Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA HIPOGLIKEMIA


DEPARTEMEN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

Oleh:
YULIANTI UMURAH
(201410461011036)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini telah disahkan
sebagai salah satu tugas praktik peminatan Departemen Keperawatan
Kegawat

Daruratan

Program

Pendidikan

Profesi

Ners

Universitas

Muhammadiyah Malang di RSUD KEPANJEN Kota Malang dari tanggal


05 Oktober 28 November 2015.
Malang,

November 2015
Mahasiswa

Yulianti Umurah
S.Kep
201410461011036

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Pembimbing Klinik/Lahan

()

()

LAPORAN PENDAHULUAN
HIPOGLIKEMIA

A. Pengertian
Hipoglikemia

merupakan

salah

satu

kegawatan

diabetic

yang

mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60


mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah:
1. Hipoglikemia murni : ada gejala hipoglikemi , glukosa darah < 60 mg/dl
2. Reaksi hipoglikemia : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak,
misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl
3. Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl
4. Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3-5 jam sesudah
makan

B. Etiologi
Etiologi dari hipoglikemia antara lain
1. Aktivitas fisik yang berat
2. Keterlambatan makanan
3. Puasa
4. Penurunan respon hormonal (adrenergik)
5. Regimen insulin yang tidak fisiologis.
6. Overdosis insulin atau sulfonylurea
7. Gerak badan tanpa kompensasi makanan
8. Penyakit ginjal stadium akhir
9. Penyakit hati stadium akhir
10.Konsumsi alcohol
11.Kebutuhan insulin
12.Penyembuhan dari keadaan stress
13.Penggunaan zat zat hipoglikemia

C. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat
jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan
glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk
melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai
glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial
dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan
kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya
menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah
menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron
menjadi tidak berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.

D. Manifestasi klinis
Gejala-gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase, yaitu :
a. Fase I : gejala-gejala akibat aktivasi pusat otonom di hipotalamus
sehingga hormon epinefrin masih dilepaskan. Gejala awal ini merupakan
peringatan karena saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.
b. Fase II : gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi
otak, karena itu dinamakan gejala neurologis. Pada awalnya tubuh
memberikan respon terhadap rendahnya kadar gula darah dengan
melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal dan beberapa
ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari cadangan tubuh
tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan kecemasan
(berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung berdebar-debar
dan kadang rasa lapar). Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan
berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah,
lemah,

sakit

kepala,

perilaku

yang

tidak

biasa,

tidak

mampu

berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia


yang

berlangsung

lama

bisa

menyebabkan

kerusakan

otak

yang

permanen. Gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi


otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling
sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik
per-oral. Pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya
terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan
gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada
mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lamalama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.
Pada hipoglikemi ;
1.a.

Neuroglikopeni : pusing, bingung, bicara tidak

jelas,
perubahan perilaku, dan koma
1.b.

Neurogenic : Adrenergic ( tremor halus, jantung

berdebar, cemas, bingung ), Kolinergik ( berkeringat,


lapar terus, tingling )
1.c.

Penurunan Berat Badan

E. Pemeriksaan diagnostik
1. Prosedur khusus: Untuk hipoglikemia reaktif tes toleransi glukosa
postpradial oral 5 jam menunjukkan glukosa serum <50 mg/dl
setelah 5 jam.
2. Pengawasan di tempat tidur: peningkatan tekanan darah.
3. Pemeriksaan laboratorium: glukosa serum <50 mg/dl, spesimen urin
dua kali negatif terhadap glukosa.
4. EKG: Takikardia.
F. Penatalaksanaan
Untuk terapi hipoglikemik adalah sebagai berikut :
1. Hipoglikemi : Beri pisang/ roti/ karbohidrat lain, bila gagal, Beri teh gula,
bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.
2. Koma hipoglikemik : Injeksi glukosa 40% IV 25ml, infus glukosa 10%, bila
belum sadar dapat diulang setiap jam sampai sadar (maksimum 6x),
bila gagal beri injeksi efedrin bila tidak ada kontraindikasi jantung dll 2550 mg atau injeksi glukagon 1mg/IM, setelah gula darah stabil, infus
glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway (jalan napas)
Kaji adanya sumbatan jalan napas. Terjadi karena adanya penurunan
kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke
otak.
b. Breathing (pernapasan)
Merasa kekurangan oksigen dan napas tersengal sengal , sianosis.
c. Circulation (sirkulasi)
Kebas , kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin, hipotermi,
nadi lemah, tekanan darah menurun.
d. Disability (kesadaran)
Terjadi penurunan kesadaran, karena kekurangan suplai nutrisi ke
otak.
e. Exposure.
Pada exposure kita melakukan pengkajian secara menyeluruh. Karena
hipoglikemi adalah komplikasi dari penyakit DM kemungkinan kita
menemukan adanya luka/infeksi pada bagian tubuh klien / pasien.
2. Pengkajian Sekunder
a. Keluhan Utam
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
b. Riwayat kesehatan
-

Riwayat kesehatan sekarang

Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta


upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
-

Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit penyakit lain yang ada


kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.
Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
-

Riwayat kesehatan keluarga

Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota


keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang

dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi,


jantung.
-

SAMPLE

S : tanda dan gejala yang dirasakan klien


A: alergi yang dipunyai klien
M : tanyakan obat yang dikonsumsi untuk mengatasi masalah
P : riwayat penyakit yang diderita klien
L : makan minum terakhir, jenis yang dikonsumsi, penurunan dan
peningkatan napsu makan
E : pencetus atau kejadian penyebab keluhan
-

Pengkajian nyeri

P : pencetus nyeri
Q: kualitas nyeri
R: arah perjalanan nyeri
S: skala nyeri
T: lamanya nyeri sudah dialami klien
c. Tanda tanda vital
Tekanan

darah,

irama

dan

kekuatan

nadi,

irama

kedalaman

pernapasan, dan penggunaan otot bantu pernapasan, suhu tubuh


d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada
leher,

telinga

kadang-kadang

berdenging,

adakah

gangguan

pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental,


gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan shu kulit di daerah

sekitar ulkus dan

gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan


kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
DM mudah terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau

berkurang,

takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi

penurunan

sensoris,

parasthesia,

anastesia,

letargi,

mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi


e. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang
dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.

B. Diagnosa keperawatana dan intervensi

a. Kurang volume cairan b/d diuresis osmotik (dari hiperglikemia).


Diagnosa
Keperawatan/

Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi

Masalah Kolaborasi Kriteria Hasil

Defisit

Volume NOC:

NIC :

Pertahankan

Cairan

Fluid balance

Berhubungan

Hydration

intake

dengan:

Nutritional Status

yang akurat

- Kehilangan volume
cairan secara aktif
- Kegagalan

: Food and Fluid

dan

Setelah

kelembaban

membran

dilakukan

output

Monitor status hidrasi


(

Intake

catatan

mukosa,

mekanisme

tindakan

nadi adekuat, tekanan

pengaturan

keperawatan

darah ortostatik ), jika

DS :
- Haus
DO:

selama..

defisit

volume

cairan

teratasi

dengan

diperlukan

sesuai dengan retensi


cairan (BUN , Hmt ,

kriteria hasil:

- Penurunan

turgor Mempertahankan

kulit/lidah
- Membran

sesuai

dengan

protein )

urine normal,
Tekanan
dalam

darah,

normal

volume/tekanan
nadi
- Pengisian
menurun
- Perubahan

status

mental
- Konsentrasi

urine

meningkat
- Temperatur

Monitor status nutrisi

Berikan cairan oral

Berikan

penggantian

nasogatrik
output

kulit

100cc/jam)

baik,

membran mukosa

sesuai
(50

Dorong
untuk

rasa

pasien makan

yang

keluarga

lembab, tidak ada


haus

sign

Kolaborasi pemberian

Elastisitas turgor

terhadap

badan secara tiba-

vital

cairan IV

tubuh Orientasi
berat

Monitor

setiap 15menit 1 jam

dehidrasi,

berlebihan

meningkat
- Kehilangan

batas

Tidak ada tanda


tanda

vena

darah,

nadi, suhu tubuh

penurunan tekanan
penurunan

total

albumin,

kering
nadi,

urin,

output

usia dan BB, BJ

denyut

osmolalitas

urine

mukosa/kulit
- Peningkatan

Monitor hasil lab yang

membantu

Kolaborasi dokter jika


tanda cairan berlebih
muncul meburuk

waktu

dan tempat baik


Jumlah dan irama

Atur
tranfusi

kemungkinan

tiba

pernapasan

- Penurunan

urine

output

dalam

batas

normal

- HMT meningkat
- Kelemahan

Hb,

Hmt dalam batas


normal
pH

untuk

tranfusi

Elektrolit,

Persiapan
Pasang

kateter

jika

intake

dan

perlu

Monitor

urin output setiap 8

urin

dalam

jam

batas normal
Intake

oral

dan

intravena adekuat

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d


ketidakcukupan insulin

( penurunan ambilan dan

penggunaan glokosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan


metabolisme protein/lemak)
Diagnosa

Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi

Keperawatan/

Masalah Kolaborasi Kriteria Hasil


Ketidakseimbanga
NOC:
n

kurang a. Nutritional status:

nutrisi

dari

Kaji

kebutuhan

Adequacy

gizi

Berhubungan dengan b. Nutritional Status


:

: food and Fluid

Ketidakmampuan

Intake

untuk

mencerna Setelah

atau
nutrisi

oleh

faktor
psikologis

dilakukan

karena tindakan

dengan

ahli

menentukan

jumlah kalori dan nutrisi


yang dibutuhkan pasien
diet

dimakan
tinggi

yang

mengandung
serat

untuk

mencegah konstipasi

biologis, keperawatan

Ajarkan

atau selama.nutrisi

ekonomi.

kurang

DS:

dengan indikator:

- Nyeri abdomen

untuk

Yakinkan

memasukkan c. Weight Control

alergi

makanan

of Kolaborasi

nutrient

tubuh

adanya

teratasi

Albumin serum

bagaimana

pasien
membuat

catatan makanan harian.


Monitor

adanya

penurunan BB dan gula

- Muntah

Pre

- Kejang perut
- Rasa

albumin

serum

penuh tiba- Hematokrit

tiba setelah makan Hemoglobin


DO:

Total iron binding

- Diare

capacity

- Rontok

rambut Jumlah limfosit


yang berlebih

- Kurang

nafsu

makan
- Bising

darah
Monitor

lingkungan

selama makan
Jadwalkan
dan

pengobatan

tindakan

tidak

selama jam makan


Monitor turgor kulit
Monitor

kekeringan,

rambut

kusam,

total

protein, Hb dan kadar Ht


usus

berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah

Monitor

mual

dan

muntah
Monitor

pucat,

kemerahan,

dan

kekeringan

jaringan

konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien
dan

keluarga

tentang

manfaat nutrisi
Kolaborasi

dengan

dokter

tentang

kebutuhan
makanan
TPN
cairan

suplemen
seperti

sehingga
yang

NGT/
intake

adekuat

dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler
atau fowler tinggi selama
makan
Kelola

pemberan

anti

emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan

terapi

IV

line
Catat

adanya

hiperemik,

edema,

hipertonik

papila lidah dan cavitas


oval

c. Intoleransi aktivitas b/d penurunan energy metabolic


Diagnosa
Keperawatan/

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi

Masalah Kolaborasi
Intoleransi

Hasil
NOC :

NIC :

aktivitas

Self Care : ADLs

Berhubungan dengan

Toleransi aktivitas

pembatasan

Konservasi eneergi

dalam

Tirah Baring atau Setelah

dilakukan

Observasi

aktivitas

tindakan keperawatan Kaji

Kelemahan

selama

menyeluruh

bertoleransi terhadap

Ketidakseimbang

aktivitas

an antara suplei

Kriteria Hasil :

sumber

dengan Berpartisipasi

adekuat

oksigen
kebutuhan
Gaya

dalam

hidup

yang

Pasien

klien

melakukan

imobilisasi

adanya

adanya

yang

faktor

menyebabkan

kelelahan

dengan Monitor nutrisi


energi

dan
yang

aktivitas Monitor pasien akan

fisik tanpa disertai

adanya kelelahan fisik

dipertahankan.

peningkatan

dan

DS:

tekanan

Melaporkan
secara

verbal

darah,

nadi dan RR

emosi

secara

berlebihan
Monitor

Mampu melakukan

kardivaskuler

adanya kelelahan

aktivitas

atau kelemahan.

hari (ADLs) secara

(takikardi,

mandiri

sesak

nafas,

diaporesis,

pucat,

Adanya dyspneu
atau

sehari

respon

Keseimbangan

terhadap

aktivitas
disritmia,

ketidaknyamanan

aktivitas

saat beraktivitas.

istirahat

DO :

dan

perubahan
hemodinamik)
Monitor pola tidur dan
lamanya

Respon abnormal
dari

tekanan

tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan

darah atau nadi

Tenaga

terhadap aktifitas

Medik

Perubahan ECG :
aritmia, iskemia

dengan

Rehabilitasi
dalam

merencanakan

progran

terapi yang tepat.


Bantu

klien

untuk

mengidentifikasi
aktivitas

yang

mampu

dilakukan
Bantu

untuk

memilih

aktivitas konsisten yang


sesuai

dengan

kemampuan

fisik,

psikologi dan sosial


Bantu

untuk

mengidentifikasi
mendapatkan

dan
sumber

yang diperlukan untuk


aktivitas

yang

diinginkan
Bantu

untuk

mendpatkan
bantuan

alat
aktivitas

seperti kursi roda, krek


Bantu

untuk

mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu

klien

untuk

membuat jadwal latihan


diwaktu luang
Bantu

pasien/keluarga

untuk

mengidentifikasi

kekurangan

dalam

beraktivitas
Sediakan

penguatan

positif bagi yang aktif


beraktivitas
Bantu

pasien

untuk

mengembangkan
motivasi

diri

dan

penguatan
Monitor
emosi,

respon

fisik,

sosial

dan

spiritual

d. Ansietas b/d kurang informasi tentang penyakit diabetes melitus


Diagnosa

Rencana keperawatan
Tujuan
dan Intervensi

Keperawatan/

Masalah Kolaborasi Kriteria Hasil


Kecemasan
NOC :

NIC :

berhubungan dengan

Kontrol

Anxiety

kecemasan

(penurunan kecemasan)

Faktor

keturunan,

Krisis

situasional, - Koping
dilakukan
perubahan Setelah

selama
kesehatan, asuhan
kematian, klien

Stress,
status
ancaman

perubahan
diri,

konsep kecemasan teratasi


kurang dgn kriteria hasil:
mampu
dan Klien
mengidentifikasi

pengetahuan
hospitalisasi

DO/DS:

gejala cemas

- Kontak

mata

kurang
- Kurang istirahat

menunjukkan

terhadap

pelaku pasien

Jelaskan
prosedur

semua
dan

apa

yang dirasakan selama


prosedur

Temani pasien untuk


memberikan
keamanan

mengungkapkan
dan

Nyatakan dengan jelas


harapan

Mengidentifikasi,

- Insomnia

pendekatan

yang menenangkan

dan
mengungkapkan

Gunakan

Reduction

dan

mengurangi takut

Berikan

informasi

faktual

mengenai

- Berfokus pada diri


sendiri

untuk

diagnosis,

mengontol cemas

prognosis

Vital sign dalam

- Iritabilitas
- Takut

Postur

- Penurunan TD dan
denyut nadi

ekspresi

wajah,

mual,

dan

tingkat

aktivitas
menunjukkan

- Gemetar

berkurangnya
mulut

kecemasan

mendampingi

Instruksikan

pada

pasien

untuk

menggunakan

tehnik

relaksasi

Dengarkan

dengan

penuh perhatian

kering

Identifikasi

tingkat

kecemasan

- Peningkatan

TD,

denyut nadi, RR

pembicaraan

pasien

menimbulkan

- Bingung
dalam

Bantu

mengenal situasi yang

- Kesulitan bernafas
- Bloking

keluarga

klien

tubuh

- Gangguan tidur

tindakan

Libatkan
untuk

tubuh,

bahasa

kelelahan

- Anoreksia,

batas normal

- Nyeri perut

- Diare,

tehnik

kecemasan

Dorong pasien untuk


mengungkapkan

- Sulit

perasaan,

berkonsentrasi

ketakutan,

persepsi

Kelola pemberian obat


anti cemas:........

DAFTAR PUSTAKA
Gallo & Hundak. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II
. Jakarta : EGC.
Waspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium:
penatalaksanaan kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta:
Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2000.
hal.83-4.
Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York
Rumahorbo Hotma , S.kep. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan
Sistem Endokrin .Jakarta : EGC.
Baradero Mary , SPC , MN. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gangguan Endokrin . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai