BNO adalah kepanjangan dari Blass Nier Overzicht dan IVP (intravenous
pyelography) adalah salah satu pemeriksaan radiologi untuk melihat saluran kemih. jika dari
hasil USG traktus urinarius terdapat kesan sumbatan di ureter suspek batu, maka BNO IVP
ini bisa dilakukan untuk investigasi berikutnya.
Pemeriksaan IVP atau UIV membutuhkan persiapan yang sama seperti pada
pemeriksaan foto polos abdomen (FPA). Sebaiknya Foto polos dilakukan sebelum dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan bahan kontras. Pemeriksaan IVP sejatinya hampir sama
dengan pemeriksaan FPA, namun yang membedakan adalah pemeriksaan IVP dilakukan
menggunakan kontras berupa Iodine dan dilakukan foto secara berulang kali pada menit ke 5,
15, 30 atau 45 dan post miksi. Pemberian kontras dapat menyebabkan penurunan tekanan
darah. Adapun dosis kontras yang diberikan adalah 1 cc/kgBB pada pasien dengan kadar
Kreatinin <1,6mg% dan 2 cc/ kgBB pada pasien dengan kadar kreatinin 1,6-3mg%. Pada
pasien dengan kadar kreatinin diatas 3mg% tidak boleh dilakukan IVP sehingga perlu
dipilihkan sarana penunjang radiologis yang lain yakni USG dan FPA,Oleh karena itu, IVP
lebih peka dan perlu persiapan yang lebih daripada FPA. Pemeriksaan IVP ini bertujuan
untuk melihat fungsi ekskresi (ginjal), melihat anatomi tractus urogenitalia, dan mencari
adakah kelainan pada trctus urogenitalia.
IVP dilakukan atas indikasi : infeksi tractus urogenitalia, tumor tractus urogenitalia,
trauma pada daerah abdomen (lumbal dan suprapubis), batu pada tractus urogenitalia, serta
mencari kausa kolik abdomen. Adapun kontraindikasi Absolut IVP yakni pada pasien Alergi.
Sedangkan kontraindikasi relative yakni pada pasien Diabetes Insipidus, Hipotensi, Multiple
Mieloma, Diabetes Melitus, Gagal Ginjal, Kadar Kreatinin >4mg%.
Adapun cara pemeriksaan IVP yakni : Pertama lakukan FPA pada pasien. Kemudian
pasang infuse dan suntikkan kontras. Kemudian lakukan pengambilan foto pada menit ke 5,
15, 30 atau 45 dan post miksi.
lunak sekitar shg nampak seperti bulu di daerah retropubicum kemudian menyebar ke dinding
anterior abdomen dan mengalir ke arah paha, dapat juga mengumpul di jaringan lemak
anterior m.psoas dan naik secara retrograd ke sampai setinggi ginjal.
Fase Post miksi yakni pemotretan yang dilakukan setelah pasien disuruh berkemih
(kencing). Hal ini dilakukan untuk menilai fungsi pengosongan VU. Apakah terdapat
kelainan dalam fungsi pengosongan VU yang menunjukkan adanya batu, BPH dll. Pada
kasus injury diaphragma UG kontras akan masuk ke scrotum.
Apabila sampai menit ke 120 tidak Nampak adanya eskkresi kontras, maka diagnosis
pasien adalah Non Visualized Kidney. Kemudian bisa dilakukan Retrograd Pielografi
(RPG) dan jika RPG tetap gagal, bisa dilakukan Antegrad Pielografi (APG).
Retrograd Pielografi (RPG)
Pemeriksaan dengan memasukkan alat melalui OUE sampai ke pelvis renalis lalu
dimasukkan kontras untuk menilai keadaan ureter, VU dan fungsi pengosongan nya.
Antegrad Pielografi (APG)
Pemeriksaan dengan langsung memasukkan kontras ke pelvis renalis melalui dinding
abdomen.
Sistografi
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai Vesica Urinaria. Dapat merupakan
lanjutan dari IVP atau dengan memasukkan kontras ke VU secara anterograd (kontras
dimasukkan langsung dari VU) maupun retrograde (dimasukkan alat melalui OUE sampai ke
VU lalu dimasukkan kontras). Penilaian terhadap hasilnya sama dengan penilaian pada VU.