Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Makalah yang
berjudul Termofisika ini, disusun sebagai salah satu tugas kelompok
mata kuliah Fisika Biologi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada berbagai pihak yang ikut membantu baik langsung maupun
tidak langsung.
Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa
keperawatan dan masyarakat umum dapat memahaminya. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis juga menyadari makalah ini terdapat
kekurangan baik secara materi maupun penyajian.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari semua pihak ataupun
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan lebih dan
bermanfaat bagi semuanya.
Banjarbaru, 3 November 2015

Penyusun

Termofisika

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................1
KATA PENGANTAR.............................................1
DAFTAR ISI.......................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................3
1.1................................................Latar Belakang............3
1.2...............................................Rumusan Masalah............4
1.3.................................................Tujuan Penulisan............4
1.4...............................................Manfaat Penulisan............4
BAB II PEMBAHASAN.........................................5
2.1.............Kekalan energi yang berlaku di tubuh............5
2.2..................Proses perubahan energi di tubuh............6
2.3................................................Kerja dan daya............8
2.4.......................Transfer panas atau alih panas..........10
2.5.............Proses pengeluaran panas dari tubuh..........11
BAB III PENUTUP.............................................15
.1........................................................Kesimpulan..........15
DAFTAR PUSTAKA............................................16

Termofisika

BAB I PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Termofisika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari
tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara
sistem dan lingkungan. Termofisika juga dikenal dengan istilah
termodinmika. Termodinamika berasal dari dua kata yaitu thermal
(yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan
dengan pergerakan). Jadi, termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energi yang berubah-ubah karena
pengaliran panas dan usaha yang dilakukan. Misalnya suatu benda
dinaikkan suhunya maka timbul pemuaian atau penyusutan; pada
termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik. Pada proses
ini terdapat suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu
gaya yang mengalami perpindahan yang mengakibatkan
terlaksananya suatu usaha. Dengan demikian termodinamika
merupakan akar dari beberapa cabang ilmu fisika. Dalam
mempelajari termodinamika bukan hanya fenomena suhu tetapi
juga tuntunan logika, sifat-sifat gas, larutan zat padat dan reaksi
kimia.
Setiap
kali
kita
mengendarai
kendaraan
bermotor,
menghidupkan AC atau pendingin ruangan ataupun menggunakan
peralatan elektronik lainnya, sebenarnya kita telah memanfaatkan
penerapan termodinamika. Kalor diartikan sebagai perpindahan
energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha
merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang
tidak disebabkan oleh perubahan suhu. Proses perpindahan energi
pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan
energi, dan Hukum 2 Termodinamika yang memberikan batasan
tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Aplikasi termodinamika dalam kehidupan sehari-hari sangat
banyak dan setiap saat selalu berkembang. Secara alamiah dapat
dilihat bagaimana energi dapat diubah menjadi kerja yang
bermanfaat bagi manusia. Kemampuan manusia menciptakan
mesin-mesin yang mampu mengubah kalor menjadi kerja sangat
membantu dalam memenuhi kebutuhan energi. Di dalam tubuh

Termofisika

manusia juga berlaku hukum-hukum termodinamika karena


manusia menghasilkan energi. Energi adalah suatu konsep dasar
dalam fisika. Dalam fisika tubuh manusia, energi merupakan hal
yang sangat penting karena energi merubah aktivitas tubuh
menjadi kerja, seperti mengangkat suatu beban. Energi dihasilkan
oleh tubuh melalui makanan, yang merupakan sumber utama
energi bagi tubuh. Tubuh menggunakan energi dari makanan untuk
mengoperasikan berbagai organnya, menghasilkan panas agar
suhu tubuh konstan, melakukan pekerjaan eksternal, dan
menghasilkan pasokan energi simpanan untuk kebutuhan
mendatang. Energi yang digunakan untuk menjalankan organ
akhirnya muncul sebagai panas tubuh. Sebagian panas ini
bermanfaat untuk mempertahankan suhu tubuh normal, tetapi
sisanya harus dibuang.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja kekekalan energi di tubuh?


Bagaimana proses perubahan energi di tubuh?
Apa yang dimaksud dengan kerja dan daya di tubuh?
Bagaimana proses transfer panas atau alih panas pada tubuh?
Bagaimana proses pengeluaran panas dari tubuh?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
Untuk mengetahui kekekalan energi yang berlaku di tubuh
Untuk mengetahui proses perubahan energi di tubuh
Untuk mengetahui maksud dari kerja dan daya di tubuh
Untuk mengetahui proses transfer panas atau alih panas pada
tubuh
Untuk mengetahui proses pengeluaran panas dari tubuh

1.2 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah:


Untuk memahami kekekalan energi yang berlaku di tubuh
Untuk memahami proses perubahan energi di tubuh
Untuk memahami maksud dari kerja dan daya di tubuh
Untuk memahami proses transfer panas atau alih panas pada
tubuh
Untuk memahami proses pengeluaran daya dari tubuh

Termofisika

BAB II PEMBAHASAN
.1 Kekekalan Energi di Tubuh
Kekekalan energi di tubuh dapat ditulis sebagai suatu
persamaan sederhana, yaitu:
perubahan
simpanan energi
pengeluaran
kerja yang
ditubuh ( yaitu , )
=
+
panas tubuh
dilakukan
makanan, energi , lemak ,
tubuh, dan panas tubuh

Persamaan di atas merupakan pernyataan dari hukum


pertama termodinamika, menganggap bahwa tidak ada makanan
atau minuman yang masuk dan tidak ada feses atau urine yang
dikeluarkan selama interval waktu bersangkutan. Saat tubuh
melakukan kerja atau tidak melakukan kerja, terjadi perubahan
energi yang terus-menerus. Hukum pertama termodinamika
dapat dituliskan sebagai berikut:
U = Q - W
(2.1)
dengan U adalah perubahan simpanan simpanan energi, Q
adalah panas yang hilang atau diperoleh, dan W adalah kerja
yang dilakukan oleh tubuh. (Berdasaran perjanjian, Q adalah
positif apabila tubuh mendapat panas, dan W adalah positif
apabila tubuh melakukan kerja). Tubuh yang tidak melakukan
kerja (W = 0) dan pada suhu konstan secara umum akan
kehilangan panas ke lingkungannya apabila suhu lingkungan

Termofisika

lebih rendah sehingga Q negatif. Oleh karena itu, U juga


negatif, yang menunjukkan penurunan simpanan energi.
Perubahan U, Q, dan W ini dalam interval waktu singkat yaitu
t. Perubahan persamaan 2.1 kemudian menjadi persamaan
sebagai berikut:
U Q W
=

t
t
t
(2.2)
dengan
Q/ t
dan

U /t

adalah kecepatan perubahan simpanan energi,

adalahkecepatan kehilangan atau penambahan panas,


W /t
adalah kecepatan melakukan pekerjaan, yaitu

daya mekanis. Ketiga besaran tersebut harus memiliki satuan


energi/waktu atau daya.
Persamaan 2.2 dalam hal ini, adalah bentuk lain dari hukum
pertama termodinamika. Persamaan ini menyatakan bahwa
kecepatan perubahan energi adalah tetap di semua proses,
tetapi tidak menyatakan apakah suatu proses dapat terjadi atau
tidak. Sebagai contoh, hukum pertama termodinamika
menyatakan bahwa apabila kita memberikan panas kepada
Q/ t ,
tubuh dengan kecepatan tertentu,
kita dapat
mengharapkan tubuh menghasilkan atau menyimpan energi
kimia dengan kecepatan tersebut, atau menghasilkan kerja
dengan kecepatan tertentu. Hal ini tidak terjadi; hukum fisika
yang menjelaskan arah proses perubahan atau konversi energi
dikenal sebagai hukum kedua termodinamika. Hukum kedua juga
membatasi fraksi energi simpanan U, yang dapat diubah
menjadi kerja bermanfaat, W.

2.2 Proses Perubahan Energi di Tubuh


Satuan SI untu k energi adalah newton-meter (Nm) atau joule
(J); daya dinyatakan dalam joule per detik (J/dtk) atau watt (W).
Ahli fisiologi dan ahli gizi menggunakan kilokalori (kkal) untuk
energi makanan dan kkal/menit untuk kecepatan produksi panas.
Pada kemasan produk makanan dan artikel tentang gizi kkal
sama dengan Kalori makanan. Oleh karena itu, asupan makanan
sebesar 2400 Kalori/hari sama dengan 2400 kkal/hari. Karena 1
kal = 4,184 J, maka 2400 kkal/hari ~1 x 10 7 J/hari. Terdapat
86.400 detik/hari sehingga daya rerata P~115W.
Hubungan antara beberapa satuan di atas diringkas sebagai
berikut:

Termofisika

1 kkal
= 4184 J (= 1 Kalori)
1 kkal/menit = 69,7 W
100 W
= 1,43 kkal/menit
1 kkal/jam = 1,162 W
Lavoiser adalah orang pertama yang menyatakan (pada
tahun 1784) bahwa makanan mengalami oksidasi setelah
dikonsumsi. Ia mendasarkan argumentasinya pada pengukuran
terhadap hewan percobaan yang memperlihatkan bahwa
konsumsi oksigen meningkat selama proses pencernaan. Tetapi,
penjelasan Lavoisier ini kurang tepat; penjelasan yang tepat
adalah oksidasi terjadi di sel-sel tubuh.
Pada proses oksidasi melalui pembakaran (kombustio), terjadi
pembebasan panas. Pada proses oksidasi di dalam tubuh, panas
dibebaskan
sebagai
energi
metabolisme.
Kecepatan
pembentukan energi disebut laju metabolisme (metabolic rate).
Suatu bentuk umum dari gula (C6H12O6) yang digunakan
untuk pemberian makan intravena, dan sumber utama energi
bagi otak. Persamaan oksidasi untuk glukosa dalam mol adalah:
C6H12O6 + 6 O2

6H2O + 2,87 x 106 J

(2.3)

Yaitu, 1 mol glukosa (0,18 kg) berikatan dengan 6 mol O 2


(0,192 kg) menghasilkan 6 mol H2O (0,180 kg) dan CO2 (0,264
kg), serta membebaskan energi panas 2,87 x 10 6 J dalam reaksi
ini. Dengan menggunakan ini, kita dapat menghitung sejumlah
kuantitas yang bermanfaat untuk metabolisme glukosa (Satu mol
adalah jumlah zat yang mengandung atom atau molekul, ion,
atau unit elementer lain yang sama banyaknya dengan atom
0012 kg karbon 12.1 mol gas pada suhu dan tekanan normal
memiliki volume V = 22,4 x 10-3 m3 = 22,4 L).
Perhitungan serupa dapat dilakukan untuk lemak, protein,
dan karbohidrat lain. Dengan mengukur oksigen yang dikonsumsi
oleh tubuh, kita dapat memperoleh perkiraan energi yang
dihasilkan. Nilai-nilai kalori standar untuk berbagai jenis makan
ini dan bahan umum lainya tercantum di tabel berikut ini:
Hubungan Energi Standar pada Beberapa Makanan
dan Bahan Bakar
Makanan
atau
Bahan
Bakar

Glukosa

Energi yang
dibebaskan

per satuan volume


O2
yang
dikonsumsi (J/m3)

21,0 x 106

Energi yang
dibebaskan
per kilogram
yang
dikonsumsi
(J/kg)

Energi yang
dibebaskan per gram
(kkal/g)

1,6 x 107

3,8

Termofisika

Karbohid
rat

22,2 x 106

1,72 x 107

4,1

Protein

18,0 x 106

1,72 x 107

4,1

Lemak

19,7 x 106

3,89 x 107

9,3

Makanan
seharihari
Bensin

20,1 20,9 x
106

4,77 x 107

11,4

Batubara

3,35 x 107

8,0

Kayu
(pinus)

1,88 x 107

4,5

Pada tabel di atas, nilai-nilai yang dituliskan untuk makanan


adalah nilai maksimum yang dapat diharapkan. Tidak semua
energi tersebut tersedia bagi tubuh karena sebagian hilang
melalui pembakaran yang tidak sempurna. Produ-produk yang
tidak terbakar dikeluarkan dalam bentuk feses, urine, dan
flatus (gas usus). Yang tersisa adalah energi yang dapat
dimetabolisasi.
Tubuh
biasanya
cukup
efisien
dalam
mengekstraksi energi dari makanan. Sebagai contoh, energi
yang tersisa di feses normal hanyalah sekitar 5% dari energi total
yan terkandung dalam makanan yang masuk. Karena tubuh
memiliki suhu konstan, maka energi dalam makanan plus lemak
tubuh membentuk energi yang dapat digunakan oleh tubuh.
Saat dalam keadaan istirahat total, orang normal akan
mengonsumsi energi dengan kecepatan sekitar 92 kkal/jam, atau
sekitar 100 W. Tingkat konsumsi energi ini, yang disebut laju
metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR), adalah jumlah
energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsi tubuh
minimal (misalnya bernapas dan memompa darah ke arteri)
dalam keadaan istirahat. Secara klinis, BMR seseorang
dibandingkan dengan nilai normal untuk orang dengan jenis
kelamin, usia, tinggi, dan berat yang sama, BMR bergantung
terutama pada fungsi tiroid. Seseorang yang aktivitas tiroidnya
berlebihan (hipertiroid) memiliki BMR yang lebih tinggi daripada
orang dengan fungsi tiroid yang normal.
Karena energi yang digunakan untuk metabolisme basal
berubah menjadi panas yang terutama dikeluarkan melalui kulit,
maka dapat diperkirakan bahwa laju basal berkaitan dengan luas
permukaan atau massa tubuh. Laju metabolisme juga
bergantung pada suhu. Proses-proses kimiawi sangat bergantung
pada suhu, perubahan kecil pada suhu dapat menimbulkan
Termofisika

perubahan besar dalam kecepatan reaksi kimia. Agar berat


seseorang konstan, maka harus mengkonsumsi makanan yang
yang hanya cukup untuk menghasilkan basal plus aktivitas fisik.
Ketika seseorang makan terlalu sedikit, maka menyebabkan
penurunan berat. Apabila berlanjut dalam jangka panjang,
makan terlalu sedikit menyebabkan kelaparan. Tetapi, ketika
seseorang makan yang melebihi kebutuhan tubuh akan
menyebabkan peningkatan lemak tubuh (berat).

2.3 Kerja dan Daya


Energi kimiawi yang disimpan di tubuh digunakan untuk
menunjang fungsi-fungsi yang mempertahankan kehidupan dan
diubah menjadi kerja eksternal. Saat seseorang mendaki bukit
atau naik tangga maka ia mengeluarkan kerja eksternal. Dalam
hal ini, dapat dihitung kerja yang dilakukan dengan mengalikan
berat orang tersebut dalam N (W = mg) dengan jarak vertikal (h)
yang dijalani dalam m. Saat seseorang berjalan atau berlari
dengan kecepatan konstan di permukaan datar, maka sebagian
besar gaya bekerja dalam arah yang tegak lurus terhadap
gerakan. Kerja eksternal yang dilakukan sama dengan nol
(karena W = Fx, dengan F adalah komponen gaya yang sejajar
dengan pergeseran, x). Namun, otot di tungkai melakukan kerja
internal yang muncul sebagai panas di otot dan menyebabkan
peningkatan suhunya. Panas tambahan di otot ini dihilangkan
oleh darah yang mengalir melaui otot, oleh konduksi ke kulit, dan
oleh keringat.
Efisiensi tubuh manusia diibaratkan sebagai sebuah mesin
untuk melakukan kerja eksternal. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur kerja eksternal yang dilakukan dan daya yang
dihasilkan oleh seorang subjek yang mengendarai ergometer,
yaitu sepeda statik dengan tingkat resistensi terhadap kayuhan
yang dapat diubah-ubah. Dan juga dapat mengukur oksigen yang
dikonsumsi selama aktivitas ini. Energi makanan total yang
dikonsumsi dapat dihitung karena untuk setiap m 3 oksigen yang
dikonsumsi dihasilkan ~20 kJ.

Termofisika

Ergometer, suatu sepeda stasioner dengan gesekan yang dapat


diseuaikan sehingga dapat dipelajari konsumsi oksigen pada berbagai
beban kerja. Salah satu meter menunjukkan daya yang dhasilkan.

Efisiensi tubuh manusia sebagai mesin adalah:

kerja yang dilakukan


energi yang dikonsumsi

Efisiensi biasanya paling rendah pada daya rendah, tetapi


dapat meningkat hingga 20% pada orang yang terlatih dalam
aktivitas misalkan bersepeda dan mendayung.
Kapasitas kerja maksimum tubuh bervariasi. Untuk jangka
waktu pendek, tubuh dapat melakukan kerja dengan daya yang
tinggi, tetapi untuk jangka waktu panjang kemampuannya lebih
terbatas. Secara eksperimental telah dibuktikan bahwa pada otot
yang bekerja, daya jangka-panjang sebanding dengan laju
maksimum konsumsi oksigen. Untuk seorang pria sehat pada
keadaan istirahat, konsumsi oksigen biasanya adalah 4 x 10 -6
m3/kg berat badan setiap menit. Pada aktivitas maksimum,
konsumsi oksigen biasanya adalah 4 x 10 -5 m3/kg (4 ml/kg) berat
badan setiap menit.
Tubuh dapat menyediakan energi untuk daya jangka-pendek
dengan mencegah fosfat berenergi tinggi dan glikogen yang
menyebabkan defisit oksigen di tubuh. Proses ini hanya dapat
berlangsung sekitar satu menit dan disebut fase anaerobik
(tanpa oksigen) dan aktivitas jangka-panjang yang memerlukan
oksigen (kerja aerobik).

Termofisika

10

2.4 Transfer Panas atau Alih Panas


Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui
kulit ada empat cara, yaitu:
a. Konduksi
Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu objek yang
suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak
langsung. Berdasarkan teori kinetis di mana energi kinetis
dihantarkan dari satu molekul ke molekul yang lain dengan
jalan tabrak sehingga terbentuk panas.
Metode Konduksi
Metode ini merupakan dasar dari sifat fisik kedua
benda. Apabila terdapat perbedaan temperatur antara
kedua benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda
yang lebih dingin.
Pemindahan energi panas total tergantung kepada:
- Luas daerah kontak
- Perbedaan temperatur
- Lama melakukan kontak
- Material konduksi panas
Melalui metode konduksi ini dapat berupa:
1) Kantong air panas/botol berisi air panas
Cara ini sangat efisien dalam pengobatan penderita
nyeri. Misalnya nyeri daerah abdomen (perut).
2) Handuk panas
Cara ini sangat berhasil apabila pengobatan
dilakukan pada daerah otot yang sakit. Misalnya
spasme otot, fase akut poliomyelitis.
3) Turkish batsh (mandi uap)
Mandi uap ini sangat populer di masyarakat.Tetapi
manfaat dari metode ini belum diketahui dengan
pasti. Hanya dikatakan sebagai penyegar atau
dikatakan sebagai relaksasi otot.
4) Mud packs (lumpur panas)
Lumpur panas dapat mengkonduksi panas ke dalam
jaringan serta dapat pula mencegah kehilangan
panas (heat loss).
5) Wax bath (parafin bath)
Dengan cara ini sangat efisien untuk mentransfer
panas pada tungkai bawah terutama pada orang tua.
Termofisika

11

6) Electric pads
Caranya dengan melingkari kawat elemen panas
yang dibungkus asbes atau plastik. Untuk amannya
dilengkapi dengan termostat.
Dengan metode konduksi
pengobatan terhadap penyakit:
- Neuritis
- Sprains
- Strain
- Contusio
- Siausitis
- Low back pain

