Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyakit kronis seperti TBC, Pneumonia, Edema Pulmonal,Sirosis Hepatis, Penyakit Ginjal
Kronis, Gagal Jantung dan HIpertensi
Kecelakaan/Trauma seperti Trauma Kapitis, Trauma Organ Vital (Paru-Paru atau jantung) ginjal
dll.
Doka (1993) menggambarkan respon terhadap penyakit yang mengancam hidup kedalam
empat fase, yaitu :
Fase Prediagnostik terjadi ketika diketahui ada gejala atau factor resiko penyakit
Fase Akut; berpusat pada kondisi krisis. Klien dihadapkan pada serangkaian keputusasaan,
termasuk kondisi medis, interpersonal, maupun psikologis.
Fase Terminal, dalam kondisi ini kematian bukan lagi hanya kemungkinan, tetapi pasti terjadi.
Klien dalam kondisi Terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun
social-spiritual. Gambaran problem yang dihadapi pada kondisi terminal antara lain :
Problem Oksigenisasi ; respirasi irregular, cepat atau lambat, pernafasan cheyne stokes,
sirkulasi perifer menurun, perubahan mental; agitasi-gelisah, tekanan darah menurun, hypoksia,
akumulasi secret, nadi ireguler.
Problem Eliminasi; Konstipasi, medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltic, kurang diet
serat dan asupan makanan jugas mempengaruhi konstipasi, inkontinensia fekal bisa terjadi oleh
karena pengobatan atau kondisi penyakit(mis Ca Colon), retensi urin, inkopntinensia urin terjadi
akibat penurunan kesadaran atau kondisi penyakit mis trauma medulla spinalis, oliguri terjadi
seiring penurunan intake cairan atau kondisi penyakit mis gagal ginjal
Problem Nutrisi dan Cairan; asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic menurun,
distensi abdomen, kehilangan BB, bibir kering dan pecah-pecah, lidah kering dan membengkak,
mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menurun
Problem Sensori ; Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian,
menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun, kemampuan berkonsentrasi
menjadi menurun.
Problem nyeri ; ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra vena, klien
harus selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kenyamanan
Problem Kulit dan Mobilitas ; seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit
sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
Masalah Psikologis ; klien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak respon
emosi, perasaaan marah dan putus asa seringkali ditunjukan. Problem psikologis lain yang
muncul pada pasien terminal antara lain ketergantungan, hilang control diri, tidak mampu lagi
produktif dalam hidup, kehilangan harga diri dan harapan, kesenjangan komunikasi / barrier
komunikasi.
Perubahan Sosial-Spiritual, klien mulai merasa hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal
dan menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan
terhadap penderitaan. Sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai jalan menuju
kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan
yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau
mengalami penderitaan sepanjang hidup
Seseorang yang menghadapi kematian/kondisi terminal, dia akan menjalani hidup, merespon
terhadap berbagai kejadian dan orang disekitarnya sampai kematian itu terjadi. Perhatian
utama pasien terminal sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi lebih pada kehilangan
kontrol terhadap fungsi tubuh, pengalaman nyeri yang menyakitkan atau tekanan psikologis
yang diakibatkan ketakutan akan perpisahan, kehilangan orang yang dicintai. Orang yang telah
lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan menderita penyakit kronis yang lama
dapat memaknai kematian sebagai kondisi peredaan terhadap penderitaan. Atau sebagian
beranggapan
bahwa
kematian
sebagai
jalan
menuju
kehidupan
kekal
yang
akan
mempersatukannya dengan orang-orang yang dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut
akan perpisahan, dikuncilkan, ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang
hidup.
Closed Awarness
Mutual Pretense
Open Awarness
Teknik lain untuk mengkaji tingkat kesadaran adalah dengan metode GCS (Glasgow Coma
Scale) .
JENIS PEMERIKSAAN
Respon motorik ( M )
NILAI
Ikut perintah
Melokalisir nyeri
Fleksi norma
Dekortasi
Deserebrasi
Tidak ada
Respon Verval ( V )
Orientasi baik
Tidak ada
Terhadap suara
Terhadap nyeri
Tidak ada
Denial (menolak), pada tahap ini individu menyangkal dan bertindak seperti tidak terjadi
sesuatu, dia mengingkari bahwa dirinya dalam kondisi terminal. Pernyataan seperti tidak
mungkin, hal ini tidak akan terjadi pada saya, saya tidak akan mati karena kondisi ini umum
dilontarkan klien.
Anger (Marah) individu melawan kondisi terminalnya, dia dapat bertindak pada seseorang atau
lingkungan di sekitarnya. Tindakan seperti tidak mau minum obat, menolak tindakan medis,
tidak ingin makan, adalah respon yang mungkin ditunjukan klien dalam kondisi terminal.
Bargaining (Tawar Menawar), individu berupaya membuat perjanjian dengan cara yang halus
atau jelas untuk mencegah kematian. Seperti Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabut
nyawaku, saya akan berbuat baik dan mengikuti program pengobatan.
