Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IMPACT TEST
Disusun oleh :
Arum Faizatul U.
(6512040117)
Sendy Puspa M.
(6512040101)
Meiske Youlanda S.
(6512040108)
Hery Suranta G.
(6512040104)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
I.1.1 Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian beban mendadak (Impact test) terhadap
suatu material.
I.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh takikan (notch) terhadap kekuatan
material.
2. Mahasiswa mampu menganalisa energi dan kekuatan impact dari hasil pengujian
suatu material.
3. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh temperatur terhadap kekuatan
material.
4. Mahasiswa mampu menganalisa temperatur transisi suatu material.
5. Mahasiswa mampu menganalisa jenis patahan suatu material.
I.2
Dasar Teori
Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan dengan
beban kejut. Untuk menentukannya perlu diadakan pengujian inpact. Ketahanan impact
biasanya diukur dengan metode Charpy atau Izood yang bertakik maupun tidak bertakik.
Pada pengujian ini, beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji, yang
kemudian diukur energi yang diserap oleh perpatahannya.
Impact test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan
suatu specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Ketangguhan
adalah ukuran suatu energy yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan yang diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan
mungkin memiliki kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi
Scale
Pointer
Specimen
Anvile
Gambar 1.1 Mesin Uji Impact
Bandul
dengan
ketinggian
tertentu
berayun
dan
memukul
spesimen.
Berkurangnya energi potensial dari bandul sebelum dan sesudah memukul benda uji
merupakan energi yang diserap oleh spesimen.
h0
h1
Besarnya energi impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji. Sedangkan
besarya energi impact dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Eo = W.ho....(1)
E1 = W.h1...(2)
E = Eo - E1
= W (ho- h1) .(3)
dari gambar 1.2 didapatkan ho = - cos
= (1 - cos )(4)
h1 = - cos
= (1 - cos )...( 5)
dengan subtitusi persamaan 4 dan 5 pada 3 di dapatkan :
E = W ( cos - cos ) (6)
Dimana : Eo = Energi awal (J)
E1 = Energi akhir (J)
W = Berat bandul (N)
ho = Ketinggian bandul sebelum dilepas (m)
h1 = Ketinggian bandul setelah dilepas (m)
= panjang lengan bandul (m)
= sudut awal (o)
= sudut akhir (o)
Untuk mengetahui kekuatan impact /impact strength (Is) maka energi impact
tersebut harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :
Is = E/A
= W ( cos - cos )/A (7)
Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau nocth memegang peranan yang amat
berpengaruh terhadap kekuatan impact. Adanya takikan pada kerja yang salah seperti
diskotinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat sebagai pemusat tegangan
(stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat menyebabkan material brittle
(getas), sehingga patah pada beban di bawah yield strength.
Ada tiga macam bentuk takikan menurut standart ASTM pada pengujian impact
yakni takikan type A (V), type B (key hole) dan type C (U) sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini:
2.
3.
4.
5.
Kekurangan :
1.
2.
3.
4.
b) Metode izod
Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.5.b, spesimen dijepit
pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah pemukulan dari depan takikan.
Biasanya metode ini digunakan di Negara Inggris.
Metode jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan pula, diantaranya :
Kelebihan :
1.
Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan spesimen
tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya.
2.
Kerugian :
1. Biaya pengujian yang lebih mahal
2. Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
3. Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar
4. Hasil perpatahan yang kurang baik
Bentuk takikan
Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material, karena adanya
perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing takikan tersebut
yang mengakibatkan energi impact yang dimilikinya berbeda-beda pula. Berikut ini
adalah urutan energi impact yang dimiliki oleh suatu bahan berdasarkan bentuk
takikannya.
a) Takikan segitiga
Memiliki energi impact yang paling kecil, sehingga paling mudah patah. Hal
ini disebabkan karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik
saja, yaitu pada ujung takikan.
b) Takikan segi empat
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segi tifga karena tegangan
terdistribusi pada 2 titik pada sudutnya.
c) Takikan Setengah lingkaran
Memiliki energi impact yang terbesar karena distribusi tegangan tersebar pada
setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah.
2. Kadar Karbon
Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi memiliki sifat yang kuat dan getas
sehingga membutuhkan energy yang tidak besar sedangkan material yang kadar
karbonnya rendah memiliki sifat yang ulet dan lunak sehingga membutuhkan energy
yang besar dalam perpatahannya.
3. Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impact semakin kecil yang
dibutuhkan untuk mematahkan specimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal ini
diakibatkan karena suatu material akan lebih mudah patah apabila dibebani oleh gaya
yang sangat besar.
4. Temperatur
Semakin tinggi temperature dari specimen, maka ketangguhannya semakin tinggi
dalam menerima beban secara tiba-tiba, demikinanpun sebaliknya, dengan
temperature yang lebih rendah. Namun temperature memiliki batas tertentu dimana
ketangguhan akan berkurang dengan sendirinya.
Grafik dibawah ini akan menunjukkan hubungan antara temperature dengan energi
impact, laju patah getas Y (%), beban mulur (P), dan beban maks. (Kg).
5. Transisi ulet rapuh
hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur yang susah
ditentukan oleh system tegangan yang bekerja pada benda uji yang bervariasi,
tergantung pada cara pengusiaannya.sehingga harus digunakan system penekanan
yang berbeda dalam berbagai persamaan.
6. Efek komposisi ukuran butir
ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan, sesuai dengan ukuran besarnya. Semakin
halus ukuran butir maka bahan tersebut akan semakin rapuh sedangkan bila
ukurannya besar maka bahan akan ulet.