ini

dapat

melakukan

b. Konveksi
Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis
udara panas sangat dingin dibandingkan udara dingin.
Konveksi secara alam dapat terjadi oleh karena pemanasan
asymetris. Gaya konveksi ini bisa terjadi apabila angin
secukupnya mengalir melalui tubuh.
c. Radiasi
Radiasi adalah suatu transfer energi panas dari suatu
permukaan objek ke objek lain tanpa mengalami kontak
dari kedua objek tersebut. Benda hitam merupakan
penyerap radiasi yang baik sehingga disebut radiator. Oleh
Planck dikatakan radiasi mempunyai energi.
Metode Radiasi
Metode ini dipergunakan untuk pemanasan tubuh
serupa dengan pemanasan dengan sinar matahari atau
nyala api.
Sumber radiasi berasal dari:
1) Electric fire, ada dua tipe:
a) Old type fire
Mempunyai daya 750 Watt dengan range radiasi
antara merah dan mendekati infra red serta
panjang gelombang lebih pendek dari 15.000 A.
Ini sering dipergunakan pada home treatment.
b) Pensil bar tipe
Ini mempergunakan reflektor rektangular dan
shape like acoustic type.

d. Evavorasi
Evavorasi adalah peralihan panas dari bentuk cairan
menjadi uap.
Kehilangan panas lewat evavorasi dapat terjadi apabila:
Perbedaan tekanan uap air

Termofisika

12

Temperatur
Adanya gerakan angin
Adanya kelembapan

2.5 Pengeluaran Panas dari Tubuh


Unggas dan mamalia bersifat homeotermik (berdarah panas),
sedangkan hewan lain bersifat poikilotermik (berdarah dingin).
Istilah berdarah panas dan berdarah dingin menyesatkan
karena hewan poikilotermik, misalnya kodok atau ular akan
memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi daripada mamalia pada
cuaca panas. Unggas dan mamalia memiliki mekanisme untuk
mempertahankan suhu mereka walaupun terjadi fluktuasi dalam
suhu lingkungan. Suhu tubuh yang konstan memungkinkan
proses-proses metabolisme berjalan dengan kecepatan tetap dan
memungkinkan hewan ini tetap aktif walaupun dalam cuaca
dingin. Unggas memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi daripada
manusia, yang membantu mereka meradiasikan panas karena
unggas tidak dapat berkeringat.
Karena memiliki suhu konstan, tubuh akan mengandung
energi panas simpanan yang pada dasarnya konstan selama kita
hidup. Namun, saat aktivitas metabolik terhenti pada kematian,
panas simpanan akan menurun dengan kecepatan tertentu
sampai tubuh sama dinginnya dengan suhu lingkungan. Oleh
karena itu, suhu tubuh pada seseorang yang baru meninggal
dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian.
Panas dihasilkan di berbagai organ dan jaringan tubuh;
sebagian besar panas dibebaskan melalui permukaan kulit.
Hampir semua pengeluaran panas terjadi melaui radiasi,
konveksi, dan penguapan (evaporasi) keringat. Selain itu, tubuh
juga mengalami pendinginan saat udara inspirasi yang dingin
dihangatkan dan udara ekspirasi dilembabkan. Makan makanan
dingin atau panas juga dapat mendinginkan atau memanaskan
tubuh. Agar dapat mempertahankan suhu mendekati nilai
normal, maka tubuh harus memiliki termostat yang lebih baik
daripada termostat rumah. Hipotalamus otak memiliki tersmostat
tubuh. Apabila suhu ini meningkat, misalnya akibat olahraga
berat, hipotalmus akan memicu vasodilatasi, yaitu pembuluh
darah di dekat permukaan melebar dan menyalurkan lebih
banyak darah dan panas ke kulit. Hal ini meningkatkan suhu kulit
sehingga memicu pengeluaran keringat dan pengeluaran panas
melalui radiasi. Kedua reaksi ini meningkatkan pengeluaran
panas turun di bawah normal, seperti berenang di air dingin,
termoreseptor di kulit memberi tahu hipotalamus sehingga
menyebabkan tubuh menggigil; peningkatan aktivitas otot
involunter ini adalah upaya untuk meningkatkan suhu inti.

Termofisika

13

Apabila ingin mempertahankan suhu tubuh yang konstan,


tubuh perlu mengeluarkan panas dengan kecepatan yang setara.
Jumlah sebenarnya dari panas yang dikeluarkan melalui radiasi,
konveksi, evaporasi keringat, dan bernapas bergantung pada
faktor suhu lingkungan, kelembaban, dan gerakan udara. Faktor
lainnya adalah aktivitas tubuh, luas tubuh yang terbuka, dan
jumlah insulator pada tubuh (busana dan lemak).

