Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Restorasi Overlay
Overlay adalah suatu restorasi yang menutupi satu atau lebih kuspid dengan
menggabungkan prinsip restorasi ekstrakoronal dan intrakoronal.5,6 Overlay paling
diindikasikan dan secara umum digunakan sebagai restorasi tuang untuk gigi
tunggal.5 Perlindungan yang diberikan merupakan perlindungan keseluruhan kuspid
pada gigi posterior yang telah melemah akibat karies ataupun restorasi terdahulu.
Restorasi ini didesain untuk mendistribusikan tekanan oklusal gigi sebagai cara
meminimumkan kemungkinan faktur dikemudian hari.18
2.1.1
Desain preparasi
2.1.2
Bahan
Restorasi overlay dapat dibuat oleh bahan restorasi langsung dan bahan
restorasi tidak langsung. Bahan restorasi tidak langsung terdiri atas : metal; porcelain;
resin komposit; dan porcelain fused to metal.19
2.2
Restorasi PFM adalah tipe porselen gigi yang paling umum digunakan.20
Berdasarkan perbedaan temperatur ada tiga tipe porselen gigi yaitu; regular felspathic
porcelain (temperatur tinggi 1200-1400 oC), aluminous porcelain (temperatur sedang
1050-1200 oC), dan metal bonding porcelain (temperatur rendah 800-1050 oC). PFM
merupakan metal bonding porcelain.9 PFM terdiri atas beberapa lapisan yang
difusikan secara kimia pada dasar kerangka metal. Substruktur metal mendukung
keramik dan membuat keramik bertahan lama terhadap beban dari kekuatan mulut.20
2.2.1
2.2.2
Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis yang
baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang sesuai dengan
keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan keramik. Ada enam jenis
logam noble (alloy noble) yang sesuai untuk keperluan ini yaitu alloy very high
noble, alloy low noble, alloy high noble dengan kandungan Silver, alloy Palladium
Silver, alloy Palladium Copper, dan alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble
(alloy noble) juga terdapat tiga jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai
untuk keperluan metal-keramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.21
2.2.3
Indikasi
Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :2,3
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic.
b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis.
d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.
e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan
kuspid.
2.2.4
Kontraindikasi
Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :2,3
a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18
tahun.
b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem.
c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking.
d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.
2.2.5
Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang
memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan estetis.
Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi; dan berpotensi
terhadap reaksi galvanik.2,3
2.2.6
Teknik preparasi
Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus
mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk
memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan untuk
membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur yang
berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi yang
diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi restorasi tidak
langsung, antara lain, adalah sebagai berikut :5
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut
dalam dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan
cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk memberikan
retensi maksimal. Posisi gigi yang berdekatan harus dipertimbangkan terhadap
kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung pada gigi yang dipreparasi.
3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan
tekanan yang berasal dari oklusal.
mendekati paralel. 1/3 sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena adanya
pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk menyediakan
ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur gigi yang asli.
5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan
karena jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan
memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan pengurangan
groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah permukaan lereng menjadi
komponen vertikal dan horizontal.
6. Pengurangan
oklusal
harus
mengikuti
outline
tonjol
untuk
2.2.8
Desain Restorasi
maka metal akan melentur di bawah tekanan dan dapat menyebabkan retaknya
porselen. Tetapi ketebalan metal tergantung pada jenis metal yang digunakan.
Ketebalan lapisan opak yaitu 0,1-0,2 mm. Ketebalan minimum dentin dan enamel
porselen yaitu 0,8 mm. Ketebalan bagian insisal porselen yaitu 2 mm gunanya untuk
memberi sifat translusen pada restorasi.22
2.2.9
Desain Coping
Coping adalah suatu tuangan logam tipis yang menutupi seluruh daerah
preparasi gigi seperti mahkota penuh tetapi tidak memberi bentuk anatomis pada
gigi.11 Ada empat kriteria penting yang harus diperhatikan ketika mendesain metal
coping untuk restorasi metal keramik, antara lain, adalah sebagai berikut :11
1. ketebalan metal yang akan dilapisi porselen;
2. daerah pertemuan antara metal dengan porselen;
3. perluasan daerah yang akan dilapisi porselen;
4. desain tepi bagian labial.
Desain tepi coping PFM dapat dibuat sedemikian rupa, diantaranya dapat
berbentuk collar metal, butt joint, dan collarless.12
2.2.9.1
Collar Metal
Collar metal PFM yang disebut juga metal keramik konvensional adalah
desain coping restorasi metal keramik yang mana pada bagian servikal restorasi
terdapat batasan metal. Collar metal tersebut sering ditempatkan pada jaringan
gingiva. Desain ini tidak estetis karena adanya bayangan hitam dari metal pada
jaringan gingiva. Bayangan hitam pada jaringan gingiva ini kelihatan sangat berbeda
dengan jaringan gingiva normal.12,23
2.2.9.2
Butt Joint
Butt joint PFM adalah desain coping restorasi metal-keramik yang mana
seluruh permukaan metalnya dilapisi porselen. Desain ini kurang estetis karena
adanya bayangan gelap pada tepi restorasi.12,23
2.2.9.3
Collarless
Collarless PFM yang disebut juga collar off adalah desain coping restorasi
metal keramik yang mana metal coping berakhir pada dinding aksial korona dan
bagian tepi kavitas hanya dilapisi porselen. Desain ini sangat estetis. Tetapi karena
porselen pada tepi restorasi tidak didukung oleh metal, kemungkinan restorasi ini
tidak tahan terhadap tekanan sementasi dan pengunyahan.12,23 Selain itu, pada bagian
servikal restorasi PFM collarless tidak terlihat bayangan gelap, sehingga kualitas
estetis menjadi lebih baik. Restorasi PFM collarless juga memiliki sifat
biokompatibilitas yang baik. Akumulasi plak pada restorasi ini sangat rendah dan
permukaannya yang halus sangat baik untuk jaringan gingiva. Kelemahan restorasi
PFM collarless adalah pembuatannya yang sulit karena merupakan suatu teknik yang
sensitif serta memerlukan keahlian dan ketelitian dari operator untuk menghasilkan
adaptasi tepi yang baik antara metal dan keramik.13
2.2.10
Teknik pembuatan
Menurut Dykema et al, ada empat teknik pembuatan mahkota collarless PFM,
yaitu : teknik platinum foil, teknik direct liff, teknik refractory die, dan teknik
separating varnish.17 Teknik platinum foil memperlihatkan adaptasi tepi yang baik
(Cooney et al., 1985), namun akhir-akhir ini teknik direct liff menjadi lebih populer
karena pembuatannya yang mudah dan biayanya lebih murah daripada teknik
platinum foil (Prince and Donovan, 1983). Caffee et al, (1991) menyatakan bahwa
teknik direct liff sangat sensitif dan memperlihatkan kerapatan tepi sebesar 0145 m
(Donovan and Prince, 1985; Omar, 1987; Cagidiaco et al., 1991; Lomanto and
Weiner, 1992; Belles et al., 1991; Boyle et al., 1993).25
2.3
menghasilkan tekanan yang paling sedikit di daerah servikal dan memberikan tempat
maksimum untuk porselen dan metal, sehingga porselen dapat dibakar pada tepi
metal dan menghasilkan estetis yang baik.
d. Chamfer atau shoulder bevel. Desain ini lebih sering digunakan oleh
beberapa dokter yang percaya bahwa tepi bevel lebih mudah dalam mendapatkan
cetakannya dan dapat membuat tepi gigi dari restorasi tuang lebih mudah dipolis.
Bevel biasanya dikombinasikan untuk bentuk proksimal box.6 Bevel
tersebut
dalam
preparasi
mahkota
sementara
dan
die.
Chamfer
membutuhkan pengurangan aksial yang minimal dan cocok untuk restorasi allceramic konservatif. Kedalaman preparasi margin shoulder menurut Rouse et al
(2001) berkisar 1-1,5 mm untuk memberikan ketepatan, kedudukan maksimum, dan
estetis yang baik.19
Pada dua penelitian geometri yang dilakukan Hammesfahr (1999 cit Rouse
2001) menunjukkan ketidaksesuaian margin gigi setelah sementasi yang paling
minimal adalah pada preparasi shoulder, yang secara signifikan lebih baik dari
shoulder bevel ataupun chamfer. Desain shoulder menunjukkan distorsi tepi gigi
yang lebih sedikit daripada chamfer karena ketebalan batas margin pada mahkota.
Preparasi shoulder pada restorasi overlay tuang menurut Berry et al (2001)
dipersiapkan pada permukaan eksternal dari kuspid sentrik untuk memberikan lapisan
metal yang melindungi gigi. Bur ditarik sejajar ke permukaan eksternal gigi, tinggi
shoulder 1 mm dan kedalaman aksial 1 mm dipotong. Cavosurface margin harus
diperluas ke arah gingiva sekurang-kurangnya 1 mm melewati kontak oklusal. Sudut
garis oklusoaksial dibuat membulat.6
Preparasi chamfer dibentuk sepanjang batas margin oklusal preparasi kavitas.
Posisi bur membentuk sudut 450 terhadap permukaan aksial. Hal ini memberikan efek
perlindungan pada tonjol.6 Menurut Dykema et al (1986), lebar standar preparasi
chamfer berkisar 0,3-0,5 pada restorasi mahkota metal-keramik.17
2.4
Marginal gap
Marginal gap yang disebut juga sebagai marginal opening, atau margin
discrepancy adalah jarak antara tepi restorasi dan tepi kavitas gigi.11 Marginal gap
sangat mempengaruhi prognosa jangka panjang suatu restorasi gigi, karena ruangan
(marginal opening) yang terjadi dapat menjadi tempat penumpukan plak yang mana
plak tersebut dapat menyebabkan inflamasi jaringan periodontal, karies, dan gagalnya
restorasi. Secara klinik marginal opening yang normal yaitu sebesar 40-120 m.15
Holmes et al cit Limkangwalmongkol et al 2007 menggambarkan pengukuran
marginal fit mahkota pada lokasi yang berbeda sebagai internal gap, marginal gap,
vertical marginal discrepancy, horizontal marginal dicrepancy, overextended
margin, underextended margin, absolute marginal discrepancy, dan seating
discrepancy. Pengukuran yang paling baik adalah absolute marginal discrepancy
karena mengukur kesalahan yang sangat besar dan menggambarkan total pengukuran
kesalahan vertical dan horizontal marginal discrepancy.12
2.4.1
Margin Placement
2.4.2
Margin adaptation
Adalah hubungan antara restorasi yang disemenkan dengan gigi. Hal ini
berpotensi untuk terjadinya karies karena larutnya bahan luting dan perbedaan
kekasaran permukaan. Restorasi yang diadaptasikan secara tepat pada gigi,
berpeluang lebih sedikit dalam menyebabkan karies atau penyakit periodontal.
Adaptasi margin yang benar-benar tepat tidak dapat dilakukan. Seorang ahli yang
berkemampuan tinggi dapat membuat ketepatan margin pada bahan casting sebesar
10 m, dan pada margin porselen sebesar 50 m.
Desain preparasi yang baik mempunyai margin yang rata. Bentuk margin
yang kasar, tidak teratur atau ber-step dapat mengurangi adaptasi margin. Seringkali
margin yang halus akan memudahkan pembuatan cetakan, die, waxing, dan
penyelesaian akhir serta restorasi akan bertahan cukup lama.
2.4.3
Margin Geometry
Adalah bentuk melintang margin gigi, yang disebut juga desain margin.
Bentuk melintang margin sering dianalisa dan dibicarakan. Perbedaan bentuk tersebut
telah digambarkan dan dianjurkan. Ciri-ciri desain margin seharusnya :
a. Mudah dipreparasi tanpa menyebabkan perluasan yang berlebihan atau
menyebabkan enamal tidak terdukung.
b. Mudah dicetak dan dibuat die.
c. Batasnya jelas.
d. Memberi ruang yang cukup untuk bahan restorasi.
e. Struktur gigi konservatif.