Anda di halaman 1dari 29

d

i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n

r
a
m

p
t
t
h

e
s
/
:/

STATISTIK DAERAH
KOTA SEMARANG 2015

e
s
/
/
:
p
tt

g
n
ra
a
m

p
b
.
ta
o
k

d
i
.
o
g
.
s

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG

STATISTIK DAERAH
KOTA SEMARANG 2015
ISSN
No. Publikasi
Katalog BPS
Ukuran Buku
Jumlah Halaman

:
:
: 1101002.3374
: 17,6 cm x 25 cm
: iv + 21 halaman

Naskah:
Seksi Statistik Neraca dan Wilayah

d
i
.
o
g
.
s

Gambar Kulit dan Layout:


Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

g
n
ra
a
m

p
b
.
ta
o
k

Diterbitkan Oleh:
Badan Pusat Statistik Kota Semarang

e
s
/
/
:
p
tt

Dicetak Oleh :
Badan Pusat Statistik Kota Semarang

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Kata Pengantar
Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap konsumen data, Badan
Pusat Statistik Kota Semarang menerbitkan buku Statistik Daerah Kota Semarang
tahun 2015. Buku ini merupakan kelanjutan dari publikasi tahun sebelumnya dan
melengkapi publikasi publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap
tahunnya.
Publikasi ini memuat informasi data-data penting yang terkait dengan
geografi, pemerintahan, kependudukan dan tenaga kerja, perekonomian serta
pendapatan regional. Untuk lebih memudahkan para pengguna data, publikasi ini
juga dilengkapi dengan analisis deskriptif sederhana dan ringkas serta hanya
memuat indikator-indikator pokok saja.
Diharapkan dengan terbitnya publikasi ini bisa memenuhi tuntutan
kebutuhan data statistik dan juga lebih memudahkan pemerintah daerah maupun
para pengguna data dalam mengenali dan memahami kondisi wilayah Kota
Semarang.

p
b
.
ta
o
k

d
i
.
o
g
.
s

Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya publikasi ini


disampaikan ucapan terima kasih.

e
s
/
/
:
p
tt

Semarang, September 2015


g
n
ra Badan Pusat Statistik Kota Semarang
a
m
K e p a l a,

Endang Retno Sri Subiyandani,S.Si


NIP. 19641023.198802.2.001

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

iii

10.Pertambangan dan Energi

11

Daftar Isi

iv

11.Industri Pengolahan

12

1. Geografi dan iklim

12.Konstruksi

13

2. Pemerintahan

13.Hotel dan Pariwisata

14

3. Penduduk

14.Transportasi dan Komunikasi

..

15

4. Ketenagakerjaan

15.Perbankan dan Investasi

16

5. Pendidikan

16.Harga-harga

..

17

6. Kesehatan

17.Pengeluaran Penduduk

..

18

7. Perumahan

18.Perdagangan

..

19

8. Pembangunan Manusia

19.Pendapatan Regional

..

20

10

20.Perbandingan Regional

..

21

9. Pertanian

e
s
/
/
:
p
tt

g
n
ra
a
m

t
o
k

p
b
.
a

d
i
.
o
g
.
s

e
s
/
/
:
p
tt

g
n
ra
a
m

p
b
.
ta
o
k

d
i
.
o
g
.
s

Keterangan Cover : Tradisi Dugderan


Gambar diambil dari : internet
Dugderan merupakan festival untuk menandai dimulainya ibadah puasa
di bulan Ramadan yang diadakan di Kota Semarang. Perayaan ini dimulai
sejak masa kolonial dan dipusatkan di daerah Simpang Lima. Perayaan
dibuka oleh wali kota dan dimeriahkan oleh sejumlah mercon dan
kembang api (nama "dugderan" merupakan onomatope dari suara
letusan). Pada perayaan ini beragam barang dijual (semacam pasar
malam) dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari
sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu
terkait dengan festival ini, yang dinamakan "warak ngendok". Dugderan
dimaksudkan selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana dakwah
Islam.

d
i
.
o

Tradisi Dugderan ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama
Dugderan sendiri berasal dari kata Dug dan Der. Kata Dug diambil
dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda
datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata Der sendiri berasal
dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan
bedug.

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n tahun ini terus bertahan ditengah
Tradisi yang sudah berumur ratusan
adigelar
r
perkembangan jaman. biasanya
kira-kira 1-2 minggu sebelum
a
puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun
mpesta rakyat. Meski sudah jadi semacam pesta
sudah menjadi semacam
e
/s arak-arakan (karnaval) hingga tabuh bedug oleh
rakyat berupa tari/japin,
:
Walikota Semarang,
p tetapi proses ritual (pengumuman awal puasa)
t
t
tetap menjadi
puncak dugderan.
h

GEOGRAFI DAN IKLIM


Lebih dari delapan bulan diguyur hujan
Luas wilayah Kota Semarang sebesar 1,15 persen dari total Iuas daratan Provinsi
Jawa Tengah, mengalami hujan sebanyak 160 hari pada tahun 2014 dengan
`
tingkat kelembaban udara tercatat 76 persen.
Peta Kota Semarang

Kota Semarang sebagai ibukota provinsi


Jawa Tengah adalah sebuah kota besar yang
sangat strategis karena berada pada posisi
tengah-tengah pantai utara Jawa. Nama lain
yang melekat pada Kota Semarang adalah
Semarang The beauty of Asia. Luas wilayah
Kota Semarang tercatat sebesar 373,70 km
yang terletak antara garis 650' dan 740'
Lintang Selatan dan antara 10935' dan
11050' Bujur Timur. Dibatasi sebelah barat
dengan Kabupaten Kendal, sebelah timur
dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan
dengan kabupaten Semarang dan sebelah
utara dibatasi oleh Laut Jawa.
Rata-rata suhu udara di Kota Semarang
mencapai 28,0C. Tempattempat yang
letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai
suhu udara rata-rata relatif lebih tinggi, dengan
kelembaban udara berkisar diangka 76 persen.

Semarang

d
i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot Statistik Geografi dan Iklim

k
g
n

ra

a
m
e

/s
/
:
p

*** Sebaiknya Anda Tahu

htt

Pada tahun 2014, dari seluruh luas lahan di


Semarang, sekitar 10% nya untuk lahan sawah.
Curah hujan selama tahun 2014 tercatat
sebanyak 2.423 mm dengan hari hujan 160
hari, sedangkan bulan yang paling lama
diguyur hujan adalah Januari dan November.
Kecepatan angin selama setahun kemarin
berkisar antara 6 km/jam.
Topografi kota Semarang terdiri dari dataran
rendah dan dataran tinggi. Dibagian utara yang
berbatasan dengan pantai memiliki kemiringan
0 - 2%. Sedang bagian selatan merupakan
daerah perbukitan dengan kemiringan 2 - 40%
dan ketinggian sampai 200m dpl.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

Kota Semarang
Uraian

Luas

Satuan

2014

Km2

373.3

28.0

Km/jam

76

Hari

160

Curah Hujan

mm

2423

Desa Pesisir

Desa

17

Desa Bukan Pesisir

Desa

160

Kecamatan

Kecamatan

16

Kelurahan

Desa

177

Suhu Udara
Kecepatan Angin
Kelembaban
Hari Hujan

Sumber : Stasiun Klimatologi Kota Semarang,2014

Sebagian besar luas lahan sawah di Kota


Semarang merupakan sawah semiteknik,
sehingga bisa ditanami padi lebih dari
sekali dalam setahun

PEMERINTAHAN
Tidak ada pemekaran wilayah
Hingga 2014, Kota Semarang merupakan salah satu kabupaten/kota yang tidak
mengalami pemekaran wilayah sejak diberlakukannya otonomi daerah.

Statistik Pemerintahan Di Kota Semarang


Tahun 2013
Wilayah
Administrasi

2012

2013

2014

Kecamatan

16

16

16

Kelurahan

177

177

177

RW

1.400

1.400

1.400

RT

9.391

9.391

9.391

15.454

14.745

14.707

Jumlah PNS

Sampai dengan tahun 2013, jumlah


kecamatan dan kelurahan di kota Semarang
tidak mengalami perubahan, terbagi menjadi
16 kecamatan dan 177 kelurahan. Sebagai
kepanjangan tangan kelurahan, RT dan RW
senantiasa
terus
bertambah,
hal
ini
dimungkinkan karena adanya penambahan
rumah tangga maupun komplek perumahan
baru. Dimana pada tahun 2012, belum terjadi
pemekaran RW, dan jumlah RT masih sama
yaitu 9.391.

d
i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n

180
175

r
a
Perangkat Kelurahan Di Kota Semarang
m
e
Tahun 2014//s
:
p
t
ht
177

177

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kota


Semarang sedikit mengalami penurunan dari
sekitar 14,745 ribu orang pada tahun 2013
menjadi sekitar 14,707 ribu orang pada tahun
2014. Dilihat berdasarkan komposisi pegawai
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai
perempuan (7.974 orang) jauh lebih banyak
dari pada jumlah pegawai laki-laki (6.733
orang). Fenomena sebaliknya terjadi pada
pegawai honorer (Harlep), dimana pada tahun
2014 jumlah harlep laki-laki (43 orang) hampir
2 kali lipat harlep perempuan (22 orang).

177

171

170
163

165

160

KELURAHAN

160

160
154

155

154

150
145

140
2012

2013

2014

LURAH
SEKLUR

Tahun 2014 masih ada 17 kelurahan


yang belum memiliki lurah dan ada 23
kelurahan
yang
belum
memiliki
sekretaris.

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2014

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

PENDUDUK
Perlu diwaspadai, arah perubahan perkembangan penduduk
Keberhasilan Kota Semarang dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk
selama beberapa tahun ke belakang perlu terus dipertahankan dengan tidak
mengesampingkan untuk terus meningkatkan kualitas penduduknya.

Komposisi penduduk Kota Semarang


didominasi oleh penduduk muda/dewasa.
Kelompok usia produktif (Kelompok usia 25-39)
terlihat sangat mendominasi, dimana kelompok
usia ini adalah mereka yang terlibat aktif dalam
lapangan pekerjaan. Mereka pada umumnya
telah menyelesaikan pendidikan tinggi maupun
sudah berumah tangga. Kondisi seperti ini
tentunya harus menjadi perhatian pemerintah
dalam mengambil langkah-langkah kebijakan di
bidang kependudukan utamanya ketersediaan
lapangan pekerjaan. Sehingga diharapkan bisa
menjadi penggerak roda perekonomian, bukan
malah sebaliknya menjadi beban pembangunan.

Piramida Penduduk Kota Semarang 2014


65+
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34

d
i
.
o

25-29
20-24
15-19

.g
s
p

10-14
5-9
0-4

100.000

60.000

20.000

20.000

Laki-laki

60.000

100.000

Perempuan

Uraian

2012

2013

/se

k
g
n

r
a
m

Indikator Kependudukan Kota Semarang

2014

1.559

1.572

Pertum buhan penduduk (%)

0,96

0,83

0,97

Kepadatan Penduduk (jiw a/km2)

4.172

4.207

4.241

Jum lah Penduduk (000 jiwa)

/
:
p
tt

Sex Ratio (L/P) (%)


Jum lah Ru Ta (000 ruta)
Rata-rata ART (jiwa/ruta)

1.584

98,89

99

98,8

416,57

442,1

443,5

3,8

3,56

3,57

% Penduduk m enurut kelom pok um ur


0-14 thn

24,68

23,77

23,73

15-64 thn

70,99

71,28

71,55

4,33

4,95

4,72

> 65 thn
Sumber : Prof il Kependudukan, 2014

*** Sebaiknya Anda Tahu


Lebih dari 76 persen PUS merupakan Peserta
KB lestari dan alat kontrasepsi yang paling
diminati adalah suntik KB yang mencapai 45
persen

b
.
a
ot

Jumlah penduduk Kota Semarang mencapai


1,56 juta jiwa pada tahun 2012. Angka ini terus
meningkat dan pada tahun 2014 telah mencapai
1,58 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk
pada tiga tahun terakhir berfluktuatif. Dimana
tercatat pada tahun 2012 sebesar 0.96% dan
mulai melambat di tahun berikutnya menjadi
0.97% di tahun 2014.
Dengan luas wilayah sekitar 377 km 2, ini
berarti setiap km 2 ditempati penduduk sebanyak
4.241 orang pada tahun 2014. Selain itu anggota
rumah tangga dalam setiap rumah tangga
terlihat cenderung tidak berubah.
Secara umum jumlah penduduk perempuan
lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
laki-laki. Pada tahun 2014, untuk setiap 100
penduduk perempuan terdapat 98.8 penduduk
laki-laki.

Statistik Kota Semarang 2015

KETENAGAKERJAAN
Kesempatan kerja dan upah meningkat
Tingkat kesempatan kerja di Kota Semarang mengalami kenaikan selama periode
2012-2014. yang diikuti oleh kenaikan upah minimum kota dari 991 ribu menjadi
1.423 ribu rupiah.

Dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke


atas), lebih dari dua pertiga penduduk Kota
Semarang termasuk dalam angkatan kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja terlihat lebih
rendahdari tahun sebelumnya yaitu 67,75
persen di tahun 2013 menjadi 68,43 persen di
tahun 2014.
Pasar tenaga kerja Kota Semarang di tahun
2014 terlihat sedikit lesu yang ditandai dengan
menurunya angka kesempatan kerja. Hal ini
dapat dilihat dari turunnya persentase
penduduk usia kerja yang bekerja di tahun
2014 dan tingkat pengangguran terlihat sedikit
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu menjadi 7,76 persen.

Statistik Ketenagakerjaan Kota Semarang


Uraian

67,9

TPAK (%)

6,0

7,8

94,0

94,0

3,62

1.209,1
3,06

1.423,5
2,91

22,80
73,58

20,88
76,06

23,51
74,58

94,2
991,5

d
i
.
o

Bekerja di sektor A (%)

s.g

Bekerja di sektor M (%)


Bekerja di sektor S (%)

p
b
.
ta

2014

68,4

Bekerja (%)
UMR (000 Rp)

2013

67,8

5,8

TPT (%)

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2014

o
k
g

n
ra

*** Sebaiknya Anda Tahu

2012

Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Semarang

Jumlah pencari kerja laki laki sebanding


dengan jumlah pencari kerja perempuan.

a
m
e

/s
/
:
tp

Berdasarkan perbandingan menurut tiga


sektor utama, pilihan bekerja di sektor jasa-jasa
(S) tampaknya masih mendominasi pasar kerja
di Kota Semarang dengan persentase
mencapai angka 74,58 persen pada tahun
2014, yang diikuti dengan sektor manufaktur
(M) dengan persentase sebesar 23,51 persen.
Selain itu masih ada sekitar 2,91 persen tenaga
kerja di Semarang yang memilih sektor
pertanian (A). Upah minimum regional (UMR)
Kota Semarang terus mengalami peningkatan.
Selama periode 2012-2014 UMR Kota
Semarang meningkat dari Rp 991 ribu menjadi
Rp 1.423 ribu perbulan.

ht

Statistik Kota Semarang 2015

Sumber : Inkesra Kota Semarang, 2014

Pada tahun 2014 jumlah Warga


Negara Asing (WNA) yang bekerja di
Kota Semarang mencapai 253 orang.

PENDIDIKAN
Penduduk rata-rata baru menyelesaikan pendidikan kelas 1 SLTA
Rata-rata lama sekolah di Kota Semarang baru menyelesaikan pendidikan dasar yaitu
hanya sekitar 10.37 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk Kota Semarang hanya
menyelesaikan pendidikan sampai dengan jenjang pendidikan kelas 1 SLTA.

Penduduk laki-laki di Kota Semarang seperti


juga di daerah lain memiliki kemampuan baca tulis
lebih tinggi dibanding perempuan. Secara umum
penduduk kota Semarang 15 tahun keatas, pada
tahun 2014 yang belum bisa baca tulis masih ada
sekitar 4 persen.

Jumlah Murid, Guru, Sekolah di Kota Semarang, 2013/2014

Sebagai ibukota provinsi, Kota Semarang


dibanding kabupaten/kota lain di Jawa Tengah
pada tahun 2014, penduduknya mengenyam
pendidikan lebih lama. Hal ini ditunjukkan dengan
indikator rata-rata lama sekolah yang mencapai
10.19 tahun, atau memutuskan berhenti ketika
kelas 1 SMA.

d
i
.
o

.g
s
p

/
:
p
tt

Angka Melek Huruf

2012

2013

2014

96.56

97.34

96.4

98.74

98.56

97.80

94.54

96.19

95.10

9.92

10.06

10.19

7-12

97.71

99.21

98.83

13-15

95.15

95.10

96.63

16-18

69.22

75.33

80.49

Laki-laki
Perempuan
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Sumber : Inkesra Kota Semarang , 2014

Pada tahun akademik 2013/2014


jumlah perguruan tinggi di Kota
Semarang tercatat sebanyak 73
perguruan tinggi, yang terdiri dari 3
perguruan tinggi negeri dan 70
perguruan tinggi swasta .

a
ar

m
e
/s

Indikator Pendidikan Kota Semarang


Uraian

gk

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2014

b
.
a
ot

Capaian di bidang pendidikan terkait erat


dengan ketersediaan fasilitas pendidikan. Pada
jenjang pendidikan SD di Kota Semarang untuk
tahun ajaran 2013/2014 seorang guru rata-rata
mengajar 19-20 murid SD. Semakin tinggi jenjang
pendidikan maka beban seorang guru semakin
sedikit, dimana untuk jenjang pendidikan SLTP
rata-rata seorang guru mengajar 14-15 murid dan
di jenjang SLTA beban seorang guru hanya
mengajar 11-12 murid.
Daya tampung kelas terhadap banyaknya
murid haruslah seimbang agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik. Semakin
banyak murid dalam satu kelas semakin turun
daya serap murid terhadap materi. Kemampuan
daya tampung ruang kelas untuk jenjang
pendidikan SD di Kota Semarang mencapai 35
murid. Semakin tinggi jenjang pendidikan daya
tampung ruang kelas semakin kecil, masingmasing mencapai 33 murid untuk SLTP dan 33
murid untuk SLTA per kelas.

Statistik Kota Semarang 2015

KESEHATAN
Bidan merupakan penolong kelahiran utama
Sebagian besar kelahiran di Kota Semarang mengandalkan tenaga medis khususnya
bidan, sementara kelahiran yang ditolong tenaga medis lain terlihat semakin menurun.
Sebagai rujukan penduduk untuk berobat
jalan di Kota Semarang fasilitas kesehatan
tertinggi adalah praktek dokter/poliklinik yang
mencapai 48,17 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa fasilitas tersebut paling banyak dipilih
karena paling mudah dijangkau oleh penduduk,
walaupun biaya berobat yang dikeluarkan relatif
lebih mahal. Pilihan tempat berobat jalan yang
berikutnya adalah puskesmas/pustu yang
mencapai 24,43 persen dan rumah sakit sekitar
13,93 persen.
Persentase tertinggi penolong kelahiran di
Kota Semarang dilakukan oleh bidan yang
mencapai 60,11 persen, angka ini sedikit lebih
tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
penduduk di bidang kesehatan cukup tinggi
dengan memahami pentingnya keselamatan ibu
dan bayi yang dilahirkan. Sementara itu, balita
yang proses kelahirannya di tolong oleh dokter
sudah mencapai 39,70 persen.

Uraian

e
s
/
:/

p
t
t
h

Angka harapan hidup waktu lahir penduduk


Kota Semarang pada tahun 2014 mencapai
umur 77 tahun.
Pemerintah mengupayakan agar fasilitas
kesehatan yang memadai, bisa dijangkau
seluruh masyarakat Semarang. Pada tahun
2014 terdapat 37 puskesmas yang tersebar di
kelurahan, bahkan 13 diantaranya dilengkapi
dengan fasilitas rawat inap. Selain itu tersedia
juga
381 apotik dan 684 dokter spesialis
praktek. Untuk meringankan masyarakat kurang
mampu pemerintah juga mengeluarkan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (BPJS Kesehatan), bagi
mereka yang rawat inap di rumah sakit.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

2013

2014

Tempat Berobat (%)


Rumah Sakit

16.39

16.94

13.93

Praktek Dokter

48.12

48.76

48.17

Puskesmas

25.79

25.06

24.43

Petugas Kesehatan

3.98

5.08

7.08

Pengobatan Tradisional

1.31

1.81

3.27

Lainnya

4.40

2.34

3.12

46.05

46.06

39.70

53.07

53.50

60.11

0.88

0.44

0.19

d
i
.
o

Penolong Kelahiran (%)


Dokter

Statistik Kesehatan Kota Semarang

s.g

Bidan

.bp

Tenaga Medis Lain


Dukun

ota
Famili

gk

n
ra

ma

2012

Lainnya

Angka Kesakitan (%)

32.70

30.74

33.49

Balita diberi ASI (%)

94.20

96.81

90.97

Angka Harapan Hidup (tahun)

77.18

77.18

77.18

Sumber : Data SUSENAS (diolah), IPM,INKESRA Kota


Semarang, 2012-2014

Fasilitas Kesehatan di Kota Semarang, 2011

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka, 2014

PERUMAHAN
Kurang dari 5 % rumah tangga di Semarang menempati rumah berlantai tanah
Meskipun kondisi tempat tinggal cenderung membaik, pada tahun 2014 masih ada
hampir 10 persen rumah tangga yang menempati rumah berdidinding tidak
permanen.
Salah satu indikasi rumah sehat menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah
rumah tinggal yang memiliki luas lantai per
kapita minimal 10 m 2. Pada tahun 2014
masih ada sekitar 12.31 persen rumah
tangga yang menempati rumah dengan luas
lantai kurang dari 20m2. Selain itu masih
ada sekitar 0.57 persen rumah tangga yang
tidak memakai jamban untuk keperluan
buang air besar.

Statistik Perumahan Kota Semarang

Uraian

2013

2014

Luas lantai < 20m

11.49

12.31

Tidak pakai jamban

0.24

0.57

Jarak penampungan tinja <10m

5.48

2.78

96.93

95.79

Atap layak

100

100

Dinding permanen/tembok

92.8

91.73

Persentase Rumah Tangga

Rumah Tangga menurut


kualitas perumahan (%)
Lantai bukan tanah

d
i
.
o

.g
s
p

Sumber : Data Susenas Kota Semarang, 2013-2014,diolah

Persentase Rumah Tangga yang Mempunyai


Akses Air Minum Bersih, 2014

e
s
/
:/

p
t
t
h

Sumber : Data Susenas Kota Semarang, 2013-2014,diolah

*** Sebaiknya Anda Tahu


Kurang dari setengah persen rumah tangga di
Kota Semarang yang belum memiliki akses listrik
PLN pada tahun 2014.

b
.
a
ot

k
g
n

r
a
m

Kondisi perumahan di Kota Semarang


terlihat semakin membaik selama periode
20132014. Hal ini dapat dilihat pada
meningkatnya jumlah rumah tangga yag
memiliki perumahan dengan kondisi lantai
bukan tanah, beratap layak dan berdinding
permanen. Persentase rumahtangga dengan
lantai rumah bukan tanah pada tahun 2014
mencapai 95.79 %, sementara itu hampir
semua rumahtangga tinggal di rumah
dengan atap yang layak. Selain itu
persentase rumah tangga yang menempati
rumah dengan dinding permanen/tembok
jumlahnya hampir mencapai 91.73 persen.
Akses terhadap air minum bersih
tampaknya masih menjadi masalah yang
serius bagi penduduk di Kota Semarang, hal
ini terlihat dari masih tingginya persentase
rumah tangga dengan jarak penampungan
tinja yang kurang dari 10 m. Dari rumah
tangga yang memakai sumber air minum
dengan air yang diambil dari dalam tanah,
masih ada 2.78 % dengan jarak ke penampungan tinja <10 m. Pemakaian air ledeng
sebagai sumber air minum pada tahun 2014,
tercatat sudah lebih dari 20 persen.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

PEMBANGUNAN MANUSIA
Tingkat kemiskinan masih cukup tinggi
Dibandingkan dengan tingkat kemiskinan pada tahun 2013 yang mencapai sekitar 5,25
c
persen, tingkat kemiskinan Kota Semarang lebih rendah pada tahun 2014 mencapai
4,90 persen

Kemajuan pembangunan manusia secara


umum dapat ditunjukkan dengan melihat
perkembangan indeks pembangunan manusia
(IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di
bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
Dengan melihat perkembangan angka IPM tiap
tahun, tampaknya kemajuan yang dicapai Kota
Semarang dalam pembangunan manusia cukup
menggembirakan. Walaupun Angka IPM Kota
Semarang hanya mengalami sedikit peningkatan
dari 76,96 pada tahun 2010 menjadi 79,24 pada
tahun 2014. Cukup tingginya kenaikan IPM ini
dapat dipahami, mengingat dampak dari
investasi di sektor kesehatan dan pendidikan
khususnya terhadap peningkatan indikator
penyusun IPM terlihat secara nyata dalam
jangka panjang.

Indeks Pembangunan Manusia Kota Semarang

2010

m
e
/s

*** Sebaiknya Anda Tahu

Jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah


mengalami penurunan terus menerus selama
empat tahun terakhir, tahun 2011 sebanyak
5.255.988 hingga tahun 2014 sebanyak
4.561.825 penduduk.

/
:
p
tt

78.04

77.58

76.96

2011

d
i
.
o

2012

.g
s
p

78.68

2013

79.24

2014

Sumber : IPM Kota Semarang, 2014

b
.
a
ot

gk

a
ar

JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI 6 KOTA BESAR DI JAWA TENGAH


2011-2014
KOTA
2011*
2012
2013 2014**
MAGELANG
13.093 12.323 11.763 11.153
SURAKARTA
64.498 60.745 59.679 56.584
SALATIGA
13.307 12.558 11.473 10.878
SEMARANG
88.453 83.346 86.734 82.236
PEKALONGAN
28.278 27.331 24.095 22.845
TEGAL
25.922 24.393 21.596 20.476
* BELUM DILAKUKAN BACKCASTING
** ANGKA SANGAT SEMENTARA

Catatan:
Secara absolut, penduduk miskin kota
Semarang pada tahun 2014 tercatat 82,24 ribu
jiwa, atau turun dibandingkan penduduk miskin
tahun 2013 yang tercatat sebanyak 86,73 ribu
jiwa.
Jumlah penduduk miskin di Kota Semarang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan beberapa
kota di Jawa Tengah seperti Kota Magelang
(11.15 ribu), Surakarta (56.58 ribu), Salatiga
(10.88 ribu), Pekalongan (22.85 ribu), dan Tegal
(20.48 ribu).

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

Penduduk miskin adalah penduduk yang


memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran
kebutuhan
minimum
makanan
yang
disetarakan dengan 2100 kilokalori per
kapita per hari ditambah kebutuhan
minimum non-makanan yang mencakup
perumahan, sandang, pendidikan dan
kesehatan.

PERTANIAN
Produktivitas Tanaman Pangan Mengalami Penurunan

Dibandingkan dengan produktivitas Tanaman Pangan kabupaten/kota lain di Jawa


Tengah, Produktivitas Tanaman Pangan Kota Semarang masih tergolong cukup rendah
pada tahun 2014
Kota Semarang memang bukan daerah
utama pertanian di Provinsi Jawa Tengah,
sehingga
sumbangan
terhadap
total
produksinyapun sangat kecil, kurang dari satu
persen terhadap total produksi pertanian di
Jawa Tengah. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya produktivitas tanaman pangan di
Kota Semarang mengalami penurunan.
Sebagai contoh produksi padi pada tahun
2014 tercatat mengalami penurunan yaitu
sekitar menjadi 25 ribu ton, dimana setahun
sebelumnya sekitar 31 ribu ton. Kemudian
produksi jagung juga menurun menjadi 1566
ton dari tahun sebelumnya yang tercatat 2478
ton.

Produktivitas Tanaman Pangan Kota Semarang


(Kw/Ha), 2014

d
i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2014

gk

Statistik Tanaman Pangan Kota Semarang

Uraian
Padi
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Jagung
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Kacang Hijau
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Kacang Tanah
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Ubi Kayu
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)
Ubi Jalar
Luas Panen (ha)
Produksi (ton)

10

2012
7.250,0
34.206,0

n
ra

a
m
e

2013

://s

2014

6.673,0
30.936,0

7.808,0
25.483,0

784,0
3.121,0

584,0
2.478,0

626,0
1.566,0

148,0
180,0

136,0
154,0

128,0
152,0

436,0
511,0

341,0
422,0

281,0
329,0

876,0
16.186,0

534,0
9.834,0

420,0
7.652,0

19,0
249,0

25,0
321,0

11,0
154,0

p
t
t
h

*** Sebaiknya Anda Tahu


Jumlah kambing yang dipotong di Kota
Semarang pada tahun 2013 sebanyak
150.810 ekor atau mencapai 19,7 persen dari
total pemotongan kambing di Provinsi Jawa
Tengah
Penurunan produksi juga terjadi pada
komoditas ubi jalar dimana pada tahun 2014
tercatat produksinya 154 ton sementara tahun
sebelumnya tercatat 321 ton. Dilihat dari sisi
produktivitas, tampak bahwa produktivitas
tanaman pertanian Kota Semarang masih
dibawah rata-rata produktivitas di Jawa
tengah.
Tercatat
pada
tahun
2014
produktivitas padi Kota Semarang hanya
mencapai 32.64 kuintal per ha, sementara
produktivitas padi Jawa Tengah telah
mencapai 53,57 kuintal per ha.

