Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan Kesehatan masyarakat Indonesia masih cukup memprihatinkan. Salah
satu faktor utama yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kesehatan masyarakat
adalah perbaikan gizi pada bayi dan balita. Kesehatan bayi dan balita merupakan
ukuran penting kesehatan nasional karena variabel itu berkaitan dengan berbagai
faktor, antara lain kesehatan bayi dan balita, kondisi sosial ekonomi, dan praktik
kesehatan masyarakat.
Kesehatan bayi dan balita menjadi masalah di Indonesia diantaranya kurang gizi
yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan balita di negara
berkembang. Prevalensi kurang gizi di Indonesia masih sangat tinggi, yang bisa
berdampak pada penurunan kualitas Sumber Daya Manusia. Keadaan ini berkaitan erat
dengan berbagai kondisi yang melatarbelakanginya, seperti malnutrisi, kondisi
lingkungan, kondisi sosial, ekonomi, seperti kemiskinan dan sebagainya. Laporan
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) yang menunjukkan kesehatan
masyarakat Indonesia terendah di Asia dan peringkat ke-142 dari 170 negara. Data
WHO menyebutkan angka kejadian 8 gizi buruk dan kurang gizi pada balita 2002
masing-masing meningkat menjadi 8,3 % dan 27,5 % ,serta pada 2005 naik lagi
menjadi masing-masing 8,8 % dan 28 %. Menurut Sub Direktorat Gizi Makro Direktorat
Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan, angka kejadian (prevalensi) gizi kurang
yang terjadi di 53 kabupaten/kota di Indonesia masih di atas 40 % dari populasi balita .
Hasil penelitian Early Child Development di Pangalengan, Jawa Barat
menunjukkan bahwa kurang gizi erat hubungannya dengan kemunduran kecerdasan
anak, dan masalah kurang gizi yang ringan. Sekalipun demikian sudah dapat
menyebabkan rendahnya perkembangan kognitif. Berdasarkan hal tersebut, maka
tujuan dari program perbaikan gizi bukan hanya untuk menambah berat badan atau
tinggi badan anak, melainkan juga untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Jadi, tumbuh dan kembang anak harus mendapatkan perhatian serius, agar anak-anak
lebih cerdas dan berkualitas (Depkes RI, 2006).

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa kurang gizi merupakan salah satu masalah
kesehatan di Indonesia yang perlu untuk segera dicarikan strategi yang tepat untuk
menanganinya. Penulis merasa tertarik untuk menganalisis strategi penanggulangan
masalah gizi pada bayi dan balita di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai