Anda di halaman 1dari 50

Page 1

LAPORAN PERANCANGAN DAN APLIKASI SISTEM

Page 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi perkembangan di Indonesia yang menuju perdagangan bebas, dituntut
kreatifitas yang tinggi dan mempunyai potensi dan kualitas dalam persaingan suatu produk,
baik dalam bidang jasa maupun barang. Berbagai jenis produk inovasi telah dihasilkan oleh
para generasi muda saat ini, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan banyak lagi
jenis produk inovasi lainnya. Produk inovasi ada untuk memperbaiki produk yang telah lama
beredar di pasaran maupun untuk meciptakan suatu gagasan baru. Salah satu jenis inovasi
produk yang dihasilkan untuk memperbaiki produk yang telah ada sebelumnya adalah tas
serbaguna. Dimana banyak konsumen yang membutuhkan sarana yang praktis, simple, efisien
dan serbaguna.fungsi dimana sandaran dan dudukan bergerak secara sinkron sehingga
distribusi tekanan pada punggung dan dudukan merata.
salah satu alat penunjang proses belajar mengajar yang bisa kita jumpai sehariharinya. Penggunaan
tas laptop serbaguna di Jakarta pada umumnya

1.2 Rumusan Masalah


Page 3

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan penelitian perancangan anlisa finansial usaha
pembuatan tas laptop multi fungsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah usaha ini layak kami jalankan ?
2. Seberapa besar biaya yang harus kami keluarkan untuk membuat usaha ini ?
3. Berapa besar biaya untuk membuat satu produk tas laptop Multi Fungsi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penyusunan laporan penelitian perancangan analisa finansial


usaha pembuatan tas laptop multi fungsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk kami ini.
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini.
3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk tas laptop Multi Fungsi.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk kami ini
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini
3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk Bangku Kuliah Multi
Fungsi

Bab 2
Page 4

Tinjauan Pustaka

2.1. Pendahuluan
Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambilan
keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk
mempertajam rencana-rencana yang diharpkan, karena dalam perencanaan bisnis kita dapat
mengetahui posisi perusahaan pada saat ini, arah tujuan perusahaan, dan cara pencapaian sasaran.
Analisa kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang
ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Analisa
tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan.

Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga, seperti
perbankan, investor, lembaga keuangan, dsb.
Pentingnya suatu investasi dapat dilihat dari besarnya manfaat yangdapat diperoleh dengan adanya
investasi, diantaranya :
1.

Bagi Pemerintah, dilaksanakannya investasi baru akan menggairahkan


kegiatan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, menghemat devisa (subtitusi import),
menambah devisa, dan lain-lain.

2.

Bagi Masyarakat, terutama di sekitar lokasi dimana proyek investasi akan


dilaksanakan, diharapkan akan secara langsung ikut menikmati hasilnya. Misalnya
mendapatkan kesempatan kerja.

3.

Bagi investor sendiri, investasi bertujuan untuk memperoleh manfaat finansial,


yaitu memperoleh keuntungan ekonomis, demi kelangsungan hidup dan perkembangan
perusahaan dimasa depan. Investasi berarti meningkatkan nilai perusahaan.

Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisa kelayakan, yaitu :
1.

penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana bersifat strategis,

2.

rencana pemasaran,

3.

rencana manajemen keuangan,

4.

rencana manajemen secara operasional.


Page 5

Ruang lingkup analisa kelayakan pabrik, meliputi :


1. Analisa Aspek Marketing
Dalam analisa marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian pasar. Menentukan
besarnya supplay dan demand .
2. Analisa Aspek Teknis dan Operasi
Analisa ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis investasi layak dan
memberikan dasar untuk estimasi biaya.

3. Analisa Aspek Legal


Pada aspek ini yang dikaji adalah :
- kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal,
- prosedur legalitas yangharus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan.

4. Analisa Aspek Lingkungan


Pada analisa ini untuk melihat :
- bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan pada lingkungan sekitar,
baik fisik maupun lingkungan hidup sosial,
- konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak teknologi
terhadap lingkungan.

5.

Analisa Aspek Ekonomi dan Finansial


Dalam analisa ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi :
-

Estimasi biaya produksi,

Estimasi nilai investasi dan sumber pendanaannya,

Penyusunan cashflow,

Evaluasi investasi.

Page 6

2.2. Analisa Aspek Marketing


2.2.1. Pengertian Dasar
Penelitian aspek marketing ini bertujuan untuk mengidentifikasi hasil produk yang dibutuhkan
konsumen dan mengukur besarnya kebutuhan tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran besarnya
demand terhadap produk tersebut dengan melakukan peramalan (forcasting).

2.2.2. Analisa keunggulan bersaing


Terdapat hubungan positif yang sangat erat antara kinerja suatu bisnis dan keunggulan bersaing.
Artinya semakin besar kinerja suatu perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing yang
dimilikinya. Sebaliknya semakin buruk kinerja perusahaan, keunggulan bersaingnya semakin
berkurang. Menurut Jack Welch (The Mind of Jack Welch, Fortune) apabila anda tidak memiliki
keunggulan bersaing, jangan coba-coba untuk bersaing. Hal ini berarti bahwa keunggulan bersaing
merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan untuk bersaing dalam memenangkan persaingan.
Elemen-elemen keunggulan bersaing adalah :
- Potensi keunggulan bersaing,
- Posisi keunggulan bersaing,
- Kinerja yang dihasilkan (performance outcome).

Hubungan antara ketiga elemen keunggulan bersaing tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Potensi keunggulan
bersaing :
-keahlian yg dimiliki
-sumberdaya yg dimiliki

Posisi keunggulan
bersaing :
-customer value
-biaya relative rendah

Kinerja yg dihasilkan :
-kepuasan
-loyalitas
-market share
-profitabilitas

Keuntungan yg diperoleh dari keunggulan


bersaing

Gambar 2.1. - Elemen keunggulan bersaing


Sumber : F. Rangkuti, Business Plan, 2000.

Page 7

2.2.3. Tahap Penelitian Pasar


Ukuran permintaan pasar :
Pasar; kumpulan seluruh pembeli aktual dan potensial suatu tawaran pasar,
Pasar Potensial; sekumpulan konsumen yang menyatakan minat memadai terhadap suatu tawaran
pasar,
Pasar Tersedia; sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, dan akses terhadap
tawaran pasar tertentu,
Pasar Terlayani; bagian dari pasar tersedia dan telah diputuskan perusahaan untuk dimasuki,
Pasar Tertembus; ekumpulan konsumen yang telah membeli produk.

2.2.3.1. Potensi Pasar (Market Potensial)


Peluang pasar atau market potensial adalah peluang penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh
seluruh penjualanbaik saat ini maupun yang akan dating atau jumlah permintaan yang belum dapat
dipenuhi oleh perusahaan pesaing yang sudah ada. Dengan kata lain potensi pasar adalah seluruh
permintaan/kebutuhan konsumen yang didasarkan atas dua factor : jumlah konsumen potensial dan
daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan atau hasrat untuk
membeli. Daya beli adalah kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang.
MP = Demand Supplay

(2.1.)

Jika demand lebih besar dari pada supplay, maka masih ada peluang bagi perusahaan untuk
membuka usaha di bidang yang sama, namun jika demand lebih kecil dari pada supplay, maka
tidak ada peluang bagi perusahaan. Sedangkan market share dalah peluang pasar yang dapat
dipenuhi oleh perusahaan.

2.2.3.2. Teknik-teknik Pengukuran Permintaan


Secara umum teknik pengukuran permintaan dapat dilakukan dengan (1) penggunaan data impor
(2) penggunaan data impor, ekspor, produksi dalam negeri, dan perubahan persediaan selama masa
yang bersangkutan, dan (3) metode rasio rantai.

Metode Rasio Rantai


Page 8

Digunakan untuk menentukan permintaan efektif dengan cara membagi dalam unsure yang
lebih kecil dari suatu mata rantai urutan atas factor yang berpengaruh terhadap produk yang
bersangkutan. Sebagai ilustrasil, misalnya :
n

NBi (1 i) n
NPV i 1

atau
n

NPV
i 1

NBi
(1 i n)

atau

Page 9

i 1

i 1

B i C i N B i

NPV

Dimana:
NB = Net Benefit = Benefit Cost
B

= Benefit yang telah didiskon

C = Cost yang telah didiskon


i

= Discount Faktor

= Tahun (waktu)
Apabila hasil perhitungan net present value lebih besar dari 0 (nol), dikatakan

usaha/proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari 0 (nol) tidak layak untuk
dilaksanakan. Hasil perhitnungan net present value sama dengan 0 (nol) berarti proyek tersebut
berada dalam keadaan Break Even Point (BEP) dimana total pendapatan sama dengan total biaya
dalam bentuk present value.
Untuk menghitung NPV dalam sebuah gagasan usaha (proyek), diperlukan data tentang
perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek
yang direncanakan.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present
value sama dengan 0 (nol). Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari
Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek tersebut layak, bila sama dengan
SOCC berarti pulang pokok dan dibawah SOCC maka proyek tersebut tidak layak. Formula untuk
IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPV1
IRR i1
(i2 i1 )
( NPV1 NPV 2 )
dimana:

i1

= tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2

= tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

3. Profitability Ratio
Profitability Ratio merupakan suatu rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya
operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masing-masing variabel
dalam bentuk present value atau nilai yang telah di discount dengan discount faktor dari Social
Opportunity Cost of Capital yang berlaku dalam masyarakat,dapat ditulis dalam formula sebagai
berikut:
n

PR

Bi OM
i

i 1

i 1

i 1

4. Pay Back Period


Pay Back Period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan
(cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value.
Analisis Pay Back Period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui
berapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat
dalam pengembalian biaya investasi sebuah royek, semakin baik proyek tersebut karena semakin
lancar perputaran modal.
Dipihak lain, dengan adanya perkembangan teknologi yang begitu cepat akhir-akhir ini,
semakin cepat pengembalian biaya investasi, semakin mudah dalam penggantian asset baru.
Terlambatnya pengembalian investasi dalam proyek yang dikerjakan bisa menyebabkan kerugian
bagi perusahaan karena aset lama, kendatipun masih baik dilihat dari segi teknis, dari segi
ekonomis kurang menguntungkan lagi karena adanya perusahaan sejenis yang telah
menggunakan aset baru dengan menggunakan teknologi baru yang bisa menyebabkan harga
pokok bertambah rendah dan kualitas produksi bertambah tinggi.
n

PBP Tp 1

I i B icp
1

i 1

i 1

Bp

Dimana:
PBP

= Pay Back Period

Tp 1

= Tahun sebelum terdapat PBP

I i = Jumlah investasi yang telah di discount


B icp 1

= Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Pay Back Period

Bp

=Jumlah benefit pada Pay Back Period berada

5. Break Even Point (BEP)


Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengan total cost.
Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah proyek, terjadinya titik pulang pokok tergantung
pada lama arus penerimaan sebuah proyek dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan
beserta biaya modal lainnya.
Apabila sebuah studi kelayakan atau analisis proyek telah dapat menentukan jangka waktu
dalam pengembalian total biaya, timbul pertanyaan lainnya apakah perusahaan mampu untuk
menanggung segala biaya sebelum tercapainya titik BEP ini. Karena selama perusahaan masih
berada dibawah titik Break Even Point, selama itu juga perusahaan tersebut masih menderita
kerugian. Dalam hal ini, semakin lama sebuah perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin
besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima amsih menutupi segala biaya yang telah
dikeluarkan.
Dilihat dari kemampuan pimpinan perusahaan, karena lamanya untuk mencapai titik pulang
pokok, pengembangan proyek tidak feasible karena para pengusaha tidak mampu dalam
menutupi segala biaya dalam waktu yang relatif lama. Sebaliknya bagi pengusaha yang
mempunyai dana/modal dalam jumlah yang relatif besar, kendatipun dalam waktu yang relatif
lama baru mencapai titik pulang pokok, tapi proyeknya feasible dalam jangka panjang, mungkin
pemilihan proyek ini merupakan salah satu aletrnatif yang tepat dalam penanaman investasi.
Sebagai contoh, usaha perkebunan sawit, dimana proyek ini baru mulai produksi pada tahun
kelima atau tahun keenam dan diperkirakan diatas tahun kesepuluh baru mencapai BEP. Dilihat
dari perkiraan benefit, karena waktu produksi yang cukup lama dan biaya operasi cenderung
menurun, mungkin proyek ini dilihat dari segi analisis ekonomi dalam jangka panjang akan
memberikan benefit yang cukup layak. Dilihat dari kemampuan investor dalam pengadaan dana
serta prospek usaha di masa yang akan datang, memilih proyek perkebunan adalah salah satu
alternatif yang tepat dalam penanaman investasi.
Berdasarkan pada uraian diatas, layak tidaknya suatu proyek atas suatu gagasan usaha yang
akan dikembangkan juga tergantung pada kemampuan investor dalam pengadaan dana,
disamping hasil analisis ekonomi yang cukup mendukung.

Formula yang digunakan untuk menghitung BEP yang menunjukkan waktu pengembalian total
cost, sebagai berikut:
n

BEP Tp 1

TC i B icp
1
i 1

i 1

Bp
Dimana:

BEP

= Break Even Point

Tp 1

= Tahun sebelum terdapat BEP

TC i

= Jumlah total cost yang telah di discount

B icp 1
Bp

= Jumlah benefit yang telah di discount sebelum Break Even Point


=Jumlah benefit pada Break Even Point berada

Biaya-biaya dapat dikategorikan atas:


a

Biaya berubah (variabel cost), yaitu biaya yang besarnya tergantung kepada banyaknya
produksi seperti biaya bahan, sebagian besar biaya energi, sebagian besar biaya
perawatan, sebagian sewa-sewa dan upah karyawan lepas. Biaya berubah umumnya
diasumsikan fungsi linear:
y = ax
dimana x = jumlah produksi

Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tetap walaupun tidak ada produksi,
seperti gaji karyawan tetap, depresiasi, amortisasi, asuransi, PBB, seluruh atau sebagian
sewa-sewa, sebagian biaya energi, sebagian biaya perawatan.
Biaya tetap merupakan konstanta:
y =b
Total biaya seluruhnya menjadi:
y = ax + b ......................................................(1)

Apabila penjualan perunit produksi diasumsikan konstan maka hasil penjualan juga
merupakan garis lurus:
y = sx .............................................................(2)

Perpotongan antara persamaan (1) dan (2) merupakan titik impas (BEP) yang
ditunjukkan oleh Gambar 1.1.

y
penjualan

Laba

total

Rp
biaya

BE
P

Rugi

biaya berubah

biaya tetap

x
Gambar 1. Grafik Titik Impas (BEP)

Apabila kapasitas produksi lebih kecil dari BEP maka perusahaan akan merugi dan
apabila kapasitas di atas BEP maka perusahaan akan berlaba.
Dilihat dari segi studi kelayakan bisnis, yang disusun merupakan pedoman kerja bagi
pelaksana proyek, baik dalam produksi, pelaksanaan pemasaran hasil produksi, cara dalam
penanaman investasi, bahkan cara dalam menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah pimpinan
yang diperlukan. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek untuk dikerjakan, dalam sebuah studi
kelayakan adalah apabila kegiatan usaha/proyek yang dikerjakan berdasarkan pada kegiatan yang
telah diatur dalam kelayakan usaha, dan keadaan ini tidak menjamin kegiatan proyek apabila
dikerjakan tidak selaras dengan kegiatan yang telah ditetapkan dalam sebuah studi kelayakan.

BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1

Data Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan usaha
industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan
berikat atau yang berlokasi di luar kawasan industri/kawasan berikat.
Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan industri
unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan dan
instalasi/peralatan, dan lain-lain yang diperlukan. Izin Usaha Industri ini diberikan kepada
perusahaan industri yang jenis industri dan proses produksinya tidak merusak ataupun
membahayakan lingkungan, serta tidak menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan atau
perusahaan industri yang tidak berlokasi di kawasan industri.
2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan industri yang
berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan jenis industri atau proses
produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan.

3.1.1.

Dasar Hukum Izin Usaha Industri


Dasar hukum yang mengatur tentang Izin Usaha Industri, yaitu :

1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.


2. SK. Memperindag No. 590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Usaha Industri dan Izin Perluasan.
3. Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

3.1.2.

Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri

3.1.2.1Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan Prinsip


Tata cara permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan persetujuan prinsip menggunakan formulir.
2. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip menggunakan
formulir.
3. Permintaan persetujuan prinsip diajukan oleh pemohon kepada Kepala Dinas Perindag dengan
menggunakan formulir.

4. Setelah formulir diterima secara lengkap dan benar, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja Kepala Dinas Perindag wajib memberikan persetujuan prinsip dengan menggunakan
formulir.

3.1.2.2.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Tanpa Persetujuan Prinsip


Tata cara permintaan Izin Usaha Industri tanpa persetujuan prinsip, yaitu :
1. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip menggunakan
formulir.
2. Pengajuan permintaan izin perluasan usaha menggunakan formulir.
3. Permintaan Izin Usaha Industri bagi jenis usaha industri yang pemberian Izin Usaha Industri
tanpa melalui tahap persetujuan prinsip dilakukan dengan menggunakan formulir dan mengisi
daftar isian untuk permintaan Izin Usaha Industri dengan menggunakan formulir.
4. Formulir diajukan langsung oleh Perusahaan Industri kepada Kepala Dinas Perindag yang
bersangkutan.
5. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya formulir secara
lengkap dan benar, Kepala Dinas Perindag yang bersangkutan wajib memberikan Izin Usaha
Industri dengan menggunakan formulir.

3.1.2.3.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Kecil


Tata cara permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu :
1. Setiap pendirian perusahaan industri yang nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp.
5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, wajib memperoleh Izin Usaha Industri.
2. Perusahaan industri untuk memperoleh Izin Usaha Industri tidak diperlukan tahap persetujuan
prinsip.
3. Permintaan Izin Usaha Industri kecil diajukan langsung oleh pemohon kepada Kepala Dinas
Perindag dengan menggunakan formulir.
4. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya Permintaan Izin
Usaha Industri kecil secara lengkap dan benar, Kepala Dinas Perindag setempat wajib
memberikan Izin Usaha Industri Kecil dengan menggunakan formulir.

3.1.3.

Persyaratan untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri

3.1.3.1.Persyaratan Permintaan Persetujuan Prinsip


Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Persetujuan Prinsip.
2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.

3.1.3.2.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan Prinsip


Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap
persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri (Baru/Hilang/Rusak).
2. Formulir Permintaan Izin Perluasan.
3. Formulir Permintaan Persetujuan Pemindahan Lokasi Pabrik.
4. Fotokopi Persetujuan Prinsip.
5. Informasi Kemajuan Pembangunan Pabrik.
6. Fotokopi NPWP.
7. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
9. Fotokopi Nama Direksi dan Dewan Komisaris.
10. Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL.
11. Fotokopi Izin Lokasi.
12. Fotokopi Undang-Undang Gangguan atau AMDAL.

3.1.3.4.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri tanpa melalui tahap
persetujuan prinsip, yaitu :
1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri.
2. Informasi Pembangunan Pabrik dan Sarana Produksi (Proyek).
3. Fotokopi NPWP.
4. Fotokopi Akta Pendirian atau Akta Perubahan.
5. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

3.1.3.5.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Kecil


Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu formulir
Permintaan Izin Usaha Industri Kecil.

3.1.4.

Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri


Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :

1. Usaha Kecil

: 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00

2. Usaha Menengah

: 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00

3. Usaha Besar

: 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00

3.1.5.

Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin

Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau kewajiban pemegang Izin
Usaha Industri adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan informasi industri
secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan Izin Usaha Industri.
2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.

3.1.6.

Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin


Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :

1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin Usaha Industri
dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum dalam Pasal 24 dan Pasal 27 UU No. 5
Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan Keuangan Daerah,
diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin
Usaha Industri.

3.2.

Data Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang diberikan oleh Kantor
Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah melakukan pendaftaran perusahaan.

3.2.1.

Tata Cara Pendaftaran Perusahaan

Tata cara pendaftaran perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 37/MDAG/PER/9/2007 pasal 9 yaitu :
1. Pendaftaran perusahaan dilakukan oleh pemilik, pengurus, penanggungjawab, atau kuasa
perusahaan yang sah pada Kantor Pembantu Perusahaan (KPP) Kabupaten/Kota/Kotamadya di
tempat kedudukan perusahaan.
2. Kuasa perusahaan tidak termasuk kuasa untuk menandatangani formulir pendaftaran perusahaan.

3. Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran perusahaan yang


disampaikan langsung kepada Kepala Kabupaten/Kota/Kotamadya dengan melampirkan
dokumen-dokumen persyaratan.
4. Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku ketentuan sesuai
dengan bentuk perusahaannya.
5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Perseroan Terbatas (PT) ditandatangani oleh pengurus
atau penanggungjawab perusahaan.
6. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Koperasi, Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa),
Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL) ditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau
penanggungjawab perusahaan.
7. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya mengesahkan pendaftaran perusahaan dan menerbitkan
TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak formulir pendaftaran dan dokumen
persyaratan diterima secara benar dan lengkap.
8. Pendaftaran dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 0,00 (nol rupiah).
9. TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko warna.
10. Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP di tempat yang mudah dibaca dan
dilihat oleh umum, dan nomor TDP harus dicantumkan pada papan nama dan dokumen-dokumen
perusahaan yang dipergunakan dalam kegiatan usahanya.
11. TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal diterbitkan dan wajib
diperbaharui paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlakunya berakhir.
12. Penolakan Pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran perusahaan belum benar
dan/atau dokumen belum lengkap.
13. Penolakan Pendaftaran disampaikan oleh KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya secara tertulis kepada
perusahaan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya isian formulir pendaftaran
perusahaan disertai alasan penolakan dengan menggunakan format surat penolakan.
14. Apabila perusahaan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan dan/atau melengkapi dokumen
persyaratan, wajib melakukan pendaftaran ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.
15. Pembaharuan TDP dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dengan melampirkan
dokumen asli TDP yang akan diperbaharui, tanpa melampirkan dokumen persyaratan yang telah
disampaikan pada waktu pendaftaran sebelumnya.
16. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara benar dan lengkap.
17. Pembaharuan TDP dikenakan biaya administrasi.

3.2.2.

Persyaratan Pendaftaran Perusahaan

3.2.2.1.Persyaratan Pendaftaran Persekutuan Komanditer (CV)/Firma (Fa)/Koperasi


Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan.
3. Pengesahaan Akta dari Pengadilan Negeri (PN).
4. Fotokopi Domisili Perusahaan.
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
7. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab dan Sekutu Komanditer lainnya.
8. Akta Pendirian dan Pengesahan dari Kanwik/Kandep Koperasi (khusus Koperasi).
9. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Koperasi (khusus Koperasi).
3.2.2.2.Persyaratan Pendaftaran Perusahaan Perseorangan (PO)/Badan Usaha Lainnya (BUL)
Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila Penanggung
Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3.2.2.3.Persyaratan Pendaftaran Perseroan Terbatas (PT)


Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.
3. Fotokopi dan asli Pengesahan Akta Pendirian/Perubahan dari Departemen Kehakiman (sesuai
dengan UU PT No. 1 Tahun 1995).
4. Fotokopi dan asli Data Akta Pendirian.
5. Fotokopi dan asli Data Akta Perubahan.
6. Fotokopi dan asli Laporan Data Akta Perubahan.
7. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
8. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus dan Komisaris serta Pemegang Saham.

3.2.3.

Prosedur Pendaftaran Perusahaan


Prosedur yang dilakukan untuk mendaftarkan perusahaan, yaitu :

1. Pemohon datang langsung ke Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan


membawa persyaratan yang telah disebutkan.
2. Bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan, diberikan blanko pendaftaran perusahaan sesuai
dengan bentuk usaha, yakni :
3. Blanko pendaftaran tersebut pada poin 2 di atas harus diisi oleh pemilik/pengurus perusahaan
dalam rangkap 3 (tiga) dengan tinta hitam dan huruf kapital.
4. Apabila pengisiannya benar, diterbitkan Surat Perintah Membayar dan apabila pengisian salah,
dikembalikan untuk diperbaiki.

3.2.4.

Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan


Rincian biaya pengurusan TDP dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

No.

Status

Biaya (Rp.)

Proses

1.

BUL

2.500.000,00

14 Hari Kerja

Pengambilan Formulir dan Persyaratannya

2.

PT

2.500.000,00

14 Hari Kerja

Persiapan dan Pemeriksaan

3.

KOPERASI

2.000.000,00

14 Hari Kerja

Pengajuan Permohonan TDP

4.

CV

1.500.000,00

14 Hari Kerja

Biaya Administrasi dan Jasa

5.

PO

1.000.000,00

14 Hari Kerja

Legalisir Fotokopi TDP oleh Notaris

3.3.

Biaya Sudah Termasuk

Data AMDAL
Dalam UU No. 32 Tahun 2009, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen lingkungan lainnya, dari 127 pasal yang
ada, 23 pasal di antaranya mengatur tentang AMDAL. Pengertian AMDAL pada UU No. 32 Tahun
2009 berbeda dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnya dampak besar. Jika dalam UU No.
23 Tahun 1997 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan, pada UU No. 32 Tahun
2009 disebutkan bahwa AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau

kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Daru ke-23 pasal tersebut, terdapat pasal-pasal penting yang sebelumnya tidak termuat dalam
UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No. 27 Tahun 1999 dan memberikan implikasi yang besar bagi
para pelaku AMDAL, termasuk pejabat pemberi ijin.
Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam UU No. 32 Tahun
2009, antara lain :
1. AMDAL dan RKL/RPL merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup.
2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun dokumen AMDAL.
3. Komisi penilai AMDAL pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota wajib memiliki lisensi AMDAL.
4. AMDAL dan RKL/RPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin lingkungan.
5. Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya.
Selain kelima hal tersebut, terdapat pengaturan yang tegas yang diamanatkan dalam UU No.
32 Tahun 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana dan perdata terkait pelanggaran bidang AMDAL.
Pasal-pasal yang mengatur tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu :
1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan.
2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi.
3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan tanpa dilengkapi dengan dokumen
AMDAL atau RKL/RPL.

3.3.1.

Dokumen AMDAL
Dokumen AMDAL terdiri dari :

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (KA-AMDAL).


2. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
3. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL).
4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

3.3.2.

Fungsi AMDAL
AMDAL digunakan untuk :

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.


2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha
dan/atau kegiatan.

3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan.

3.3.3.

Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses AMDAL


Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL yaitu :

1. Komisi penilai AMDAL, yaitu komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
2. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Masyarakat yang berkepentingan, yaitu masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL.

3.3.4.

Persyaratan Kompetensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL

Syarat-syarat dalam penyusunan dokumen AMDAL berdasarkan Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2010, yaitu :
1. Dokumen AMDAL yang diajukan kepada Komisi Penilai AMDAL wajib disusun oleh
pemrakarsa.
2. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat meminta bantuan kepada lembaga
penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL yang telah mendapatkan tanda registrasi
kompetensi.
3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi.
4. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, penyusun dokumen AMDAL wajib menggunakan data
dan/atau informasi yang sahih dan sesuai dengan kaidah ilmiah.
5. Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang penyusunannya tidak
memenuhi ketentuan.

3.4.

Tingkat Suku Bunga Bank

Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada Maret
2014 yaitu sebesar 7,50% (berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur).

3.5.

Data Peluang Pasar


Peluang pasar (market share) menunjukkan seberapa besar peluang yang dimiliki oleh

perusahaan untuk masuk ke dalam pasar. Peluang pasar ditentukan setelah dilakukan strategi
pemasaran (Segmentation, Targetting, Positioning) untuk produk perusahaan tersebut.
3.5.1 Segmentasi (Segmentation)
Segmentasi yang dilakukan terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Segmentasi Geografis
Negara

: Indonesia

Kota

: Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Depok

2. Segmentasi Demografis
Umur

: >50 tahun dan atau Orang Cacat

Jenis Kelamin : Laki laki dan Perempuan


Pekerjaan

: Tidak dibatasi

Pendidikan

: Tidak dibatasi

Kebangsaan

: Indonesia

3. Segmentasi Psikografis
Kelas Sosial

: Menengah ke atas

Gaya Hidup

: Sederhana dan Mewah

3.5.2 Penargetan (Targetting)


Dari segi segmentasi-segmentasi yang dilakukan sebelumnya, terdapat segmen yang dianggap
potensial untuk dijadikan target pasar (targetting) penjualan Bangku Kuliah Multi Fungsi, yaitu :
1. Daerah Sasaran : Jakarta dan Tangerang
2. Konsumen

: Orang Tua atau Manula

3. Kelas Sosial

: Menengah ke atas

3.5.3 Pemosisian (Positioning)


Dalam memposisikan produk Bangku Kuliah Multi Fungsi kedalam benak konsumen, maka
terdapat 3 tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Identifikasi target
Target pasar untuk Bangku Kuliah Multi Fungsi ini adalah Mahasiswa/i dan para pekerja
yang membutuhkan Bangku Kuliah Multi Fungsi ini yang ada di daerah DKI Jakarta

2. Merumuskan Point of Differentiation


Pada tahap ini, diuraikan keunggulan produk Tongkat Bangku sehingga berbeda dari
produk para pesaing (terdapat 2 pesaing). Keunggulan produk ini antara lain :
Bentuk Tongkat bangku yang nyaman dan aman
Terdapat kantong serbaguna
Terdapat sandaran
Tongkat bisa disetting naik atau turun
Termasuk dalam produk inovasi
3. Melakukan strategi pemasaran (Marketing Mix)
Strategi yang digunakan :
Strategi produk(product)
Pada strategi ini, keunggulan Bangku Kuliah Multi Fungsi yang membuat
berbeda dengan Bangku Kuliah pesaingnya yang dijabarkan kepada konsumen
adalah Point of Differentiation nya dilihat pada tahap pertaman (tahap
sebelumnya)
Strategi harga (price)
Strategi harga yang dilakukan adalah mengacu kepada seberapa besar
pengeluaran untuk membeli material yang dibutuhkan
Strategi promosi (promotion)
Promosi yang dilakukan adalah promosi penjualan dengan gratis 50% ongkos
kirim untuk daerah Jabodetabek. Serta pembelian di atas 10 pcs bangku akan
mendapat potongan harga 10%. Serta menggunakan media internet seperti
website dan media social untuk mempromosikan produk kami.
Strategi tempat/distribusi (place)
Distribusi yang dilakukan adalah one level distribution, dimana konsumen
langsung bertemu dengan produsen. Dan dengan menggunakan system online
internet untuk promosi lebih luas.

Jumlah orang tua atau manula dan penyandang cacat di J a b o t a b e k


berjumlah 1.000.000 orang (Demand). Dalam penjualan produk Kursi Kuliah ini
terdapat 3 pesaing. Supply untuk Kursi Kuliah hasil brainstorming adalah (1.000.000 :
[3 + 1]) = 300 Supply untuk pasar (market) menjadi : (1.000.000 250.000) =750.000.
Dari data di atas, dapat dihitung peluang pasar (market share), yaitu :

Peluang Pasar (Market Share)

Demand Supply
100%
Demand
1.000.000 750.000
100%
1.000.000
25%

3.6

Data Peraturan Perpajakan

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas
Wajib Pajak dalam melaksanakan dan kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha,
dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak
badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik
dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf


Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak
yang terutang.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat Wajib
Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan usaha Wajib Pajak.
2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak secara nasional,
penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak,
penerimaan pajak per jenis pajak, penerimaan pajak per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib
Pajak atau Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register permohonan Wajib Pajak, tunggakan pajak
secara nasional, dan tunggakan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor
Pelayanan Pajak.

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), terdapat beberapa poin
penting yaitu :
1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30% dan
menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun memperluas masingmasing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp. 200.000.000,00
menjadi Rp. 500.000.000,00.
2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15%, dan 30%)
menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.
3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dibebaskan dari
kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan pemungutan fiskal luar negeri dihapus
pada 2011. diharapkan pada 2011, semua masyarakat yang wajib memiliki NPWP telah memiliki
NPWP sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.
4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang tidak
mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.
5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 yang tidak
mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari tarif normal.
6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai NPWP
dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.

Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Tabel 2.3 menunjukkan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Tabel 2.4 menunjukkan Wajib
Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.
Tabel 2.3. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
No

Lapisan Penghasilan Kena Pajak

Tarif Pajak

< Rp. 50.000.000,00

5%

Rp. 50.000.000,00 Rp. 250.000.000,00

15%

Rp. 250.000.000,00 Rp. 500.000.000,00

25%

> Rp 500.000.000,00

30%

Tabel 2.4. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
No

Keterangan

Tarif Pajak

Tahun 2009

28%

Tahun 2010 dan selanjutnya

25%

PT yang 40% sahamnya diperdagangkan

5% lebih rendah dari yang


seharusnya

di bursa efek
4

Peredaran bruto sampai dengan


Rp. 50.000.000.000,00

Pengurangan 50% dari yang


seharusnya

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)


Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD), tarif
Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar perhitungan
PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya.
NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%.
3. Penyusutan
Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat pada Tabel
2.5.

Tabel 2.5. Tarif


Penyusutan
No

Masa Manfaat

Metode

Metode

(tahun)

Garis Lurus

Saldo Menurun

Kelompok I

50%

100%

Kelompok II

25%

50%

Kelompok III

12,5%

25%

Kelompok IV

10

10%

20%

Permanen

10

10%

Tidak Permanen

20%

40%

Kelompok Harta Berwujud

Bukan Bangunan

Bangunan

3.7 Data Mesin dan Peralatan


Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses
pembuatan Tongkat bangku. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 2.6, sedangkan untuk
data peralatan dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.6 Mesin yang digunakan dalam pembuatan bangku kuliah multifungsi
No.

Mesin

Lama pemakaian per


unit (jam/hari)
6

Harga/Unit
(Rp)
2.000.000

Jumlah yang
dibutuhkan
1

Total Harga

2. Cutting

3.000.000

3.000.000

4. Bor Duduk

400.000

400.000

5. Gerinda
tangan
6. Compresor

750.000

750.000

1.500.000

1.500.000

1. Bending Pipa

Total

2.000.000

11.650.000

Tabel 2.7 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan tas laptop multifung
No.

Peralatan

Harga/Unit
(Rp)

Jumlah yang
dibutuhkan (Unit)

Total Harga (Rp)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Mata Bor
Elektroda
Gergaji kayu
Disc Gerinda Tangan
Disk Cutting Wheel
Obeng +
Cutter
Gunting
Spray gun
Selang angin +
connector

15.000
45.000
300.000
15.000
50.000
15.000
10.000
14.000
250.000
130.000

1
1 kg
1
1
1
2
2
2
1
1

15.000
45.000
300.000
15.000
50.000
30.000
20.000
28.000
250.000
250.000

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Meteran
Mistar
Palu Besi
Tang
Sarung tangan Las
Sarung tangan kain
Faceshield protection
Pensil

25.000
8.000
40.000
25.000
40.000
20.000
25.000
2.000
Total

1
1
1
1
2 set
1 lusin
2
1

25.000
8.000
40.000
25.000
80.000
20.000
50.000
2.000
1.253.000

3.8

Data Harga Komponen

Komponen yang digunakan dalam pembuatan Bangku Kuliah Multifungsi terdiri atas 3, yaitu
komponen biaya tetap (fixed cost), komponen biaya berubah (variable cost), dan investasi.
3.8.1.

Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)


Tabel 2.8 fixed cost

Tabel 2.9 Komponen diluar produk yang mendukung pembuatan Bangku Kuliah Multifungsi
No. Komponen
1.

Banyak

Satuan

Harga
satuan(Rp)

Total Harga
(Rp)

Meter
(100mmx120mm)

15.000

15000

Edging

0.2

I Rol
(20m)

75.000

15000

Busa

0.25

Lembar

100.000

25000

Kulit sintetis Oscar

Meter
(100mmx120mm)

50.000

50000

Lem aibon

Buah

10.000

10000

Screw

0.10

Dus ( isi
50screw)

10.000

1000

7.

Dempul besi

0.50

Kaleng (250mg)

15.000

7500

8.

Cat Besi (Dark Blue)

0.30

Kg

45.000

13500

9.

Thinner

0.50

Kg

45.000

22500

2.
3.
4.
5.
6.

3.8.2

HPL (high pressure


laminate) lapisan untuk
Plywood

Komponen Biaya Berubah (Variable Cost)

Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen yang menyusun produk
utama maupu di luar produk utana. Dijelaskan dalam table berikut :

Tabel 3.0Komponen utama Produk Pembuatan Bangku Kuliah


Multifungsi
No. Komponen
1. Besi pipa 1 1/2
2. inch
Besi pipa 3/4
3. inch
Besi pipa 1/2

Banyak
0.2
5
0.3
0
0.5
0
0.7

6.

inch
Besi pipa 3/8
inch
Besi hollow
30mmx30mmx2m
m
Besi plat 3mm

7.

Slider

5
0.5
0
0.2
0
1

8.

Multipleks
(plywood)
tebal 12mm
Bearing

0.2
5
1

4.
5.

9.

Satuan
Batang
Batang

Harga Satuan
(Rp) 140.000

Total Harga
35000

90.00
0
55.00

27000

0
45.00
0
117.000

33750

1 Pasang

35.00
0
32.50

700
0
32500

Lembar

0
150.000

37500

Batang
Batang
Batang
Batang

Bua
h

45.00
0

27500

58500

45000

Tabel 3.1Komponen diluar produk yang mendukung pembuatan Bangku Kuliah Multifungsi
No. Komponen

Banyak

Satuan

Harga
satuan(Rp)

Total Harga
(Rp)

1.

2.

HPL (high pressure


laminate) lapisan untuk
plywood
Edging

Meter
(100mmx120mm)

15.000

15000

0.2

I Rol

75.000

15000

(20m)
3.

0.25

Lembar

100.000

25000

Kulit sintetis Oscar

Meter
(100mmx120mm)

50.000

50000

Lem aibon

Buah

10.000

10000

Screw

0.10

Dus ( isi
50screw)

10.000

1000

7.

Dempul besi

0.50

Kaleng (250mg)

15.000

7500

8.

Cat Besi (Dark Blue)

0.30

Kg

45.000

13500

9.

Thinner

0.50

Kg

45.000

22500

4.
5.
6.

3.8.3.

Busa

Investasi

Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan peralatan,
alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat dilihat Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Investasi
No. Keterangan
1.
Pra Operasi
2.
3.
4.

Mesin (7 unit)
Peralatan
Investasi kantor

Ijin
Konsultan
Kursi (8 unit)
Meja (4 unit)
Rak (2 unit)
Locker (1 unit)
Komputer (1 unit)
Printer (1 unit)
AC (1 unit)
Telepon (1 unit)
Gayung (2 unit)
Ember (2 unit)
Dispenser (2 unit)
Exhaust fan (2 unit)

Total

Harga
1150000
1000000
11650000
1253000
2000000
800000
400000
1000000
3000000
500000
2500000
70000
12000
40000
300000
400000
26075000

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut :
1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 200 unit.
2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 22 hari kerja.
3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.
4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi terjual seluruhnya.
5. Laba yang diperoleh sebesar 20%.
3.9

Data Bahan Baku

Data bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bangku kuliah multifungsi dapat dilihat
pada Tabel 3.3 Bahan baku ini digunakan untuk memproduksi 1 bangku kuliah multifungsi.
Tabel 3.3 Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan 1 unit bangku kuliah multifungsi
No. Komponen
1.

Besi pipa 1 1/2 inch

0.25

Batang

Harga satuan
(Rp)
140000

2.

Besi pipa 3/4 inch

0.30

Batang

90000

27000

3.

Besi pipa 1/2 inch

0.50

Batang

55000

27500

4.

Besi pipa 3/8 inch

0.75

Batang

45000

33750

5.

Besi hollow
30mmx30mmx2mm

0.50

Batang

117000

58500

6.

Besi plat 3mm

0.20

Batang

35000

7000

7.

Slider

1 Pasang

32500

32500

8.

Multipleks (plywood)
tebal 12mm

0.25

Lembar

150000

37500

9.

HPL (high pressure


laminate) lapisan untuk
plywood

Meter
(100mmx120mm)

15000

15000

Bearing

Buah

45000

45000

Lembar

100000

25000

Meter
(100mmx120mm)

50.000

50000

0.10

Dus ( isi
50screw)

10.000

1000

10.
11.
12.
13.

Banyak

Busa

0.25

Kulit sintetis Oscar


Screw

Satuan

Total harga
(Rp)
35000

394750

Total

3.10 Analisa Peluang Investasi


3.10. 1 Perhitungan Break Even Point
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah yang
terdapat pada Tabel 3.4, Tabel 3.5. dan Tabel 3.6.
Tabel 3.4 Perincian Investasi
Keterangan
Harta Berwujud
1. Mesin dan Peralatan
Las
Bending
Cutting wheel
Bor Tangan
Gerinda tangan

Perkiraan Biaya
2000000
2000000
3000000
400000
750000

Compresor
Mata Bor
Elektroda
Gergaji kayu
Disc Gerinda Tangan
Disk Cutting Wheel
Obeng +
Cutter
Gunting
Spray gun
Selang angin + connector
Meteran
Mistar
Palu Besi
Tang
Sarung tangan Las
Sarung tangan kain
Faceshield protection
Pensil
Komputer
Printer

1500000
15000
45000
300000
15000
50000
15000
10000
14000
250000
130000
25000
8000
40000
25000
40000
20000
25000
2000
3000000
500000
14179000

Tabel 3.5 Perhitungan TFC (Total Fix cost) per Tahun


Perincian
Perkiraan Biaya/bulan (Rp)
Upah TKL 6 orang @
15000000
2500000/bulan x 12
Biaya listrik mesin 500 kwh/bulan
6000000
Penerangan
100000
Biaya Air
50000
Biaya Perawatan
50000
Biaya Administrasi
50000
Biaya Pemeliharaan
Biaya Sewa Mobil
5000000
Biaya Sewa Tempat
Pajak Bumi dan Bangunan
Total

Perkiraan Biaya /tahun


1800000000
7200000
1200000
600000
600000
600000
1200000
60000000
175000000
120000
426520000

Tabel 3. 6 Perhitungan TVC (Total Variable Cost) per Unit


Nama
Besi pipa 1 1/2 inch

Perkiraan Biaya (Rp)


35000

Besi pipa 3/4 inch

27000

Besi pipa 1/2 inch

27500

Besi pipa 3/8 inch

33750

Besi hollow 30mmx30mmx2mm

58500

Besi plat 3mm

7000

Slider

32500

Multipleks (plywood) tebal 12mm

37500

Bearing

45000

HPL (high pressure laminate) lapisan untuk


plywood

15000

Edging

15000

Busa

25000

Kulit sintetis Oscar

50000

Lem aibon

10000

Screw

1000

Dempul besi

7500

Cat Besi (Dark Blue)

13500

Thinner

22500

Total

463250

Jika kapasitas produksi per bulan adalah 200 unit maka biaya variabel per
tahun menjadi = Rp. 463.250 x 200 x 12 = Rp.1.111.800.000,.
Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak
mengalami kerugian. Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :
1. Apabila TR>TC maka memperoleh laba.
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.
3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian
Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:
TR =TC
[Total Penerimaan] = [Total Biaya]
(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)
NBEP =

TFC
P VC

Dimana: NBEP = Jumlah output titik pulang pokok


TFC = Total biaya tetap
P

= Harga jual per unit produk

VC = Biaya variabel per unit produk

Adapun langkah-langkah untuk menentukan Break Even 20 % sebagai berikut :


Laba

= TR-TC

20%.TC

= TR TC

TC( 20% + 1 )

= TR

( TFC + TVC )(20%+1 )

= TR

(426520000+ 1.111.800.000)( 1,20)

= Q.P

(1.538.320.000)(1,20) = (200 x 12) . P


P

1.845.984.000
2400
= Rp769.160

Rp800.000
Diperoleh harga jual produk adalah sebesar Rp. 800.000
Keterangan:
TR

= Total Revenue (total penerimaan) per tahun

TC

= Total Cost (total biaya) per tahun

TFC

= Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun

TVC

= Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun

= Quantity (total unit produksi) per tahun

= Price (harga jual) per unit

Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:


NBEP =

TFC
PV

NBEP =

426.520.000
800.000 - 463.250

NBEP = 1.266,58
NBEP 1.267 unit/tahun
Untuk grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.3.2

Perhitungan NPV dan Internal Rate of Return (IRR)

Tingkat pengembalianinternal merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat


pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha produksi gantungan
kunci dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini digunakan untuk menentukan
kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan dengan nilai MARR (Minimum Attractive
Rate of Return). Dalam hal ini, nilai MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga
Bank Indonesia (BI rate) yaitu sebesar 7.50%.
Dalam

menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus

dilakukan untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:

3.3.1.1.

Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik seperti

bangunan dan mesin peralatan.


a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan
untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya mencapai 10 tahun adalah
sebesar 12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan
untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.
Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan pada
Tabel 3.21
Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:
Tahun 1: 0,125 x 14.179.000 = 1.772.375
Tahun 2: 0,125 x (14.179.000 1.772.378 ) = 0.125 x 12.406.625 = 1.550.827,75
Tahun 3: 0,125 x (12.406.625 1.550.827,75) = 0.125 x 10.855.797,25 =
1.356.974,65 dst.
Perhitungan Depresiasi Bangunan:

Tahun 1: 0,05 x 175.000.000 = 8.750.000


Tahun 2: 0,05 x (175.000.000-8.750.000) = 0,05 x 166.250.000 = 8.312.500
Tahun 3: 0,05 x (166.250.000-8.312.500) = 0,05 x 157.937.500= 7.896.875, dst
Total Depresiasi = Depresiasi Non Bangunan + Depresiasi Bangunan
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Depresiasi
Tahun

Depresiasi Non Bangunan

Depresiasi Bangunan

Total Depresiasi

(Rp)

(Rp)

(Rp)

12,406,625

16,625,000

29,031,625

11,077,344

15,793,750

26,871,094

9,858,836

15,045,625

24,904,461

8,778,795

14,330,750

23,109,545

7,816,451

13,649,956

21,466,407

6,959,687

13,001,498

19,961,186

6,196,822

12,383,846

18,580,668

5,517,577

11,795,536

17,313,114

4,912,786

11,235,175

16,147,961

10

4,374,286

10,701,434

15,075,721

Total

3.3.1.2.

212,461,780

Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets),

misalnya nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus
ditunjukkan pada Tabel 3.22
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.150.000/10 = Rp. 115.000/tahun
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Amortisasi
Tahun

Amortisasi (Rp)

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

115.000

10

115.000

Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi
tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.23

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Total Penyusutan


Tahun

Total Depresiasi (Rp)

Amortisasi (Rp)

Total (Rp)

29,031,625

115,000

29,146,625

26,871,094

115,000

26,986,094

24,904,461

115,000

25,019,461

23,109,545

115,000

23,224,545

21,466,407

115,000

21,581,407

19,961,186

115,000

20,076,186

18,580,668

115,000

18,695,668

17,313,114

115,000

17,428,114

16,147,961

115,000

16,262,961

10

15,075,721

115,000

15,190,721

3.3.1.3.

Aliran Tunai Bersih


Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun.Besar aliran tunai bersih

adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran tunai bersih
ditunjukkan pada Tabel 3.6.
TR

= Rp. 800.000 x 200 x 12

= Rp. 1.920.000.000,00

TC

= TFC +TVC
= Rp. 426.520.000+ 1.111.800.000

= Rp. 1.538.320.000,00

Perhitungan aliran tunai bersih adalah sebagai berikut:


Untuk tahun 1 : Total depresiasi = Rp. 29,146,625
Laba kotor

= TR - TC - Total depresiasi
= 1,920,00,000 1.538.320.000 29,146,625
= Rp. 325.533.375

Pajak

= 5% x Rp.325.533.375= Rp. 17.626.668,75

Laba Bersih

= Laba kotor Pajak


= 325.533.375 17.626.668,75
= Rp. 307.906.706,3

Untuk tahun 2 : Total depresiasi = Rp. 26,986,094


Laba kotor

= TR - TC - Total depresiasi
= 1,920,00,000 1.538.320.000 26,986,094
= Rp. 354.693.906

Pajak

= 5% x Rp 354.693.906= Rp 17.734.695,3

Laba Bersih

= Laba kotor Pajak


= 354.693.906 - 17.734.695,3
= Rp. 336.959.210,7

Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya maka


diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.24 Perhitungan Laba Bersih per Tahun
Tahun

Laba Kotor

Pajak

Laba Bersih

Total
Penyusutan
29,146,625

352,533,375

17626669

334,906,706

26,986,094

354,693,906

17734695

336,959,211

25,019,461

356,660,539

17833027

338,827,512

23,224,545

358,455,455

17922773

340,532,682

21,581,407

360,098,593

18004930

342,093,663

20,076,186

361,603,814

18080191

343,523,623

18,695,668

362,984,332

18149217

344,835,115

17,428,114

364,251,886

18212594

346,039,292

16,262,961

365,417,039

18270852

347,146,187

10

15,190,721

366,489,279

18324464

348,164,815

TOTAL

3,423,028,807

Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan
letak IRR, maka dicari harga Annualnya.
A=
A=

Aliran Tunai bersih


10
3,423,028,807
10

A = Rp. 342,302,880
A/P = 342,302,880/26,075,000= 0,1483

Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 8% dan 9%.
Dengan metode Trial dan Error dicari nilai IRR yang diperoleh jika :

PV

NCF

PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai bersih Jika
digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar
Investasi
(Out Cash Flow)

Laba Bersih

3.2.
Gambar 3.9Cash Flow Diagram

Keterangan:
Untuk i = 8%
NPV

= -189,179,000+

273,156,706(P/F,8%, 1) + 275,209,211(P/F,8%, 2) +

277,077,512(P/F,8%, 3) + 278,782,682(P/F,8%, 4) +280,343,663(P/F,8%, 5) +


281,773,623(P/F,8%, 6) + 283,085,115(P/F,8%, 7) + 284,289,292(P/F,8%, 8) +
285,396,187(P/F,8%, 9) +286,414,815(P/F,8%, 10)
= -189,179,000+ 273,156,706(0.9259) + 275,209,211 (0.8573) + 277,077,512
(0.7938) + 278,782,682 (0.7350) +280,343,663 (0.6806) + 281,773,623 (0.6302)
+ 283,085,115 (0.5835) + 284,289,292 (0.5403) +

285,396,187 (0.5002)

+286,414,815 (0.4632)
= 1,687,102,869

Untuk i = 9%
NPV = -189,179,000+

273,156,706 (P/F,9%, 1) + 275,209,211 (P/F,9%, 2) +

277,077,512 (P/F,9%, 3) + 278,782,682 (P/F,9%, 4) +280,343,663 (P/F,9%, 5) +


281,773,623 (P/F,9%, 6) + 283,085,115 (P/F,9%, 7) + 284,289,292 (P/F,9%, 8)
+ 285,396,187 (P/F,9%, 9) +286,414,815 (P/F,9%, 10)
= -189,179,000+ 273,156,706(0.9174) + 275,209,211 (0.8417) + 277,077,512
(0.7722) + 278,782,682 (0.7084) +280,343,663 (0.6499) + 281,773,623 (0.5963)
+ 283,085,115 (0.5470) + 284,289,292 (0.5019) +

285,396,187 (0.4604)

+286,414,815 (0.4224)
= 1,604,634,795
Tabel 3.8. Hasil Perhitungan IRR
Persen (P/F)

Out Cash Flow (Rp)

NPV (Rp)

8%

189,179,000

1,687,102,869

9%

189,179,000

1,604,634,795

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.
Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada diantara 7 % dan 9 %, maka dengan interpolasi
didapatkan:

8% 9%
IRR=
x1,604,634,795 9% 8.80%
1,687,102,869 1,604,634,795

Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 8.80% lebih besar daripada suku bank yang
sebesar 7.50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan ditinjau dari perhitungan IRR
tersebut.

3.2.3.
Perhitungan Pay Back Period
Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari investasi. Perhitungan pay
back period dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Perhitungan Pay Back Period
Tahun

Laba
Bersih

Depresiasi

Amortisasi

Cash
Proceeds

Cash
Outflow

Saldo
Cash

189,179,000

-189,179,000

273,156,706

29,031,625

115,000

302,303,331

113,124,331

275,209,211

26,871,094

115,000

302,195,305

415,319,636

277,077,512

24,904,461

115,000

302,096,973

717,416,609

278,782,682

23,109,545

115,000

302,007,227

1,019,423,836

280,343,663

21,466,407

115,000

301,925,070

1,321,348,906

281,773,623

19,961,186

115,000

301,849,809

1,623,198,715

283,085,115

18,580,668

115,000

301,780,783

1,924,979,498

284,289,292

17,313,114

115,000

301,717,406

2,226,696,904

285,396,187

16,147,961

115,000

301,659,148

2,528,356,052

10

286,414,815

15,075,721

115,000

301,605,536

2,829,961,588

189,179,000
1
(189,179,000 113,124,331)
1.625

Pay Back Period

Pay Back Period = 1 tahun 6 bulan

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

4.1.

Analisis

4.1.1.

Analisis Aspek Yuridis Perusahaan


Dalam membangun sebuah perusahaan, ada prosedur pengurusan izin dan persyaratan untuk

mendapatkan izin pendirian tersebut, salah satu persyaratannya yaitu persyaratan yuridis. Persyaratan
yuridis adalah persyaratan berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku didaerah tersebut. Adapaun
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan pendaftaran perusahaan perseorangan, yaitu :
6. Formulir isian (diisi lengkap).
7. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
8. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila Penanggung
Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
10. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4.1.2.

Analisis Dampak Lingkungan


Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil kajian

AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi yang tersedia.
Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak negatif lebih besar daripada
manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak
layak lingkungan. Analisis dampak lingkungan dari perusahaan bangku kuliah multifungsi yang dapat
dilakukan adalah dengan cara :

1. Dari segi lokasi


Untuk lokasi saat ini workshoppembuatan bangku menyatu dengan office dan sekaligus sebagai
tempat penjualan produk. Maka dari itu perlu alokasi pembuangan limbah yang terdekat agar
tidak mencemari lingkungan.
2.

Dari segi pembuangan limbah


Hasil limbah berupa limbah kayu dan limbah besi dari produk akan dibuang pada tempat
pembuangan limbah yang diharuskan atau akan didaur ulang maupun dijual kembali kepada
produsen lain yang membutuhkan.

4.1.3.

Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) produksi gantungan kunci adalah sebesar 1,300 unit/tahun. Dengan
harga pokok produk sebesar Rp. 800,000/unit maka pihak produsen mendapat keuntungan 20%. Dari
titik BEP yang dihitung berdasarkan kesamaan dari pengeluaran dengan pendapatan, BEP
menunjukkan titik dimana perusahaan tidak merugi atau berlaba. Untuk itu, dalam setahun pihak
perusahaan harus mampu melakukan penjualan lebih dari 1,300 unit bangku kuliah multifungsi bila
ingin mendapatkan keuntungan.

4.1.4.

Internal Rate of Return (IRR)


IRR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak. IRR menunjukkan

tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan. IRR dihitung dari pertumbuhan aliran tunai
bersih. Aliran tunai bersih ini dihitung tingkat pertumbuhannya dan didapatkan IRR sebesar 8,80%.
Usaha produksi bangku kuliah multifungsiini dikatakan layak karena IRR (8,80%) > tingkat suku
bunga (7.50%). Sedangkan untuk pay back period dicapai pada 1 tahun 6 bulan.

4.2.

Evaluasi

4.2.1.

Evaluasi Aspek Yuridis Perusahaan


Perusahaan yang memproduksi produk bangku kuliah multifungsiini telah memenuhi semua

persyaratan yuridis, maka dengan ini perusahaan layak untuk didirikan. Apabila perusahaan ini
nantinya mampu mendapatkan keuntungan seperti yang telah diperhitungkan, maka perusahaan akan
dapat mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.

4.2.2.

Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan


Walaupun perusahaan sebagian besar tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak

lingkungan, namu diharapkan perusahaan lebih baik lagi dalam menjaga ktermungkinan limbah yang
tercecer hingga mengganggu pemukiman penduduk yang ada di sekitar. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan analisis dampak lingkungan, maka perusahaan ini dapat dikategorikan tidak
memberikan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan.

4.2.3.

Evaluasi Break Even Point (BEP)

Meskipun nilai BEP sudah menunjukkan nilai yang cukup baik, namun masih perlu dilakukan
beberapa langkah untuk membawa usaha ke arah kondisi yang lebih menguntungkan antara lain
dengan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d.

Meningkatkan jumlah atau volume unit output.

4.2.4.

Evaluasi Internal Rate of Return (IRR)


Perhitungan IRR menunjukkan kelayakan usaha karena IRR (8,80%) lebih besar dari tingkat

suku bunga (7.50%). IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi bersih asalkan setiap
Net Present Value yang diperoleh bernilai positif. Untuk itu, IRR perusahaan harus ditingkatkan,
antara lain dengan jalan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d.

Meningkatkan jumlah atau volume unit output.

e. Meningkatkan strategi pemasaran.


f.

Mengatur penggunaan mesin dan tenaga kerja yang optimal.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan analisa
kelayakan sebagai berikut :
1. Investasi awal yang diperlukan untuk pendirian usaha baru adalah sebesar Rp. 189.179.000
2. Total biaya tetap (Total Fixed Cost) yang terdiri dari upah tenaga kerja, biaya listrik, biaya
penerangan, biaya air, biaya perawatan, biaya administrasi, biaya sewa mobil dan pajak (PBB) adalah
sebesar Rp. 251.520.000 per tahun
3. Total biaya berubah (Total Variable Cost) yang terdiri dari bahan-bahan utama untuk
memproduksi satu bangku kuliah multifungsi sebesar Rp. 463.250
4. Produk bangku kuliah multifungsiyang telah diproduksi dijual per unitnya dengan harga Rp.
700.000 dengan laba yang akan diperoleh sebesar 20 %.
5. Break even point (BEP) adalah sebesar 1.840 unit/tahun.
6. Tingkat pertumbuhan uang rata-rata (IRR) adalah sebesar 8,80%, yang berarti tingkat
pertumbuhan lebih besar dari suku bunga bank (MARR) yang ada (7,50%) sehingga usaha dikatakan
layak.
7. Pay Back Period dicapai pada 1 tahun 6 bulan.

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data mengenai spesifikasi mesin dan peralatan sebaiknya dilakukan sedetail
mungkin untuk menghasilkan informasi yang akurat.
2. Sebaiknya praktikum ini mendatangkan konsultan yang ahli di bidang studi kelayakan sehingga
praktikan dapat mengetahui bagaimana penyusunan studi kelayakan yang sebenarnya di lapangan.
3. Sebaiknya ditambahkan beberapa aspek lainnya untuk dipertimbangkan dalam studi kelayakan
misalnya aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan aspek sumber daya manusia untuk lebih
mendukung penentuan kelayakan suatu usaha.

4. Sebaiknya ditambahkan beberapa perhitungan rasio finansial lainnya untuk lebih mengetahui
kelayakan suatu usaha dari segi ekonomi dan finansial.

Anda mungkin juga menyukai