BLOK 5
WORKLOAD
Disusun oleh :
Nama : Mafazi Nataza Putra
NIM : 702015034
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa
karena
atas
berkat
rahmat
yang
diberikan-Nya
kami
dapat
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini, serta berbagai sumber yang telah kami
gunakan sebagai data dan fakta pada laporan ini. Kami juga berterima kasih
kepada drg. Nursiah Nasution, M.Kes yang telah memberikan pedoman dalam
melakukan pratikum dan membuat laporan hasil pratikum.
Kami menyadari akan kekurangan dalam penulisan laporan ini. Maka dari
itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan
isi dari laporan ini. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, serta
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam laporan ini. Akhir
kata, apabila ada kesalahan kata-kata, kami meminta maaf dan diharapkan laporan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................1
Daftar Isi...........................................................................................................2
Daftar Lampiran................................................................................................3
Bab I : Pendahuluan..........................................................................................4
Bab II : Tinjauan Pustaka..................................................................................5
Bab III : Metode Pengambilan Data.................................................................9
Bab IV : Hasil dan Pembahasan.......................................................................12
Bab V : Kesimpulan dan Saran.........................................................................24
Lampiran...........................................................................................................26
Daftar Pustaka...................................................................................................31
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Hasil Praktikum Kelompok 1..................................................................26
Tabel Hasil Praktikum Kelompok 2..................................................................27
Tabel Hasil Praktikum Kelompok 3..................................................................28
Tabel Hasil Praktikum Kelompok 4..................................................................29
Tabel Hasil Praktikum Kelompok 5..................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia kedokteran, denyut nadi atau denyut jantung memiliki peranan
penting sebagai indikator untuk menilai keadaan sistem kardiovaskular seseorang.
Denyut jantung berhubungan dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam
bidang medis untuk mengetahui dengan cepat kesehatan dan kebugaran seseorang
secara umum.
Denyut jantung normal setiap individu berbeda-beda tergantung waktu saat
mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga dan
sebagainya). Variasi detak jantung terjadi akibat variasi jumlah kebutuhan oksigen
tubuh.
Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat denyut nadi yang normal
yaitu 60-100 denyut/menit . Denyut jantung yang rendah saat istirahat (masih
batas normal) pada umumnya memiliki fungsi jantung yang lebih efisien dan
kesehatan pada sistem kardiovaskularnya lebih baik.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung seseorang, yaitu
aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang , suhu udara disekitar, posisi
tubuh (berdiri atau berbaring), tingkat emosi, ukuran tubuh, serta obat yang
sedang dikonsumsi. Olahraga dan aktivitas fisik dapat meningkatkan denyut nadi
seseorang.
Waktu yang tepat untuk mengecek denyut nadi adalah ketika bangun pagi dan
sebelum melakukan aktivitas apapun. Pada saat itu, kita masih rileks dan tubuh
pun masih terbebas dari zat-zat pengganggu seperti nikotin dan kafein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Adiputra (1998), secara umum beban kerja dibedakan menjadi dua
kelompok besar yaitu:
1) External load atau stressor adalah beban kerja yang berasal dari pekerjaan
yang sedang dilakukan, yang mempunyai ciri khusus yang berlaku untuk
semua orang. Yang termasuk dalam external load ini adalah task,
organisasi dan lingkungan;
2) Internal load atau functional load / strain adalah reaksi tubuh seseorang
terhadap suatu external load yang diberikan. Untuk mengetahui pengaruh
external load, dapat diukur melalui denyut nadi/jantung.
Menurut Rodahl (1989) beban kerja fisik yang terpapar pada tenaga kerja dapat
diukur secara objektif dengan cara:
a) Pengukuran secara langsung kebutuhan energi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut. Misalnya, dengan mengukur jumlah
konsumsi oksigen yang diperlukan selama bekerja dengan analisis
ekspirasi;
b) Secara tidak langsung dengan merekam denyut nadi selama kerja. Denyut
nadi merupakan respon fisiologis yang dapat dihitung secara praktis pada
saat ingin mengetahui beban kerja seseorang, karena untuk mengetahui
jumlah denyut nadi
masing-masing
dihitung
berdasarkan
denyut
nadi
radialis
dipergelangan tangan kiri dalam 30 detik dan hasilnya dikalikan dua yang
dilakukan setelah selesai bekerja. Denyut nadi pemulihan memberikan fakta
3. Nadi Kerja: adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi
kerja.
Dimana untuk menentukan %CVL diketahui bahwa denyut nadi maksimum
adalah 220/menit (-umur) untuk laki-laki dan 200- umur/menit untuk wanita. Dari
hasil perhitungan %CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi yang
telah ditetapkan sebagai berikut:
BAB III
METODE PENGAMBILAN DATA
Dalam mengukur denyut nadi beberapa hal yang harus diingat:
a. Gunakan jari paling sensitif agar denyutnya terasa jelas, yaitu jari telunjuk
dan jari tengah.
b. Lakukan pengukuran dengan mempalpasi arteri radialis dengan telapan
tangan yang mempalpasi berada di belakang pergelangan tangan, usahakan
jangan memberi beban pada pembuluh darah.
c. Posisikan lengan setinggi jantung.
d. Jangan menekan terlalu keras agar pembuluh darahnya tidak tertekan
sepenuhnya.
Berikut beberapa pengukuran yang dilakukan
Energy
Work load
consumption
expenditure
work
(liter/min)
(cal/min)
(beats/min)
Light
0,5 1,0
2,5 5,0
60 100
Moderate
1,0 1,5
5,0 7,5
100 125
Heavy
1,5 2,0
7,5 10,0
125 150
Very heavy
2,0 2,5
10,0 12,5
150 - 175
Berdasarkan table tersebut dapat ditentukan kategori work load seseorang
kemudian menghitung energy expenditure dengan rumus berikut:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengumpulan Data Kelompok 1
Berdasarkan hasil yang ada kelompok 1 yang beranggotakan 15 orang
memiliki tingkat cardiovascular load di bawah 30 % dengan rata-rata 25,6%.
Artinya, kelompok 1 tidak mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan,
yaitu berjalan selama 10 menit. Tingkat cardiovascular load sangat dipengaruhi
oleh denyut nadi kerja. Semakin tinggi denyut nadi kerja atau working heart rate,
semakin tinggi cardiovascular load. Selain, itu umur bersama denyut nadi
istirahat atau resting heart rate memiliki peranan penting.
Pada kelompok 1 ada dua orang yang memiliki cardiovascular load melebihi
30%, yang artinya mereka telah mengalami kelelahan setelah melakukan kegiatan
yang dibebankan pada tubuh mereka, sehingga tubuh perlu diistirahatkan untuk
menghindari kelelahan yag lebih parah. Diperlukan pembiasaan atas kegiatan
yang dilakukan mereka, sehingga tubuh tidak dengan mudah mengalami kelelahan
(kelebihan beban).
Perbedaan cardiovascular load juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita
pada kelompok 1 memiliki rata-rata 25,35%, sedangkan laki-laki memiliki ratarata 26.57%. Artinya, pada kelompok 1, laki-lakinya lebih cepat mengalami
kelelahan disbanding yang perempuan saat menerima beban kerja.
Selain itu, tingkat penggunaan energy dan konsumsi oksigen yang berbedabeda. Tingat energy dan oksigen dipengaruhi oleh denyut nadi kerja. Denyut nadi
kerja yang telah dibagi menjadi beberapa tingkatan memiliki arti tingkat beban
kerja terhadap tubuh. Semakin tinggi denyut nadi kerja maka semakin tinggi
penggunaan oksigen dan energy, namun beban yang diberikan berarti semakin
tinggi. Pada salah satu anggota kelompok 1, beban kerja dianggap sangat berat
(very heavy) oleh tubuhnya, karena working heart rate yang mencapai 165 kali
per menit, sedangkan sebagian anggota lain menggolongkan pekerjaan yang
dilakukan merupakan pekerjaan ringan (light) dengan denyut nadi kerja yang
tidak mencapai 100 kali per menit)
tidak
diperbolehkan
beraktivitas.
