OLEH:
NAMA ANGGOTA : 1. Try Saputra (08121006035)
2. Della Novie Roseta (08121006037)
3. Thio Hasbullah (08121006039)
4. Carlina Bella (08121006041)
KELOMPOK
: 5 (LIMA)
Analgesik Opioid ?
Analgesik opioid adalah golongan obat
penghilang nyeri alami, semisintesis dan
sintesis yang sebagian sifat-sifatnya sama
atau hampir sama dengan opium atau morfin.
Kegunaan Opioid
Penggunaan utama opioid ini adalah
untuk mengatasi rasa nyeri yang tidak
hilang dengan analgesik biasa. Penggunaan
lain senyawa opioid ini adalah antidiare
(loperamid) dan antitusif (terutama kodein).
Penggunaan obat-obat ini harus hati-hati
karena mendepresi pusat pernapasan dan
menimbulkan adiksi (kecanduan) serta
Penggolongan Opioid
Menurut jenis zat kimianya, opioid dibedakan
berdasarkan :
Derivat fenilpiperidin (morfin dan alkaloid opium
alamiah lainnya), termasuk tebain, kodein,
heroin, hidromorfon, oksikodon, levorfanol.
Derivat fenilheptilamin (difenilheptan),
termasuk: metadon (analgesik) dan propoksifen.
Derivat fenilpiperidin, meperidin (analgesik),
alfaprodin, anileridin, fentanil, difenoksilat, dan
aloperamid.
Farmakodinamik
Reseptor Opioid dan Mekanisme Kerja Opioid
Opioid berinterkasi secara stereospesifik dengan
protein reseptorpada membran sel-sel tertentu dalam
SPP, pada ujung saraf perifer dan pada sel-sel saluran
cerna. Banyak peptida yang memberikan efek mirip
morfin yang dijumpai dalam otak dan dalam jaringan
lain. Peptida-peptida ini dinamkan opiopeptin.
Reseptor Opioid :
Reseptor (mu), yang ternyata berperanan dalam efek-
Farmakodinamik
Distribusi Reseptor dan Fungsinya
Batang otak: reseptor opioid mempengaruhi pernapasan, batuk,
mual, dan muntah, memelihara tekanan darah, diameter pupil,
dan mengontrol sekresi lambung.
Talamus medialis: daerah ini memengaruhi nyeri yang dalam
yang tidak terlokalisasi dan memngaruhi emosi.
Medula spinalis: reseptor di dalam substansia gelatinosa
terlibat dalam penerimaan dan integrasi hasil pembentukan
sensorik yang memengaruhi pengurangan stimulus aferen rasa
nyeri.
Hipotalamus: reseptor di tempat ini memengaruhi sekresi
neuroendokrin
Sistem limbik: dalam sistem ini terdapat konsentrasi reseptor
opioid yang terbesar, yaitu di amigdala.
Perifer: opioid juga terikat di serabut saraf perifer dan
ujungterminalnya.
Farmakodinamik
Efek opioid yang digunakan secara
klinis
Morfin dan kebanyakan agonis lain yang
digunakan secara klinis memberikan
efeknya melalui reseptor opioid. Obat ini
menpengaruhi system fisiologis secara
luas. Obat ini menyebabkan analgesia,
mempengaruhi mood, perilaku puas,
dan mengubah fungsi pernafasan,
kardiovaskular, gastrointertinal, dan
neuroendokrin.
Farmakodinamik
Terhadap susunan saraf pusat
Farmakodinamik
Terhadap sirkulasi
Farmakokinetik
Absorpsi : derivat morfin (mis: morfin, heroi,
Farmakokinetik
Metabolisme
Sebagian besar opioid-opioid dikonversi menjadi metabolitmetabolit polar, sehingga mudah di ekskresi oleh ginjal
senyawa
Farmakokinetik
Ekskresi
Metabolit
polar
opioid
diekskresi
terutama melalui ginjal. Sebagian kecil
opioid diekskresi dalam bentuk tidak
berubah. Obat tersebut dieliminasi melalui
filtrasi glomerulus, 90% ekskresi total
terjadi pada hari pertama. Terjadi sirkulasi
enterohepatik morfin dan glukuronidanya,
yang menyebabkan adanya sejumlah kecil
morfin dalam feses dan dalam urin selama
beberapa hari setelah dosis terakhir.
Konyugasi glukuronid juga diekskresi ke
dalam
empedu,
tetapi
sirkulasi
Antagonis Opioid
Nalokson
TERIMA KASIH
FARMASI UNSRI 2012 KELOMPOK 5