Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
1
2
3
4
5
Tujuan
Untuk memahami prinsip dasar aliran fluida dalam pipa divergen dan
konvergen dengan menerapkan persamaan bernoully.
Untuk mengukur laju aliran, kapasitas aliran fluida dan beda tekanan
yang terbaca pada manometer H2O.
2.
Teori Dasar
Persamana Bernoully
Berdasarkan aliran didalam sebuah pipa dengan dua penampang yang
berbeda, dan menerapkan hukum konservasi energi, Persamaan Bernoully
dapat ditulis dengan:
2
P1 V1
P V
2g
Dimana
Z1= Z2; dan P= h
Dalam praktek ini, kita ingin membuktikan bahwa didalam sebuah pipa
dengan dua buah penampang satu dan dua yang berbeda, energi antara
kedua penampang adalah konstan. Jumlah dari ketiga bagian sebelumnya
adalah konstan, sehingga teorema bernoulli dapat ditunjukakan dengan pers.
2.2
H
P V2
2g
Dimana:
V2
= tinggi kinetik
2g
P
Gambar 2.1
Pada dasar teori ini, tampak bahwa fluida ideal, tetapi dalam prakteknya
adalah grazing satu dengan yang lainnya. Dalam proses ini, kecepatan dari
partikel berkurang dan energi dari sistem ditransformasikan menjadi panas.
Kita menggambarkan bahwa H merupakan kehilangan tekanan antara dua
penampang, sehingga :
P g Q H
P
gQ
............................................. Pers.2.4
P1 V1
P V
Z1 2 2 Z 2 H
2g
2g
Tabung pitot
Operasi dengan tabung pitot adalah:
Pertama kali, kita tempatkan penghalang yang tetap kedalam fluida yang
bergerak seperti pada gambar 2.2
Gambar 2.2
Garis P berakhir pada titik impak (P), jika kita membuat sebuah orifis
dalam titik P ini dan kita menghubungkannya dengan sebuah tabung
manometrik. Kita mengukur tekanan total (Gambar 2.3).
P1 V1
P V
2 2
2g 1
2g
............................................. Pers.2.6
Dimana:
V1 = V (kecepatan partikel), V2 = 0
V 2 P2 P1
h
2g
V 2 g h
Gambar 2.3
3. Prosedur Pengujian
1. Buka Katup pada pompa (CV) dan katup setelah tabung manometer
(CCV) kemudian hidupkan pompa. Biarkan sesaat sampai aliran
bersirkulasi.
2. Tutup katup CCV dan buka katup gelembung udara (PV) agar aliran
fluida naik mengisi penuh seluruh tabung manometer dan
gelembung udara terbuang melalui katup PV.
3. Setelah seluruh tabung manometer tidak ada lagi gelembung udara,
maka tutup katup CV dan buka katup CCV perlahan lahan sampai
aliran turun hingga mencapai ketinggian sama (70 80 mm) dibantu
dengan pompa PV untuk mempercepat level ketinggian tersebut.
4. Setelah manometer stabil (70 atau 80 mm), pengujian dapat
dilakukan berdasarkan variasi debit aliran (liter/detik) dengan cara
membuka katup CCV kemudian diukur fluida keluar dengan
menggunakan gelas ukur (volume fluida = 1 liter) dan stopwatch
untuk menghitung waktu alir fluida (detik).
5. Tunggu sesaat sampai manometer stabil dan ukur tekanan di
masingmasing manometer dengan menggerakkan kawat pada
tabung pitot sesuai dengan titik yang akan diukur (h1 sampai h6 dan
hTp).
6. Untuk pengujian selanjutnya ubah katub CCV (berdasarkan bukaan
katub) dan lakukan prosedur 5.
5. Tabel Pengujian
No
hm (m)
Vn (m/s)
Q1 = l/s
An (m2)
EK (m)
ES
ET = hm
Vn (m/s)
Q2 = l/s
An (m2)
EK (m)
ES
ET = hm
Vn (m/s)
Q3 = l/s
An (m2)
EK (m)
ES
ET = hm
Vn (m/s)
Q4 = l/s
An (m2)
EK (m)
ES
ET = hm
1
2
3
4
5
6
No
hm (m)
1
2
3
4
5
6
No
hm (m)
1
2
3
4
5
6
No
hm (m)
1
2
3
4
5
6
No
A1
Q1
v1
A2
Q2
v2
A3
Q3
v3
A4
Q4
v4
1
2
3
4
5
6
3. Hidupkan Motor
4.
Buka katup pengatur pada pipa yang akan diuji/diukur lossesnya dan
katup-katup pengatur lainnya di tutup
5. Buka katup titik-titik pengujian pada komponen perpipaan yang akan diuji
dan baca volume air pada meteran air dalam interval waktu tertentu
6. Catat dan ukur tinggi tekan air didalam tabung manometer U untuk debit
yang berdeda-beda
7. Ukur suhu air untuk mengetahui viskositas air
8 Ulangi pengujian diatas untuk mengukur losses pada pipa uji yang lain dan
peralatan-peralatan pemipaan
9. Gunakan Stop Watch untuk mengukur waktu
10. Gunakan kunci Pas (14-15) untuk membuka dan memasang kedudukan
slang manometer U
L V2
.
D 2g
..............................................
(5.1)
f hf .
D 2g
.
L V2
..............................................
(5.2)
Dimana:
hf = mayor losses (m)
f = Faktor gesekan pipa(m)
L = panjang pipa (m)
V = Kecepatan Fluida (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
Dalam pengujian akan didapat harga kerugian mayor losses (hf ) dan
kecepatan rata-rata fluida, sedangkan diameter dan panjang pipa bisa diukur
sebelum pengujian dilaksanakan, dengan dapat diukurnya hf, maka harga f
dapat dicari.
Menurut buku-buku yang ada pada daftar pustaka bahwa harga f berfariasi
menurut jenis material dan kekasaran pipanya ().
5.2 Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah merupakan perbandingan antara gaya inersia dan
harga viskositas.
Re
V .D.
..............................................
(5.3)
Dimana:
Re = Bilangan Reynolds
V = Kecepatan allran rata-rata fluida
D = Diameter dalam pipa
= Masa jenis fliuida
= Kekentalam dinamaik fluida
(m/s)
(m)
(Kg/m3)
(Kg/m.s)
hm k .
V2
2g
..............................................
(5.4)
Dalam Pengujian ini akan di dapatkan harga kerugian minor h m dan kecepatan
rata-rata fluida. Seperti halnya harga f, dengan dapat ukurnya harga hm maka
harga k dapat dicari. Menurut buku-buku yang ada di daftar pustaka harga k
juga bervariasi sesual dengan jenis peralatan pemipaan yang dialalui fluida.
5.4 Mengukur Debit
Debit yang mengalir pada pipa dapat diukur melalui water flow meter
(meteran air) yang terpasang pada instalasi dalam interval waktu tertentu.
Debit dican dengan rumus:
Q
..............................................
(5.5)
Dimana:
(m3/s)
Q = Debit Aliran
v = Volume fluida yang mengalir dalam pipa (m3)
t = inteval waktu pembacaan
(s)
Setelah debit fluida dapat di ukur, maka kecepatan aliran air rata-rata di dalam
pipa dapat dihitung dengan rumus:
V
Q
4Q
A .D 2
..............................................
(5.6)
Dimana:
V = Keceparatan fluida
(mis)
Q = Debit a/iran
(m3/s)
(m)