132210101066
Fathimatuzzahrah
132210101074
Nur Marlinah
132210101078
Mia Restu
132210101086
Nindi Dipamela Y.
132210101092
132210101094
Dini Syarifah
132210101096
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat membuat obat berkualitas tinggi untuk antibiotik sehingga dapat
memperingan dan menyembuhkan infeksi.
pertama dicampur dengan sebagian sukrosa selanjutnya dicampur dengan bahan lain
supaya didapat hasil homogen.
2) Granulated Product. Pada metode ini dilakukan beberapa tahapan yaitu :
a. Reduksi ukuran partikel.
b. Pencampuran suspending agent, wetting agent, dan anti-foaming agent.
c. Pencampuran bahan aktif. Bahan yang sudah di milling ditambahkan pada
campuran (b) lalu diaduk homogen.
d. Granulasi. Campuran bahan aktif dengan bahan tambahan diatas, dibentuk
menjadi granul dengan mesh ukuran tertentu (dengan cairan pembentuk masa
granul)
e. Pengeringan.
f.Milling. Hasil pengeringan selanjutnya diuji distribusi ukuran partikelnya.
g. Final Blend. Merupakan bagian pencampuran akhir. Waktu dan kecepatan
pengadukan sangat mempengaruhi hasil dari pencampuran ini.
3) Combination Product. Metode ini sering digunakan terhadap bahan yang tidak tahan
panas (flavor), yang ditambahkan setelah pengeringan granul.
2.2 Amoksisilin
Antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang
dalam konsentrasi kecil dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme lain secara
selektif. Amoxicillin merupakan antibiotika yang paling dikenal di seluruh dunia.
Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin.
a. Struktur Kimia
C6H19N3O5S
b. Berat Molekul
: Anhidrat 365,40
Trihidrat 419,45
c. Pemerian
d. Kelarutan
e. Stabilitas
35C. Tidak stabil terhadap paparan cahaya. Stabilitas terhadap air sekitar
11,5-14,5 %.
f. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar yang terkendali
(Anonim, FI IV hal.96)
g. Dosis
h. Kemurnian
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
Dosis
Kemasan
Pabrik
: HUFA
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
Dosis
Kemasan
Pabrik
: Dexa Medica
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
Dosis
Kemasan
Pabrik
Deskripsi
: Amoksisilin/Amoksisilin trihidrat
Indikasi
Dosis
Kemasan
Pabrik
: Sanbe Farma
No
Bahan Aktif
Amoxicillin
Tryhidrate
Efek Utama
Penicillin
Antibacterial
Efek Samping
Kombinasi
Karakteristik Fisik
Karakteristik
Kimia
dengan
(British
Clavunanic acid
Pharmacopo
iea, 2009 :
Hepatitis dan
361)
cholestatic
(Martindale,
karbontetraklorida
202)
pKa: 3,23
jaundice.
Erythema
2
Gangguan
Ampicilin
Penicillin
Trihidrat
antibacterial
saluran
(British
pada
pencer-
Organoleptis :
BM
Serbuk
hablur,
putih;
praktis LogP
Pharmacopo
sitis,stomatitis,
tidak berbau.
iea, 2009 :
mual,
361)
enterokolitis,colit
Sangat sukar
point
is,
208OC
muntah, Kelarutan :
pseudomem-
bran.
Pada penderita
dan dalam
349,405
1,35
Melting
Titik
metanol; tidak
Leleh
yang diobati
larut dalam
194oC
dengan Ampi-
benzena, dalam
silina, termasuk
karbon
semua jenis
tetraklorida dan
penisilina dapat
dalam kloroform
timbul reaksi
hipersensitif,
seperti urtikaria,
eritema
multiform.
Dosis sekali
Dosis sehari
(m )
dewasa %
(m )
6-12
(kg)
7,3-8,2
20
100
400
bulan
1-5
8,3-14,4
33
165
660
tahun
5-10
14,5-23,9
50
200
1000
tahun
>10
24-43,3
75
375
1500
tahun
Perhitungan takaran / dosis persatuan takaran terkecil komposisi formula.
Untuk dosis anak-anak, tiap satu sendok mengandung 125 mg Amoxicillin (125 mg/
5 ml), dengan pemakaian :
6-12 bulan
: sendok teh
1-5 tahun
: - 1 sendok teh
5-10 tahun
: 1 1 sendok teh
>10 tahun
: 2 sendok teh
Volume takaran:
1 sendok teh : 5 ml
2 sendok teh : 10 ml
4.5 Kemasan
Lama pengobatan 3 hari
1 hari = 4x 1-2 sendok teh = 20-40 ml
3 hari = 3x (20-40 ml) = 60-120 ml
Kemasan terkecil 60 ml Jumlah perkemasan:
Tiap kemasan = 60 ml
Tiap 5 ml mengandung 125 mg Amoxicillin
Tiap kemasan mengandung 1500 mg Amoxicillin
4.6 Persyaratan Bentuk Sediaan
Sediaan mengandung Amoxicillin 90-100% pH larutan 5-5,5. Mengandung 1
atau lebih dapar, pewarna, aroma, pengawet, pemanis, suspending agent.
Bentuk sediaan
Sirup 60 ml
pH sediaan
5,0-7,5
Berat jenis
>1 g/ ml
Ukuran partikel
1-100 pm
Viskositas
Warna
Kuning
Bau
Jeruk
Rasa
Manis
Bentuk kering
Parameter
Bentuk sediaan
Granul
Sudut diam
< 25
Kecepatan alir
10 gram/ 10 detik
V.
Asam Sitrat
Pemerian
Kelarutan
ADI
Inkompatibiltas
Ket. Lain
Tidak
Larut dalam
berwarna,
1:15 etanol
dengan
g/cm3
transparan,
95% dan 1
potassium tarta,
pH=2,2
kristal
dalam
Buffering
transparan,
kurang lebih
karbonat,
solution 0,1 -
kristal putih,
dari 1 bagian
bikarbonat,
0,2%;
tidak berbau
air, agak
asetat, sulfida,
Flacour
tapi punya
sukar larut
oksidator, basa,
enhancer for
rasa asam
dalam eter
zat pereduksi
liquid 0,3-
yang kuat
2,0%;
Suspending
agen 0,32,0%
Na Sitrat
Tidak
Mudah larut
berbau, tidak
berwarna
15 g/kg BB
Bereaksi
BJ= 1,19
dengan
g/cm3
mendidih,
substansi asam,
pH=7,0-9,0
tidak larut
garam alkaloid
dalam etanol
dapat
membentuk
endapan dari
larutan
hidroalkohol,
agen
pengoksida,
pereduksi dan
basa
NaOH
Putih/praktis
Mudah larut
Inkompatibel
putih, massa
dalam air
dengan
melebur
dan etanol
senyawa rentan
berbentuk
terhidrolisis
pelet,
atau oksidasi,
serpihan atau
bereaksi dengan
batang atau
bentuk lain,
eter khususnya
keras, rapuh,
di larutan cair
dan
menunjukkan
pecahan
hablur, bila
dibiarkan
diudara akan
cepat
menyerap
CO2
dan lembab
Dapar Terpilih
Alasan
Pemerian
Kelarutan
ADI
-
PGA /
Putih atau
Larut dalam
Acacia
kuning
(HPE, Ed. 6,
halm. 1)
Inkompatibilitas
Ket. Lain
Acacia tidak
pH= 4,5-5
1:20
dapat campur
(5%
putih;
gliserin,
dengan
Aqueous
granul,
1:20
amino-pirine,
solution)
serbuk
propilen
morphin, phe-
dan tidak
glikol, 1:27
nol,
berbau
air, praktis
tannin, thymol,
tidak larut
dan
dalam
vanilin
methanol
(95%)
CMC Na
(HPE, Ed. 6,
halm. 118)
Putih, tidak
Tidak larut
berbau,
serbuk kecil
Inkompatibel
Dapat
da-lam air,
dengan
sebagai
paktis tidak
larutan asam
gelling
larut dalam
kuat,
aseton,
bentuk garam
etanol, eter,
dari
toluene
besi dan
agent
logam,
pengenda-pan
terjadi
pda pH <2
Avicel
(HPE, Ed. 6,
halm. 129)
Putih, tidak
Putih, tidak
berbau,
Inkompatibel
pH= 5,0-7,5
larut dalam
dengan
disimpan
tidak
air, sedikit
bahan
pada
berasa,
larut dalam
pengoksidasi
tempat
bentuk
laru-tan
kuat
tertutup
Kristal,
hidoksida
dan kering
higroskopis
Bahan terpilih : PGA/ Acacia
Alasan
Pemerian
Kelarutan
ADI
Inkompatibilita
Ket.lain
s
Metilparaben
Kristal, tidak
Larut
berwarna/ser
dalam 1:2
buk
Nipagin
(HPE;340)
10 mg/kg
Bahan
BJ= 1,352
bentonit,
g/cm3
etanil;
Mg trisilikat,
pH=4-8
kristal, putih
1:400 air;
talk, tragacan,
Penggu-naan
tidak berbau
1:50 air
berasa seperti
pada suhu
essensial oil,
dan suspensi
terbakar
5000C; 1:3
sorbitol,
0,037%
etanol 95%;
atropin
BB
gliserin
1:60, eter
1:10
Propilparabe
Kristal putih,
Larut
n/
tidak berbau
Nipasol
(HPE;450)
Mg
BJ=1,288
dalam
alumunium,
g/cm3
dan
etanol
silikat,
Penggu-
tidak berasa
1:1,1;
magnesium
naan
etanol 95%
trisilikat
suspensi oral
1:5,6;
mengurangi
sollution dan
gliserin
efek bahan
suspensi oral
1:250; air
0,01-0,02%
1:4350
pada 15oC
dan 1:2500
Na Benzoat
Granul
Larut
(HPE;627)
putih/kristal,
dalam air
higroskopis,
tidak berbau
5 mg/kg
Gelatin, garam
BJ= 1,497-
ferric, garam
1,527 g/cm3
1:1,8 dan
kalsium, dan
pada 2480C
1:1,4 dalam
garam logam
pH= 8,0
BB
100 C
berat
Pemerian
Kelarutan
ADI
Kristal;
Sangat
Crystalline
higroskopis;
mudah larut
membentuk
(HPE, Ed.
warna putih;
dalam
rasa manis
air, su-kar
larut dalam
banyak divalen
etanol,
dalam
trivalen dalam
metanol dan
kondisi asam
dalam
6,
halm. 679)
Inkompatibilitas
Sorbitol akan
Ket. Lain
-
asam aseta
Aspartame
Putih hablur
Sedikit
(HPE, Ed.
6,
serbuk,
etanol,
hal. 48)
kristal
sukar larut
40
mg/kgBB
dalam air
Na Siklamat
Putih, tidak
Praktis
11
BM=
tidak larut
mg/kgBB
2012,22 ;
Kris-tal
dalam
(WHO);
pH= 5,5
atau serbuk
benzena,
Kristal; rasa
kloroform,
manis
etanol
7,5
1,5
mg/kgBB
30x lebih
(Eropa)
manis
(95%) dan
dari
eter dapat
sukrosa
larut dalam
5 bag. Air
dan 2 bag.
Air pada
2oC
Saccharin
Kristal
Mudah
Na
putih,
larut dalam
(HPE, Ed.
6,
halm. 608)
Dapat
mg/kgBB
mengkristal
pH= 2,0
sukar larut
manis
dalam
(300x)
etanol
menimbulkan
rasa pahit
sesudah
pemakian
Pemanis terpilih : Na Siklamat
Alasan
mudah
dan
tidak
selain
itu
lebih
aman
daripada
aspartame
penyimpanan tidak membentuk cap locking pada tutup botol setelah penyimpanan
dalam jangka waktu tertentu.
5.5 Pewarna
Bahan
Pemerian
Tartazine
Serbuk warna
FD & C
No.5
Kelarutan
Praktis tidak
oranye
(HPE; 185)
ADI
Inkompatibilitas
Ket.lain
Campur sedikit
dalam larutan
200C larut
dalam etanol
sakarin, tidak
75% 1:91;
campur dengan
propilenglikol
asam askorbat,
1:14,3. Air
gelatin,
Titan
1:26 2 C dan
glukosa, larutan
1:5 25oC
Na Bikarbonat
200C etanol
Sedikit campur
Yellow FCF
75% 1:333,
dengan asam
(FD&C
gliserin 1:5,
sitrat, larutan
Yellow
propilenglikol
sukrosa dan
1:45,5, air
larutan saturasi
1:5,2 pada
sodium
20C
bikarbonat,
No.6)
tidak campur
dengan asam
askorbat,
glukosa
Pewarna Terpilih: Alasan
: -
sitrat mudah bercampur dengan bahan aktif, dan multifungsi sebagai pewarna
oranye sehingga tidak dibutuhkan pewarna tambahan.
Bahan
Amoxicillin
Fungsi
Konsentrasi
Skala kecil
Skala besar
(60 ml)
(500 ml)
Bahan aktif
2,5
1,5 g
12,5 g
Suspending
10
6g
50 g
Tryhidrate
PGA
agent
Na Sitrat
Dapar
0,77
0,46 g
3,83 g
Asam Sitrat
Dapar
0,75
0,45 g
3,75 g
Na Benzoat
Pengawet
0,3
0,18 g
1,5 g
Na Siklamat
Pemanis
0,17
0.102 g
0,85
Esssense Jeruk
Perasa
0,003
0,018 g
0,15
120 mg / 5 ml 60 ml = 1,5 g
6 10 thn
Ka = 3,981 10-7
pH =6
H+ = 10-6
pH
= pKa + log
= 6,40 + log
log
= 6 6,40
= 0,3891 A
= 2,303 C Ka ( H3O+)
(Ka + H3O+)2
= 0,2131
=G+A
0,213
= 0,3981 A + A
= 0,1525
= 0,3981 A
= 0,3981 0,1525
= 0,061
Reaksi
H3Sitrat
NaOH
NaH2Sitrat + H2O
M 0,2132
0,2132
0,2132
0,2132
0,2132
0,2132
NaH2Sitrat
M 0,2132
NaOH
0,2132
Na2Hsitrat + H2O
0,2132
0,2132
0,2132
0,2132
Na2Hsitrat
NaOH
Na3Sitrat + H2O
M 0,2132
0,061
0,061
0,061
0,061
0,1522
0,061
Penimbangan Bahan
Asam Sitrat =
0,2132
= 210,14
1000
1000
10
= 0,45 gram
Na Sitrat
0,2132
= 214,11
= 0,46 gram
VII. Metode
7.1 Alat
Timbangan digital
Mortir + stemper
Gelas ukur
Kompor gas
pH meter
Pipet tetes
Batang pengaduk
Beaker glass
Penangas air
1000
1000
10
Masukkan Na benzoat 0.18 gram ke dalam mortir hangat, lalu digerus dan
ditambahkan Amoksisilin 1.5 gram lalu digerus
Masukkan Essens 0.018 gram yang telah dilarutkan dalam etanol, aduk seluruh
campuran sampai homogen
Cara kerja:
Masukkan sejumlah tertentu sampel ke dalam cup, jika kental gunakan cup yang
berukuran kecil, jika encer gunakan cup yang berukuran besar
Kaitkan viskotester pada statif, gunakan level ukuran atau meteran pada unit untuk
memastikan unit kira-kira telah horisontal
Letakkan rotor pada pusat cup, pindahkan apitan jarum meter hingga berlawanan
arah
Ketika rotor mulai berputar, jarum indikator viskositas secara berkala bergerak ke
kanan dan seimbangkan pada posisi yang menghubungkan viskositas dengan
sampel cairan
Baca nilai viskositas dari skala pada rotor. Skala menunjukkan angka rotor pada
sebelah kiri
Setelah selesai pengukuran, atur swicth pada posisi off, lalu kembalikan jarum
pada posisi awal dengan memindahkan kepitan jarum meter sesuai dengan
petunjuk arah.
4. Uji Densitas
Isi piknometer dengan sampel hingga penuh, lalu direndam dalam air es sehingga
kira-kira 2C dibawah suhu percobaan (25C)
Tutup piknometer, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu dibiarkan naik sampai
suhu percobaan, tutup pipa kapiler
Lap air yang menempel di luar piknometer, timbang piknometer dengan seksama
5. Uji Sedimentasi
Larutkan sediaan dry sirup Amoksisilin dengan air
Serbuk dry sirup dituang ke dalam corong dengan dasar lubang corong ditutup
Catat waktu yang dibutuhkan serbuk dry sirup saat mulai mengalir sampai bahan
dalam corong habis (t= detik)
7. Sudut diam (38 = sifat alir baik, 38-42= sifat alir cukup baik)
Alat: Corong standart dan penggaris
Diukur tinggi timbunan serbuk dry sirup dibawah corong hasil penentuan
kecepatan alir (h cm)
8. Kelembapan (2-4 %)
Alat: OHAUS MB 4, Moisture Balance
Taburkan serbuk dry sirup ke atas pan dengan berat 1- 1.5 gram, tutup moisture
balance dan tekan tombol START
= Jeruk
Rasa
= Manis
Warna
= Orange
Bentuk
2. Pemeriksaan Ph
Alat
= pH meter
Hasil pH = 5,7
3.
Uji Viskositas
Alat
Hasil
= 17 Mpas
choice untuk pencegahan dan pengobatan infeksi. Dan mempunyai gugus hidrofil dan
bentuk praobat yang mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan efektif tidak hanya
pada bakteri gram(+) dan gram (-). Sedangkan sefalosporin kepekaan untuk
betalaktamase lebih rendah daripada penisilin, dapat menimbulkan resistensi lebih cepat
daripada penisilin. Selain itu Absorpsi amoxicillin dalam saluran cerna jauh lebih baik
dari ampisilin.
Ada beberapa macam Amoxicillin yaitu amoxicillin, amoxicillin sodium, dan
amoxicillin trihidrat. Pada formulasi ini digunakan amoxicillin karena amoxicillin lebih
dimungkinkan untuk dijadikan bahan aktif dry sirup. Dimana amoxicillin sodium
merupakan bahan yang sangat higroskopis sehingga tidak cocok jika digunakan dalam
dry sirup, karena akan menyebabkan sediaan serbuk atau granul dry syrup menjadi
mudah basah dan tentu akan mempengaruhi stabilitas dari bahan aktif tersebut. Sehingga
kita memilih amoxicillin trihidrat yang merupakan senyawa berbentuk kristal dan pada
skala industri, peralatanyang digunakan serta teknik yang lebih canggih amoxcillin
trihidrat dimungkinkan untuk digunakan sebagai bahan untuk dry syrup seperti yang ada
di produk-produk pasaran. Sehingga kami memilih amoxicillin trihidrat.
Pembuatan dry sirup ada tiga metode yaitu metode serbuk, metode granulasi,
dan metode campuran (serbuk dan granulasi). Kelompok kami memilih membuat dry
syrup dengan metode serbuk, dikarenakan metode serbuk lebih efisisen baik secara waktu
maupun teknis, selain itu bahan-bahan formulasi ini kami perkirakan berbentuk serbuk
semua sehingga kami memilih menggunakan metode serbuk. Dalam melakukan
pemformulasian ini pertama dilakukan penimbangan semua bahan-bahan yang
digunakan, lalu mencampurkannya di mortir sambil digerus ad homogen. Bagian terakhir
yang ditambahkan adalah perasa dan pewarna yang sekaligus berguna sebagai pembasah.
Bahan aktif amoxicillin trihidrat ditambah dengan PGA yang berfungsi sebagai
suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas sehingga akan memperlambat
terjadinya sedimentasi. Selanjutnya ditambah dengan Na siklamat yang merupakan bahan
pemanis yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dari sukrosa. Na siklamat
sangat mudah larut dalam aquadest, Na siklamat juga lebih aman digunakan daripada
aspartame dan tidak mudah mengkristal seperti sakarin Na. Stabilitas penyimpanannya
dalam jangka waktu yang lama juga tinggi, karena ia sekaligus dapat digunakan sebagai
anti-caplocking pada tutup botol. Selanjutnya ditambahkan Na benzoate sebagai bahan
pengawet. Pengawet ini mudah larut dalam aquadest dan mudah didapatkan. Pemakaian
Na-benzoat juga dipilih karena lebih efisien yaitu tidak memerlukan antimikroba lain
kami dapar yang kami gunakan adalah asam sitrat dan natrium sitrat. Dipilih dapar
tersebut karena dapar sitrat memiliki nilai rentang pKa sesuai dengan pH yang kita
inginkan yakni asam.
Apabila pH sediaan berubah dalam waktu penyimpanan maka kemungkinan
bahan aktif obat akan mengalami degradasi ataupun permasalahan stabilitas lainnya.
Sehingga mempertahankan nilai pH sediaan dibutuhkan untuk menjaga obat sehingga
dapat diabsorbsi oleh tubuh dan memiliki efek terapetik.
3.
Uji viskositas
Suatu suspensi memerlukan bahan pensuspensi, bahan pensuspensi yang
viskositas
dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan yang dibuat. Uji viskositas
menggunakan alat viskotester VT-03F dengan menggunakan spindel nomor 4
didapatkan nilai viskositas dari 300 ml adalah 17 Mpas. Hasil ini sesuai dengan
spesifikasi sediaan yang diinginkan.
4. Uji BJ (berat jenis)
Setelah dilakukan uji densitas dengan menggunakan piknometer didapatkan
berat jenis sediaan adalah 1,041 g/cm3. Sesuai dengan ketentuan FI edisi IV. BJ
sediaan yang diharapkan adalah mendekati BJ air, yaitu 1, jika BJ sediaan lebih besar
dari BJ air maka sediaan akan mudah terpisah. Dari percobaan yang kami lakukan,
berat jenis sekitar 1,041 g/cm3 , artinya berat jenis tersebut yaitu 1.
5. Uji sedimentasi
Setalah dilakukan uji sedimentasi selama 24 jam, sediaan membentuk
endapan dibagian bawah larutan, yang memiliki tinggi 0,2 cm. Endapan yang
didapatkan tidak terlalu tinggi karena kami menggunakan metode serbuk sehingga
endapan terbentuk sedikit demi sedikit atau disebut dengan deflokulasi. Dimana
harusnya sediaan suspensi yang baik tidak mudah mengalami sedimentasi
apalagi membentuk creaming pada bagian atas sediaan.
IX. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
Dry sirup adalah suatu sediaan baik dalam bentuk serbuk atau granul yang
apabila ingin dikonsumsi harus dilarutkan dengan air terlebih dahulu.
Amoxicillin dibuat sediaan dry syrup karena apabila langsung kontak dengan air
menyebabkan terhidrolisis menjadi asam penisilinoat.
Uji organoleptis sediaan dry syrup yakni memiliki rasa jeruk, warna oranye dan
aroma jeruk.
Uji viscometer sediaan dry syrup adalah dengan menggunakan viscometer VT03F spindel nomer 4 dengan besar 17 mPas.
X.
Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Anonim. 2000. States Pharmacopeial Convention (USP). Canada: Webcom United
Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed IV. Jakarta UI Press
Aulton, M. E. 1996. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. New York:
Churchill Livingstone
Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients,
Pharmacists
Press Sweetman, S.C., 2009. Martindale : The Complete Drug Reference 36thedition.
London: Pharmaceutical Press
Wiryanti, N.M. 2010. Jurnal Awal Formulasi Sediaan Non- Steril Sediaan Sirup Kering
Amoxicilin I-mox. Denpasar: FMIPA Udayana University