Anda di halaman 1dari 9

Bakteri yang sejenis akan berkembang menjadi seperti bulatan-bulatan kecil (koloni) pada media

agar mengandung makanan (garam-garam, serum, vitamin, darah, dan lain-lain).


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari koloni bakteri adalah:

Ada atau tidaknya pigmen

Besarnya (diameter) koloni

Ada penonjolan atau tidak (merata)

Terjadi kekeruhan atau bening, suram atau mengkilat

Permukaan rata (smooth) atau tidak rata (rough)

Pinggiran rata atau tidak

Menjalar atau tidak

Konsistensinya: berlendir atau tidak

Adapun jenis-jenis koloni bakteri ialah berbentuk smooth, rough, menjalar, dan beranyaman.
Berikut ini contoh dari bakteri dari masin-masing koloni:

Koloni smooth : Eschericia coli

Koloni rough : B. subtilis

Koloni menjalar : Proteus mirabilis

Koloni beanyaman : B. mycoides

Gambar 4. Bakteri Eschericia coli


1. Bentuk
Bentuk tubuh atau morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada
umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah
tua. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga bagian besar,yaitu berbentuk kokus,
basilus, dan spirilum.
1. Kokus

Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus muncul dalam
beberapa penataan yang khas bergantung pada spesiesya dan mempunyai beberapa variasi
sebagai berikut:

Mikrococcus, jika kecil dan tunggal (single)

Diplococcus, jka bergandanya dua-dua

Pneumococcus, diplococcuss yang berbentuk lanset, gonococcus adalah diplokokus yang


berbentuk biji kopi.

Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar

Sarcina, jika bergerombol delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus

Staphylococcus, jika bergerombol tak teratur seperti ntaian buah anggur

Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

2) Basilus

o Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang dengan panjang bervariasi dari
2-10 kali diameter kuman tersebut dinamakan basilus. Bakteri ini mempunyai
variasi sebagai berikut:

o Cocobacillus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus


o Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing
o Streptobacillus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen
Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus.
Perbedaan-perbedaan tersebut tampak pada bakteri-bakteri berikut ini:

Clostridium sporogenes, 0,6-0,3 m x 3,0-7,0 m

Pseudomonas sp., 0,5-1,0 m x 2,0-3,0 m

Bacillus megaterium, 0,2-1.5 m x 2,0-4,0 m

Salmonella typhi, 0,6-0,7 m x 2,0-3,0 m

Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau
lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu dengan yang
lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.

3) Spiral

Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang
tidak saling melekat. Spiril adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:

Vibrio, berbentuk batang bengkok

Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan
flagel

Spirochaeta, berbentuk spiral halus, elastik, dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial
filament

Contoh:

Borrelia, berbentuk gelombang

Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur

Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu atau kedua ujungnya.

Gambar 5. Bentuk-bentuk bakteri


1. Ukuran
Satuan ukuran bakteri ialah mikrometer (m), yang setara dengan 1/1000 mm atau 10-3 mm.
bakteri yang paling umum di pelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira
0,5-1,0 x 2,0-5,0 m. Sebagai contoh bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola
mempunyai diaeter yang berkisar dari 0,75 sampai 1 m dan panjang 2 sampai 3 m. sel
beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 m dan diameternya
berkisar dari 0,1 sampai 0,2 m. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma,
ukurannya khas amat kecil, sedemikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah
mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya
berkisar dari 0,1 sampai 0,3 m.
Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif mudah secara tepat.
Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan micrometer ocular, suatu piringan yang diukir
garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan

berpedomakan mikrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja
mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer ocular
akan menampakkan garis-garis yag sudah diketahui ukurannya di atas mkroorganisme yang
diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah
Bentuk lain yang perlu diperhatikan adalah koloni dan jaringan semu. Koloni merupakan
gabungan dua sel atau lebih di dalam satu ruang, seperti pada mikroalga. Koloni pada mikroalga
berbeda dengan koloni bakteri. Koloni pada mikroalga merupakan bentukan yang berperan
sebagai satu individu dan dapat berupa gabungan dari sel yang tidak seketurunan, sedangkan
koloni pada bakteri merupakan gabungan sel-sel sejenis dan masing-masing sel berperan sebagai
satu individu. Bantuk jaringan semu merupakan susunan benang yang membentuk seakan-akan
seperti jaringan tetapi tidak ada deferensiasi atau pembagian fungsi. Jaringan semu terdapat pada
kelompok jamur benang.
Berdasarkan bnetuk morfologinya, maka bakteri dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu golongan
basil, golongan kokus, dan golongan spiril. Basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat
pendek silindris. Sebagian besar bakteri berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan
panjang, bergandeng dua-dua atau terlepas satu sama lain. Yang bergandeng-gandeng
panjang disebut Streptobasil, yang dua-dua disebut diplobasil. Ujung-ujung basil yang terlepas
satu sama lain itu tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu
tajam(Dwidjoseputro, 1990).
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, Prof.Dr.D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta


Irianto, K.2006. Mikrobiologi.Yrama Widya : Bandung
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhamadiyah Malang; Malang

Morfologi bakteri

Berbagai bentuk tubuh bakteri


Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:

Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:[19][20]
o Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
o Diplococcus, jka berganda dua-dua
o Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
o Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
o Staphylococcus, jika bergerombol
o Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:[19][20]
o Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
o Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai

Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai
berikut:[19][20]
o Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
o Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
o Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.[20]

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup
mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.[20]
MASRIFUDDIN RAIS, G 211 05 017. Judul praktikum kali ini adalah Pembuatan Media
Biakan Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat
memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. Adapun dalam percobaan ini, jenis media
yang digunakan adalah jenis media PDA (Potato Dekstrose Agar) yang merupakan media padat
dan tergolong media kompleks. Warna keruh pada dasar erlenmeyer merupakan petunjuk bahwa
jenis bakteri pada medium adalah bakteri anaerob. Cawan Petri dibungkus plastik wapper dan
Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan aluminium foil untuk mencegah kontaminasi
Mikroorganisme yang merugikan. Media yang dipercobakan berhasil karena tidak
terkontaminasi dengan lingkungan sekitarnya
Untuk meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Dalam laboratorium, lingkungan fisik
yang dimaksud adalah media biakan.
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media
biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa
kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Berdasrkan bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan padat. Sedang menurut
susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks dan media sintetik.
Adapun dalam percobaan ini, jenis media yang digunakan adalah jenis media PDA (Potato
Dekstrose Agar) yang merupakan media padat dan tergolong media kompleks.
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan milroorganisme harus dapat
memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme. unsur tersebut berupa garam organik,

sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya
(Soeryowinoto, 1985).
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat . Media padat adalah media biakan
yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan
ada yang bersifat ireversible (tidak dapat dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam
kedokteran, media padat yang bersifat irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient
banyak digunakan dalam media lain.
Bentuk media lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat kimia tertentu dengan
air suling, sedang media yang secara fisik merupakan intermediate antara media cair dan padat,
seperti agar lunak.
Media ada yang bersifat kompleks dan sintetik. Media sintetik adalah media yang semua
komponennya merupakan bahan kimia yang semua komponennya merupakan bahan kimia yang
nyata dan spesifik dari segi kandungannya kurang jelas atau tidak dapat dipastikan, sering
diistilahkan dengan medium kompleks (Soryowinoto, 1985).
Media kompleks seperti agar nutrient disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan
yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan menambahkan air pada suatu produk komersial
berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrient yang dibutuhkan. Pada
praktisnya, semua nutrisi tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk dan juga dalam bentuk
siap pakai di dalam cawan-cawan Petri, tabung atau botol (Hasioetomo, 1986)
Biakan adalah medium yang mengandung organism hidup. Medium itu
mengandung zat-zat makanan untuk bakteri. Berbagai resep ramuan untuk
membuat media telah dibuat untuk memungkinkan untuk tumbuhan jenis-jenis
tertentu. Medium pilihan dan diferensial bermanfaat untuk memisahka berbagai
jenis. http://massofa.wordpress.commikroorganisme_bakteri_&_virus. 04 Oktober
2009
Pembiakan adalah proses memperbanyak mikroorganisme melalui penyedian
lingkungan yang sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat reflika
dirinya, membutuhkan adanya elemen, dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi
harus menyediakan elemen ini dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jewetc,
etc. 2001), demikian pula dengan media sebagai tempat perkembangn biakan
bakteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari nutrisi zat
makanan yang dipakai untuk menumbuhkan bakteri (anonym,
2007).http://bubblehausebandryfamblogspot.com/2009/03/contoh-laporanmikrobiologi.html. 04 Oktober 2009
Klasifikasi media berdasarkan fungsinya, yaitu (1) Enerched media, adalah sejumlah
media umum yang kemudian ditambabahkan dengan darah, serum, ekstra tumbuh-

tumbuhan atau kaldu yang memacu pertumbuhan pathogen. (2) Media selektif,
yaitu media yang menggunakan bahan-bahan kimia yang bersifat memacu
pertumbuhan bakteri yang diinginkan. (3) Media diferensial yaitu media yang
ditambahkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu organisme
membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat membedakan tipe organisme.(4)
Media penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menguji
antibiotic, asam amino, dan vitamin. (5) Media khusus yaitu media untuk
menentukan type pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuanya untuk
megadakan perubahan-perubahan tertentu. (6) Media untuk bakteri anaerob yaitu
beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk menguji kandungan O2 dengan
pengikatan kimiawi. (Anonim.
2007).http://bubblehausebandryfamblogspot.com/2009/03/contoh-laporanmikrobiologi.html. 04 Oktober 2009
Syarat yang harus dipenuhi untuk media biakan.
a. Mengandung nurtisi yang di butuhkan oleh mikroorganisme yang berkembang
b. Memiliki kelembaban optimum bagi pertumbha mikroorganisme
c. Mengandung oksigen (kultur bakteri aerob) dan pH sesuai
d. Harus bebas dari mikroba lain dan steril
Ada tiga jenis media pengembangbiakan berdasarkan konsentrasinya antara lain:
a. Media padat, yaitu media berbentuk padat yang mengandung agar 1-1,5%
misalnya nutrient agar
b. Media cair yaitu media yang berbentuk cair yang tidak mengandung agar,
misalnya nutrient broth
c. Media semi padat, yaitu media yang berbentuk padat pada suhu dingin, dan
berbentuk cair bila suhu panas, misalnya media SIM (media yang digunakan untuk
uji produksi sulfur, indiol, motilitas.
Berdasarkan komposisinya, media dibedakan menjadi 2, yaitu media sintesis dan
non-sintesis. Media sintesi adalah yang telah diketahui susunan kiminya. Media nonsintesis adalah media yang belum diketahui susunan kiminya.
http://riesama.blog.friendster.com./dunia_mikrobiologi/ 04 Oktober 2009
Pembiakan atau reproduksi suatu individu bertambah banyak suatu individu
tersebut. Pertumbuhan suatu individu berarti semula individu tersebut kecil,
kemudian bertambah besar. Kegiatan pertama meningkatnya jumlah sedangkan
kegiatan kedua menyangkut volume individu. (Prof. DR, Dwidjoseputro.1981. hal.
49)
Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan pembelahan diri atau division. Pembelahan
diri dapat dibagi atas tiga fase, yaitu:
a. Fase pertama: dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
pada arah memanjang
b. Sekat tersebut di ikuti oleh suatu bidang melintang. Dinding melintang ini tidak
selalu merupakan penyekat yang sempurna; ditengah-tengah sering ketinggalan
suatu lubang kecil, diman kedua protoplasma kedua sel baru masih tetap
berhubung-hubungan. Hubungan protoplasma disebut plasmodesmida.
c. Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. (Prof. DR. Dwidjoseputro. 1981)

Biakan murni
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan
dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai medium pertumbuhan.
Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembangbiak. Bahan dasar yang digunakan
untuk medium pertumbuhan ini adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium
dilengkapi dengan air, molekul makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk
hasil yang lebih baik agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan
terlebih dahulu.

a. Biakan murni
Biakan murni bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan
berkembangbiak. Bahan dasar yang digunakan untuk medium pertumbuhan ini
adalah agar-agar. Untuk bakteri heterotrof, medium dilengkapi dengan air, molekul
makanan (misal gula) sumber nitrogen dan mineral. Untuk hasil yang lebih baik
agar bakteri tumbuh, alat dan bahan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai