03 Aldy Rachman - 214341075 - FMS1
03 Aldy Rachman - 214341075 - FMS1
FMS-1
Hal. 1
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis ucapkan
puji dan syukur kehadirat-Nya, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan semua kewajiban berupa tugas Praktek dan penyusunan laporan sebagai
pertanggung jawaban dari kegiatan yang dilaksanakan pada saat Praktek FMS 1 (Flexible
Manufacturing System 1) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penyusunan laporan ini
diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah FMS 1 (Flexible Manufacturing System 1).
Laporan ini disusun oleh penulis setelah melaksanakan Praktek di Laboratorium FMS
selama 5 hari terhitung dari tanggal 14 Maret 2016 sampai dengan 18 Maret 2016.
Semoga
segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian dan pembahasan masalah dalam laporan ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesarbesarnya. Dengan adanya hal tersebut penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan laporan ini sehingga akan jauh lebih baik pada masa yang
akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan rahmat-Nya
kepada kita semua. Amin.
PENULIS
POLMAN Bandung
PRAKTIKUM FMS
Hal. 2
FMS-1
Hari / Tanggal
Kegiatan
Apel Pagi
Penjelasan praktikum
Istirahat
Senin, 14 Maret
Mempelajari hardware plant & pencatatan I/O sensor
2016
Istirahat
Pembuatan diagram langkah & program processing
Apel Sore
Apel Pagi
Pembuatan program processing
Istirahat
Selasa, 15 Maret
Uji coba program ke dalam plant handling
2016
Istirahat
Analisa program processing
Apel Sore
Rabu, 16 Maret Apel Pagi
2016
Pembuatan program revisi processing
Istirahat
Uji coba program revisi processing
Istirahat
Analisa program revisi processing
Apel Sore
Kamis, 17 Maret Apel Pagi
Waktu
06.55 07.00
07.00 09.00
09.00 09.20
09.20 11.40
11.40 12.40
12.40 15.10
15.10 15.20
06.55 07.00
07.00 09.00
09.00 09.20
09.20 11.40
11.40 12.40
12.40 15.10
15.10 15.20
06.55 07.00
07.00 09.00
09.00 09.20
09.20 11.40
11.40 12.40
12.40 15.10
15.10 15.20
06.55 07.00
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Jumat, 18 Maret
2016
Sabtu, 19 Maret
2016
Test Gelombang 1
Istirahat
Test Gelombang 1
Istirahat
Test Gelombang 1
Apel Sore
Apel Pagi
Test Gelombang 2
Istirahat
Test Gelombang 2
Istirahat
UKM
Apel Sore
Libur
Hal. 3
07.00 09.00
09.00 09.20
09.20 11.40
11.40 12.40
12.40 15.10
15.10 15.20
06.55 07.00
07.00 09.00
09.00 09.20
09.20 10.30
11.00 13.20
13.20 15.00
15.00 15.10
BAB I
PENDAHULUAN
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh relai elektromagnet.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat
dalam bentuk pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC
(Programmable Logic Controller). PLC (Programmable Logic Control) adalah sebuah alat
yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem
kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensorsensor yang terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang
dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya (logik, 0 atau 1, hidup
atau mati). Program yang dibuat umumnya dinamakan ladder diagram yang kemudian harus
dijalankan oleh PLC yang bersangkutan. Dengan kata lain, PLC menentukan aksi apa yang
harus dilakukan pada instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran
yang diamati.
Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam
mewujudkan sistem kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 4
memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian sistem. Dalam
sistem otomasi, PLC merupakan jantung sistem kendali. Dengan program yang disimpan
dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui
sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian
aksi pengendalian peralatan output luar. PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugastugas sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan
komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses
yang kompleks. Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.1
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 5
menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software
sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan RAM (Rando Access
Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan
program dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem
operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory)
yang isinya dapat dihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan
kemudian diisi program ulang menggunakan PROM Writer.
2. Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC
memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu
antara lain:
Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar toggle, saklar batas, saklar level, saklar
tekan, saklar proximity.
Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level,
Rotary encoder
3. Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan.
Peralatan output itu misalnya:
Kontaktor
Motor listrik
Lampu
Buzer
4. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam sistem kendali PLC,
tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini
digunakan untuk keperlua tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian.
Peralatan penunjang itu, antara lain:
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 6
Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol pemrogram,
programmable terminal, dan sebagainya.
Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, Step 7 dan CX Programmer, GX
Developer.
Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Plant Processing (Processing Station)
Processing adalah sebuah ketentuan umum dalam langkah-langkah produksi seperti forming,
form change, machining, dan joining. Menurut VDI 2860, Forming is the creation of
geometrically determined bodies made of formless substances. Form changeis the changing
of geometrical shapes and/or the dimensions of bodies. Machining is the changing of
material characteristics and/or surface finish of bodies. Joining is the permanent joining of
several bodies.
Adapun fungsi dari plant processing (processing station) yaitu;
a) Untuk mengecek karakteristik dari sebuah benda kerja (misalnya: apakah sebuah
lubang sudah benar letaknya?)
b) Untuk proses pemesinan dari sebuah benda kerja
c) Untuk memberikan sebuah benda kerja ke proses selanjutnya atau sekuen berikutnya
atau stasion selanjutnya
Pada sebuah plant processing (processing station) terdapat beberapa komponen yaitu;
a) Rotary Indexing Table Module
Rotary indexing table module dapat berputar karena adanya sistem DC gear-motor.
Setiap plate yang terdapat pada rotary table ini dilengkapi dengan lubang yang
nantinya dapat diintegrasikan dengan sebuah sensor.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 7
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 8
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 9
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 10
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 11
tipe PLC yang akan digunakan, pilih option >Program type untuk memilih tipe
program yang akan digunakan, bila sudah kemudian klik >OK.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 12
f) Untuk device output, dalam penulisan terdapat perbedaan yaitu menggunakan ikon
coil atau tekan F7 kemudian simbol yang digunakan yaitu Y dan di belakang Y
adalah alamat dari device output tersebut.
g) Setelah itu tampilan akan berubah menjadi seperti gambar di bawah ini.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 13
h) Langkah selanjutnya yaitu meng-convert program yang telah dibuat dengan cara klik
>Convert pada toolbar dan kemudian klik >Convert pada subtoolbar atau tekan F4
untuk cara pintasnya.
i) Setelah itu tampilan pada program akan berubah seperti gambar di bawah ini, yang
tadinya program diblok dengan warna abu-abu kemudian warna abu-abu akan
menghilang tanda bahwa program telah di-convert.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 14
c) Setelah itu pilih >Online pada toolbar, kemudian pilih >Transfer setup pada
subtoolbar.
d) Kemudian akan muncul box Transfer setup seperti gambar di bawah ini.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 15
e) Setelah itu sesuaikan COM port yang digunakan pada device manager dengan cara
double klik pada Serial.
f) Setelah itu akan muncul pilihan seperti gambar berikut ini, pilih COM yang
digunakan, kemudian klik >OK.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 16
g) Kemudian klik >Connection test, dikatakan berhasil jika muncul dialog box yang
menyatakan Succesfully connected to ...
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 17
b) Kemudian akan muncul box seperti gambar di bawah ini, pilih checkbox MAIN dan
PARAMETER, kemudian klik >Execute.
c) Setelah selesai klik> Close untuk menutup box.
d) Program pun dapat dijalankan pada PLC dengan cara mengubah switch RUN pada
PLC.
e) Kita juga dapat mengawasi sekaligus meng-edit program yang sedang berjalan
dengan cara memilih >Online pada toolbar kemudian pilih >Monitor dan kemudian
pilih >Monitor(Write mode) seperti gambar di bawah ini.
BAB III
PRAKTIKUM PROCESSING STATION
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 18
3.1 Tujuan
a) Mahasiswa dapat membuat program PLC menggunakan software GX Developer
baik itu menggunakan metode ladder diagram ataupun metode grafcet.
b) Mahasiswa dapat memahami proses sekuensial pada processing station.
c) Mahasiswa dapat membuat program PLC untuk menggerakkan proses pada
processing station baik itu secara manual maupun otomatis.
3.2 Alat dan bahan
a)
3.3 Deskripsi
Prinsip kerja
a. Otomatis
Sensor benda kerja setelah mendeteksi benda kerja dan push button START ditekan
maka rotary table akan berputar sekali, yaitu akan memindahkan benda kerja ke
proses checking. Sampai di stasiun checking, sensor akan mendeteksi benda kerja dan
kemudian silinder checking akan turun dan kemudian naik kembali tanda benda telah
dicek. Kemudian rotary table akan berputar sekali lagi, sehingga benda kerja akan
masuk ke stasiun drilling. Setelah sensor pada stasiun drilling mendeteksi benda kerja
maka silinder cekam maju untuk mencekam benda kerja setelah itu bor akan menyala
dan turun serta naik kembali untuk proses drilling. Setelah itu rotary table akan
berputar sekali lagi, sehingga benda kerja akan masuk stasiun sortir untuk disortir.
