Myastenia
Myastenia
MYASTENIA GRAVIS
OLEH
NUR SYAMSIYAH
1301061
DOSEN
HUSNAWATI, M.Si, Apt
KATA PENFGANTAR
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin menghaturkan
puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebab berkat rahmat dan
anugerahNya, penulis telah berhasil menyelesaikan makala yang berjudul
Myastenia Gravis Dalam menyelesaikan makalah ini, banyak pihak yang
telah membantu, sehingga
rasa
menghaturkan
juga
berkenan dalam pandangan para pembaca sekalian. Oleh karena itu kritik
dan saran yang bermanfaat sangat diharapkan. Penulis berharap semoga
makalah ini berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG...........................................................4
I.II TUJUAN..............................................................................4
BAB II ISI
II.I II.I Pengertian Myastenia Gravis......................................5
II.II Patofisiologi.......................................................................5
II.III Klasifikasi Miastenia Gravis..........................................6
II.IV Penyebab...........................................................................9
II.V Tanda Dan Gejala..............................................................9
II.IV Pengobatan.......................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sindrom klinis ini dikemukakan pertama kali pada tahun 1600. Pada akhir
tahun 1800an miastenia gravis mulai dibedakan dari kelemahan otot akibat
paralysis bulbar. Pada tahun 1920 seorang dokter yang menderita miastenia gravis
merasa ada perbaikan sesudah ia meminum obat efedrin yang ditujukan untuk
mengatasi kram menstruasi. Akhirnya pada tahun 1934 Mary Walker, seorang
dokter dari Inggris melihat adanya gejala-gejala yang serupa antara miastenia
gravis dan keracunan kurare. Mary Walker menggunakan antagonis kurare yaitu
fisostigmin untuk mengobati miastenia gravis dan ternyata ada kemajuankemajuan yang nyata.
Tingkat kematian pada waktu lampau dapat sampai 90%. Kematian
biasanya disebabkan oleh insufisiensi pernafasan. Jumlah kematian telah berhasil
dikurangi secara drastic sejak tersedia obat-obatan serta unit-unit perawatan
pernapasan. Remisi spontan dapat terjadi pada 10% hingga 20% pasien dan dapat
dicapai dengan melakukan timektomi elektif pada pasien-pasien tertentu. Yang
paling cocok untuk menjalani cara ini adalah wanita muda yang masih dini
keadaannya (5 tahun pertama setelah awitan) dan tidak berespon baik dengan
pengobatan.
Miastenia gravis banyak timbul antara umur 10-30 tahun. Pada umur
dibawah 40 tahun miastenia gravis lebih banyak dijumpai pada wanita. Sementara
itu diatas 40 tahun lebih banyak pada pria. Insidens miastenia gravis di Amerika
Serikat sering dinyatakan sebagai 1 dalam 10.000. Tetapi beberapa ahli
menganggap angka ini terlalu rendah karena sesungguhnya banyak kasus yang
tidak pernah terdiagnosis.
BAB II
ISI
II.I Pengertian Myastenia Gravis
Miastenia gravis adalah suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai
kelemahan dan kelelahan otot-otot rangka akibat defisiensi reseptor asetilkolin
pada sambungan neuromuscular.Miastenia gravis dapat terjadi akibat gangguan
sistem saraf perifer yang ditandai dengan pembentukan autoantibodi terhadap
reseptor asetilkolin yang terdapat di daerah motor and-plate otot rangka.
Autoantibodi igG secara kompetitif berikatan dengan reseptor asetilkolin dan
mencegah peningkatan asetilkolin ke reseptor sehingga mecegah kontraksi otot.
Miastenia gravis pada awalnya dapat menyebabkan kelemahan otot yang
mengontrol gerakan bola mata atau dapat mempengaruhi seluruh tubuh.
Miastenia gravis merupakan penyakit kelemahan otot yang parah.Penyakit
ini merupakan penyakit neuromuscular yang merupakan gabungan antara
cepatnya terjadi kelelahan otot-otot volunter dan lambatnya pemulihan.Sindrom
klinis ini ditemukan pertama kali pada tahun 1600, dan pada akhir tahun 1800
Miastenia gravis dibedakan dari kelemahan otot akibat paralisis burbar.Pada tahun
1920 seorang dokter yang menderita penyakit Miastenia gravis merasa lebih baik
setelah minum obat efedrin yang sebenarnya obat ini ditujukan untuk mengatasi
kram menstruasi.Dan pada tahun 1934 seorang dokter dari Inggris bernama Mary
Walker melihat adanya gejala-gejala yang serupa antara Miastenia gravis dengan
keracunan kurare.Mary Walker menggunakan antagonis kurare yaitu fisiotigmin
untuk mengobati Miastenia gravis dan ternyata ada kemajuan nyata dalam
penyembuhan penyakit ini.
Miastenia gravis banyak timbul antara umur 10-30 tahun.Pada umur
dibawah 40 tahun miastenia gravis lebih banyak dijumpai pada wanita.Sementara
itu diatas 40 tahun lebih banyak pada pria. Insidens miastenia gravis di Amerika
Serikat sering dinyatakan sebagai 1 dalam 10.000. Tetapi beberapa ahli
menganggap angka ini terlalu rendah karena sesungguhnya banyak kasus yang
tidak pernah terdiagnosis.
II.II Patofisiologi
Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan abnormal dan progresif pada otot rangka yang dipergunakan secara
terus-menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas.Penyakit ini timbul
Awitan yang cepat dengan kelemahan otot-otot rangka dan bulbar yang
berat disertai mulai terserangnya otot-otot pernapasan.Biasanya penyakit
berkembang maksimal dalam waktu 6 bulan.Respons terhadap obat buruk.Insiden
krisis miastenik, kolinergik, maupun krisis gabungan keduanya tinggi.Tingkat
kematian tinggi.
5.
Miastenia gravis berat lanjut timbul paling sedikit 2 tahun sesudah awitan
gejala-gejala kelompok I atau II.Miastenia gravis berkembang secara perlahanlahan atau secara tiba-tiba.Respons terhadap obat dan prognosis buruk.
Disamping klasifikasi tersebut di atas, dikenal pula adanya beberapa
bentuk varian miastenia gravis, yaitu:
1. Miastenia neonatus
Jenis ini hanya bersifat sementara, biasanya kurang dari bulan.
Jenis ini terjadi pada bayi yang ibunya menderita miastenia gravis, dengan
kemungkinan 1:8, dan disebabkan oleh masuknya antibodi antireseptor
asetilkolin ke dalam melalui plasenta.
2. Miastenia anak-anak (juvenile myastenia)
Jenis ini mempunyai karakteristik yang sama dengan miastenia
gravis pada dewasa.
3. Miastenia kongenital
Biasanya muncul pada saat tidak lama setelah bayi lahir.Tidak ada
kelainan imunologik dan antibodi antireseptor asetilkolin tidak
ditemukan.Jenis ini biasanya tidak progresif.
4. Miastenia familial
Sebenarnya, jenis ini merupakan kategori diagnostik yang tidak
jelas.Biasa terjadi pada miastenia kongenital dan jarang terjadi pada
miastenia gravis dewasa.
5. Sindrom miastenik (Eaton-Lambert Syndrome)
Jenis ini merupakan gangguan presinaptik yang dicirikan oleh
terganggunya pengeluaran asetilkolin dari ujung saraf.Sering kali
berkaitan dengan karsinoma bronkus (small-cell carsinoma).Gambaran
kliniknya berbeda dengan miastenia gravis.Pada umumnya penderita
mengalami kelemahan otot-otot proksimal tanpa disertai atrofi, gejalagejala orofaringeal dan okular tidak mencolok, dan refleks tendo menurun
atau negatif.Seringkali penderita mengeluh mulutnya kering.
6. Miastenia gravis antibodi-negatif
Kurang lebih daripada penderita miastenia gravis tidak
menunjukkan adanya antibodi.Pada umumnya keadaan demikian terdapat
pada pria dari golongan I dan IIB. Tidak adanya antibodi menunjukkan
bahwa penderita tidak akan memberi respons terhadap pemberian
prednison, obat sitostatik, plasmaferesis, atau timektomi.
7. Miastenia gravis terinduksi penisilamin
D-penisilamin (D-P) digunakan untuk mengobati arthritis
rheumatoid, penyakit Wilson, dan sistinuria. Setelah penderita menerima
D-P beberapa bulan, penderita mengalami miastenia gravis yang secara
perlahan-lahan akan menghilang setelah D-P dihentikan.
8. Botulisme
Botulisme merupakan akibat dari bakteri anaerob, Clostridium
botulinum, yang menghalangi pengeluaran asetilkolin dari ujung saraf
motorik.Akibatnya adalah paralisis berat otot-otot skelet dalam waktu
yang lama. Dari 8 jenis toksin botulinum, tipe A dan B paling sering
menimbulkan kasus botulisme. Tipe E terdapat pada ikan laut (see
II.IV Penyebab
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, miastenia gravis diduga
merupakan gangguan otoimun yang merusak fungsi reseptor asetilkolin dan
mengurangi efisiensi hubungan neuromuskular.Keadaan ini sering bermanifestasi
sebagai penyakit yang berkembang progresif lambat.Tetapi penyakit ini dapat
tetap terlokalisir pada sekelompok otot tertentu saja. Gangguan tersebut
kemungkinan dipicu oleh infeksi, operasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu,
seperti nifedipine atau verapamil (digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi), quinine (digunakan untuk mengobati malaria), dan procainamide
(digunakan untuk mengobati kelainan ritme jantung).
Neonatal myasthenia terjadi pada 12% bayi yang dilahirkan oleh wanita
yang mengalami myasthenia gravis. Antibodi melawan acetylcholine, yang
beredar di dalam darah, bisa lewat dari wanita hamil terus ke plasenta menuju
janin.Pada beberapa kasus, bayi mengalami kelemahan otot yang hilang beberapa
hari sampai beberapa minggu setelah lahir.Sisa 88% bayi tidak terkena.
II.IV Pengobatan
Secara garis besar, pengobatan Miastenia gravis berdasarkan 3 prinsip,
yaitu:
1. Mempengaruhi transmisi neuromuskuler:
a. Istirahat
Dengan istirahat, banyaknya ACh dengan rangsangan saraf akan
bertambah sehingga serat-serat otot yang kekurangan AChR di bawah ambang
rangsang dapat berkontraksi.
b. Memblokir pemecahan Ach
10
11
Pada Miastenia gravis dengan ptosis diberikan kaca mata khusus yang
dilengkapi dengan pengkait kelopak mata.Bila otot-otot leher yang kena,
diberikan penegak leher. Juga dianjurkan untuk menghindari panas matahari,
mandi sauna, makanan yang merangsang, menekan emosi dan jangan minum
obat-obatan yang mengganggu transmisi neuromuskuler seperti B-blocker,
derivate kinine, phenintoin, benzodiazepin, antibiotika seperti aminoglikosida,
tetrasiklin dan d-penisilamin.
12
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai
oleh suatu kelemahan abnormal dan progresif pada otot rangka yang dipergunakan
secara terus-menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas. Penyakit ini
timbul
karena
adanya
gangguan
dari
Synaptictransmission
atau
pada
III.II Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan sebagai pedoman
bagi pembaca baik tenaga kesehatan khususnya perawat dalampemberian asuhan
keperawatan secara professional. Selain itu pembaca diharapkan dapat
mengaplikasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk menghindari
penyakit Miastenia gravis ini. Mungkindalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penyusunan makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
40-42
Mubarak,
Husnul.
2008.
Miastenia
gravis.
14
KASUS
Bapak jones adalah pelanggan reguler di toko saya, dia menyerahkan resep
kepada saya. Bapak jones memiliki beberapa kesulitan dengan resep karena dia
tidak bisa fokus dengan baik karena kelopak matanya terkulai, dan tangannya
lemah. Baru-baru ini dia mengambil pensiun dini dari pekerjaan nya sebagai
petugas kantor karena ia mendapatkan extreme. Bapak jones merasa lelah pada
otot-ototnya, terutama sepanjang hari di tempat kerja nya. Kelelahan improve dan
sedang istirahat. ia telah berbicara dengan saya beberapa bulan yang lalu tentang
kelelahan yang dia rasakan dan dia berpikir bahwa mungkin diakibatkan karena
stres atau diet yang salah, karena ia telah bekerja seharian untuk menyelesaikan
waktu kerja nya. ia membeli beberapa multivitamin gingseng. Tapi rasa lelah nya
tidak berkurang kecuali bila ia beristirahat dalam beberapa hari.
Bapak jones diminta oleh ahli saraf di rumah sakit setempat untuk
menjalankan beberapa tes dan meminta GP untuk menuliskan resep nya yaitu
pyridostigmine bromide 60 mg tablets. Bapak jones awal nya meminum obat 4
kali sehari setengah tablet. Selanjut nya sampai enam tablet sehari . jika otot nya
masih mengalami kelemahan maka GP meresepkan kembali tablet hiosin
botylbromide 10 mg dua tablet diminum empat kali sehari.
Penyelesaian Kasus
Subjective :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Keluhan
: Bapak jones
: : laki-laki
: lelah, stress, diet yang salah, kelopak matanya
Dari gelaja yang di tunjukkan oleh pasien seperti : lelah, stress, kelopak
matanya terkulai dan tangannya lemah, pasien di diagnosis menderita
penyakit myastenia gravis kelas IIB karena di tunjukkan dengan gejalagejala okular,aktifitas yang terbatas dan respon terhadap terapi obat yang
kurang memuaskan.
Plan
Terapi Farmakologi
15
16