Anda di halaman 1dari 18

VCT

Margarita Maramis
margarit@indosat.net.id
SMF/Dep. Psikiatri RS DR SOETOMO/FK UNAIR
Tim Medis AIDS RS DR SOETOMO SURABAYA

Peta Persebaran/Distribusi Kasus HIV Di Jawa Timur


Menurut Kabupaten/Kota Sampai dengan Juni 2014

Jejaring Risiko Penularan HIV

Kondisi Yang Mempercepat Penularan?


Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta
230,000
75.000
penasun

6,7 Juta Pria


membeli Sex

Wanita
Penjaja seks

4,9 Juta
menikah
dg pria risiko
tinggi

1,13 Juta
GWL
Anak-anak

Laki-laki

Perempuan

Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2012, Kemenkes

Tujuan Pengendalian HIV-AIDS


GETTING THREE ZEROES
Menurunkan jumlah kasus baru HIV
Menurunkan angka kematian
Menurunkan stigma dan diskriminasi
Meningkatkan kualitas hidup ODHA

ORANG YANG TERINFEKSI HIV

Pre-tes Konseling
(sebelum tes)

Banyak orang yang terinfeksi

HIV terlihat dan merasa sehat

Tes HIV:
Untuk orang sehat
VCT/KTS
Untuk orang sakit saat
berobat PITC/TIPK

Orang yang terinfeksi HIV

tidak tahu bahwa dirinya


sudah terinfeksi HIV

Pengambilan
darah

Tes HIV adalah satu-satunya

cara untuk mengetahui


apakah seseorang sudah
terinfeksi HIV

Konseling Paska-tes
(sesudah tes)
Pemberitahuan hasil tes

Pengertian VCT
VCT = Voluntary Counseling and Testing
Konseling and testing HIV secara sukarela

Hasil Rapid test

Syarat VCT:
Terdapat konseling sebelum (pre-test) dan sesudah test
(post-test)
Dilakukan secara sukarela
Terdapat persetujuan tertulis (informed consent)
Dilakukan secara rahasia
Correct test
Connection

Tes dan Konseling HIV

MENGAPA HARUS VCT ???

Tes HIV digunakan untuk


Diagnosis
Mengetahui kecenderungan perkembangan epidemi dan
Pengamanan darah donor

1. Data epidemiologi
2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS
3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

Tujuan Konseling HIV

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku

Mengetahui status HIV nya sehingga dapat menentukan

dan memutuskan apa yang harus dilakukan sesuai dengan


hasil tesnya
Perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, aman dan
bertanggung jawab
Memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan
HIV AIDS

Gambaran Estimasi ODHA di Indonesia


Menurut Propinsi Tahun 2012

Jumlah HIV dan AIDS Per Tahun


sd November 2013

Estimasi Jumlah ODHA 591.823

30,000

28,215

25,000

21,591

21,031

21,511

20,000

15,000

Jumlah HIV

10,362
10,000

7,195
5,000

4,987
859

3,514

9,793

4,425

Jumlah AIDS

6,845

6,048
4,943

7,004

5,483

5,686

5,529

s.d. 2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013*

15

MENGAPA VCT ???


1. Data epidemiologi
2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS
3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku

18-Mar-16

Marga. M. Maramis 2008

Riwayat Perjalanan Infeksi HIV

MENGAPA VCT ???

1000
900

CD4 + sel T

800

1. Data epidemiologi

CD4+ Hitung sel

700

Sindrom infeksi
akut HIV

600
500

Asimtomatik

400

OHL
OC

200

Tingkat HIV RNA


dlm plasma

Antibodi
0

3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

HZV

Periode
jendela

300

100

2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS

TB

Bulan ke..

PPE
CMV, MAC

3 4

PCP
CM

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku

9 10 11

Tahun sesudah terinfeksi HIV

Pengaruh Stres pada Sistem Hormon, Sistem


Imunitas dan Sistem Saraf Otonom
Stress 1

Red=Inhibitory pathways to hypothalamuspituitaryadrenal (HPA) axis; Green=Stimulatory pathways to HPA axis; TNF=Tumor necrosis factor;
IL=Interleukin; DRG=Dorsal root ganglion; ACTH=Adrenocorticotropin hormone; BDNF=Brain-derived neurotrophic factor; CRH=Corticotropinreleasing hormone; DA=Dopamine; 5-HT=Serotonin; NE=Norepinephrine; HPA=Hypothalamicpituitaryadrenal. 1. Adapted from Maletic et al.
Int J Clin Pract 2007;61(12):203040. Copyright Blackwell Publishing Ltd (2007). 2. Blackburn-Munro et al. J Neuroendocrinol 2001;13(12):1009
23. Copyright Blackwell Publishing Ltd (2001).

MENGAPA VCT ???


1. Data epidemiologi
2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS
3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi karena ketidaktahuan
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku
RISKESDAS 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Des. 2008.

MENGAPA VCT ???


1. Data epidemiologi
2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS
3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku

Perjalanan penyakit HIV/AIDS


Infeksi HIV
Pencegahan: perubahan
perilaku, manajemen
STI, UP
Pencegahan Pasca
Pajanan VCT

beresiko

Tidak Terinfeksi

Mulainya AIDS

Dukungan psikososial pada


pasien dan keluarga, anak
yang rentan
Mencegah dan mengobati IO
PMTCT

Pengidap HIV

Perawatan di rumah
ARV
Perawatan paliatif
Perawatan jenazah

Penderita
AIDS

Sakit
Terminal

Masing-masing tahapan mempunyai ciri dan


membutuhkan pelayanan dan dukungan yang berbeda

MENGAPA VCT ???


1. Data epidemiologi
2. Karakteristik penyakit HIV/AIDS
Maintenance

3. Diagnosis berdampak psikologis, sosial, fisik,

spiritual
4. Stigma dan diskriminasi
5. Perawatan berkelanjutan seumur hidup masuk CST
6. Berhubungan dengan perilaku

Dasar Hukum VCT

Konseling
(sebelum tes)

Keputusan Presiden RI No 3 Tahun 2010 di

Tampak Siring menginstruksikan kepada


pemerintah daerah seluruh Indonesia serius
menanggulangi kasus HIV/AIDS

Pengambilan
Darah

Permendagri No 22 Tahun 2007


Peraturan Daerah No. 05 Tahun 2004 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di


Jawa Timur

Konseling
(sesudah tes)
Pemberitahuan hasil tes

VCT

18-Mar-16

Marga. M. Maramis 2008

PINTU MASUK DEPAN

18-Mar-16

RUANG DALAM

Marga. M. Maramis 2008

VCT UPIPI
RS DR SOETOMO
Buka tiap hari kerja
Pk. 08.0014.00 WIB

18-Mar-16

PINTU SAMPING

Marga. M. Maramis 2008

18-Mar-16

Marga. M. Maramis 2008

RUANG KONSELING (V.C.T)

PROSES KONSELING: (3 C)
CONFIDENTIAL (INFORMED) CONSENT - COUNSELLING

Sejarah VCT

2000

1986

1985

2004

HIV test available

2007

WHO PITC guidelines

VCT concept widely accepted 3 C's


Introduction of PITC in ANC in UK

"The right to know" WHO 2003

PITC in WHO/UNAIDS
policy statement

CDC guidelines 2006

Layanan Tes dan Konseling HIV


Di fasilitas layanan kesehatan TIPK
Di layanan mandiri KTS
Layanan bergerak mobile clinic, mobile VCT
Dalam tatanan khusus:

- TNI &POLRI
- Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan
- Lingkungan Kerja (Perusahaan Swasta dan BUMN)
- Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dan Tenaga Kerja
Indonesia Purna (TKI Purna)
- Unit Transfusi Darah

10

Pasal 1

Pasal 26

6. Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling yang
selanjutnya disingkat TIPK adalah tes HIV dan konseling yang dilakukan kepada
seseorang untuk kepentingan kesehatan dan pengobatan berdasarkan inisiatif
dari pemberi pelayanan kesehatan.

1) Konseling wajib diberikan pada setiap orang yang telah

melakukan tes HIV.


2) Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas

konseling pribadi, konseling berpasangan, konseling kepatuhan,


konseling perubahan perilaku, pencegahan penularan termasuk
infeksi HIV berulang atau infeksi silang, atau konseling perbaikan
kondisi kesehatan, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana.
3) Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
konselor terlatih.
4) Konselor terlatih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
merupakan tenaga kesehatan maupun tenaga non kesehatan.

7. Konseling dan Tes HIV Sukarela yang selanjutnya disingkat KTS adalah proses
konseling sukarela dan tes HIV atas inisiatif individu yang bersangkutan.
8. Konseling adalah komunikasi informasi untuk membantu klien/pasien agar
dapat mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya dan bertindak sesuai
keputusan yang dipilihnya.
9. Surveilans Epidemiologi adalah pemantauan dan analisa sistematis terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhinya untuk melakukan tindakan penanggulangan yang efektif dan
efisien.
41

42

Permenkes No. 21 Tahun 2013


Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS

Dasar Hukum VCT

Bab IV Pasal 21 26, tentang Pemeriksaan Diagnosis HIV:

Keputusan Presiden RI No 3 Tahun 2010 di

Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan melalui KTS atau TIPK.


TIPK terutama diselenggarakan pada:
a. pelayanan IMS;
b. pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang

berperilaku risiko tinggi;


c. fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan nifas; dan
d. pelayanan tuberculosis.

Tampak Siring menginstruksikan kepada


pemerintah daerah seluruh Indonesia serius
menanggulangi kasus HIV/AIDS
Permendagri No 22 Tahun 2007
Peraturan Daerah No. 05 Tahun 2004 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di


Jawa Timur

11

Provider-Initiated HIV Testing and


Counseling (PITC)
Pasien tidak dapat dites bila:
- tidak menyetujui
- tanpa diketahui
- tidak diberi informasi
- tanpa menerima hasilnya
- tanpa dihubungkan dengan pelayanan kesehatan
selanjutnya

PITC
Pasien datang bukan untuk
HIV, biasanya ada penyakit
IO atau non-HIV, ditawarkan,
bila menolak harus ditawar
lagi
Pelaksana: petugas
kesehatan, harus pada
pasien TBC, IMS, Narkoba,
ibu hamil, kelompok risiko
Tujuan menemukan kasus,
untuk diagnostik
Informasi yang diperlukan
pasien
Lebih singkat

VCT
Pasien datang untuk tes HIV
biasanya stadium
asimtomatis
Pelaksana konselor terlatih
baik petugas kesehatan
maupun non-petugas
kesehatan
Tujuan untuk keperluan
pencegahan, dukungan
psikologis, masuk ke CST
Penularan HIV, perubahan
perilaku, faktor risiko,
Lebih lama

Bagan Alur Tes dan Konseling HIV


PITC
Kompetensi tetap tenaga
medis
Kunci: kepentingan dan
manfaat pasien
Untuk pengobatan harus
dikonseling lengkap lagi
Perlu dirujuk ke klinik VCT
untuk konseling VCT

VCT
Kompetensi konselor (sudah
dilatih)
Untuk pengobatan tinggal
dirujuk ke CST karena
tentang pengobatan sudah
diberikan dalam konseling
Rujuk pada psikiater bila
diperlukan: belum menerima
penyakitnya, ada konflik
masa lalu yang belum
selesai, konselor yang
kesulitan

12

Peran Konselor
Konseling pasca tes
Konseling perubahan perilaku
Konseling pasangan
Konseling keluarga
Konseling pencegahan positif (positive

prevention)
Konseling kepatuhan minum obat
Konseling lanjutan
Konseling paliatif

Informasi/Edukasi
Individu/Kelompok

Bedakan
KIE
Psikoedukasi
Konsultasi
Konseling
Psikoterapi

Konseling
Individu/Kelompok

Tidak konfidensial

Konfidensial

Kelompok kecil / besar

Biasanya kelompok kecil

Emosi netral

Membangkitkan emosi konselor


maupun klien

Bersifat umum

Terfokus, spesifik dan ada tujuan


tertentu

Informasi digunakan untuk


meningkatkan pengetahuan &
untuk mendidik

Informasi digunakan untuk


mengubah sikap & memotivasi
perubahan perilaku

Berorientasi pada isi

Berorientasi pada masalah klien

Berdasarkan kebutuhan
masyarakat

Berdasarkan kebutuhan klien

P.R.M.

HIV+

KONSELING ULANG DAN PREVENTIF

13

Mekanisme Rujukan Tes


Fungsi Penjangkauan
Komunitas

Kader

Community
Organizer

Rumah Sakit
Rujukan LKB

Puskesmas
Rujukan

Puskesmas
Satelit

Mekanisme Rujukan Balik


untuk Lanjutan Pengobatan / Retensi
Rumah
Sakit
Rujukan

Komunitas

Rumah Sakit
Rujukan

18-Mar-16

Marga. M. Maramis 2008

Rumah Sakit
Rujukan
LKB

Kader

Puskesmas
Satelit

Puskesmas
Rujukan

Kelompok
Dukungan
Seabaya

Community
Organizer

Fungsi Pendampingan/Dukungan sebaya

DIDIRIKAN TANGGAL 23 JANUARI 2007

14

Penutup

FUNGSI UTAMA PKVHI

PEMBINAAN

PERLINDUNGAN
KONSELOR

KONSELOR

PENGAWASAN
KONSELOR

Permenkes No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan


AIDS Bab IV Pasal 21 26, tentang Pemeriksaan Diagnosis HIV:
Pemeriksaan diagnosis HIV dilakukan untuk mencegah sedini
mungkin terjadinya penularan atau peningkatan kejadian
infeksi HIV
Konseling wajib diberikan pada setiap orang yang telah
melakukan tes HIV, terlatih, profesi kesehatan dan nonkesehatan
Mencakup 5 C yaitu Concent, Confindentiality, Counselling,
Correct testing, Connection to prevention, care and
treatement services + 2R (Reporting and Recording)

KODE ETIK
/PELAPORAN

Prinsip pencegahan
Prinsip ABCD:
jauhi seks & narkoba (Abstinen)
bersikap saling setia pada pasangan (Be faithful)

TERIMA KASIH

cegah dengan kondom (Condom) dan jauhi obat-obat

terlarang (Drugs/NAPZA)
Seks aman adalah kegiatan seksual yang
menggunakan akal dan menjaga kesehatan
Seks aman memperlihatkan cinta, perhatian, rasa
hormat serta tanggung jawab untuk pasangan kita
maupun diri kita sendiri

15

Prinsip pencegahan
Katakan tidak untuk seks sebelum nikah
Katakan tidak untuk drugs
Bertanyalah kepada profesional bila kita

mempunyai masalah atau ingin mengetahui


mengenai seks aman atau NAPZA sehingga kita
tidak tersesat
Jangan percaya pada semua mitos yang
berhubungan dengan seks
Arahkan dan fasilitasi kegiatan yang positif untuk
remaja

Bagaimana menyikapi ODHA?


Terimalah apa adanya dirinya dengan penyakitnya
Tidak merendahkan karena kita tidak lebih baik

dari mereka
Tidak setiap ODHA mempunyai perilaku yang
buruk/amoral
Tidak perlu menanyakan dari mana dan mengapa
terkena HIV, bila yang bersangkutan tidak
menceritakan
Dukung secara positif ODHA untuk lebih berdaya,
mandiri dan mempunyai kualitas hidup yang baik

16

Penutup
Permenkes No. 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan

HIV dan AIDS Bab IV Pasal 21 26, tentang Pemeriksaan


Diagnosis HIV
VCT dilakukan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penularan atau peningkatan kejadian infeksi HIV
Konseling wajib diberikan pada setiap orang yang telah
melakukan tes HIV, terlatih, profesi kesehatan dan nonkesehatan
Mencakup 5 C yaitu Concent, Confindentiality,
Counselling, Correct testing, Connection to prevention,
care and treatement services + 2R (Reporting and
Recording)

17

18

Anda mungkin juga menyukai