Depresion (Depresi), ketika ajal semakin dekat atau kondisi semakin memburuk klien merasa
terlalu sangat kesepian dan menarik diri. Komunikasi terjadi kesenjangan, klien banyak berdiam
diri dan menyendiri.
c. Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi terminal, karena pada
kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah tersinggung, tidak ingin berkomunikasi, dan
sering bertanya tentang kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan keputusasaan sering
membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali tanda klien mengisolasi diri,
sehingga klien dapat memberikan dukungan social bisa dari teman dekat, kerabat/keluarga
terdekat untuk selalu menemani klien.
d. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian, bagaimana sikap
pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin mendekatkan diri pada Tuhan
ataukah semakin berontak akan keadaannya. Perawat juga harus mengetahui disaat- saat
seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani disaat-saat
terakhirnya.
sehingga reaksi menghakimi harus dihindari. Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah,
ritual harus diberi dukungan. Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui
keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus sensitive terhadap kebutuhan ritual pasien yang
akan menghadapi kematian, sehingga kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat
terpenuhi.
merawat
klien
menjelang
ajal/terminal,
tanggung
jawab
perawat
harus
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik. Perawat harus lebih
toleran dan rela meluangkan waktu
mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan untuk mempertahankan kualitas hidup
pasien.
Tujuan merawat klien terminal adalah sebagai berikut :
Mempertahankan harapan
membutuhkan bantuan dengan masalah yang berhubungan dengan penyakit dan stress
emosional yang ditimbulkan, klien juga membutuhkan bantuan dalam masalah financial,
perubahan hubungan social dan seksual dan kesulitan dalam menghadapi rumah sakit.
Perawat bisa menggunakan pendekatan interdisiplin ilmu untuk mengatasi masalah praktis
pada pasien terminal.
komunikasi, empati, berdoa dengan klien, membaca kitab suci, atau mendengarkan musik.
e. Dukungan untuk keluarga yang berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian dari orang yang
mereka cintai. Semua tindakan medis, peralatan yang digunakan pada klien harus diberikan
penjelasan, seperti alat Bantu nafas atau pacu jantung. Kemungkinan yang terjadi selama fase
kritis pasien terminal harus dijelaskan pada keluarga.
tindakan perawatan.
Bimbingan yang diberikan harus berfokus pada peningkatan kenyamanan dan perbaikan sisa
kualitas hidup, hal ini berarti memberikan bimbingan pada aspek perbaikan fisik, psikologis,
social dan spiritual.
Perawatan di rumah yang terkoordinasi dengan pelayanan rawat jalan dibawah administrasi
rumah sakit
Ketentuan tim perawatan interdisiplin ilmu yang terdiri dari dokter, perwat, rohaniawan, pekerja
sosial, dan konselor.
2. Sistem Rujukan
Dalam pelayanan rujukan, rujukan pasien harus dibuat oleh penanggung jawab perawatan.
Diluar negeri Registered nurses (RN), mempunyai kewenangan untuk merujuk pasien ke
system pelayanan yang lebih tinggi lagi. Dalam perawatan pasien di rumah, system rujukan
bisa dibuat, dimana perawatan klien oleh perawat home care dibawah yurisdiksi Registered
nurses (RN). RN membuat delegasi tugas-tugas perawatan yang harus dilaksanakan oleh
perawat pelaksana yang telah mempunyai izin (lisenced) dari lembaga berwenang.
Prinsip Delegasi/Rujukan :
o
Perawat pelaksana secara hukum bertanggung jawab langsung untuk merawat klien
Perawat pelaksana bertanggung jawab untuk merujuk pasien, mengevaluasi asuhan yang
diberikan, bimbingan dan konseling pasien terminal
Pemberian terapi intravena tergantung peraturan pemerintah setempat, ada yang memberi
kewenangan untuk melakukan terapi intravena oleh pelaksana perawat, ada juga yang tidak.
Lembaga berwenang (Rumah sakit, binas kesehatan) memberi kan izin pada perawat
pelaksana untuk merawat dan membuat rujukan berdasarkan standar asuhan keperawatan.
memberi informasi perawatan seperti fakta, gambaran, hasil observasi kesehatan klien ke tim
kesehatan lainnya.
b. Menunjukan penampilan kerja perawat dalam merawat klien yang lebih spesifik
c.
Merupakan catatan mutlak atau dokumen legal yang digunakan sebagai referensi kesehatan
klien.
3. Teknik Pendokumentasian
Pendokumentasian
atau
Charting
di
tiap
rumah
sakit
berbeda,
terdapat
teknik
pendokumentasian, yaitu :
a.
b.
Semua
tim
kesehatan
mendokumentasikan
pada
lembar
yang
sama.
Teknik komputerisasi (Computer Assisted Oriented), secara konstan dari berbgai sumber bisa
dilihat informasi terkini perkembangan kesehatan klien. Data perkembangan kesehatan klien
dituangkan dalam format DAR (Data, Action, Responses).
Perawat dapat peka dan mampu menganalisa hal yang membuat pasien terminal merasa
nyaman atau tidak nyaman
G. BUKU SUMBER
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills. Basic to
Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values.
California : Addison Wesley
Potter, P (1998). Fundamental of Nursing. Philadelphia : Lippincott.
Atkinson, Leslie D. Fundamentals of Nursing. A Nursing Process Approach.
http://lukmanulhakim-amk.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-padapasien-terminal.html