Teori
Teori
1 Stimulasi Perkembangan
2.1.1 Pengertian Stimulasi Perkembangan
Menurut Mursintowarti (2002) Stimulasi merupakan perangsangan
dan latihan latihan terhadap kepandaian anak yang berasal dari
lingkungan luar anak. Stimulasi dapat dilakukan oleh orang tua,
anggota keluarga atau orang dewasa lain di sekitar anak.
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan di luar
individu anak (Soetjiningsih, 1995). Anak yang lebih banyak
mendapat stimulasi cenderung lebih cepat berkembang. Stimulasi ini
juga berfungsi sebagai penguat. Memberikan stimulasi yang berulang
dan terus menerus pada setiap aspek perkembangan anak berarti anak
telah memberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara
optimal (Marmi, 2012).
2.1.2
Prinsip Stimulasi
Menurut Marmi (2012) prinsip prinsip dalam melakukan stimulasi
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai ungkapan rasa cinta dan sayang, bermain bersama anak
sambil menikmati kebahagiaan bersama anak.
b. Bertahap dan berkelanjutan, serta mencakup
bidang
Tujuan Stimulasi
Menurut Oktaria (2009) dalam Maya Friska Pasaribu (2012) tujuan
stimulasi perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Dapat tercapainya tumbuh kembang balita dan anak prasekolah
yang optimal dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas.
sistem
indera
(pendengaran,
penglihatan,
perabaan,
pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus
kaki, tangan jari jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang
perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan
yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana
bermain dan kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdasan
anak (kecerdasan multiple) yaitu kecerdasan: logikomatematik, emosi,
komunikasi bahasa (lingustik), kecerdasan mustikal, gerak (kinestik),
visuo spasial, seni rupa dan lain lain (Soetjiningsih, 1995).
Menurut Sulistyawati (2014) kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak perlu dilakukan secara rutin sejak dini dan terus menerus pada
anak setiap kesempatan. Selain stimulasi yang didapat dari orangtua,
pengasuh, dan anggota keluarga anak juga akan terstimulasi secara
otomatis oleh teman bermainnya.
Pemberian stimulasi yang memperhatikan kebutuhan kebutuhan
anak sesuai dengan tahapan perkembangannya akan lebih efektif
dibandingkan dengan pemberian stimulasi yang berlebihan seperti
terburu
buru,
memaksakan
kehendak
pengasuh,
tidak
memperhatikan minat atau keinginan bayi atau balita yang justru akan
memberikan rangsangan emosional yang negatif bagi anak.
2.1.5
tangga
dengan
cara
berjalan
sambil
a. Permainan balok
Beli atau buat balok kayu dengan ukuran 2,5 x 2,5 cm.
ajari
anak
untuk
menjatuhkannya.
menyusun
balok
itu
tanpa
Berbicara;
Menjawab pertanyaan;
Menunjuk atau menyebutkan nama gambar dalam
buku/majalah.
a. Membuat suara
Ajak anak untuk membuat suara dengan cara memukulmukul kaleng kosong atau barang lain yang dapat
mengeluarkan suara.
b. Menyebut nama bagian tubuh
Ketika kita sedang mengenakan pakaian anak, sebutkan
bagian-bagian tubuhnya dengan menunjukkan secara
langsung. Berikutnya tanyakan nama bagian tubuh dengan
menunjuk langsung ke bagian yang dimaksud.
c. Pembicaraan
Bila anak meminta sesuatu dengan menyebutkan hanya
satu kata saja, misalnya susu, maka ajari ia untuk
mengatakan dua kata. Puji ia bila berhasil melakukannya.
4. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
Mengayun;
Meninabobokan;
Permainan ciluk-ba;
Permainan bersosialisasi
(dilakukan
terutama
untuk
anak
perempuan).
e. Pergi ke tempat-tempat umum
Sesekali ajak anak ke tempat-tempat umum, seperti kebun
binatang, pasar, terminal, bandara, dan lain-lain sambil
membicarkan apa yang sedang dilihatnya.
b. Stimulasi pada Anak Usia 15-18 Bulan
1. Kemampuan gerak kasar
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
Berjalan mundur;
Berjalan naik dan turun tangga;
Berjalan sambil berjinjit;
Menangkap dan melempar bola.
a. Meniup
Ajari anak untuk meniup busa sabun dengan alatnya.
Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasanya
meraba busa sabun tersebut.
b. Membuat untaian
Ajari anak untuk membuat untaian benda-benda, seperti
manic-manik besar, kancing besar, macaroni, dan lain-lain
dengan tali sepatu yang cukup kuat.
3. Kemampuan bicara dan bahasa
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
terlebih
dahulu
sebelum
kita
menyebutkannya.
4. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
sesedikit mungkin;
Bermain dengan anak, menyembunyikan, dan menemukan
mainannya kembali;
Ajak anak mengunjungi tempat bermain, kebun binatang,
Tunjukkan permainan baru pada anak, seperti kejarkejaran, berputar-putar, dan lain-lain.
e. Bermain petak umpet
Beritahu anak bahwa kita akan bersembunyi. Minta
anakuntuk mencarai tempat persembunyian kita. Mulamula buat agar ia dapat menemukan kita dengan mudah.
Setelah anak terbiasa dengan permainan ini, buat agar
permainan menjadi lebih sulit.
c. Stimulasi pada Anak Usia 18-24 Bulan
1. Kemampuan gerak kasar
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
a. Melompat
Ajarkan anak bagaimana cara melompat dengan dua kaki.
Mula-mula pegangi anak di kedua tangannya. Usahakan
agar ia melompat di atas keset atau handuk.
b. Melatih keseimbangan tubuh
Ajari anak bagaimana cara berdiri di atas satu kaki. Mulamula anak akan memerlukan bantuan. Usahakan agar anak
menjadi terbiasa dan dapat berdiri dengan seimbang dalam
waktu yang lebih lama setiap kali ia mengulangi
permainan ini.
c. Mendorong mainan dengan kaki
Biarkan anak mencoba mainan yang perlu didorong
dengan kakinya agar mainan itu dapat bergerak maju.
2. Kemampuan gerak halus
Stimulasi yang perlu dilanjutkan antara lain:
-
lainnya;
Menggambar dengan krayon atau pensil berwarna;
Menggambar menggunakan tangan.
a. Melihat acara di TV
Biarkan anak melihat acara anak di TV. Kita berikan
penjelasan mengenai acara yang sedang dilihatnya ketika
mendampingi.
b. Mengerjakan perintah sederhana
Mulai berikan perintah kepada anak dengan intruksi yang
jelas seperti, dik, tolong mama ambilkan kaus kaki yang
berwarna merah ya. Atau, letakkan cangkirmu di atas
meja.
Sebelumnya
ajarkan
anak
bagaimana
cara
Dorong
anak
agar
mau
bermain
puzzle,
balok,
saat melihatnya;
Acara berita di TV terkadang menakutkan anak. Jelaskan
kepada anak mengenai isi berita itu dengan kalimat yang
bisa dipahami anak.
berbicara kepadanya;
Sering-sering ajak anak untuk pergi keluar seperti ke took,
dengan
juga
dalam
bantuan
sesedikit
berpakaian
dan
mungkin.
melakukan
berjalan
lurus
di
atas
garis/papan
dengan
dengan
benda
yang
sesungguhnya,
dan
tersebut
dengan
kata-kata
sederhana
kemudian
minta kepada
anak.
anak untuk
Minta
anak
membubuhkan
sesuatu,
mengaduk,
a. Lomba karung
Ambil karung yang cukup lebar untuk menutupi bagian
bawah tubuh dan kedua kaki anak. Tunjukkan kepada anak
dan teman-temannya cara memakai karung dan melompat-
tersebut
setiap
hari.
Ajak
anak
untuk
a. Belajar mengingat-ingat
Minta
anak
memperhatikan
kita
ketika
anggoto keluarga;
Buat anak mau bermain dengan teman sebayanya;
Ajak anak untuk berbicara tentang apa yang dirasakan;
Bersama-sama buatlah rencana jalan-jalan sesering
mungkin.
a. Membentuk kemandirian
Beri kesempatan kepada anak untuk mengunjungi tetangga
dekat,
teman,
atau
saudara
tanpa
ditemani
kita.
jatri
kita
seolah-olah
boneka
dapat
tentang
bagaimana
cara
mengikuti
kaos
kaki
kemudian
minta
anak
untuk
dan
uang
logam
darikancing/tutup
botol.
Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan dari orang tua sebagai
dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak (Hidayat, 2005). faktor herediter
tersebut yaitu jenis kelamin, ras, dan suku bangsa.
Faktor Lingkungan
Menurut Soetjiningsih (1995) lingkungan bio-fisio-psiko-sosial merupakan
lingkungan yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya. Faktor lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu faktor prenatal dan
faktor postnatal.
Faktor Pranatal
Faktor Pranatal merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada
waktu masih di dalam kandungan. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain: gizi
ibu pada waktu hamil; faktor mekanis sepeti pecah ketuban; toksin/zat kimia pada
ibu yang mendapatkan terapi obat, ibu dengan kebiasaan merokok berat dan
pengguna alkohol; hormon yang berperan pada pertumbuhan janin; radiasi;
infeksi; stress; imunitas; dan anoksia embrio.
Faktor Postnatal
Faktor Postnatal merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi
setelah lahir. Faktor ini secara garis besar terbagi menjadi
4 golongan, yaitu:
1. Lingkungan Biologis: ras/ suku bangsa, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan
hormon.
2. Faktor Fisik: cuaca, musim, keadaan geografis suatu
daerah; sanitasi; keadaan rumah; dan radiasi.
3. Faktor Psikososial: stimulasi, motivasi belajar,
ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya,
stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak dan orang tua.
dalam
masyarakat
yang
mempengaruhi