Statistik Kota Semarang 2015

PERTAMBANGAN & ENERGI


Produksi listrik di Kota Semarang terus merosot
Kebutuhan energi listrik dan juga bahan bakar minyak dari tahun ke
tahun selalu meningkat

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bahan Galian


Golongan C dan Sumur Air bawah Tanah Kota
Semarang Tahun 2013

Dalam
sektor
pertambangan
dan
penggalian, di Kota Semarang hanya ada
kegiatan penggalian. Dilihat dari penerimaan
pajak bahan galian Golongan C di Kota
Semarang pada tahun 2013 realisasi melebihi
target yaitu dari target 1 milyar realisasi
sebesar 1,3 milyar atau sekitar 136 persen.

5000
4000
3000
2000
1000
0

Sebagai sumber penerangan dan energi,


baik di sektor rumahtangga maupun industri,
listrik memegang peranan yang sangat vital.
Sampai tahun 2014, jumlah pelanggan listrik di
Kota
Semarang
mencapai
1.324.677
pelanggan dan total daya listrik yang
tersambung mencapai 2.269 MegaWatt.
Selain listrik, sumber energi yang sangat
penting adalah bahan bakar minyak ( BBM).
Jenis bahan bakar minyak yang paling banyak
digunakan di Kota Semarang adalah jenis
premium mencapai 56 persen, disusul
kemudian jenis solar sebanyak 33 persen.
Sementara penggunaan pertamax baru 2
persen dari keseluruhan kebutuhan BBM yang
disalurkan di Kota Semarang.

Pajak Bahan
Galian Gol. C
Target

/s
/
:
tp

ht

p
b
.
ta

o
k
g

Jumlah Pelanggan PLN dan Daya Tersambung Tahun


2014

Golongan Tarif

Sosial (S)
Rumah Tangga ( R )
Usaha ( U ) + Khusus
+ Industri Hotel ( IH )

Total

Statistik Kota Semarang 2015

Realisasi

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2014

Industri
Kantor Pemerintahan
( G) + Penerangan
Jalan (J)

Pada tahun 2014 di Kota Semarang


terdapat 63 penyalur BBM jenis premium
,62 Penyalur jenis Solar, 58 penyalur BBM
jenis pertamax dan 2 penyalur jenis
Avgas/avtur

d
i
.
o

s.g

a
ar

em

Sumur Air
Bawah Tanah

Jumlah
Pelanggan

Daya
Tersambung
(VA)

Kwh Terjual

32.594

121.763.650

194.284.052

1.214.871

1.020.016.850

1.753.641.849

67.609

414.990.750

703.580.571

1.449

633.868.700

1.779.028.192

8.154

79.231.907

156.113.379

1.324.677

2.269.871.857

4.586.648.043

Persentase Penggunaan Bahan Bakar Minyak


Tahun 2014

11

INDUSTRI PENGOLAHAN
Produktivitas pekerja sektor industri semakin membaik
Trend produktivitas pekerja yang diukur dengan nilai tambah per pekerja di Kota
Semarang selama 2011-2013 semakin membaik

Produktivitas Industri Pengolahan


Selama tahun 2013 tercatat sebanyak
300 buah perusahaan Industri Besar dan
Sedang dengan menyerap sebanyak 84.277
orang tenaga kerja.
Jika dibandingkan dengan tahun 2012
mengalami penurunan jumlah industri industri
Besar dan Sedang dimana pada tahun 2012
tercatat

sebanyak

.g
s
p

d
i
.
o
325

buah

perusahaan

dengan menyerap sekitar 88 ribu tenaga kerja .

b
.
a
ot

k
g
n

Statistik Industri Pengolahan di Kota Semarang

Uraian

Jumlah Industri
Jumlah Tenaga
Kerja
Output ( Dalam
Juta Rp)

2011

2012

/se

/
:
p
t

303

r
a
m

2013

Bahan baku yang digunakan dalam


proses produksi industri pengolahan sebanyak
99 persennya berasal dari dalam negeri.

325

300

82.344

88.445

84.277

25.035,306

28.039,699

31.273,444

ht

*** Sebaiknya Anda Tahu

Produktivitas tenaga kerja yang diukur


dari total output dibagi jumlah tenaga kerja
pada tahun 2013

menunjukkan trend naik

dibanding tahun tahun sebelumnya. Tercatat


selama tahun 2013 untuk setiap tenaga kerja
sektor industri pengolahan besar sedang di
Kota

Semarang

menghasilkan

produksi

sebesar 317 juta rupiah.

12

Statistik Kota Semarang 2015

KONSTRUKSI
Perusahaan konstruksi kecil mendominasi di Kota Semarang
Perusahaan konstruksi dengan kualifikasi K (nilai pekerjaan 1 milyar) selama
tiga tahun terakhir mencapai 85 persen dari total perusahaan.
`

Jumlah perusahaan konstruksi di Kota


Semarang dari tahun ke tahun senantiasa
bertambah. Pada tahun 2013 perusahaan
konstruksi yang terdaftar di LPJK, sebanyak
1369 usaha, bertambah 45 persen dibanding
tahun sebelumnya. Sekitar 85 persen
perusahaan konstruksi di Kota Semarang
adalah perusahaan dengan nilai pekerjaan
sampai 1 milyar (Kualifikasi K), sedangkan
perusahaan dengan pekerjaan diatas 1 milyar
(Kualifikasi B) hanya ada 37 perusahaan
(2,70%). Selain itu dari data LPJK juga
menunjukkan ada sebanyak 159 perusahaan
Konsultan yang terdaftar di tahun 2013.

Statistik Konstruksi Kota Semarang


Uraian

2011

2012

2013

Perusahaan
Konstruksi

1.313

944

1.369

Kualifikasi B

55

27

37

Kualifikasi M

188

114

162

803

1.170

131

159

Kualifikasi K

Perusahaan
Konsultan

d
i
.
o

1.070

.g 339
s
p

a.b

t
o
k

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka 2014

Dari data Sensus Ekonomi 2006, dengan


jumlah perusahaan konstruksi sebanyak 593
usaha,
sebanyak
77,57
persennya
menggunakan tenaga kerja dibawah 10 orang.
Perusahaan konstruksi gedung dan bangunan
mendominasi perusahaan konstruksi di Kota
Semarang yang mencapai 72,85%.

g
n
a

r
a
m

e
s
/
:/

p
t
t
h

Jumlah rumah penduduk senantiasa


bertambah dari tahun ke tahun, seiring dengan
pertambahan jumlah rumahtangga. Pada tahun
2014, dengan jumlah rumahtangga sekitar
443.541 dan jumlah rumah sekitar 350.528 ribu
menunjukkan bahwa di Kota Semarang secara
rata-rata tiap 1.000 rumah tinggal ditempati
sebanyak 1.265 rumahtangga. Hal ini berarti
ada sekitar 26 persen dari total rumahtangga
yang tinggal bersama rumahtangga lain dalam
satu rumah.

Statistik Kota Semarang 2015

Jumlah Rumah Penduduk Kota Semarang

Uraian

2012

2013

2014

Total Rumah
Penduduk

346.683

350.525

350.528

Gedung Permanen

239.195

241.846

241.848

Sebagian Gedung

75.078

75.910

75.911

Dari Papan/Kayu

30.987

31.331

31.332

1.423

1.438

1.437

Dari Bambu / Lainnya

13

13

HOTEL & PARIWISATA


Tamu lebih memilih hotel berbintang
Meskipun jumlah hotel berbintang sekitar setengah dari hotel non berbintang, namun
jumlah kamar maupun tingkat hunian hotel berbintang lebih tinggi dibandingkan
hotel non berbintang.

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata


utama, pada tahun 2014 terdapat 97 usaha
akomodasi di Kota Semarang dengan 5.355
kamar dan 8.182 tempat tidur. Dari seluruh
usaha akomodasi tersebut, 6.356 kamar atau
77,68 persen tersedia di hotel berbintang, dan
sisanya sekitar 1.826 kamar terdapat pada hotel
non berbintang. Tingkat hunian kamar kalau
dilihat menurut klasifikasi hotel, tingkat hunian
kamar hotel berbintang terlihat meningkat, dari
52,25 persen menjadi 56,50 persen.

Jumlah Wisatawan dan Lamanya Menginap


di Kota Semarang
Uraian
Jumlah yang menginap di
hotel bintang
- Wisatawan Mancanegara
- Wisatawan Nusantara
Rata-rata lama menginap
(malam)
- Wisatawan Mancanegara
- Wisatawan Nusantara

2013

2014

19.641
876.407

18.759
837.056

1,88
1,50

1,63
1,51

d
i
.
o

.g
s
p 2014 wisatawan mancanegara
Pada tahun
b
.
menginap
di hotel berbintang lebih lama
a
t
daripada
o wisatawan nusantara.
k
g
*** Sebaiknya Anda Tahu

a
ar

Statistik Hotel dan Pariwisata Kota


Semarang
Uraian
Akomodasi
Hotel Berbintang
Hotel Non bintang
Total
Jumlah Kamar
Hotel Berbintang
Hotel Non bintang
Total
Jmlh Tempat Tidur
Hotel Berbintang
Hotel Non bintang
Total
Tgkat Hunian Kamar
Hotel Berbintang
Hotel Non bintang

2012

/
:
p
tt

m 2014
e
/s
2013

29
63
92

36
61
97

44
53
97

2.198
1.381
3.579

3.387
1.361
4.748

4.133
1.222
5.355

4.194
2.483
6.677

5.415
2.308
7.723

6.356
1.826
8.182

49,3
42,55

52,25
52,24

56,50
55,91

Terjadi sedikit penurunan jumlah wisatawan


baik mancanegara maupun nusantara di tahun
2014. Tercatat sebanyak 18.759 wisatawan
mancanegara yang menginap di hotel
berbintang, sedangkan wisatawan nusantara
jauh lebih banyak jumlahnya yaitu sebanyak
837.056 wisatawan.
Rata-rata lama menginap untuk wisatawan
mancanegara tercatat menurun disbanding
tahun sebelumnya, hal ini berbanding terbalik
dengan wisatawan nusantara yang cenderung
terus meningkat.

Dari 44 hotel berbintang di Kota


Semarang, 21 diantaranya merupakan
hotel bintang 3, bintang 4,dan bintang 5

Sumber : Statistik Hotel Jawa Tengah, 2014

14

Statistik Daerah Kota Semarang 2014

TRANSPORTASI & KOMUNIKASI


Dua pertiga rumah tangga menggunakan telepon seluler
Pengguna telepon seluler tidak mengalami peningkatan,sebaliknya pengguna telepon rumah
menurun, dimana pada tahun 2014 lebih dari 90 persen rumah tangga di Kota Semarang telah
memiliki akses terhadap telepon seluler.

Jalan
sebagai
sarana
penunjang
transportasi memiliki peran penting khususnya
untuk transportasi darat. Untuk mendukung
transportasi darat, pemerintah daerah telah
membangun jalan sepanjang 2.691 km jalan
kabupaten/kota dan 27.16 km jalan provinsi.
Dari total panjang jalan yang ada, 66,61 persen
sudah diaspal, sementara sisanya diperkeras
dengan paving ataupun beton.

Permukaan Jalan di Semarang (%), 2014

Jika dilihat menurut kondisi jalan,


perbaikan jalan mulai akhir tahun 2011 sampai
tahun 2014 sehingga di tahun 2014 panjang
jalan dengan kondisi baik bertambah sekitar
49,28 km sehingga mencapai 1.577,28 km.
Sebaliknya panjang jalan yang masih dalam
kondisi
rusak/rusak
berat
mengalami
penurunan menjadi 468 Km.

d
i
.
o

.g
s
p

Statistik Transportasi Kota Semarang*)

b
.
a
ot

terdapat perkembangan yang positif khususnya


akses penduduk terhadap Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK), khususnya internet.
Selama periode 2014, sebanyak 36,12 persen
penduduk Semarang mengakses internet baik
melalui telepon seluler maupun diwarnet, baik
di rumah maupun dikantor. Kemudahankemudahan yang diberikan beberapa vendor
ternama yang memberikan pelayanan internet
ternyata tidak disia-siakan oleh penduduk
Semarang baik untuk menunjang kegiatan
usaha, pembelajaran maupun hiburan.

Statistik Daerah Kota Semarang 2014

k
g
n

r
a
Hanya sekitar 56,63 persen dari total panjang
m2014
e
jalan di Kota Semarang pada s
tahun
/
/
dalam kondisi baik.
:
p secara umum
t
t
Di sektor komunikasi,
h
*** Sebaiknya Anda Tahu

14

Penduduk yang mengakses internet, 3bulan


terakhir di Kota Semarang (%)

15

15

PERBANKAN & INVESTASI


Sepanjang tahun 2004-2014 jumlah proyek PMA lebih banyak daripada
PMDN , hal ini mengindikasikan kepercayaan investor asing terhadap
Indinesia terus meningkat

Posisi Pinjaman Menurut Jenis Penggunaan


di Kota Semarang (Juta Rupiah)
Jenis
2012
2013
Penggunaan

2014

Modal Kerja

19.828.782

22.505.833

25.191.927

Investasi

5.782.534

7.797.821

8.542.106

Konsumsi

11.118.292

12.662.453

13.540.858

Sumber : Bank Indonesia

Posisi kegiatan Bank Umum dan BPR


dalam rupiah dan valas di tahun 2014
mengalami peningkatan sebesar 9,42 persen
yaitu dari 49.747.236 juta rupiah di tahun 2013
menjadi sebesar 54.431.036 juta rupiah di
tahun 2014.
Peningkatan posisi kegiatan
perbankan usaha mikro, kecil dan menengah
sebesar 8,00 persen sedangkan kegiatan
tabungan rupiah dan valas sebesar 4,86
persen.

d
i
.
o

Posisi pinjaman yang diberikan Bank


Umum dan BPR menurut sektor ekonomi
sebagian mengalami peningkatan diantaranya
sektor industri,listrik,gas,air bersih,konstruksi,
perdagangan,keuangan, sedangkan sektor
pertanian,pertambangan, angkutan, dan jasa
mengalami penurunan dibandingkan tahun
2013. Suku bunga simpanan berjangka juga
mengalami kenaikan sepanjang tahun 2014
dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan
kurs rupiah tengah cenderung melemah
sepanjang 2014.

.g
s
p

Nilai Investasi Kota Semarang

b
.
a
ot

k
g
n

r
a
m

e
s
/
:/

p
t
t
Sumber : BPMDh
Jateng,2014
*** Sebaiknya Anda Tahu

Selama tahun 2014, jumlah PMDN yang


terealisasi mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 13.149 orang, sementara jumlah
62 proyek PMA menyerapan tenaga kerja
sebanyak 27.232 orang.

16

Proyek penanaman modal dalam negeri


(PMDN) yang telah mendapat persetujuan
sebanyak 21 proyek dengan nilai investasi
sebesar 4.470,17 milyar rupiah. Proyek
penanaman modal asing (PMA) yang telah
mendapat persetujuan sebanyak 62 proyek
dengan nilai investasi sebesar 3.788,60 milyar
rupiah dan 260,25juta US$. Kondisi ini jauh
lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti
tingkat kepercayaan investor makin membaik.

Statistik Daerah Kota Semarang 2014

16

HARGA-HARGA
Laju inflasi semakin terkendali
Inflasi Kota Semarang cukup terkendali pada tahun 2013 dan 2014, dimana inflasi
tertinggi sepanjang tahun 2014 disaat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri

Indeks harga konsumen yang sering


digunakan sebagai indikator kenaikan hargaharga terlihat meningkat dari tahun ke tahun di
beberapa kota terpilih di Jawa Tengah. Kota
Semarang dibanding dengan kota-kota lain di
Jawa Tengah, terlihat lebih tinggi dibanding kotakota lainnya. Pada tahun 2014 penghitungan IHK
dihitung dengan menggunakan tahun dasar
2012.
Meskipun
IHK
menunjukkan
adanya
perubahan, tetapi jika dilihat pada tingkat inflasi
sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian
daerah terlihat bahwa tingkat inflasi semakin
terkendali di bawah dua digit. Tingkat inflasi di
Kota Semarang tercatat mengalami kenaikan dari
8,19 persen pada tahun 2013 menjadi 8,53
persen pada tahun 2014.

Laju Inflasi Kota Semarang Tahun 2014

2.40

1.35

0.90

0.85

0.62
0.27

0.24
JAN

PEB

-0.04

s.g

MAR

APR

m
e
s 2014*
/2013

MEI

KOTA SEMARANG
KOTA SURAKARTA
KOTA PURWOKERTO

KOTA TEGAL

p:/145.29

2012
134.29
124.45
134.07
134.26

htt

134.81
145.46
142.05

118.73
116.84
117.36
114.73

Sumber: IHK dan Inflasi ,2014


* 2012=100
Tolak Ukur kestabilan ekonomi daerah dapat
dilihat dari angka inflasinya.Jika diamati laju
inflasi setiap bulannya, bulan Desember
merupakan bulan dengan tingkat inflasi tertinggi
yang mencapai 2,40 persen. Sedangkan deflasi
terjadi pada bulan April sebesar 0,04 persen.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

JUL

AGS

0.41 0.55
SEP

OKT

NOV

DES

IHK menurut Kelompok


Kota Semarang 2014

o
k
g

KELOMPOK

IHK Beberapa Kota di Jawa Tengah

IHK

JUN

0.41

p
b
.
ta

a
ar

d
i
.
o

0.25

Semarang

(1)

(2)

UMUM

118.73

I.

BAHAN MAKANAN

129.09

II.

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

118.05

III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR

116.17

IV. SANDANG

104.78

V.

105.63

KESEHATAN

VI. PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA


VII. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN

111.74
125.19

*** Sebaiknya Anda Tahu


Setelah krisis global tahun 2008,
kondisi perekonomian perlahan lahan
terlihat lebih stabil, yang ditandai dengan
turunnya angka inflasi di tahun tahun
berikutnya.

17

PENGELUARAN PENDUDUK
Kesejahteraan penduduk semakin meningkat
Tingkat pendapatan penduduk Kota Semarang yang didekati dengan ukuran
pengeluaran menunjukkan adanya peningkatan baik secara nominal maupun riil

Perkembangan kesejahteraan penduduk


salah
satunya
dapat
diukur
melalui
perkembangan tingkat pendapatan. Secara
umum, selama periode 2012-2014 tingkat
kesejahteraan penduduk di Kota Semarang
mengalami peningkatan seperti yang ditunjukkan
oleh semakin meningkatnya tingkat pengeluaran
perkapita sebagai pendekatan dari pendapatan.
Pengeluaran nominal per kapita penduduk
meningkat dari 760.649 rupiah pada tahun 2012
menjadi 1.058.225 rupiah pada tahun 2014.

Perkembangan pengeluaran per kapita


Kota Semarang (Rp/bulan)

1,100,000

1,070,470

1,058,225

1,050,000
1,000,000
950,000
900,000
850,000
760,649

800,000
750,000

d
i
.
o

700,000
650,000
600,000
Series1

2012

2013

2014

760,649

1,070,470

1,058,225

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n

Pengeluaran Makanan dan Non Makanan


di Kota Semarang (%)

r
a
m

70
60

e
s
/
:/

50
40

p
t
t
h

30
20

10
0
2012

2013
% makanan

2014
% non mak

Konsumsi Kalori dan Protein


Konsumsi
Kalori (kkal)
Protein (gram)
Sumber : Statistik Indonesia, 2014

18

2012

2013

2014

1,805.9

1,821.3

1,846.0

51.2

51.7

52.7

Perkembangan tingkat kesejahteraan juga


dapat
diamati
berdasarkan
perubahan
persentase pengeluaran yang dialokasikan untuk
non-makanan,
dimana
semakin
tinggi
persentase pengeluaran non-makanan dapat
mengindikasikan adanya perbaikan tingkat
kesejahteraan. Berdasarkan data yang tersedia,
terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk
non-makanan selalu lebih besar daripada
pengeluaran makanan dan dari tahun ke tahun
konsumsi penduduk untuk non makanan
mengalami peningkatan, sebagai gambaran
pada tahun 2012 alokasi pengeluaran non
makanan mencapai 57 persen dan semakin
bertambah hingga menjadi 60 persen di tahun
2014.
Indikator kesejahteraan lain adalah tingkat
kecukupan gizi yang disajikan dalam unit kalori
dan prote`in. Kecukupan energi dan protein
untuk tingkat konsumsi sehari-hari berdasarkan
Widyakarya Pangan dan Gizi No.75 Tahun 2013
masing-masing sebesar 2150 kkal dan 57 gram
protein. Secara rata-rata konsumsi kalori
masyarakat Kota Semarang masih sedikit di
bawah standar, namun konsumsi protein sudah
berada di atas standar yang ditetapkan.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

18

PERDAGANGAN
Pintu ekspor-impor Kota Semarang ada tiga
Dari enam pintu ekspor-impor di Jawa Tengah tiga diantaranya ada di Semarang, yaitu: Pelabuhan
Tanjung Emas, Bandara Ahmad Yani dan terminal peti kemas Semarang (PTT).

Pasar sebagai pusat transaksi sangat


dibutuhkan masyarakat didalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tercatat pada tahun
2014 di Semarang terdapat 6 UPTD yaitu
Pasar Johar, Karimata, Bulu, Karangayu,
Jatingaleh, Pedurungan.

PERSENATASE VOLUME EKSPOR NON MIGAS


MENURUT JENIS KOMODITI KOTA SEMARANG 2014

Menurut Golongan Usaha di Jawa Tengah


I.Perkebunan

5.95

II.Kehutanan
III.Pertanian

33.42

Sebagai daerah yang berinteraksi dengan


daerah lainnya, masyarakat dan pelaku
ekonomi Kota Semarang tidak hanya
melakukan perdagangan didalam kota namun
hingga keluar kota semarang termasuk luar
negri.
Jenis komoditi ekspor non migas terbagi
dalam Sembilan kategori yaitu Perkebunan,
Kehutanan, Pertanian, Perikanan, Peternakan,
Rempah-rempah, Makanan, Kerajinan, dan
perindustrian.

