Anda di halaman 1dari 27

OPTIMASI DAN KOORDINASI SIMPANG

JL. H. DJUANDA JL. SULANJANA/JL. DIPONEGORO


DAN SIMPANG
JL. H. DJUANDA JL. SURAPATI/JL. CIKAPAYANG
Michael Freddy
15012104

PENDAHULUAN

OUTLINE
PRESENTASI

STUDI PUSTAKA

METODOLOGI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan manusia yang tidak bisa lepas dari kebutuhan akan pergerakan, sehingga dibutuhkan
pertumbuhan prasarana jalan (supply) untuk mengimbangi penggunaan (demand) yang terus meningkat.
Contoh: Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46.183.642 pada tahun 2013, dengan supply dan demand
transportasi darat (jalan raya) sebagai berikut:

Jenis Kendaraan
Mobil Penumpang
Bis
Truk
Sepeda Motor
JUMLAH

2012

2013

2014

736533 845434 1201798


178626 179865 182941
525838 566729 663980
5430724 6401818 7188116
6871721 7993846 9236835

Pertumbuhan per
Tahun Rata-rata (%)
28.47
1.20
12.47
15.08
15.94

Jenis
Permukaan
Aspal
Kerikil
Tanah
Lainnya
JUMLAH

2012

2013

2014

19090.67
1994.796
317.799
1345.348
22748.61

19344.85
1916.251
295.537
1194.515
22751.16

20523
2788
730
1106
25147

Pertumbuhan per
Tahun Rata-rata (%)
3.71
20.78
70.00
-9.31
5.27

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat

Hal tersebut menyebabkan permasalahan lalu lintas apabila tidak dikondisikan dengan baik, khususnya
pada persimpangan yang merupakan titik konflik pada sistem jaringan jalan. Oleh karena itu dibutuhkan
optimasi dan koordinasi pada persimpangan-persimpangan yang ada.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja eksisting dari persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Sulanjana/Jl. Diponegoro dan
persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Surapati/Jl.Cikapayang?
2. Ditinjau dari kinerjanya, apa saja permasalahan eksisting pada kedua persimpangan tersebut?
3. Apa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada kedua
persimpangan tersebut?

Tujuan
1. Mengevaluasi kinerja eksisting dari persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Sulanjana/Jl. Diponegoro dan
persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Surapati/Jl.Cikapayang.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kedua persimpangan tersebut.

3. Mengatur ulang kedua persimpangan tersebut dengan beberapa skenario.


4. Menentukan skenario yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada kedua

persimpangan tersebut.

Ruang Lingkup
1. Simpang yang ditinjau adalah persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Sulanjana/Jl. Diponegoro dan
persimpangan Jl. H. Djuanda - Jl. Surapati/Jl.Cikapayang.
2. Jenis kendaraan yang menjadi cakupan adalah kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor,
dan kendaraan tak bermotor.
3. Metode yang digunakan dalam analisis adalah Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).

4. Survey lalu lintas dilakukan pada jam puncak pagi dan sore hari.
5. Pola pengaturan waktu yang digunakan hanya satu, yaitu pola pengaturan waktu tetap (fixed time
control).
6. Analisis tidak memperhitungkan penghematan energi bahan bakar.

Lokasi Studi

1. Persimpangan

Jl.

H.

Djuanda

Jl.

Djuanda

Jl.

Surapati/Jl.Cikapayang
2. Persimpangan

Jl.

H.

Sulanjana/Jl. Diponegoro

STUDI PUSTAKA
Jenis Jenis Persimpangan
1. Uncontrolled Non-priority Junction

4. Traffic Signal

2. Priority Junction

5. Grade Separation

3. Roundabouts

Gerakan dan Konflik pada Persimpangan


1. Diverging (Gerakan Memisah)

3. Crossing (Memotong)

2. Merging (Bergabung)

4. Weaving (Menyilang)

Sumber: Khisty (2004)

Persimpangan Bersinyal
Tujuan (MKJI, 1997):
1. menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas
2. Memberikan kesempatan pada pejalan kaki
3. Mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas
Parameter Kinerja:
1. Derajat Kejenuhan; tingkat kejenuhan suatu simpang yang merupakan rasio dari arus lalu lintas terhadap
kapasitas
2. Panjang Antrian; panjang antrian kendaraan dalam suatu pendekat sebelum melewati simpang.
3. Angka Henti; rata-rata berhenti per smp (termasuk berhenti terulang dalam antrian) sebelum melewati simpang
4. Tundaan; waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa
melalui suatu simpang. Tundaan terbagi atas 2, yaitu:
- Tundaan Lalu Lintas (DT) yang diakibatkan oleh interaksi lalu lintas dengan gerakan lainnya pada suatu
simpang.
- Tundaan Geometri (DG) yang diakibatkan karena perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu
simpang dan/atau terhenti karena lampu merah

Pengaturan Sinyal Lalu Lintas


1. Pola Pengaturan Waktu Tetap (Fixed Time Control)
2. Pola Pengaturan Waktu Berubah Berdasarkan Kondisi Lalu Lintas
3. Pola Pengaturan Waktu Berubah sesuai Kondisi Lalu Lintas (Traffic Responsive System)

Karakteristik Sinyal Lalu Lintas

Koordinasi Persimpangan Bersinyal


1. Offset
Merupakan
perbedaan
waktu
antara
dimulainya sinyal hijau pada suatu simpang
dengan awal lampu hijau pada simpang
setelahnya
=

2. Bandwidth
Merupakan lama lampu hijau dimana platoon
dapat bergerak dari persimpangan awal
hingga persimpangan akhir tanpa tanpa
terkena lampu merah

Sumber: McShane and Roess (1990)

100

Analisis Kinerja dengan MKJI (1)

Analisis Kinerja dengan MKJI (2)


Data Masukan
Lebar pendekat, garis henti, penyebaran
Fase dan waktu sinyal lalu lintas eksisting
Jumlah penduduk kota tempat mengadakan penelitian
Tipe lingkungan yang ada di sekitar persimpangan
komersial, pemukiman, akses terbatas,
Tingkat hambatan samping
Kelandaian jalan

Data arus lalu lintas

Analisis Kinerja dengan MKJI (3)


Penggunaan Sinyal
Penentuan Fase
Penentuan waktu merah semua dan waktu antar hijau
eksisting
Penentuan waktu hilang (LTI) eksisting

Untuk keperluan perancangan;

Analisis Kinerja dengan MKJI (4)


Penentuan Waktu Sinyal
Tipe Pendekat; terlindung (P) dan terlawan (O)
Lebar Pendekat Efektif

Pendekat tanpa LTOR;


We = Wmasuk
Jika Wkeluar < We (1-PRT-PLTOR), maka We = Wkeluar
Pendekat dengan LTOR
LTOR >= 2 meter

Jika Wkeluar < We (1-PRT), maka We = Wkeluar

LTOR >= 2 meter

Jika Wkeluar < We (1-PRT-PLTOR), maka We = Wkeluar

Analisis Kinerja dengan MKJI (5)


Arus Jenuh Dasar
Pendekat P;
0 = 600
Pendekat O; dari grafik
Fakto Penyesuaian
Penyesuaian parkir (FP)
= 3 2 3
Penyesuaian ukuran kota (FCS)

Penyesuaian kelandaian (FG)

Penyesuaian hambatan samping (FSF)

Analisis Kinerja dengan MKJI (6)


Penyesuaian belok kanan (FRT)
= 1.0 + 0.26
Penyesuaian belok kiri (FLT)
= 1.0 0.16

Hanya untuk pendekat tipe P

Arus Jenuh Penyesuaian


= 0
Rasio Arus Jenuh (FR)
Arus Simpang (IFR)

Rasio Fase (PR)


=

Analisis Kinerja dengan MKJI (7)


Waktu Siklus
Cua =

(1,5 x LTI + 5)
(1 FRcrit)

Waktu Hijau

gi = (Cua LTI) x PRi


Waktu Siklus yang Disesuaikan
=

Analisis Kinerja dengan MKJI (8)


Kapasitas dan Derajat Kejenuhan

Kapasitas (smp/jam)
C = S x g/c

Derajat Kejenuhan
DS = Q/C

Analisis Kinerja dengan MKJI (9)


Perilaku Lalu Lintas
Jumlah Kendaraan Antri (NQ) (smp)

NQ = NQ1 + NQ2
Untuk DS > 0,5, maka
1 = 0,25

8 (0,5)

Untuk DS 0,5; NQ1 = 0


2 =

1
1

3600

Panjang Antrian (QL) (m)


QL =NQ

MAX

Angkat Henti (NS)


NS = 0,9 x

x 3600

Jumlah Kendaraan Terhenti (Nsv) (smp/jam)


Nsv = Q x NS

Analisis Kinerja dengan MKJI (10)


Tundaaan Lalu Lintas (det/smp)

0,5 x (1 GR)2 NQ1 x 3600


DTj = c x
+
(1 GR x DS)
C
Tundaan Geometri (det/smp)
DGj = (1 Psv) PT 6 + (Psv 4)

Tundaan Total (det/smp)


Dj = DTj + DGj

METODOLOGI
Sistematika Pengerjaan

Metode Survey
a. Persimpangan Jl. H. Djuanda Jl. Sulanjana/Jl.

Diponegoro

b. Persimpangan Jl. H. Djuanda - Jl. Surapati/Jl.

Cikapayang

Analisis Kinerja Sebelum Optimasi

Penentuan Cycle Time Baru

Analisis Kinerja Setelah Optimasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai