Anda di halaman 1dari 9

Faktor yang Mempengaruhi Angka Kematian Ibu di Indonesia

Mutiara Rajany (102015129/E3)


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
mutiara.2015fk129@civitas.ukrida.ac.id
Abstark
Di Indonesia

Angka Kematian Ibu dan Bayi sangat memprihatinkan karena

infrastruktur atau pelayanan kesehatan yang belum memadai, jarak antara puskesmas dan
rumah yang terlalu jauh, dan pendidikan yang rendah. Visi Indonesia sehat tahun 2010
adalah Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan

visi, yaitu gambaran,

prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang
yaitu Indonesia Sehat 2010. Adanya Program Millenium Development Goals (MDGs) agar
pemerintah memenuhi kesehatan, khususnya pada daerah terpencil. Terbentuklah pusat
kesehatan masyarakat pada strata satu yang sering disebut Puskesmas, program kesehatannya
terdiri dari Primary Healty Care, Promosi Kesehatan, Spesific Protection, dan Gizi
Kesehatan. Disisi lain supaya Angka Kematian Ibu menurun di ciptakan program yang lebih
spesific yaitu Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Kesehatan Terpadu (Posyandu), Pondok
Bersalin Desa (Polindes), dan Pos Obsetri Neonatal Emergency Dasar (Poned).
Kata Kunci: Primary Healty Care, Millenium Development Goals , Visi, Puskesmas
Pendahuluan
Di Indonesia

Angka Kematian Ibu dan Bayi sangat memprihatinkan karena

infrastruktur atau pelayanan kesehatan yang belum memadai terdapat data sebanyak 390
Angka Kematian Ibu pada Tahun 1994, ini diakibatkan karena jarak antara puskesmas dan
rumah yang terlalu jauh, dan pendidikan yang rendah. Program pembangunan kesehatan di
Indonesia berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, kesehatan ibu
merupakan komponen yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena seluruh
komponen lain dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Jika si ibu sehat makan akan menghasilkan
bayi sehat yang akan menjadi generasi kuat, dan ibu juga menciptakan keluarga sehat dan
bahagia. Ada tiga indikator yang digunakan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu
yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih, dan angka kematian kontrasepsi.1

Pada tahun 2007 terdapat 228 Angka Kematian Ibu. Sedangkan prediksi untuk tahun
2015 adalah 102 per 100.0000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target Millenium
Development Goals (MDGs) dibutuhkan upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan
aktivitas kinerja yang lebih baik agar terciptanya kesehatan ibu dan bayi pada setiap keluarga.
Tujuan penulis adalah agar para pembaca menambah wawasan tentang pentingnya angka
kematian ibu dikarenakan berbagai faktor.
Definisi Angka Kematian Ibu dan Bayi
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah Jumlah kematian ibu akibat
dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada
masa tertentu. Angka pengukuran risiko kematian wanita yang berkaitan dengan peristiwa
kehamilan. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi yang
berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Visi Indonesia sehat tahun 2010
Visi Indonesia sehat tahun 2010 adalah Untuk mewujudkan paradigma sehat
tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang yaitu Indonesia Sehat 2010. Indonesia Sehat 2010
adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu,
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan Sehat
adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang
bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai, perumahan dan pemukiman
sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan kehidupan masyarakat saling tolong
menolong. Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Program Millenium Development Goals (MDGs)
Program Millenium Development Goals (MDGs) adalah hasil dari kesepakatan dari
kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dimulai
dijalankan pada tahun 2000 berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Tujuannya adalah tercapainya suatu kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakan pada
tahun 2015 khususnya pada target Angka Kematian yang mengurangi tiga perempat dari
tingkat kematian Ibu dan tiga perempat dari angka kematian bayi.
Program ini dibuat oleh pemerintah untuk memenuhi kesehatan, khususnya pada
daerah terpencil. Terbentuklah pusat kesehatan masyarakat pada strata satu yang sering

disebut Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota, yang bertanggungjawab menyelanggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah
kerja yang bertujuan untuk mendukung tercapainya pembangunan Kesehatan Nasional yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi yang bertempat tinggal
diwilayah kerja puskesmas.
Program Puskesmas terdiri dari: Primary Healty Care, Promosi Kesehatan, Spesific
Protection, dan Gizi masyarakat.
Primary Healt Care
Primary Healt Care atau pelayanan kesehatan yang utama adalah strategi yang dapat
dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk.
Dalam konsep ini pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat
dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Dan
sasaranya adalah orang yang sehat tapi berisiko contohnya Ibu hamil, Bayi dan lain-lain.
Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dalam ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Dan aspek
dari segi kesehatan yaitu tingkat Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif. Biasanya
promosi ini di laksanakan pada Tatanan RT, Sekolah, Tempat Kerja dan Tempat-tempat
Umum.
Spesific Protection
Spesific Protection adalah tindakan preventif yang dilakukan pada saat masih sehat
sehingga tidak menjadi sakit dengan suatu alat pelindung (Protection) diantaranya
menggunaka sarung tangan, masker, topi, menggunakan Vaksinasi pada penyakit tertentu.
Gizi Masyarakat (community nutrition)
Gizi masyarakat adalah gizi yang berkaitan dengan gangguan gizi pada kelompok
masyarakat. Dokter atau staf medis melakukan upaya pendekatan Kuratif.
Adapun Fungsi Zat Gizi Memberi energi (zat pembakar) seperti Karbohidrat, lemak, dan
protein untuk melakukan kegiatan atau aktivitas. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh (zat pembangun) seperti Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel
baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak. Dan Mengatur proses dalam tubuh (zat
pengatur) Salah satu contohnya Protein yaitu bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam
sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh.
Antenatal Care

Salah satu sasaran Puskesmas adalah Ibu hamil karena dibutuhkannya Antenacal Care
(ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental fisik
ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian air susu
ibu dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Ibu hamil dianjurkan untuk
mengunjungi Bidan/Dokter sedini mungkin untuk mendapatkan asuhan antenatal yang lebih
lengkap. Seperti Memastikan kehamilan melalui alat konvensional atau yang modern seperti
ultrasonografi (USG), bidan atau dokter akan memastikan kehamilan, memastikan apakah
kehamilan berada di rahim, posisi kehamilan perlu diketahui sedini mungkin dengan USG,
agar bila terjadi sesuatu dapat dilakukan tindakan sedini mungkin, mengetahui usia
kehamilan yang berguna untuk memperkirakan kapan prediksi kelahiran.
Mengetahui perkembangan janin karena perkembangan janin dalam kandungan
merupakan salah satu faktor penentu perkembangan mental intelektual selanjutnya,
meneropong kelainan selama kehamilan sehingga jika dicurigai ada kelainan janin, dapat
dilakukan upaya seperti amniocenesis, yakni mengambil cairan ketuban (amnion) dan
menganalisa kromosomnya, mengetahui posisi bayi. Dalam hal ini, dokter atau bidan dapat
mengetahui posisi janin, terutama pada trimester 3. Misalnya bayi sungsang atau melintang.
Tujuannya agar ibu dan bayi mendapat pertolongan yang tepat ketika waktu
persalinan tiba. Kemudian, mengetahui apa saja penyakit kehamilan. Seiring bertambahnya
usia kehamilan, beban organ tubuh ibu akan semakin bertambah. Beberapa gangguan yang
mungkin muncul antara lain: Kadar hemoglobin (Hb) rendah, Diabetes gestasional, Preeklampsia/ eklampsia, dan Tanda bahaya pada kehamilan misalnya Perdarahan vaginal,
bengkak muka atau jari, nyeri kepala berat atau lama, penglihatan kabur, muntah terusterusan, demam, nyeri waktu kencing, keluar cairan banyak dari vagina, gerak anak
bertambah atau hilang.
Penyuluhan tentang Sehat dan Sakit
Sehat adalah suatu keadaan atau kualiatas dari organ tubuh yang berfungsi secara
wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Untuk menghasilkan
perilaku hidup yang sehat dan bersih

harus memperhatikan sepuluh indikator yaitu,

persalinan ditolong tenaga kesehatan, memberi bayi air susu ibu eksekutif, menimbang bayi
dan balita, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan airbersih dan sabun,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik dirumah, makan buah dan sayur setiap hari,
melakukan olahraga setiap hari, dan tidak merokok didalam rumah.

Sakit adalah penyimpangan dari keadaan yang optimal, sakit itu berasal dari perilaku
hidup yang tidak sehat dan menimbulkan suatu penyakit yang proses gangguanya pada tubuh
(fisik), gangguan psikologis, (mental) dan gangguan tingkah laku (behaviour). Bibit-bibit
penyakit akan menyerang tubuh contohnya virus, bakteri, jamur, ricketsia, protozoa dan
metazoa. Jika bibit-bibit penyakit ini dibiarkan akan mengganggu kesehatan khususnya pada
Ibu dan Bayi.
Posyandu
Posyandu melibatkan peran serta masyarakat untuk imunisasi lengkap ibu hamil dan
anak balita, memanfaatkan sarana dan kesehatan, menjadi peserta dan sehat menuju Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JKRS), melakukan kesehatan mandiri. Sebelum masuk kesistem
lima meja terlebih dahulu persiapan rapat kader, tempat: Rw 3, dikantor rw. Waktu: Sabtu 27
oktober 2015. Petugas: Kader A,B, dan C. Perlengkapan: Bu Rt 1,2,3,6,9,11. Pulikasi: Rt
1,2,3,6,9,11.
Sistem lima Meja Posyandu adalah: Meja 1: Pendaftaran, Ibu balita/ibu hamil/ibu
meneteki menyerahkan kartu menuju sehat kepada kader, kader mencatat nama pasien pada
buku catatan dan menyerahkan kembali kartu menuju sehat beserta secarsik kertas kosong
untuk mencatat hasil penimbangan balita ibu hamil/ibu meneteki. Kegiatan Meja 2:
Penimbangan balita/ibu hamil/ibu meneteki kader mencatat hasil penimbangan pada secarik
kertas kosong yang dibawa Ibu balita/ibu hamil/ibu menetek. Ibu balita/ibu hamil/ibu
meneteki dipersilahkan menghubungi meja 3.
Kegiatan Meja 3: Pencatatan hasil hasil balita/ibu hamil/ibu meneteki dalam secarik
kertas dicatat dalam buku registrasi dan dibuatkan grafik di kartu menuju sehat. Secarik
kertas berisis catatan hasil penimbangan diarsipkan. Ibu balita/ibu hamil/ibu meneteki
dipersilahkan menuju meja 4. Kegiatan Meja 4: Penyuluhan untuk semua orang tua balita.
Mintalah kartu menuju sehat anak, perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.
Kemudian ibu balita diberi penyuluhan. Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga
agar ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama kehamilan pada
petugas kesehatan atau bidan Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya
ASI, kapsul iodium/garam iodium dan vitamin A. Kegiatan Meja 5: pelayanan Imunisasi,
Antenacal Care Bumil, dan KB ibu meneteki.
Penyebab Angka Kematian Ibu
Kematian ibu/ maternal mortality, merupakan salah satu indikator dari kesejahteraan
suatu bangsa. Hal ini karena apabila ditinjau dari penyebabnya, kematian ibu merupakan

suatu permasalahan yang kompleks. Penyebab kematian ibu telah dirinci menjadi dua, yaitu
penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.
Penyebab langsung yaitu: Pendarahan (42%), Eklampsi/Preeklampsi (13%), Abortus
(11%), Infeksi (10%), Partus lama/persalinan macet (9%), Penyebab lain (15%). Penyebab
tidak langsung diantaranya: Pendidikan yang kurang, Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya.
Empat Terlalu dalam Melahirkan (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering) dan Tiga Terlambat
(terlambat mengambil keputusan, terlambat dalam pengiriman ke tempat rujukan, dan
terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan).
Pendidikan, pendidikan ibu berpengaruh pada sikap dan perilaku dalam pencapaian akses
informasi yang terkait dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu. Masih banyak ibu
dengan pendidikan rendah terutama yang tinggal di pedesaan yang menganggap bahwa
kehamilan dan persalinan adalah kodrat wanita yang harus dijalani sewajarnya tanpa
memerlukan perlakuan khusus (pemeriksaan dan perawatan).
Sosial ekonomi dan social budaya yang masih rendah, pengaruh budaya setempat masih
sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan ibu serta biaya dalam upaya pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan ibu. Contoh: budaya Indonesia mengutamakan kepala keluarga
untuk mendapat makanan bergizi, dan ibu hamil hanya sisanya.
Empat (4) terlalu dalam melahirkan: Terlalu muda (batasan reproduksi sehat 20 35
tahun), Terlalu tua (kehamilan berisiko pada usia di atas 30 tahun), Terlalu sering (jarak ideal
untuk melahirkan: 2 tahun), Terlalu banyak (jumlah persalinan di atas 4).
Ada Tiga (3) terlambat yaitu: Terlambat mengambil keputusan sering dijumpai pada
masyarakat kita, bahwa pengambil keputusan bukan di tangan ibu, tetapi pada suami atau
orang tua, bahkan pada orang yang dianggap penting bagi keluarga. Hal ini menyebabkan
keterlambatan dalam penentuan tindakan yang akan dilakukan dalam kasus kebidanan yang
membutuhkan penanganan segera. Keputusan yang diambil tidak jarang didasari atas
pertimbangan factor social budaya dan factor ekonomi. Terlambat dalam pengiriman ke
tempat rujukan, keterlambatan ini paling sering terjadi akibat factor penolong (pemberi
layanan di tingkat dasar). Terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan, keterlambatan dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan masalah di tingkat layanan rujukan.
Kurangnya sumber daya yang memadai, sarana dan prasarana yang tidak mendukung dan
kualitas layanan di tingkat rujukan, merupakan factor penyebab terlambatnya upaya
penyelamatan kesehatan ibu.
Penyebab Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi atau infant mortality rate merupakan indikator yang lazim
digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi
maupun nasioanal. Angka kematian Bayi merujuk pada jumlah bayi yang meninggal pada
fase antara kelahiran hingga bayi yang belum mencapai umur 1 tahun per 1.000 kelahiran
hidup. Saat ini angka kematian bayi di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan negara
ASEAN lainnya. Menurut data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
Angka Kematian Bayi di Indonesia 34 per 1000 kelahiran hidup.
Faktor yang mendukung Angka Kematian Bayi (Mortalitas) adalah sarana kesehatan
yang kurang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan khususnya pasa
ibu yang kurang memperhatikan bayinya, terjadinya berbagai bencana alam, terjadinya
peperangan, terjadinya kecelakaan lalu lintas, dan tindakan bunuh diri atau pembunuhan.
Agar Angka Kematian Ibu Menurun dibuatnya lah suatu program yaitu Pos Obsetri
Neonatal Emergency Dasar (PONED), Pondok Bersalin Desa (PONED), Pos Kesehatan Desa
(POSKESDES).
Pos Obsetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) merupakan kepanjangan dari
Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar. Pos ini dilakukan di Puskesmas induk dengan
pengawasan dokter. Cakupan pada pos ini yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED
Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih. Pos Obsetri Neonatal Emergency Dasar
bertujuan untuk menghindari rujukan para ibu hamil yang lebih dari 2 jam dan untuk
memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.
Pondok Bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk KB didesa. Pondok Bersalin Desa polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa
setempat. Sasaran Pondok Bersalin Desa adalah Bayi berusia kurang dari 1 tahun, Anak
balita usia 1 sampai dengan 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui, Ibu nifas, Wanita usia subur,
Kader, Masyarakat setempat. Cakupan yang ada pada Pondok Bersalin yaitu melihat
keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya, yaitu bidan desa.
Pos Kesehatan Desa

(POSKESDES)

adalah upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan
pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa. Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah. Pelayanan pokesdes meliputi

upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama
bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

Kesimpulan
Angka Kematian Ibu sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia, visi Indonesia
sehat tahun 2010 adalah Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi,
yaitu gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang
akan datang yaitu Indonesia Sehat 2010 oleh karena itu Program Millenium Development
Goals (MDGs) menciptakan program pemerintah untuk memenuhi kesehatan khususnya di
daerah agar mengurangi Angka Kematian Ibu dan Anak. Program ini terdiri dari Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes), Pondok Bersalin Desa (Polindes), dan Pos Obsetri Neonatal Emergency
Dasar (Poned).

1. Wong, Dona L dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2009. Ed 6, Vol 1.hal. 225
2. Brooker,Chris. Ensiklopedia Keperawatan.Penerbit Buku Kedokteran.

EGC:

2008.

Jakarta.Hal.124
3. Ratna supraptisamil. Buku Pintar Ibu dan Bayi . EGC: Jakarta.2009.hal.221
4. Hegner, Barbara R. dkk. 2009 Suatu Proses Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.Edisi 6.hal.125
5. Uripani, Chiristina Lia dkk,. Komunikasi Kebidanan, Jakarta 2005: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.hal.8.
6. Ani Triana, Ika Putri, Rita Afni, Juli Selvi, Buku Ajar Kebidanan Kegawatdaruratan Penuntun
Belajar. Jakarta 2015: Penerbit Buku Kedokteran EGC.hal.35.
7. Heri DJ. Promosi Kesehatan. Jakarta 2014: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Edisi 2.hal.155

Anda mungkin juga menyukai