V.Peternakan

/
:
p
t

Volume ekspor non migas kota semarang


mencapai 30,4 juta ton dengan nilai sebesar
0,84 trilyun US $.

d
i
.
o

7.75

.g
s
p

16.90

0.42

0.01

1.42

0.15

VI.Rempah-Rempah
VII.Makanan

VIII.Kerajinan
IX.Perindustrian

b
.
a
ot

SUMBER: DDA KOTA SEMARANG 2014

k
g
n

a
ar

m
e
/s

*** Sebaiknya Anda Tahu

34.07

IV.Perikanan

REALISASI NILAI EKSPOR NON MIGAS KOTA


SEMARANG 2012-2014 (TRILYUN US $)

1.01

ht

Dilihat dari persentase volume ekspor non


migas menurut jenis komoditi Kota Semarang
pada tahun 2014, maka terlihat komoditi
kehutanan memberi sumbangan tertinggi
disusul komoditi perindustrian dimana masingmasing mencapai 34,07 dan 33,42 persen.
Sedangkan jika dilihat dari realisasi nilai
ekspor non migas Kota Semarang tahun 2014
mengalami kenaikan dibandingkan tahun
sebelumnya, walaupun tidak setinggi tahun
2012.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

0.84

0.73

2012

2013

2014

SUMBER: DDA KOTA SEMARANG 2014

Volume ekspor non migas 2014 mengalami


kenaikan sebesar 33,13 persen dibandingkan
2013. Sedangkan nilainya naik 14,94 persen
disbanding 2013.

19

PENDAPATAN REGIONAL
Kontribusi PDRB dari sektor konstruksi dan industri sangat dominan, mencapai 28
persen di tahun 2014.
`
PDRB sebagai ukuran produktivitas
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu
tahun. Kota Semarang sebagai ibukota provinsi
dan salah satu kota tertua di Jawa Tengah
setiap tahun senantiasa menduduki peringkat
pertama (PDRB tanpa migas) dibandingkan 35
kabupaten/kota lainnya. Pada tahun 2014 kota
Semarang menyumbang 13,10 persen dari
total PDRB Jawa Tengah.

Distribusi Persentase PDRB Menurut Sektor,


di Kota Semarang 2014
Jasa Lainnya

1.12

Jasa Kesehatan &

0.74

Jasa Pendidikan

2.75

Administrasi

3.32

Jasa Perusahaan

0.59

Real Estate

2.72

Jasa Keuangan &

4.27

Informasi & Komunikasi

7.10

Akomodasi & Makan

3.46

Transportasi &

3.66

Perdagangan

d
i
.
o

14.11

Konstruksi

26.73

Pengadaan Air

0.09

Listrik dan Gas

0.10

Industri

Sementara pendapatan perkapita yang


mencerminkan tingkat produktivitas tiap
penduduk menunjukkan bahwa penduduk Kota
Semarang, tiap tahun ada sedikit peningkatan
walaupun masih kurang menggembirakan.

.g
s
p

28.05

Pertambangan

0.20

Pertanian

b
.
a
ot

0.98

10

15

20

25

30

k
g
n

Sumber : PDRB Kota Semarang, 2014

r
a
m

Perkembangan PDRB Kota Semarang

PDRB ADHK(2000=100) (Milyar Rp)

e
s
/
:/

91,282.0

97,341.0

102,501.4

PDRB ADHB (Milyar Rp)

99,753.7

108,783.4

121,262.9

56,465.6

59,181.0

61,268.0

61,706.0

66,137.8

72,482.4

6.64

5.30

Uraian

PDRB/ Kapita ADHK (Ribu Rp)

2012

2013

p
t
t
h

PDRB/ Kapita ADHB (Ribu Rp)


Pertumbuhan Ekonomi (%)

5.97

2014

Sumber : PDRB Kota Semarang, 2014

*** Sebaiknya Anda Tahu


PDRB perkapita Kota Semarang mencapai 2.22
persen dibanding Provinsi Jawa Tengah.

Selama 3 tahun terakhir, PDRB Kota


Semarang mencapai 12,29 persen sedangkan
pendapatan per kapitanya hanya mencapai
8,51 persen dibandingkan tahun 2012. Pada
tahun 2014 PDRB perkapita Kota Semarang
telah menunjukkan besaran 72,48 juta rupiah
per tahun besaran ini sedikit meningkat di
banding 3 tahun yang lalu yang mencapai
61,70 juta rupiah.
Secara umum pertumbuhan ekonomi Kota
Semarang
menunjukkan
kecenderungan
moderat dan berada pada kisaran yang sama
dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
Walaupun terlihat agak sedikit melambat pada
kurun tiga tahun terakhir.
Sejalan dengan Visi Kota Semarang
sebagai kota berbasis perdagangan dan jasa,
dominasi sektor industri mencapai 28 persen,
disusul sektor konstruksi dan perdanganan
masing-masing sebesar 27 dan 14 persen.

20

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

PERBANDINGAN REGIONAL
PDRB Kota Semarang mencapai 11.63 persen dibanding PDRB Salatiga
PDRB per kapita Kota Semarang masih tertinggal dengan Kabupaten Kudus,
walaupun terbesar di eks Karisidenan Semarang.

Perbandingan antar kabupaten/kota di eks


Karisidenan
Semarang
untuk
beberapa
indikator terpilih memperlihatkan variasi yang
cukup besar. Dilihat berdasarkan perbedaan
PDRB maupun PDRB per kapita, terlihat
ketimpangan yang sangat tinggi. PDRB Total
Atas Dasar harga Berlaku tertinggi tercatat di
Kota Semarang yang mencapai 102,50 triliun
rupiah pada tahun 2014. Angka ini hampir dua
belas kali lipat dibandingkan angka terendah
yang tercatat di Kota Salatiga yang hanya
mencapai 8,80 triliun rupiah. Hal yang sama
juga ditemukan pada perbandingan PDRB
ADHB per kapita, dimana Kota Semarang tetap
menempati urutan tertinggi, tetapi giliran Kab.
Demak menempati urutan terendah menggeser
Kota Kendal.

Perbandingan Beberapa Indikator Terpilih


eks Karisidenan Semarang, 2014
80.00
70.00

60.00
50.00
40.00
30.00
20.00

0.00
Salatiga

IPM

r
a
m

/se

/
:
p
tt

*** Sebaiknya Anda Tahu


Kontribusi kemiskinan Kota Semarang
terhadap total penduduk miskin di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2013 mencapai
1,80 persen.

Statistik Daerah Kota Semarang 2015

s.g

Kab Smg Kota Smg

% Miskin

.bp

Kendal

Laju Pertumb Ek

Demak

TPT

ta
o
k

g
n
a

Perbandingan beberapa indikator terpilih


lain seperti laju pertumbuhan ekonomi, IPM,
dan persentase penduduk miskin juga
memperlihatkan bahwa
Kota
Semarang
sebagai kab/kota yang mencatat capaian yang
lebih baik dibanding kab/kota lain di eks
karisidenan
Semarang.
Hanya
indikator
ketenagakerjaan yaitu tingkat pengangguran
terbuka di Kota Semarang paling tinggi, hal ini
dimungkinkan karena sebagai ibukota propinsi
sehingga banyak yang mengadu nasib di Kota
Semarang.

d
i
.
o

10.00

Perbandingan PDRB Eks Karisidenan


Semarang, 2012 - 2014
Kab/Kota

2012

2013

2014

PDRB ADHB (Milyar Rp)


Salatiga

7,295

7,954

8,799

Kab Semarang

27,023

29,892

33,483

Kota Semarang

91,282

97,341

102,501

Kendal

23,012

25,130

27,653

Demak

14,203

15,525

17,116

Salatiga

41,443

44,538

48,562

Kab Semarang

28,136

30,687

33,905

Kota Semarang

56,466

59,181

61,268

Kendal

25,047

27,115

29,587

Demak

13,121

14,185

15,472

PDRB ADHB/Kapita (000 Rp)

Sumber : PDRB Kab/Kota di Indonesia, 2014

21

d
i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n

r
a
m

p
t
t
h

e
s
/
:/

d
i
.
o

.g
s
p

b
.
a
ot

k
g
n

r
a
m

p
t
t
h

e
s
/
:/

Anda mungkin juga menyukai