Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diterangkan mengenai latar belakang penelitian yang mendasari
pengangkatan tema pada penelitian ini, perumusan masalah yang berisi pertanyaan penelitian
yang hendak dipecahkan oleh penulis, tujuan yang ingin dicapai, serta manfaat yang diharapkan.
A. Latar Belakang
Kawasan perkotaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No. 26 Tahun 2007).
Kawasan perkotaan menjadi tempat terpusatnya kegiatan masyarakat terus berkembang dengan
semakin meningkatnya pembangunan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Hal ini
menjadikan pembangunan pada kawasan perkotaan sangat pesat yang mengakibatkan terjadinya
keterbatasan lahan, terutama pada kawasan pusat kota. Keterbatasan lahan tersebut menjadikan
pembangunan pada kawasan pusat kota seringkali tidak menyisakan ruang khusus bagi manusia
yang beraktifitas diluar ruangan, khususnya ruang untuk berjalan kaki.
Lingkungan perkotaan yang manusiawi adalah lingkungan perkotaan yang ramah bagi
pejalan kaki, dengan ukuran dan dimensi berdasarkan skala manusia. Berdasarkan Permen PU
No. 3 Tahun 2004, jaringan pejalan kaki yang aman, nyaman, dan manusiawi di kawasan
perkotaan merupakan komponen penting yang harus disediakan untuk meningkatkan keefektifan
mobilitas warga di perkotaan. Saat ini ketersediaan jaringan pejalan kaki belum dapat memenuhi
kebutuhan warga baik dari segi jumlah maupun standar penyediaannya. Selain itu keterpaduan
antarjalur pejalan kaki dengan tata bangunan, aksesibilitas antarlingkungan, dan sistem
transportasi masih belum terwujud.
Permasalahan tersebut juga terjadi pada Kawasan Pusat Kota Makassar. Perkembangan
pusat Kota Makassar kurang memperhatikan penyediaan jalur pejalan kaki. Sebagian besar ruas
jalan di Kota Makassar tidak memiliki jalur pejalan kaki, termasuk di pusat kota. Adapun
jaringan pejalan kaki yang telah tersedia masih kurang memadai dari segi fisik dan nonfisik.
Salah satu lokasi pada Kawasan Pusat Kota Makassar dengan permasalahan jalur pejalan kaki
yaitu sekitar koridor Jl. Penghibur.

Jalan Penghibur merupakan jalan yang berada pada Kawasan Pusat Kota Makassar. Jalan
dengan panjang sekitar 1,5 km ini berada diantara Kawasan Anjungan Pantai Losari hingga
Benteng Fort Rotterdam. Fungsi lahan sekitar jalan merupakan fasilitas komersil dan ruang
terbuka. Keberadaan Anjungan Pantai Losari sebagai ruang terbuka publik serta bangunan
komersil di sekitar Jl, Penghibur menjadikan banyaknya pejalan kaki yang melintasi jalan ini.
Pada jalur pejalan kaki yang telah tersedia di sebagian ruas Jl. Penghibur terdapat pemanfaatan
sebagai tempat pedagang kaki lima dan tempat parkir yang mengganggu kenyamanan berjalan
kaki.
Kondisi yang terjadi tidak sesuai dengan yang disebutkan pada Pasal 25 UU Nomor 22
Tahun 2009, bahwa setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi dengan
perlengkapan jalan berupa fasilitas untuk pejalan kaki dan penyandang cacat . Berdasarkan aspek
tersebut maka terdapat keharusan untuk menyediakan fasilitas pejalan kaki yang memadai. Oleh
karena itu, diperlukan penataan jalur pejalan kaki pada kawasan sekitar Jl. Penghibur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan diatas, selanjutnya disusun rumusan masalah
penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi fisik dan non fisik kawasan sekitar koridor Jl. Penghibur?
2. Bagaimana penataan jalur pedestrian yang ideal di kawasan sekitar koridor Jl. Penghibur?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui kondisi fisik dan non fisik kawasan sekitar koridor Jl. Penghibur.
2. Mengetahui penataan jalur pedestrian yang ideal di kawasan sekitar koridor Jl. Penghibur.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Aplikasi dari ilmu pengetahuan yang telah diperoleh, dan merupakan sumbangsih
kembali terhadap ilmu pengetahuan di masa depan khususnya bidang ruang pejalan kaki.
2. Sebagai bahan masukan maupun bahan pertimbangan terhadap pemerintah ataupun

peneliti selanjutnya terkait dengan perencanaan jalur pedestrian yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai