Oleh:
YULIANTI UMURAH
(201410461011036)
2015
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah disahkan
sebagai salah satu tugas praktik peminatan Departemen Keperawatan
Kegawat
Daruratan
Program
Pendidikan
Profesi
Ners
Universitas
November 2015
Mahasiswa
Yulianti Umurah
S.Kep
201410461011036
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Pembimbing Klinik/Lahan
()
()
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPOGLIKEMIA
A. Pengertian
Hipoglikemia
merupakan
salah
satu
kegawatan
diabetic
yang
B. Etiologi
Etiologi dari hipoglikemia antara lain
1. Aktivitas fisik yang berat
2. Keterlambatan makanan
3. Puasa
4. Penurunan respon hormonal (adrenergik)
5. Regimen insulin yang tidak fisiologis.
6. Overdosis insulin atau sulfonylurea
7. Gerak badan tanpa kompensasi makanan
8. Penyakit ginjal stadium akhir
9. Penyakit hati stadium akhir
10.Konsumsi alcohol
11.Kebutuhan insulin
12.Penyembuhan dari keadaan stress
13.Penggunaan zat zat hipoglikemia
C. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat
jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan
glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk
melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai
glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial
dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan
kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya
menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah
menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron
menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
D. Manifestasi klinis
Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase, yaitu :
a. Fase I : gejala-gejala akibat aktivasi pusat otonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin masih dilepaskan. Gejala awal ini merupakan
peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
b. Fase II : gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi
otak, karena itu dinamakan gejala neurologis. Pada awalnya tubuh
memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa
ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh
tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan
(berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar
dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan
berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah,
lemah,
sakit
kepala,
perilaku
yang
tidak
biasa,
tidak
mampu
berlangsung
lama
bisa
menyebabkan
kerusakan
otak
yang
jelas,
perubahan perilaku, dan koma
1.b.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa
postpradial oral 5 jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl
setelah 5 jam.
2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.
3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin
dua kali negatif terhadap glukosa.
4. EKG: Takikardia.
F. Penatalaksanaan
Untuk terapi hipoglikemik adalah sebagai berikut :
1. Hipoglikemi : Beri pisang/ roti/ karbohidrat lain, bila gagal, Beri teh gula,
bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.
2. Koma hipoglikemik : Injeksi glukosa 40% IV 25ml, infus glukosa 10%, bila
belum sadar dapat diulang setiap jam sampai sadar (maksimum 6x),
bila gagal beri injeksi efedrin bila tidak ada kontraindikasi jantung dll 2550 mg atau injeksi glukagon 1mg/IM, setelah gula darah stabil, infus
glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway (jalan napas)
Kaji adanya sumbatan jalan napas. Terjadi karena adanya penurunan
kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke
otak.
b. Breathing (pernapasan)
Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal sengal , sianosis.
c. Circulation (sirkulasi)
Kebas , kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin, hipotermi,
nadi lemah, tekanan darah menurun.
d. Disability (kesadaran)
Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai nutrisi ke
otak.
e. Exposure.
Pada exposure kita melakukan pengkajian secara menyeluruh. Karena
hipoglikemi adalah komplikasi dari penyakit DM kemungkinan kita
menemukan adanya luka/infeksi pada bagian tubuh klien / pasien.
2. Pengkajian Sekunder
a. Keluhan Utam
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
b. Riwayat kesehatan
-
SAMPLE
Pengkajian nyeri
P : pencetus nyeri
Q: kualitas nyeri
R: arah perjalanan nyeri
S: skala nyeri
T: lamanya nyeri sudah dialami klien
c. Tanda tanda vital
Tekanan
darah,
irama
dan
kekuatan
nadi,
irama
kedalaman
telinga
kadang-kadang
berdenging,
adakah
gangguan
berkurang,
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi
penurunan
sensoris,
parasthesia,
anastesia,
letargi,
Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi
Defisit
Volume NOC:
NIC :
Pertahankan
Cairan
Fluid balance
Berhubungan
Hydration
intake
dengan:
Nutritional Status
yang akurat
- Kehilangan volume
cairan secara aktif
- Kegagalan
dan
Setelah
kelembaban
membran
dilakukan
output
Intake
catatan
mukosa,
mekanisme
tindakan
pengaturan
keperawatan
DS :
- Haus
DO:
selama..
defisit
volume
cairan
teratasi
dengan
diperlukan
kriteria hasil:
- Penurunan
turgor Mempertahankan
kulit/lidah
- Membran
sesuai
dengan
protein )
urine normal,
Tekanan
dalam
darah,
normal
volume/tekanan
nadi
- Pengisian
menurun
- Perubahan
status
mental
- Konsentrasi
urine
meningkat
- Temperatur
Berikan
penggantian
nasogatrik
output
kulit
100cc/jam)
baik,
membran mukosa
sesuai
(50
Dorong
untuk
rasa
pasien makan
yang
keluarga
sign
Kolaborasi pemberian
Elastisitas turgor
terhadap
vital
cairan IV
tubuh Orientasi
berat
Monitor
dehidrasi,
berlebihan
meningkat
- Kehilangan
batas
vena
darah,
penurunan tekanan
penurunan
total
albumin,
kering
nadi,
urin,
output
denyut
osmolalitas
urine
mukosa/kulit
- Peningkatan
membantu
waktu
Atur
tranfusi
kemungkinan
tiba
pernapasan
- Penurunan
urine
output
dalam
batas
normal
- HMT meningkat
- Kelemahan
Hb,
untuk
tranfusi
Elektrolit,
Persiapan
Pasang
kateter
jika
intake
dan
perlu
Monitor
urin
dalam
jam
batas normal
Intake
oral
dan
intravena adekuat
Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi
Keperawatan/
nutrisi
dari
Kaji
kebutuhan
Adequacy
gizi
Ketidakmampuan
Intake
untuk
mencerna Setelah
atau
nutrisi
oleh
faktor
psikologis
dilakukan
karena tindakan
dengan
ahli
menentukan
dimakan
tinggi
yang
mengandung
serat
untuk
mencegah konstipasi
biologis, keperawatan
Ajarkan
atau selama.nutrisi
ekonomi.
kurang
DS:
dengan indikator:
- Nyeri abdomen
untuk
Yakinkan
alergi
makanan
of Kolaborasi
nutrient
tubuh
adanya
teratasi
Albumin serum
bagaimana
pasien
membuat
adanya
- Muntah
Pre
- Kejang perut
- Rasa
albumin
serum
- Diare
capacity
- Rontok
- Kurang
nafsu
makan
- Bising
darah
Monitor
lingkungan
selama makan
Jadwalkan
dan
pengobatan
tindakan
tidak
kekeringan,
rambut
kusam,
total
berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah
Monitor
mual
dan
muntah
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien
dan
keluarga
tentang
manfaat nutrisi
Kolaborasi
dengan
dokter
tentang
kebutuhan
makanan
TPN
cairan
suplemen
seperti
sehingga
yang
NGT/
intake
adekuat
dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
Kelola
pemberan
anti
emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan
terapi
IV
line
Catat
adanya
hiperemik,
edema,
hipertonik
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Masalah Kolaborasi
Intoleransi
Hasil
NOC :
NIC :
aktivitas
Berhubungan dengan
Toleransi aktivitas
pembatasan
Konservasi eneergi
dalam
dilakukan
Observasi
aktivitas
Kelemahan
selama
menyeluruh
bertoleransi terhadap
Ketidakseimbang
aktivitas
an antara suplei
Kriteria Hasil :
sumber
dengan Berpartisipasi
adekuat
oksigen
kebutuhan
Gaya
dalam
hidup
yang
Pasien
klien
melakukan
imobilisasi
adanya
adanya
yang
faktor
menyebabkan
kelelahan
dan
yang
dipertahankan.
peningkatan
dan
DS:
tekanan
Melaporkan
secara
verbal
darah,
nadi dan RR
emosi
secara
berlebihan
Monitor
Mampu melakukan
kardivaskuler
adanya kelelahan
aktivitas
atau kelemahan.
(takikardi,
mandiri
sesak
nafas,
diaporesis,
pucat,
Adanya dyspneu
atau
sehari
respon
Keseimbangan
terhadap
aktivitas
disritmia,
ketidaknyamanan
aktivitas
saat beraktivitas.
istirahat
DO :
dan
perubahan
hemodinamik)
Monitor pola tidur dan
lamanya
Respon abnormal
dari
tekanan
tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan
Tenaga
terhadap aktifitas
Medik
Perubahan ECG :
aritmia, iskemia
dengan
Rehabilitasi
dalam
merencanakan
progran
klien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas
yang
mampu
dilakukan
Bantu
untuk
memilih
dengan
kemampuan
fisik,
untuk
mengidentifikasi
mendapatkan
dan
sumber
yang
diinginkan
Bantu
untuk
mendpatkan
bantuan
alat
aktivitas
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu
klien
untuk
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
Sediakan
penguatan
pasien
untuk
mengembangkan
motivasi
diri
dan
penguatan
Monitor
emosi,
respon
fisik,
sosial
dan
spiritual
Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi
Keperawatan/
NIC :
berhubungan dengan
Kontrol
Anxiety
kecemasan
(penurunan kecemasan)
Faktor
keturunan,
Krisis
situasional, - Koping
dilakukan
perubahan Setelah
selama
kesehatan, asuhan
kematian, klien
Stress,
status
ancaman
perubahan
diri,
pengetahuan
hospitalisasi
DO/DS:
gejala cemas
- Kontak
mata
kurang
- Kurang istirahat
menunjukkan
terhadap
pelaku pasien
Jelaskan
prosedur
semua
dan
apa
mengungkapkan
dan
Mengidentifikasi,
- Insomnia
pendekatan
yang menenangkan
dan
mengungkapkan
Gunakan
Reduction
dan
mengurangi takut
Berikan
informasi
faktual
mengenai
untuk
diagnosis,
mengontol cemas
prognosis
- Iritabilitas
- Takut
Postur
- Penurunan TD dan
denyut nadi
ekspresi
wajah,
mual,
dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
- Gemetar
berkurangnya
mulut
kecemasan
mendampingi
Instruksikan
pada
pasien
untuk
menggunakan
tehnik
relaksasi
Dengarkan
dengan
penuh perhatian
kering
Identifikasi
tingkat
kecemasan
- Peningkatan
TD,
denyut nadi, RR
pembicaraan
pasien
menimbulkan
- Bingung
dalam
Bantu
- Kesulitan bernafas
- Bloking
keluarga
klien
tubuh
- Gangguan tidur
tindakan
Libatkan
untuk
tubuh,
bahasa
kelelahan
- Anoreksia,
batas normal
- Nyeri perut
- Diare,
tehnik
kecemasan
- Sulit
perasaan,
berkonsentrasi
ketakutan,
persepsi
DAFTAR PUSTAKA
Gallo & Hundak. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II
. Jakarta : EGC.
Waspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium:
penatalaksanaan kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta:
Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2000.
hal.83-4.
Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York
Rumahorbo Hotma , S.kep. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan
Sistem Endokrin .Jakarta : EGC.
Baradero Mary , SPC , MN. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Endokrin . Jakarta : EGC.