Anda di halaman 1dari 7

1.

Nama Penyakit/ Diagnosis

: Rheumathoid Arthritis

2.

Definisi

: Rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit


inflamasi

kronik

yang

secara

primer

mengenai persendian namun dapat juga


terlihat gambaran ekstra artikuler yang
menonjol. Biasanya simetris dan mengenai
persendian di bagian perifer. Prevalensinya
sekitar 1% pada kulit putih dan wanita
sekitar 2-2,5 kali lebih sering daripada lakilaki. Insidensnya pada usia dekade ke tiga
dan empat.
3.

Gejala

: - Kekakuan di pagi hari 30-60 menit


(sampai

berjam-jam).

Fatigue

dan

general malaise.
- Nyeri

dan

bengkak

pada

sendi,

berkurangnya fungsi pada sendi


- Mata kering (keratokonjungtivitis sicca)
- Terdapatnya nodul subkutaneus yang
tidak nyeri pada bagian ekstensor. Pada
rheumathoid vaskulitis dapat ditemukan
ruam (rash) yang dapat menjadi ulcerasi
- Rasa

tebal

dan

kesemutan

pada

persarafan yang terkena. Dapat terjadi


penjepitan

jebakan

saraf

akibat

inflamasi sendi (paling sering pada saraf


medianus menyebabkan carpal tunnel
syndrome).
Mononeuritis multipleks akibat vaskulitis
(contoh : footdrop, wristdrop)
- Insiden dan prevalensi penyakit jantung
koroner
artritis

meningkat

pada

reumatoid

- Inflamasi pleura atau nodulosis


4.

Pemeriksaan Fisik

: Setiap sendi diperiksa untuk mengetahui


adanya pembengkakan, rasa hangat, efusi,
keterbatasan

ROM

dan

deformitas.

Reumatoid artritis biasanya mengenai lebih


dari empat sendi (jari, kaki, pergelangan
tangan dan lutut yang paling sering)
Pada tangan :
- Pembengkakan

pada

proksimal

interfalang (PIP)
- Subluksasi metacarpofalangeal (MCP)
dengan deviasi ulnar pada jari-jari
- Boutonniere (fleksi PIP dan hiperekstensi
DIP)
- Swan neck (hiperekstensi PIP dan fleksi
DIP)
- Inflamasi pada sarung tendon synovial
(tenosynovitis)

pada

pemeriksaan

didapatkan gerakan pasif lebih baik dari


pada aktif
- Krepitasi
- Nodul
Pada siku :
- Berkurangnya ekstensi akibat inflamasi
dan efusi
- Efusi, dapat dipalpasi pada dimple (paraolecranon groove)
- Kronik inflamasi danerosi kartilago antara
radius

dan

ulna

menyebabkan

berkurangnya ekstensi dan fleksi


- Reumatoid nodul sering ditemukan pada

bagian ekstensor dari proksimal ulna


- Pembesaran bursa olecranon yang terisi
cairan atau nodul.
Pada bahu :
- Efusi pada bagian anterior dibawah
akromiom
- Evaluasi kekuatan otot-otot rotator cuff
Pada tulang cervical:
- Berkurangnya ROM ROM dan nyeri
- Keterlibatan

medula

menyebabkan

spinalis

parestesia,

dapat

kelemahan

atau adanya refleks patologis.


- Lhermitte

sign

kesemutan

yang

menjalar ke torakolumbal saat dilakukan


fleksi cervical
Pada panggul :
- Evaluasi adanya sinovitis dan efusi
- Penekanan pada daerah lateral panggul
yang menyebabkan nyeri bisa karena
trochanteric

bursitis

akibat

inflamasi

sendi.
Pada lutut
- Bulge sign untuk mengetahui adanya
efusi yang jumlahnya sedikit
- Ballotable patella (patella tap) untuk
mengetahui efusi yang lebih besar
- Kista bakers, muncul akibat perluasan
cairan

synovial

dari

rongga

sendi,

menyebabkan fossa poplitea menjadi


penuh yang dapat dilihat saat pasien

posisi berdiri.
Pada pergelangan kaki :
- Synovitis
- Efusi
- Berkurangnya ROM
- Hindfoot,

adanya

valgus

deformitas,

flatfoot
- Progressive disease, dislokasi dorsal
metatarsofalangeal, claw toes.
5.

Keterbatasan fungsional

: Tergantung dari lokasi dan keparahan yang


terjadi pada sendi ataupun jaringan di luar
sendi.
Tabel 1. Klasifikasi kriteria status fungsional
pada rheumatoid arthritis
Kelas I
Kelas II

Mampu melakukan semua AKS


Mampu melakukan rawat diri (self-care)
dan

Kelas III

6.

Gambaran Diagnostik

vokasional,

namun

terbatas pada aktivitas avakasional


Mampu melakukan aktivitas self-care
yang

Kelas IV

aktivitas

biasa,

namun

terbatas

pada

aktivitas vokasional dan avokasional


Keterbatasan dalam AKS

: - Terdapat rheumatoid factor pada 85%


pasien
- Peningkatan

anti-cyslic

citrullinated

peptide
- Pada sample cairan yang diambil dari
sendi; jumlah sel inflamasi > 2000 sel
darah putih)
- Radiologi :
a) Periarticular

osteopenia,

erosi

marginal
b) Pada fase awal gambaran radiologi

mungkin normal
c) Cervical : erosi pada odontoid dan
subluksasi atlantoaxial
d) Chest/toraks : pulmonary nodules
atau fibrosis interstitial
- EKG

konduksi

abnormal

akibat

rematoid nodul
7.

Diagnosis Banding

: - Crystal-induced artritis
- Gout
- Pseudogout
- Spondyloarthropathies
- Psoriatic arthritis
- Ankylosing spondylitis
- Enteropathic arthritis

8.

Tujuan Tatalaksana

: - Mengurangi nyeri
- Mempertahankan ROM
- Stabilisasi sendi
- Mengoptimalkan fungsi tubuh

9.

Tatalaksana

: - Obat-obatan : NSAIDs, COX-2, DMARDs


- Program rehabilitasi :
a) Fase awal :
Edukasi meminimalkan stres sendi
dalam AKS
Istirahatkan
penggunaan

sendi
bidai

dengan

(splint)

bila

perlu dan mengurangi inflamasi


Paraffin bath untuk mengurangi
nyeri dan kekakuan sendi
b) Fase lanjut :
Alat bantu dalam AKS (dudukan
toilet, kursi & tempat tidur khusus,
dan pegangan khusus yang dapat

membantu saat rawt diri


Modalitas
dingin,

terapi

panas

TENS,

atau

iothoporesis,

hydrotherapy
Footwear/insole
Terapi latihan : lingkup gerak sendi
(ROM), relaksasi, aerobic & weight
bearing (intensitas rendah)
Tindakan bedah
- Rekonstruksi atau penggantian sendi
- Tendon repair
- Synovectomy
10. Komplikasi

: - Destruksi sendi
- Neuropati
- Myelopati
- Ruptur tendon
- Secondary amilodosis
- Scleritis
- Gangguan kardiovaskular
- Efek samping obat.

11. Daftar Pustaka

: 1. Atkinson

K,

Sokolof

J.

Rheumatoid

Arthritis. In : Frontera WR, Silver JK,


Rizzo TD (eds). Essentials of Physical
Medicine and Rehabilitation 2nd ed.
Saunders publishing, Philadephia; 2008 :
833-40.
2. Joe

GO,

Hick

JE,

Gerber

LH.

Rehabilitation of Patients and Rheumatic


Disease. In Frontera WR, DeLisa JA
(eds). Physical Medicine & Rehabilitation
Principles and Practice 5th ed. Lippincott

William & Wilkins, Philadelphia : 2010.p


1015-1076

Anda mungkin juga menyukai