7. Perlakuan panas dan perpatahan
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
II.1
II.2
Peralatan
Cooling Chamber
Thermo Couple
Kompor Listik
Panci
Jangka Sorong
Tang
Stamping
Palu
Kikir
Amplas
Bahan
Spesimen uji impact untuk temperatur panas (1 buah)
Spesimen uji impact untuk temperature kamar (1 buah)
Spesimen uji impact untuk temperature dingin (1 Buah)
II.3
Prosedur Praktikum
1. Membersihkan ketiga spesimen dari kerak-kerak/korosi menggunakan mesin
polister
2.
Mencatat
data
kelengkapan
mengenai
mesin
uji
impact
(lengan
9. Meletakkan tangan kanan pada pin pengunci beban dan tangan kiri pada rem.
10. Menekan pin pengunci beban, sehingga bandul meluncur pada spesimen.
11. Tekan rem ketika bandul hendak mengayun untuk kedua kalinya. Mengamati
dan mencatat besarnya sudut dan besar energi impact praktek yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
12. Mengulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
BAB III
ANALISA DATA
Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Impact dan Spesimen
IMPACT TEST
: 160.8
Penandaan
Panjang
Spesimen
L (mm)
1
2
3
55.1
55.1
55,1
No
1
2
3
Lebar
Tebal
W
(mm)
10
10
10
T
(mm)
10
10
10
Luas
An
(mm2)
85
85
85
tn (mm)
8,5
8,5
8,5
Kuat
Impact
Spesimen
Takikan
Takikan
(C)
()
(J)
(J)
28,7
23
143,8
143,6
1,69
ductile
1,05
80
14,6
148
148,2
1,74
ductile
1.16
0,5
23,1
143,8
143,6
1,69
ductile
1.03
Perhitungan
3.1.1
Menurut Percobaan
Spesimen suhu ruang 28,7oC (2)
Diket : E = 143,8 joule
A = 85 mm2
Maka kekuatan impact ( Is ) = E/A
= 143,8 J/85 mm2
= 1,69 J/mm2
Jenis
Lateral
Expansion
Lokasi
3.1
Suhu Sudut
E
E
Impact Teoritis
Jenis
(J/mm2) Patahan
= t/n
= 90/50
= 1,8 s
T50
= 2.
1,8s
= 2. ( / 9,8 m s 2 )
( / g )
= 0,8 m
= 1,689 J/mm2
Spesimen suhu panas 80oC (2)
Sudut () = 14,60
Luas penampang = 85 mm2
Maka kekuatan impact
Is = W..(cos - cos )/A
= 96,5 N.0,8 m.(cos 14,6 cos 160,8)/85 mm2
= 1,73 J/mm2
Spesimen suhu dingin 0,5oC (3)
Sudut () = 23,10
Luas penampang = 85 mm2
Maka kekuatan impact
Is = W..(cos - cos )/A
= 96,5 N.0,8 m.(cos 23,1 cos 160,8)/85 mm2
= 1,688 J/mm2
Tabel 3.3 Perbandingan Energi Impact Percobaan dengan Perhitungan
Energi Hasil
Energi Hasil
Suhu Spesimen
Percobaan
Perhitungan
(C)
(J)
(J)
28,7
143,8
143,6
80
148
148,2
0,5
143,8
143,6
Tabel 3.4 Perbandingan Kekuatan Impact Percobaan dengan Perhitungan
Suhu
Kekuatan Impact
Kekuatan Impact
Spesimen
Hasil Percobaan
Hasil Perhitungan
(C)
(J/mm2)
(J/mm2)
28,7
1,69
1,689
80
1,74
1.73
0,5
1,69
1,688
Selisih
0,2
0,2
0,2
Selisih
0,001
0,01
0,002
2.
Spesimen
-
Bentuk specimen yang tidak sesuai dengan standard karena dalam pengerjaan
specimen tidak sesuai dengan standard yang ada. Seperti panjang,luas
penampang dan tebal specimen tidak sama antara specimen yang satu dengan
yang lain.
Kedalaman takikan lebih atau kurang dari 2mm. Radius takikan lebih atau
kurang dari 0,25mm. Hal ini dikarenakan PPNS tidak memiliki alat untuk
membuat takikan yang presisi sehingga pembentukan takikan menggunakan
mesin scrap.
3.
Holding time
Ketika material dipanaskan atau didinginkan memerlukan waktu tahan 5 menit,
supaya panas atau dingin dapat meresap kedalam specimen. Kenyataannya ketika
melakukan praktikum praktikan tidak memberikan holding time , sehingga panas
atau dingin hanya ada dipermukaan specimen.
4.
BAB IV
PENUTUP
IV.1
Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan dapat di simpulkan bahwa:
Spesimen dengan temperatur pengujian 80 oC mempunyai kekuatan impact praktek
sebesar 1,74 J/mm, sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,689 J/mm2.
Spesimen yang di uji pada temperatur kamar 28,7 C mempunyai kekuatan impact
praktek sebesar 1,69 J/mm, sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,73
J/mm2.
Spesimen dengan temperatur pengujian 0,5C mempunyai kekuatan impact praktek
sebesar 1,69 J/mm2, sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,688 J/mm2.
Spesimen mempunyai kekuatan impact yang besar ketika pada temperatur panas
Semua spesimen bersifat ducttile berdasarkan pada data hasil praktikum.
IV.II
Saran
Dalam praktikum diperlukan ketelitian dalam membaca skala.
Ketepatan holding time.
Ketepatan dalam mengayun bandul dengan memencet stopwatch.
Keakuratan dan ketelian dalam perhitungan kekuatan impact.
Daftar Pustaka
Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI,
ITS
M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS
Budi Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS