OLEH :
NUR SYAMSIYAH
1301061
Merupakan suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai kelemahan dan kelelahan otot-otot
rangka akibat defisiensi reseptor asetilkolin pada sambungan neuromuscular.
Hal ini dapat terjadi akibat gangguan sistem saraf perifer yang ditandai dengan pembentukan
autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin yang terdapat di daerah motor and-plate otot rangka.
Autoantibodi igG secara kompetitif berikatan dengan reseptor asetilkolin dan mencegah
peningkatan asetilkolin ke reseptor sehingga mecegah kontraksi otot.
Dapat menyebabkan kelemahan otot yang mengontrol gerakan bola mata atau dapat
mempengaruhi seluruh tubuh.
Antibodi
ini
menempati
reseptor
akibatnya
asetik
kolin
tidak
bisa
Patofisiologi
Miastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu kelemahan abnormal dan progresif pada otot
rangka yang dipergunakan secara terus-menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas.
Penyakit ini timbul karena adanya gangguan dari synaptictransmission atau pada neuromuscular junction.
Gangguan tersebut akan mempengaruhi transmisi neuromuscular pada otot tubuh yang kerjanya di bawah kesadaran
seseorang (volunter).
Karakteristik yang muncul berupa kelemahan yang berlebihan, dan umumnya terjadi kelelahan pada otot-otot volunter
dan hal itu dipengaruhi oleh fungsi saraf cranial.
transmisi neuromuskuler yang disebabkan oleh hambatan dan destruksi reseptor asetilkolin oleh autoantibodi.Sehingga
dalam hal ini, miastenia gravis merupakan penyakit autoimun yang spesifik organ.
Klasifikasi Miastenia
Gravis
Kelompok IV:
Miastenia
berat lanjut
Kelompok I:
Miastenia
okular
Kelompok
IIA:
Miastenia
umum
ringan
Kelompok III:
Miastenia
berat akut
Kelompok
IIB:
Miastenia
umum
sedang
Penyebab
kemungkinan dipicu oleh infeksi, operasi, atau penggunaan obat-obatan
tertentu, seperti nifedipine atau verapamil (digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi), quinine (digunakan untuk mengobati malaria),
dan procainamide (digunakan untuk mengobati kelainan ritme jantung).
Neonatal myasthenia terjadi pada 12% bayi yang dilahirkan oleh wanita
yang mengalami myasthenia gravis. Antibodi melawan acetylcholine,
yang beredar di dalam darah, bisa lewat dari wanita hamil terus ke
plasenta menuju
Pengobatan
1. Mempengaruhi
transmisi neuromuskuler:
a. Istirahat
b. Memblokir pemecahan
Ach
2. Mempengaruhi proses
imunologik
a. Timektomi
b. Kortikosteroid
c. Imunosupresif
d. Plasma exchange
Kasus
Bapak jones adalah pelanggan reguler di toko saya, dia menyerahkan resep kepada
saya. Bapak jones memiliki beberapa kesulitan dengan resep karena dia tidak bisa
fokus dengan baik karena kelopak matanya terkulai, dan tangannya lemah. Barubaru ini dia mengambil pensiun dini dari pekerjaan nya sebagai petugas kantor
karena ia mendapatkan extreme. Bapak jones merasa lelah pada otot-ototnya,
terutama sepanjang hari di tempat kerja nya. Kelelahan improve dan sedang
istirahat. ia telah berbicara dengan saya beberapa bulan yang lalu tentang kelelahan
yang dia rasakan dan dia berpikir bahwa mungkin diakibatkan karena stres atau diet
yang salah, karena ia telah bekerja seharian untuk menyelesaikan waktu kerja nya.
ia membeli beberapa multivitamin gingseng. Tapi rasa lelah nya tidak berkurang
kecuali bila ia beristirahat dalam beberapa hari.
Penyelesaian Kasus
Subjective :
Nama
: Bapak jones
Umur
: Jenis kelamin
: laki-laki
Keluhan : lelah, stress, diet yang salah, kelopak matanya terkulai, dan tangannya lemah
Objective :
-
Assessment:
Dari gelaja yang di tunjukkan oleh pasien seperti : lelah, stress, kelopak matanya terkulai dan
tangannya lemah, pasien di diagnosis menderita penyakit myastenia gravis kelas IIB karena di
tunjukkan dengan gejala-gejala okular,aktifitas yang terbatas dan respon terhadap terapi obat
yang kurang memuaskan.
Plan
Terapi Farmakologi
pyridostigmine bromide teblets. Awalnya 4 x 1 hari
setengah tablet, kemudian dilanjut 6 x 1 hari.
hiosin botylbromide 10 mg 4 x 1 hari 2 tablet
Terapi Non-Farmakologi
Periode istirahat yang sering selama siang hari yang
berfungsi untuk menghermat energi.
Hindari/kurangi aktivitas yang berat.
Hindari Stress
Konsumsi makanan yang bergizi.