Pengukuran
cardiovascular
biasanya
sedangkan 14
antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja dalam waktu
singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur kemampuan
berkerja seseorang secara fisik.
Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori
workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan
perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen
consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan
didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart
rate.
Kelompok 3 terdiri atas 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 10 orang
berjenis kelamin perempuan. Usia pada data kelompok 3 beragam, terdiri atas 2
orang berusia 19 tahun, 5 orang berusia 18 tahun, 6 orang berusia 17 tahun, dan 1
orang berusia 16 tahun. Denyut nadi istirahat pada data kelompok 4 beragam
dengan denyut nadi istirahat terendah 73 denyut/menit pada naracoba perempuan
berusia 17 tahun (naracoba 5), dan denyut nadi istirahat tertinggi 91 denyut/menit
pada naracoba laki-laki berusia 17 tahun (naracoba 4), sehingga dapat
disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu
berpengaruh. Keseluruhan denyut nadi istirahat pada naracoba dinyatakan normal
karena berkisar antara 60-100 denyut/menit. Denyut nadi rata-rata data kelompok
3 adalah 81 denyut/menit.
Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi istirahat.
Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 86 denyut/menit pada naracoba
13 (perempuan, 18 tahun), sedangkan denyut nadi kerja tertinggi yaitu 140
denyut/menit pada naracoba 14 (perempuan, 18 tahun). Denyut nadi kerja ratarata data kelompok 3 adalah 110 denyut/menit.
Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut
nadi
maksimal
didapatkan
persentase
cardiovascular
load.
Persentase
antara 5 kategori, antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja
maksimal
didapatkan
persentase
cardiovascular
load.
Persentase
tergolong dalam kategori light, dengan denyut nadi kerja 70 dan 82 denyut/menit,
energy expenditure 1,4 dan 3,12 cal/menit, serta oxygen consumption sebesar 0,5
dan 0,62 liter/menit. Sedangkan, naracoba 1, 3, 6, 8, dan 13 tergolong kategori
heavy dengan rentang denyut nadi kerja 125 hingga 150 denyut/menit, energy
expenditure 7,5 hingga 10,0 cal/menit, serta oxygen consumption 1,5 hingga 2,0
liter/menit. Naracoba lainnya (2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14) tergolong dalam
moderate. Naracoba yang tergolong dalam kategori heavy juga termasuk dalam
kategori diperlukan perbaikan pada persentase cardiovascular load. Hal tersebut
berarti, naracoba tersebut tidak cukup mampu melaksanakan kerja yang diberikan.
Sedangkan, naracoba yang tergolong light dan moderate merupakan naracoba
dengan kategori tidak terjadi kelelahan pada persentase cardiovascular sehingga
mampu melaksanakan kerja dan masih dapat diberi penambahan pada kerjanya.
Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang beragam.
Pada data, RHR paling rendah adalah 99 pada naracoba 10, sedangkan RHR
paling tinggi adalah 138 pada naracoba 4. Dari perhitungan RHR dan denyut nadi
istirahat dapat ditemukan upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian
akan didapatkan target heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan
semakin tinggi kemampuan kerja naracoba. Pada data kelompok 4, naracoba 3 dan
10 memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 173, sedangkan naracoba dengan
target heart rate terendah adalah naracoba 4 dengan nilai 161.
5. Hasil Praktikum Workload Kelompok 5
Pada kelompok 5, rentang hasil pengukuran denyut nadi istirahat normal, yaitu
antara 60-107denyut/menit. Denyut nadi maksimal dari tiap anggota berkisar
antara 201 hingga 203 dikarenakan faktor usia, sedangkan denyut nadi kerja
berada di antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi maksimal yaitu antara 100120. Melalui denyut nadi istirahat, denyut nadi kerja, dan denyut nadi maksimal,
ditemukan persentase cardiovascular load. Persentase cardiovascular load
terbagi atas 5 kategori, antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan,
kerja dalam waktu singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan
beraktivitas. Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur
kemampuan berkerja seseorang secara fisik.
Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan kategori
workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan
perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen
consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan
didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart
rate.
Kelompok 5 terdiri atas 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 12 orang
berjenis kelamin perempuan. Usia pada data kelompok 5 beragam, terdiri atas 5
orang berusia 19 tahun, 1 orang berusia 17 tahun, dan 10 orang berusia 18 tahun.
Denyut nadi istirahat pada data kelompok 5 beragam dengan denyut nadi istirahat
terendah 66 denyut/menit pada naracoba laki-laki berusia 18 tahun (naracoba 3),
dan denyut nadi istirahat tertinggi pada naracoba perempuan 107 denyut/menit
berusia 19 tahun yang lainnya (naracoba 11), sehingga dapat disimpulkan denyut
nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu berpengaruh.
Keseluruhan denyut nadi istirahat pada 15 naracoba dinyatakan normal karena
berkisar antara 60 hingga 100 dan 1 naracoba memiliki denyut nadi istirahat di
atas 100. Tinggi rendahnya denyut nadi seseorang dapat dipengaruhi beberapa
factor diantaranya aktivitas fisik, kebugaran tubuh, suhu udara disekitar, posisi
tubuh, tingkat emosi. Denyut nadi rata-rata data kelompok 5
adalah 88
denyut/menit.
Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi istirahat.
Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 100 pada naracoba 1 dan 7
(perempuan), sedangkan denyut nadi tertinggi pada 4 naracoba (perempuan) yaitu
120. Denyut nadi kerja rata-rata data kelompok 5 adalah 111 denyut/menit.
Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan denyut
nadi
maksimal
didapatkan
persentase
cardiovascular
load.
Persentase
denyut
nadi maksimal,
ditemukan
persentase
antara lain tidak terjadi kelelahan, diperlukan perbaikan, kerja dalam waktu
singkat, diperlukan tindakan segera, dan tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pengukuran cardiovascular biasanya dilaksanakan untuk mengukur kemampuan
berkerja seseorang secara fisik.
Selain itu, melalui pengukuran denyut nadi kerja dapat ditentukan
kategori workload antara lain light, moderate, heavy, dan very heavy. Berdasarkan
perhitungan perbandingan akan ditemukan energy expenditure dan oxygen
consumption. Melalui denyut nadi maksimal dan denyut nadi istirahat akan
didapatkan reserve heart rate, upper heart rate, lower heart rate, dan target heart
rate.
Kelas Beta terdiri atas 19 orang berjenis kelamin laki-laki dan 57 orang
berjenis kelamin perempuan. Usia anak kelas Beta beragam, terdiri atas 14 orang
berusia 19 tahun, 14 orang berusia 17 tahun, dan 3 orang berusia 16 tahun, 45 dan
orang berusia 18 tahun. Denyut nadi istirahat pada anak kelas beta beragam
dengan denyut nadi istirahat terendah 65 denyut/menit pada naracoba perempuan
berusia 18 tahun (naracoba 45), dan denyut nadi istirahat tertinggi pada naracoba
perempuan 107 denyut/menit berusia 19 tahun (naracoba 72), sehingga dapat
disimpulkan denyut nadi istirahat pada rentang usia yang rendah tidak begitu
berpengaruh. Keseluruhan denyut nadi istirahat pada anak kelas beta dengan 76
naracoba dinyatakan normal karena berkisar antara 60 hingga 100 dan 3 naracoba
memiliki denyut nadi istirahat di atas 100. Tinggi rendahnya denyut nadi
seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya aktivitas fisik,
kebugaran tubuh, suhu udara disekitar, posisi tubuh, tingkat emosi.
Denyut nadi kerja pada data lebih tinggi dibandingkan denyut nadi
istirahat. Pada data hasil, denyut nadi kerja terendah yaitu 80 denyut/menit pada
naracoba 1,4,22 dan 45 (perempuan) dengan rata-rata berusia 18 tahun, sedangkan
denyut nadi tertinggi pada naracoba 14 (perempuan) yaitu 168 denyut/menit.
Melalui perhitungan dari denyut nadi kerja, denyut nadi istirahat, dan
denyut nadi maksimal didapatkan persentase cardiovascular load. Persentase
cardiovascular load pada data menyatakan ada 10 naracoba yang dikategorikan
diperlukan perbaikan karena persentase hasil berada diantara 30% dan 60%,
sedangkan
persentase hasil berada dibawah 30%. Ada juga 1 naracoba yang dikategorikan
kerja dalam waktu singkat karena persentase hasil berada diatas 60%.
Berdasarkan perhitungan perbandingan denyut nadi kerja pada kategori
yang ditentukan, didapatkan 26 naracoba dengan kategori light, 42 naracoba
dengan kategori moderate, 7 naracoba dengan kategori heavy, dan 1 naracoba
dengan kategori verry heavy. Naracoba yang tergolong light dan moderate
merupakan naracoba dengan kategori tidak terjadi kelelahan pada persentase
cardiovascular sehingga mampu melaksanakan kerja dan masih dapat diberi
penambahan pada kerjanya.
Perhitungan reserve heart rate (RHR) pada data memiliki hasil yang
beragam. Pada data, RHR paling rendah adalah 94 pada naracoba 72 (perempuan)
dengan usia 19 tahun, sedangkan RHR paling tinggi adalah 137 pada naracoba 45
(perempuan). Dari perhitungan RHR dan denyut nadi istirahat dapat ditemukan
upper heart rate dan lower heart rate yang kemudian akan didapatkan target
heart rate. Semakin tinggi target heart rate menyatakan semakin tinggi
kemampuan kerja naracoba. Pada data kelas Beta, naracoba 17 (perempuan)
memiliki target heart rate tertinggi, yaitu 199 sedangkan naracoba dengan target
heart rate terendah adalah naracoba 18 (perempuan) dengan nilai 144.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah
melakukan
praktikum
mengenai
Fisiologi,
maka
dapat
LAMPIRAN
*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali
pada energy expenditure, oxygen consumption, dan % CVL
Keterangan
: JK
= Jenis Kelamin
HR
=Heart Rate
= Laki-laki
CVL
=Cardiovaskular Load
= Perempuan
EE
=Energy Expenditure
UL
=Upper Limit
LL
THR
= Lower Limit
: JK
= Jenis Kelamin
HR
=Heart Rate
= Laki-laki
CVL
=Cardiovaskular Load
= Perempuan
EE
=Energy Expenditure
UL
=Upper Limit
LL
THR
= Lower Limit
*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali
pada energy expenditure dan oxygen consumption
Keterangan
: JK
= Jenis Kelamin
HR
=Heart Rate
= Laki-laki
CVL
=Cardiovaskular Load
= Perempuan
EE
=Energy Expenditure
UL
=Upper Limit
LL
THR
= Lower Limit
*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali
pada energy expenditure dan oxygen consumption
Keterangan
: JK
= Jenis Kelamin
L
= Laki-laki
P
= Perempuan
RHR = Reserve Heart Rate
LL
= Lower Limit
HR
=Heart Rate
CVL
EE
UL
THR
=Cardiovaskular Load
=Energy Expenditure
=Upper Limit
=Target Heart Limit
*Hasil perhitungan dibulatkan sehingga angka dibelakang koma tidak ada, kecuali
pada energy expenditure dan oxygen consumption
Keterangan
: JK
= Jenis Kelamin
L
= Laki-laki
P
= Perempuan
RHR = Reserve Heart Rate
LL
= Lower Limit
HR
=Heart Rate
CVL
EE
UL
THR
=Cardiovaskular Load
=Energy Expenditure
=Upper Limit
=Target Heart Limit
DAFTAR PUSTAKA