Demikian seterusnya hingga proses dihentikan dengan push button STOP atau push
button RESET yang mengembalikan proses ke posisi awal.
b. Manual
Pada proses manual, proses yang terjadi sama namun yang membedakan yaitu
untuk setiap prosesnya operator harus menekan push button START.
3.4 Fungsi Tombol
a. X010 (Start)
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 19
Tombol ini berfungsi untuk memulai proses prosesing dengan syarat prosesing
station harus berada dalam kondisi ready position.
b. X011 (Stop)
Tombol ini berfungsi untuk menghentikan proses prosesing tepat pada saat
ketika tombol sehingga prosesing tidak akan melanjutkan proses
c. X012 (Auto / Manual)
X012 merupakan selector untuk memilih kondisi Auto / Manual. Apabila Auto
aktif, maka proses akan berlangsung terus menerus hanya dengan sekali
menekan tombol start. Apabila sensor mendetect benda kerja, maka proses akan
kembali mengulang dari awal tanpa harus menekan tombol start terlebih dahulu.
Keadaan Manual meruapakan keadaan dimana harus menekan tombol start
(X010) dalam setiap prosesnya.
d. X013 (Reset)
Tombol ini berfungsi mengembalikan silinder dan gripper pada ready position
setelah tombol stop ditekan yang menyebabkan proses prosesing berhenti.
3.5 Allocation I/O, Memory, Timer
3.5.1
Input
3.5.2
Output
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
3.5.3
Memory
Hal. 20
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
3.5.4
Timer
Hal. 21
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Electrical Wiring
Hal. 22
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 23
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
3.7.2
PLC Wiring
Hal. 24
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 25
Input sensor dari stasion terlebih dahulu di deklarasikan pada memori untuk
memudahkan pemanggilan input pada pemrograman. Misalkan jika ingin memanggil
Input 1B2 yang sebagai limit switch level bawah maka hanya perlu memanggil
memori 5 (M5). Pendeklarasian input pada memori ini merupakan standarisasi
pemrograman ladder Jepang.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
3.8.2
Hal. 26
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 27
PROGRAM UTAMA
3.8.4
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 28
Program ladder diatas menunjukan proses blinking yang terjadi pada LED
yang terdapat pada push button start dan reset. Reset Blinking Y011 akan aktif jika
push button stop ditekan sehingga mengaktifkan memori M42 dan kontak NO nya
melakukan self holding untuk mempertahankan kondisinya. Kontak NO M41 yang
lainnya sebagai trigger awal dari Y011, kemudian proses blinking diatur dengan
fungsi M8013 yang akan selalu memberi pulsa setiap 0,5 detik sehingga Y011 akan
aktif secara blinking. Begitu pula dengan start blinking Y010 yang akan aktif jika M0
sensor proximity B3 rotary table aktif, M1 sensor proximity PART_AV aktif dan
fungsi memori blinking M8013.
3.8.5
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 29
3.8.6
Mode Auto
Mula-mula proses auto berjalan ketika mode auto aktif M7 dan M9 aktif yang
artinya PART_AV dan proximity rotary table aktif maka perotasian pertama akan berjalan.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 30
Kemudian rotasi akan berhenti ketika M10 aktif dan mengaktifkan koil M13.
Sehingga kontak NC M13 menjadi pemutus line menuju rotasi 1 sehingga rotasi 1 nonaktif
dan menyatakan proses rotasi pertama selesai.
Pada proses stamp dibutuhkan syarat proses sebelumnya yaitu M13 tetapi akan
lebih baik digunakan delay untuk gerakan yang lebih halus. Sehingga syarat yang dipakai
yaitu T0 delay to stamp kemudian syarat selanjutnya yaitu M10 harus aktif. Jika syarat-syarat
tersebut terpenuhi maka M14 akan aktif sehingga kontak NO nya melakukan self holding
untuk mempertahankan kondisinya dan kontak NC nya memutus aliran pada koil M13. Timer
T8 akan mendelay waktu stamping selama 30 detik.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 31
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 32
nya melakukan self holding untuk mempertahankan kondisi dan kontak NC nya
memutus aliran koil M16.
Pada proses clamp dibutuhkan syarat M11 dan proses sebelumnya M17
tetapi akan lebih baik digunakan delay untuk gerakan yang lebih halus. Sehingga
syarat yang dibutukan yaitu T1 dan M11. M18 akan aktif yang kontak NO nya
melakukan self holding untuk mempertahankan kondisi dan kontak NC nya memutus
aliran koil M17.
Pada proses drill dibutuhkan syarat dari proses sebelumnya yaitu M18 tetapi
akan lebih baik digunakan delay untuk memperhalus gerakan. Sehingga syarat yang
dibutuhkan hanya T2. M19 akan aktif dan kontak NO nya melakukan self holding
untuk mempertahankan kondisinya.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 33
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 34
melakukan self holding dan kontak NC nya memutus aliran koil M21, M19, dan M18
untuk menghentikan proses spindle naik, drill, dan clamp secara bersamaan.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 35
Selanjutnya pada proses yang terakhir pada mode auto yaitu move. Proses
ini membutuhkan syarat proses sebelumnya T4 dan sensing rotary table M0. M25
akan aktif dan kontak NO nya melakukan self holding dan kontak NC nya memutus
aliran koil M24. Ketika M25 aktif timer T5 akan menghitung selama 1 detik dan jika
waktu tersebut tercapai maka kontak NC T5 akan memutus proses terakhir move M25
sehingga proses selesai.
3.8.7
Mode Manual
Mula-mula proses manual berjalan ketika mode manual aktif M8 dan ketika M9
aktif yang artinya PART_AV dan proximity rotary table aktif maka perotasian pertama akan
berjalan. Rotasi akan berhenti ketika M10 aktif detect stamp yang menyebabkan M27 aktif
kemudian kontak NC nya memutus aliran koil rotasi 1.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 36
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 37
Dan selanjutnya proses rotasi kedua. Proses ini membutuhkan syarat proses
sebelumnya M29 dan juga push button start X010. M30 aktif yang kontak NO nya
melakukan self holding dan kontak NC nya memutus proses sebelumnya M29. Untuk
menghentikan rotasi dibutuhkan syarat M30 dan detect drill M11. M31 akan aktif
yang kontak NO nya melakukan self holding dan kontak NC nya memutus aliran koil
M30.
Pada proses clamp dibutuhkan syarat push button start X010, M11, dan
proses sebelumnya M31. M32 akan aktif yang kontak NO nya melakukan self
holding dan kontak NC nya memutus proses sebelumnya.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 38
Pada proses drill membutuhkan syarat push button start X010 dan proses
sebelumnya M32. M33 akan aktif yang kontak NO nya melakukan self holding.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 39
Untuk Menaikan posisi spindle dibutuhkan syarat push button start dan
M40. M35 akan aktif yang kontak NO nya melakukan self holding dankontak NC nya
memutus M34, dan M40. Sehingga spindle berada pada posisi semula.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 40
Selanjutnya proses rotasi ketiga yang membutuhkan syarat M36 dan push
button start X010. M37 akan aktif yang kontak NO nya melakukan self holding dan
kontak NC memutus aliran koil M36. Rotasi ketiga berhenti ketika M37 dan M0
aktif. Maka M38 akan aktif yang kontak NO nya melakukan self holding dan kontak
NC nya memutus aliran koil M37.
Proses terakhir yaitu move. Proses ini membutuhkan syarat push button
start X010 dan proses sebelumnya
melakukan self holding dan kontak NC nya memutus aliran koil M38. Proses ini
memerlukan delay timer T7 selama 1 detik. Ketika waktu tercapai maka kontak NC
T7 akan memutus aliran koil M39 sehingga proses selesai.
3.8.8
Output
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 41
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 42
Memori pada proses auto dan manual menjadi input bagi output sebenarnya.
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan Praktek di Laboratorium FMS (Flexible Manufacturing
System) selama 5 hari penyusun mendapatkan beberapa hal yang penting sebagai
tambahan wawasan baik ilmu pengetahuan. Dan pada uraian ini penyusun mengajak
rekan-rekan untuk meningkatkan lagi wawasannya diberbagai bidang khusunya dibidang
MEKATRONIKA. Sebelum mengakhiri penulisan laporan ini ada beberapa hal yang perlu
penyusun sampaikan diantaranya mengenai kesimpulan yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengindentifikasi alamat I/O pada station handling dan
prosesing dengan bantuan control box atau I/O Sim
2. Sebelum mahasiswa membuat program PLC dengan metode ladder pada station
handling dan prosesing. Maka harus membuat diagram langkahnya supaya
memudahkan mahasiswa dalam melakukan pemograman dengan bantuan software
GX Developer.
3. Sebelum mentransfer program ke PLC, mahasiswa memastikan sambungan port
sudah sesuai antara laptop dengan PLC
4. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dari setiap station.
4.2 Kendala
Adapun beberapa kendala dan hambatan yang dialami penulis selama
melaksanakan praktikum FMS-1 ini, yaitu Operating system dari laptop yang digunakan
oleh penulis tidak mendukung daripada driver hardware yang digunakan dalam
praktikum khususnya USB-to-serial (Prolific), sehingga sering terjadi error pada laptop
penulis.
4.3 Saran
PRAKTIKUM FMS
FMS-1
Hal. 44