ACARA I
PENENTUAN KADAR KAFEIN
Disusun oleh:
Kelompok II
Yuvanta Lia
PT/05996
Eshan K
PT/06071
Fx Dika
PT/06077
Meidina Inasa
PT/06081
Sendy A
PT/06222
ACARA I
PENENTUAN KADAR KAFEIN
Tujuan Praktikum
Praktikum
acara
penentuan
kadar
kafein
bertujuan
untuk
Tinjauan Pustaka
Kafein adalah suatu senyawa kimia yang banyak terdapat dalam
minuman seperti teh, kopi, soft drink dan makanan seperti chocolate.
Kafein merupakan alkaloid dengan rumus senyawa kimia C 8H10N4O2, dan
rumus bangun 1,3,7 trimethyl-xanthine (Saputra E, 2008). Kafein
berbentuk kristal panjang, berwarna putih seperti sutra dan memiliki rasa
pahit (Ridwansyah, 2002). Menurut Bhara L.A.M (2005), Kafein berfungsi
sebagai unsur rasa dan aroma. Kadar kafein pada kopi dipengaruhi oleh
tempat tumbuh dan cara penyajian kopi.
Kafein disintesis di daun muda dari bibit tumbuhan kopi dan
terakumulasi dalam daun tua (fujimori dan ashihara, 1994 ). Biosintesis
aktif kafein terjadi di daun dan batang bagian atas, tetapi tidak terjadi pada
lapisan kedua dan ketiga daun, cotyledons, batang dan akar bagian
bawah (Zheng and Ashihara, 2004). Biosintesis kafein aktif yang terjadi di
buah kopi berlangsung dari bagian pericarp endosperm dan pada biji
muda pada saat proses pemasakan (Koshiro et al., 2006). Transkrip dua
gen Nmethyltransferase CmXRS1 dan CCS1 hadir dalam buah-buahan
dari setiap tahap pertumbuhan kecuali pada jaringan yang telah matang
seluruhnya. Kafein ditemukan pada biji, daun dan buah pada berbagai
tanaman. Kafein diproduksi tanaman sebagai pestisida alami untuk
pertahanan diri terhadap serangga yang memakan tanaman tersebut.
Tanaman yang mengandung kadar kafein tinggi antara lain kopi (Coffea
arabica), teh (Camellia sinensis), coklat (Theobroma cacao) dan kola
(Cola acuminata).
Menurut Elias (1979) pulp kopi memiliki kandungan senyawasenyawa sumber karbon, nitrogen, dan mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Adapun komposisi kimia kulit kopi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Komponen
Air
Bahan kering
Serat
Protein
Abu
Ekstrak bebas N
76,7
23,3
0,48
3,4
2,1
15,8
12,6
87,4
2,5
21,0
11,2
8,3
Fermentasi
alamiah dan
kering
7,9
92,1
2,6
20,8
10,7
8,8
(Susilo, 2013)
merangsang
susunan
syaraf
pusat,
oto
jantung
dan
Berat tablet
Atau (10 ml titrasi) x 4,42 mg/tablet =
mg/tablet
kadar
atau
konsentrasi
kafein,
maka
larutan
yang
mengandung kafein ditambah larutan iod yang telah diketahui volume dan
konsentrasinya secara beerlebih. Kelebihan iod setelah terjadi setelah
terjadi reaksi adisi dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na 2S2O3).
Berdasarkan uji yang dilakukan, bahan atau tablet sampel yang
mengandung kafein dalam bentuk serbuk dimasukkan kedalam labu ukur.
Kemudian pembilasan porselin dilakukan dengan etanol bertujuan agar
serbuk sampel tidak tersisa di dalam lumpang. Menurut Abraham (2010),
penambahan etanol ini dimaksudkan agar serbuk kafein dapat larut
dengan baik karena etanol dan kafein bersifat relatif polar. Adapun
perlakuan mengoyang-goyangkan larutan selama 10 menit agar diperoleh
larutan yang homogen (serbuk kafein melarut semua). Penambahan
asam sulfat 10% dalam larutan bertujuan agar larutan dalam suasana
asam, karena ekstraksi kafein ini menggunakan etanol yang lebih optimal
dalam suasana asam. Sedangkan penambahan larutan iod bertujuan
untuk mengadisi ikatan rangkap pada kafein sehingga memudahkan
dalam mengetahui kadar atau konsentrasi kafein.
Kemudian mengocok larutan sehingga diperoleh larutan yang
homogen,
lalu
mendiamkan
larutan
selama
10
menit
untuk
2 I- + S4O62Tetrationat
Kopi A
Kopi B
Kopi C
Kopi D
Kadar kafein
3,82%
6,596%
3,87%
1,538%
7,94%
7,7%
6,54%
6,28%
kesalahan titrasi. Menurut Wahyani (2012), faktor orang atau individu yang
melakukan titrasi a) salah menghitung dalam menentukan titik akhir titrasi
pada buret ataupun pembacaan skala untuk titran yang ditambahkan pada
buret; b) Memindahkan bahan yang diperiksa tidak kuantitatif; c) Kurang
teliti dalam melakukan proses titrasi misalnya proses penggoyangan
buret; d) Kesulitan atau kurang teliti dalam mengamati perubahan warna
indikator sehingga titik akhir terlewati atau belum titik akhir. Selain faktor
kesalahan individu, faktor zat atau bahan yang digunakan dalam titrasi
juga dapat mempengaruhi, yaitu; a) Penambahan indikator yang terlalu
banyak misalnya terlalu banyak meneteskan indikator amilum.
Kafein ditemukan pada biji, daun dan buah pada berbagai
tanaman. Kafein diproduksi tanaman sebagai pestisida alami untuk
pertahanan diri terhadap serangga yang memakan tanaman tersebut.
Tanaman yang mengandung kadar kafein tinggi antara lain kopi (Coffea
arabica), teh (Camellia sinensis), coklat (Theobroma cacao) dan kola
(Cola acuminata) (Hulupi, 2008).
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Amelia, Yulida Nasution. 2009. Penetapan Kadar Zat Aktif Parasetamol
dalam Obat Sediaan Oral dengan Metode Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT). Medan : FMIPA USU.
Abraham. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Laboratorium
Pengembangan Unit Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,Universitas Haluoleo. Kendari
Bhara, L.A.M. 2009. Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral
30 Hari Terhadap Gambaran Histologi Hepar Tikus Wistar. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.
Charley, H. and Weaver, C. 1998. Coffea, Tea, Chocolate and Cocoa
Foods. Ascientific Approach Merrice an Imprint of Prentice Hall,
New Jersey. USA.
Danarti dan Najayati, S. 2004. Kopi : Budidaya dan Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Elias, L. G. 1979. Chemical Composition of Coffe-Berry By-Products. di
dalam. Braham J E dan Bressani R. (eds) Coffee Pulp:
Composition, Technology, and Utilization. Institute of Nutrition of
Central America and Panama. Hlm. 17-24.
Fujimori, N., Ashihara, H. 1994. Biosynthesis of Theobromine and Caffeine
in Developing Leaflets of Coffea Arabica. Phytochemistry 36, 13591361.
Gunawan, dan Sulistio. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Departemen
Farmakologi UI dan Terapeutik. FKUI. Jakarta.
Hulupi. R. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo.
Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute (ICRRI). Jember.
Koshiro, Y., Zheng, X.Q., Wang, M., Nagai, C., Ashihara, H., 2006.
Changes in content and biosynthetic activity of caffeine and
trigonaline during growth and ripening of Coffea arabica and Coffea
canephora fruits. Plant Sci. 171, 242-250.
Lampiran
Atau
( 108 ) x 4,42
mg
mg
=
tablet tablet
mg
tablet =8,84
mg
tablet