tahun 2014, penderita Schizofrenia dan Gangguan Mental pengobatannya ditanggung oleh BPJS jika penduduk
tersebut terdaftar sebagai anggota BPJS (Baik Mandiri ataupun PBI).
Dengan melihat kondisi yang demikian di atas pertanyaan yang muncul adalah:
1. Seberapa prioritas pelayanan kesehatan Jiwa di Puskesmas ??
2. apakah sudah waktunya tenaga kesehatan Psikolog masuk dalam pelayanan Puskesmas ??

Demikian sekilas tentang gambaran Kesehatan Jiwa di Indonesia. Semoga Bermanfaat dan mohon maaf jika kurang berkenan.

Anda mungkin juga menyukai