Pengeluaran Panas Melalui Radiasi


Semua benda mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi
elektromagnetik. Secara umum, jumlah energi yang
dipancarkan oleh tubuh setara dengan suhu mutlak
pangkat empat.
Er = A T 4
E adalah kecepatan energi yang dipancarkan; adalah
emisivitas; A adalah luas, adalah konstanta StefanBoltzmann, dan T adalah suhu mutlak.Tubuh juga
menerima energi radiasi yang diradiasikan oleh tubuh dan
energi yang diserap dari radiasi dari sekeliling dapat
dihitung dengan mengunakan persamaan sebagai berikut:
Hr = Kr Ar (Ts - Tw)
Hr adalah kecepatan tubuh kehilangan (atau menerima)
energi akibat radiasi. Ar adalah luas permukaan tubuh
efektif yang memancarkan radiasi, adalah emisivitas
permukaan, Ts adalah suhu kulit (C), dan Tw adalah suhu
dinding sekitar (C). (C) dapat digunakan untuk
menggantikan K, karena menghitung T.K r adalah suatu
konstanta yang bergantung pada berbagai parameter fisik
dan besarnya sekitar 2,1 x 104 J(m2 jam C). Emisivitas di
regio inframerah tidak bergantung pada warna kulit dan
hampir mendekati 1, yang menunjukkan bahwa kulit di
panjang gelombang ini merupakan penyerap dan
pemancar radiasi yang hampir sempurna.
Pada kondisi normal sekitar separuh energi kita lenyap
melaui radiasi, bahkan saat suhu dingin sekitar tidak jauh
lebih rendah daripada suhu tubuh.

Pengeluaran Panas Melalui Konveksi


Pengeluaran panas melalui konvenksi
diperkirakan dari persamaan berikut:

(Hr)

Hc = Kc Ac (Ts - Ta)

Termofisika

14

dapat

dengan Kc
adalah parameter yang bergantung pada
gerakan udara, Ac adalah luas permukaan efektif, T s adalah
suhu kulit, dan Ta adalah suhu udara. Saat tubuh dalam
keadaan istirahat dan tampanya tida terjadi angin, K c
adalah sekitar 2,3 kkal/(m2 jam C)
Kehilangan panas melalui konveksi lebih besar apabila
udara bergerak dibandingkan dengan udara diam. Hal ini
mendorong timbulnya konsep wind chill. Suhu yang
seseorang rasakan pada suatu hari berangin lebih dingin
daripada suhu yang terukur. Ramalan cuaca pada musim
dingin sering mengutip dua suhu, satu mencerminkan suhu
aktual sementara yang lain mencerminkan efek udara
disebut suhu wind chill. Sebagai contoh, pada suhu aktual
sebesar -20C dan kecepatan angi 10 m/dtk (angin
kencang), efek pendingingan pada tubuh sama seperti
suhu -40C tanpa angin.
Faktor Wind Chill
Suhu Aktual (C)
30 20 10
0
-30
10 20
Kecepatan
Suhu wind chill (C)
Angin (m/detik)
2
30 20 10
0
-30
5
29 17 5
7
10 20 -43
10
29 15 1
-13
-54
15
29 14 -1
-16
19 31 -60
20
28 13 -2
-17
-63
27 40
- 45
30 - 48
32

Pengeluaran Panas Melalui Evavorasi


Metode pengeluaran panas yang paling kita ketahui
adalah dengan evavorasi (penguapan). Pada kondisi suhu
tubuh normal dan tanpa kerja berat atau olahraga, metode
pendinginan ini agak kurang penting dibandingkan dengan
pendinginan melalui radiasi dan konveksi.
Sebenarnya, hanya sedikit terjadi pengeluaran panas
melalui keringat walaupun tubuh tidak terasa berkeringat.
Jumlahnya sekitar 7 kkal/jam, atau 7% dari pengeluaran
panas tubuh. Keringat harus keluar dari kulit agar terjadi
efek pendinginan; keringat yang menetes pada dasarnya
tidak menyebabkan pendinginan. Jumlah yang menguap
bergantung pada gerakan udara dan kelembapan relatif.
Termofisika

15

Pengeluaran panas serupa terjadi karena penguapan


butiran air di jalan napas dan paru. Saat kita menghirup
udara, udara menjadi jenuh oleh air di paru. Air tambahan
yang terdapat di udara ekspirasi membawa keluar panas
dalam jumlah yang sama, seperti apabila air tersebut
menguap dari kulit. Juga, saat kita menghirup udara dingin,
kita menghangatkan udara tersebut sehingga suhunya
mencapai suhu tubuh dan kita kehilangan panas. Pada
keadaan
biasa,
pengeluaran
panas
total
melalui
pernapasan dalah sekitar 14% dari pengeluaran panas
tubuh.

Aliran Darah Vena Membantu Mengendalikan Suhu Kulit


Karena radiasi panas dari tubuh dan pemindahan panas
ke udara bergantung pada suhu kulit, setiap faktor yang
akan memengaruhi suhu kulit juga memengaruhi
pengeluaran panas. Tubuh memiliki kemampuan memilih
jalur untuk kembalinya darah dari tangan ke kaki. Pada
cuaca dingin, darah dikembalikan ke jantung melalui venavena internal yang berkontak dengan arteri yang
mengangkut darah ke ekstremitas. Dengan cara ini,
sebagian panas dari darah yang mengalir ke ekstremitas
digunakan untuk menghangatkan darah yang kembali ke
jantung. Pertukaran panas counter-current ini menurunkan
suhu ekstremitas dan mengurangi pengeluaran panas ke
lingkungan. Pada umumnya, panas atau di lingkungan yang
hangat, darah vena yang kembali ke jantung mengalir
dekat ke permukaan kulit sehingga suhu kulit meningkat
dan terjadi peningkatan pengeluaran panas dari tubuh.

Efek Busana Clo


Suhu kulit normal yang terasa nyaman adalah 34C.
Suhu ini dapat dipertahankan dengan menyesuaikan
busana dengan, clo, yang menyatakan nilai insulatif
busana yang dibutuhkan agar subjek merasa nyaman
duduk diruangan bersuhu 21C (70F) dengan kecepatan
angin 0,1 m/dtk dan kelembapan kurang dari 50%. Busana
dengan nilai insulati satu clo setara dengan busana biasa
atau ringan untuk kerja. Dibandingkan dengan busana 1
clo, busana 2 clo menyebabkan seseorang lebih mampu
bertahan pada suhu yang lebih dingin.
Seseorang akan memerlukan nilai clo uang lebih besar
agar tetap merasa nyaman saat inaktif dibandingkan saat
aktif. Kita dapat menentukan busana yang secara optimal
menyebabkan rasa nyaman pada beragam suhu,

Termofisika

16

kecepatan angin, dan


berbagai aktivitas fisik.

kelembapan

lingkungan

untuk

BAB III PENUTUP


3.4 Kesimpulan

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa:


Termofisika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari
tentang proses perpindahan energi sebagai kalor dan usaha
antara sistem dan lingkungan. Proses perpindahan energi pada
termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termofisika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan
energi, dan Hukum 2 Termofisika yang memberikan batasan
tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Energi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan
adanya energi manusia bisa melakukan berbagai aktivitas. Energi
merupakan hal yang sangat penting karena energi merubah
aktivitas tubuh menjadi kerja, seperti mengangkat suatu beban.
Transfer panas atau alih panas melalui empat cara, yaitu
konduksi, konveksi, evavorasi, dan radiasi. Sedangkan,
pengeluaran panas dari tubuh dapat terjadi dalam empat tahap,
yaitu radiasi, konveksi, evavorasi, aliran darah vena membantu
mengendalikan mengendalikan suhu kulit, dan efek busanaclo.

Termofisika

17

DAFTAR PUSTAKA
Cameron, John.R, dkk. 2006. Fisika Tubuh Manusia. EGC:
Jakarta
Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. EGC: Jakarta

Termofisika

18

Anda mungkin juga menyukai