Anda di halaman 1dari 5

Perbedaan Replikasi Virus secara Litik dan Lisogenik

http://biologi.budisma.net/replikasi-virus.html
Virus adalah parasit intraseluler obligat, yang berarti mereka harus hidup dalam host
dan mencuri host enzim untuk memungkinkan replikasi, ini termasuk:
1. Ribosom untuk sintesis protein
2. RNA / DNA polimerase (dalam beberapa kasus)
3. Protein Transporter (untuk masuk ke / keluar dari inti, virus eukariotik)
4. Faktor host lain yang membantu dalam replikasi
Definisi konseptual virus telah berubah selama beberapa ratus tahun terakhir, tapi itu
tidak akan muncul bahwa virus memiliki mesin untuk sintesis protein. Virus yang
paling kompleks (seperti poxvirus) memiliki ratusan gen, termasuk DNA polimerase
dan RNA mereka sendiri. Di sisi lain, virus sederhana seperti picornavirus (Tipe IV,
poliovirus) memiliki kurang dari 10 gen dan menggunakan protein sel inang untuk
replikasi mereka.
Kita bisa memperhatikan jenis genom virus yang akan memberikan banyak informasi
tentang bagaimana harus direplikasi dalam sel (dan apa protein yang digunakan
oleh host).
Jenis
virus

II

Genom

Apa Viral Enzim yang Diperlukan?

Tempat replikasi

Tidak ada, tetapi menggunakan DNA polimerase

Inti (kecuali untuk poxvirus, yang

dsDNA

sendiri untuk meningkatkan replikasi.

bereplikasi dalam sitoplasma)

ssDNA

Membutuhkan polymerase DNA sendiri yang

(+)

mengenali ssDNA untuk membuat dsDNA

Nuklues

Membuat RNA yang bergantung RNA polimerase


III

IV

VI

dsRNA

untuk meniru dan membuat mRNA sendiri.

ssRNA

Harus membuat RNA tergantung RNA polimerase

(+)

untuk membuat anti genom untuk replikasi template.

ssRNA

Harus membuat RNA mereka sendiri tergantung RNA

(-)

polimerase.

ssRNA

Telah memiliki transkriptase balik (RNA tergantung

(+)

DNA polimerase)

Sitoplasma

Sitoplasma

Sitoplasma

Reverse transkripsi dalam sitoplasma, tetapi harus mengintegrasikan ke genom


inang dalam inti untuk meniru.

Pada dasarnya, enzim yang paling penting yang harus virus bawa adalah
polimerase (atau replikase), yang bertanggung jawab untuk mereplikasi genom virus
(tentu saja setelah menikah :D). Namun, karena virus memiliki jenis genom yang
berbeda (RNA vs DNA, untai ganda vs untai tunggal, untai positif vs negatif), tidak
semua virus memerlukan kemasan enzim polimerase dalam partikel virus.
Jenis genom juga menentukan di mana virus akan mereplikasi. Virus RNA umumnya
mereplikasi dalam sitoplasma, sementara virus DNA bereplikasi dalam nukleus.
Sebuah virus DNA tidak akan memiliki gen polimerase RNA untuk memediasi
transkripsi, sehingga harus dalam inti di mana polimerase RNA inang berada. Di
sisi lain, virus RNA membuat RNA polimerase mereka sendiri, sehingga mereka
tidak perlu berada di nukleus. Juga, jika mereka masuk ke nukleus, mereka mungkin
disalahgunakan oleh enzim yang mengubah RNA (disebut splicing enzim) atau
mendegradasi mereka, yang tidak ditemukan dalam sitoplasma. Beberapa virus,
termasuk influenza, masuk dan mereplikasi dalam nukleus karena mereka
membutuhkan enzim splicing untuk replikasi.
Replikasi virus biasanya terjadi dalam dua tahap: awal dan akhir. Kedua tahap
didefinisikan oleh jenis protein virus yang dibuat di setiap tahap. Protein ini:

protein Awal polimerase, replikasi co-faktor, faktor transkripsi

protein Akhir kapsid, selubung protein, beberapa polimerase, protein


penutup host (untuk beberapa virus)

Protein awal adalah protein penting untuk membuat genom virus atau untuk
mengaktifkan ekspresi gen akhir. Namun, jika kondisi untuk replikasi virus tidak
optimal, gen tidak diungkapkan, dan virus menjalani tahap laten. Sebuah tahap laten
adalah keadaan di mana virus tidak direplikasi, namun dapat diaktifkan untuk meniru
jika kondisi benar untuk aktivasi. Hal ini tidak biasa bagi sebagian besar virus,
namun sebagian bisa menjadi laten, termasuk bakteriofag lisogenik, retrovirus, dan
virus herpes.
Beberapa virus, seperti virus hepatitis C, tidak menjadi laten, melainkan
mempertahankan infeksi tingkat rendah untuk jangka waktu yang panjang dalam
tubuh. Ini disebut infeksi kronis. Itu berarti ada jumlah yang sangat rendah virus aktif
mereplikasi dalam tubuh yang tidak pernah benar-benar dibersihkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Para ilmuwan berdebat tentang banyak virus, seperti HIV, yang
diyakini memiliki tahap laten infeksi, tetapi mungkin sebenarnya menjadi infeksi
kronis sangat tingkat rendah.
Paling sering , virus berkembang pada sel hidup yang spesifik. Contohnya, virus
mosaik hanya menyerang tumbuhan tembakau. Virus juga hanya menyerang sel
atau jaringan saja. Contohnya, HIV yang menyerang sel darah putih.
Siklus reproduksi virus ada dua cara, yakni siklus litik dan siklus lisogenik. Sebagai
contoh, perhatikan kedua siklus tersebut pada virus bakteriofage T4, yang
menyerang bakteri Escherichia coli.

a. Siklus Litik

Menurut Campbell (1998: 328), siklus litik merupakan siklus reproduksi pada virus
yang puncaknya ditandai dengan matinya sel inang. Pada saat membran dinding sel
inang pecah atau lisis, virus-virus baru yang terbentuk di dalam sel inang akan
keluar dan siap untuk menginfeksi sel inang yang baru.
Siklus litik pada virus bakteriofage, dimulai ketika ekor bakteriofage menancap pada
bagian luar permukaan sel E. coli. Selanjutnya, pembungkus ekor akan masuk lebih
dalam menembus membran sel. Melalui ekor tersebut, virus menyuntikkan DNA
virus ke dalam sel E. coli. Sekali DNA virus masuk, sel E.coli mulai mengartikan gengen virus. Salah satu gen pertama yang diartikan oleh sel E. coli adalah gen untuk
menghasilkan enzim penghancur DNA sel E. coli sendiri. Kini, setelah DNA sel E.
Coli hancur, DNA virus mengambil alih metabolisme sel inang DNA virus
memerintahkan metabolisme sel inang untuk membentuk komponen virus.
Komponen-komponen tersebut terdiri atas kepala, ekor, dan serat ekor. Setelah itu,
komponen-komponen tersebut akan membentuk virus-virus baru di dalamsel bakteri
tadi. Akhirnya gen dalam DNA virus memerintahkan metabolisme sel inang untuk
memproduksi enzim (lisozim) yang dapat merusak dinding sel bakteri. Enzim
tersebut menyebabkan dinding sel lisis (pecah) sehingga sekitar 100 hingga 200
virus akan dikeluarkan dari dalam sel bakteri. Keseluruhan tahapan tersebut
memerlukan waktu kurang dari 1 jam.

b. Siklus Lisogenik
Pada siklus ini, dinding sel bakteri tidak akan segera lisis (perhatikan kembali
Gambar 2.6). Pada siklus lisogenik, materi genetik virus diproduksi di dalam sel
bakteri tanpa menghancurkan inangnya. Tahap awal dari siklus ini adalah virus
bakteriofage menempel pada dinding sel bakteri. Kemudian, melalui ekornya
disuntikkan DNA ke dalam sel bakteri. DNA virus kemudian menyisip ke dalam DNA
bakteri.
DNA virus ini bersifat laten (tidak aktif membelah) DNA baru tersebut dinamakan
profage. Profage kemudian mengadakan replikasi. Apabila keadaan lingkungan
menguntungkan, profage akan memasuki tahap selanjutnya, yakni siklus litik. Pada
tahap tersebut, terjadi biosintesis yang diakhiri dengan pembentukan dan pelepasan
virus-virus baru.
Keterangan:

Virus menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel bakteri.

DNA virus bergabung dengan DNA bakteri.

DNA virus mengambil alih fungsi DNA bakteri sehingga sel bakteri dikontrol
oleh DNA virus. DNA virus bereplikasi sehingga komponen virus terbentuk,
seperti
ekor dan serat ekor.

Pembentukan virus baru.

Sel bakteri mengalami lisis, virus baru terbentuk dan keluar dari sel.

DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri.

DNA bakteri melakukan pembelahan bersama DNA virus.

Sel bakteri baru yang mengandung DNA virus telah terbentuk.

replikasi virus

siklus Litik dan siklus lisogenik

Perbedaan siklus Litik dan Lisogenik


Siklus Litik

Siklus Lisogenik

Siklus replikasi virus dimana sel inang akan

Siklus replikasi virus dimana sel inang tidak

mengalami kematian pada akhir siklus, karena


mengalami lisis (mati) pada akhir siklusnya.

mempunyai virulensi.
Memiliki 7 tahapan, yaitu:

Memiliki 5 tahapan, yaitu:


adsorbsi->injeksi-> sintesis-> perakitan->litik

adsorbsi->injeksi-> penggabungan ->pembelahan>sintesis->perakitan->litik

Pada daur litik tidak terdapat fase penggabungan

Pada daur lisogenik terdapat fase penggabungan

dan pembelahan.

dan pembelahan.

Bersifat Non virulen.

Bersifat Virulen

Waktu relatif singkat

Waktu relatif lama

Daur litik tidak dapat berubah ke daur lisogenik


karena sel inang nya rusak/ mengalami lisis dan

daur lisogenik dapat berubah menjadi daur litik jika

mati

virulensi bakteri hilang

Reproduksi terjadi secara bebas, tidak terikat pada


kromosom inang

reproduksi terikat pada kromosom inang

Pada proses akhir, sel inang mengalami lisis dan

Pada proses akhir, bakteriofag masih dapat

mati

menjalankan aktivitas biasa seperti membelah

DNA virus menghancurkan DNA sel, mengambil

DNA virus menyatu dengan DNA sel dan tidak

alih fungsi sel dan menghancurkan sel

merusak sel.

Virus bereplikasi dan menghasilkan keturunan


bakteriofage

Virus ini tidak menghasilkan keturunan

Infeksi virus berlangsung menghasilkan virus ganas


(virulent)

Replikasi berlangsung menghasilkan virus sedang

Ada gejala infeksi virus

Tidak ada gejala infeksi virus

Anda mungkin juga menyukai