Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada dasarnya usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong

dan

memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang


Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
BAB I Pasal 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 1
Pendidikan

sebagai

transformasi

nilai,

dalam

prosesnya

harus

selalu

memperhatikan siswa sebagai subyek pendidikan, dalam hal ini ranah psikologis
siswa.
Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, pendidikan berintikan
interaksi pendidik dan anak didik dalam upaya membantu mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan akan terwujud apabila proses pengajaran berjalan
baik. Menurut Clair Wistein dan Ricard Meiyer pengajaran berjalan baik meliputi

Muhibbin Syah, E.Ed., Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), 1.

pengajaran siswa bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir


dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. 2
Di dalam proses pembelajaran, unsur proses belajar memegang peranan
yang sangat penting atau vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan
belajar dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan belajar siswa.
Mengajar bagi seorang guru adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa
secara optimal. Sedang belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. 3
Mengingat begitu pentingnya proses belajar yang dialami siswa maka
seorang guru harus kompeten akan lebih mampu untuk membelajarkan siswa
karena mengetahui tidak sepenting

memperoleh pengetahuan sendiri atau

learning to learn. Peran guru dalam proses belajar mengajar bukan lagi
menyampaikan

pengetahuan

melainkan

me mupuk

pengetahuan

serta

membimbing siswa untuk belajar sendiri, karena keberhasilan siswa sebagian


besar bergantung pada kemampuannya untuk belajar secara mandiri dan

Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), 4.


Tohirin, Ms. M. Pd, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2005), 58.
3

memonitor belajar mereka sendiri. 4 Kemampuan untuk menemukan sendiri dan


belajar sendiri dianggap dapat dipelajari yakni siswa harus belajar berbagai
macam strategi yang ada dan bagaimana menggunakan strategi yang benar.
Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami
sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa agar ia dapat memberikan bimbingan
dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. 5 Maka dari
itu belajar dapat dikatakan sudah terjadi apabila pserta didik telah mengalami
perubahan berupa:
1. Pengetahuan (Kognitif): Apa yang saya tambahkan pada apa ya ng saya
ketahui.
2. Perasaan (Afektif): Bagaimana perasaan saya tentang apa yang saya dengar
dan saya baca.
3. Perbuatan (Behavior): Apa yang saya perbuat dengan apa yang saya dengar
dan saya baca. 6
Untuk mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien , maka
dalam belajar digunakan strategi belajar

MURDER Mood (Suasana Hati),

Understand (Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelaahan), Expand


(Pengembangan), Review (Pelajari Kembali) yang diadaptasi dari buku karya Bob
Nelson The Complete Problem Solver. Dari strategi tersebut dapat dipahami
secara global sebagai berikut:
4

Muhammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: Unipress, 2004), 44.


Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006), 22.
6
Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, 156.
5

1. Mood (Suasana Hati): Ciptakan selalu mood (suasana hati) yang positif untuk
belajar.
2. Understand (Pemahaman): Segera tandai informasi yang tidak dimengerti.
3. Recall (Pengulangan): Setelah mempelajari satu bahan dalam satu mata
pelajaran segera berhenti kemudian diulang dengan kata-kata siswa.
4. Digest (Penelaahan): Cari keterangan dari sumber yang lain.
5. Expand (Pengembangan): Tanyakan kembali pada diri mengenai tiga masalah
yaitu:
a . Andaikan bisa bertemu dengan penulis materi, pertanyaan atau kritik apa
yang diajukan?
b . Bagaimana bisa mengaplikasikan materi tersebut pada hal yang disukai?
c . Bagaimana bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah
dipahami oleh siswa lainnya?
6. Review (Pelajari Kembali): Pelajari kembali materi yang sudah dipelajari. 7
Diharapkan dengan strategi tersebut seorang siswa akan mengalami
keberhasilan dalam belajar

terutama dalam hal atau kategori ranah kognitif.

Ranah psikologis siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan
yang berkedudukan di otak ini, dalam perspektif psikologis kognitif

adalah

sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif


(rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). 8

7
8

Joko Susilo, Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar, 158.


Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003), 48.

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan


penguasaan pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang
pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Pada dasarnya kemampuan
kognitif merupakan hasil belajar. Karena dengan ranah kognitif tersebut siswa
dapat memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya dan
keyakinannya terhadap pesan-pesan moral atau nilai yang terkandung dan
menyatu dalam pengetahuannya. Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif
menjadi enam tingkatan, yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan yaitu sebagai ingatan terhadap materi- materi atau bahan-bahan
yang telah dipelajari sebelumnya. Ini mencakup mengingat semua hal, dari
fakta- fakta yang sangat luas sampai pada teori yang sangat kompleks, tetapi
semuanya diperlukan untuk menyimpan informasi yang tepat.
2. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari
materi atau bahan yang dipelajari. Ini dapat ditunjukkan dengan
menerjemahkan materi dari suatu bentuk yang lain (dari kata-kata pada angkaangka), menginterprestasikan materi (menjelaskan, meringkas), meramalkan
akibat dari sesuatu.
3. Aplikasi didefinisikan suatu kemampuan untuk menggunakan apa yang telah
dipelajari dalam situasi kongkrit yang baru. Ini mencakup penggunaan hal
seperti peraturan, metode, konsep-konsep, hukum, dan teori.
4. Analisis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menguraikan suatu materi
atau bahan kedalam bagian-bagiannya sehingga struktur organisasinya dapat

dipahami. Ini mencakup identifikasi bagian, analisis hubungan antar bagian,


pengenalan prinsip-prinsip organisasi yang digunakan.
5. Sintesis dimaksudkan sebagai kemampuan untuk menggabungkan bagianbagian untuk membentuk keseluruhan yang baru. Ini mencakup produksi dari
satu komunikasi yang unik, suatu rencana pelaksanaan (research proposal)
atau susunan hubungan yang abstrak (skema untuk mengklasifikasikan
informasi).
6. Evaluasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai
suatu materi (pernyataan, novel, puisi, laporan, dan penelitian) untuk tujuan
yang telah ditentukan. 9
Dari enam tingkatan ranah kognitif tersebut, maka dalam pembahasan
selanjutnya nanti penulis hanya membahas pada ranah kognitif tingkatan kedua
yaitu tingkat pemahaman, mengapa?? Karena pada tingkat pemahaman ini
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman memiliki arti yang sangat mendasar yang meletakan bagian-bagian
belajar pada proporsinya. Tanpa itu, maka skill pengetahuan dan sikap tidak akan
bermakna. Dalam belajar unsur comprehension atau pemahaman itu tidak dapat
dipisahkan dari unsur-unsur yang lain, persoalan-persoalan secara keseluruhan.
Perlu di ingat bahwa comprehension atau pemahaman, tidaklah hanya
sekedar tahu akan tetapi juga menghendaki agar subyek belajar dapat

Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawan, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung:
Rosda Karya, 1993), 111-113.

memanfaatkan bahan-baha n yang telah dipelajari dan dipahami, kalau sudah


demikian maka belajar itu bersifat mendasar. 10
Dari uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian:
PENGARUH STRATEGI BELAJAR MURDER (MOOD, UNDERSTAND,
RECALL, DIGEST, EXPAND, REVIEW) TERHADAP PENGUASAAN
PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS X-1 di SMA
NEGERI 19 SURABAYA

B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang masalah tersebut di atas maka, dapatlah ditarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan strategi belajar MURDER kelas X-1 SMA Negeri 19
Surabaya?
2. Bagaimana penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI kelas X-1
SMA Negeri 19 Surabaya?
3. Sejauhmana pengaruh strategi belajar MURDER terhadap penguasaan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI kelas X-1 SMA Negeri 19
Surabaya?

10

Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2006), 43.

C. Alasan Memilih Judul


1. Mengingat pentingnya strategi dalam proses belajar mengajar sehingga akan
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
2. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar diperlukan suatu
strategi yang sesuai dan efektif.

D. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan strategi belajar MURDER
2. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan penguasaan pemahaman siswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi belajar MURDER terhadap
penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang sebanarnya masih harus diuji secara empiris. 11 Hipotesis merupakan suatu
pernyataan yang penting kedud ukannya dalam penelitian. Oleh karena itu,
penelitian dituntut kemampuannya untuk merumuskan hipotesis ini dengan jelas.
Sebagai dasar landasan dalam pelaksanaan penelitian, maka penulis menggunakan
hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (ho)
11

Sumadi Suryabrato, Metodologi, 69.

Yaitu tidak ada pengaruh strategi belajar MURDER terhadap


penguasaan pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.
2. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (ha)
Yaitu ada pengaruh strategi belajar MURDER terhadap penguasaan
pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI.

F. Kegunaan Penelitian
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kualitas tujuan pendidikan terutama pada ranah kognitif.
2. Memberikan sumbangsih pemikiran pada guru agama agar dapat memberikan
kenyamanan dan keefektifan dalam belajar siswa.
3. Bagi peneliti sebagai persyaratan jenjang kelulusan pendidikan sarjana
Pendidikan Agama Islam (S. Pdi).

G. Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul Pengaruh Strategi

Belajar MURDER terhadap

Ranah Kognitif Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X-1 di SMA Negeri 19 Surabaya
dari judul tersebut terdapat beberapa item yang perlu untuk diperjelas, yaitu:
1. Efektifitas: Dalam kamus ilmiah karangan Drs. Adi Gunawan, efektifitas
dapat diartikan sebagai ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan. 12

12

Adi Gunawan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Kartika, 1999), 96.

2. Strategi MURDER: Suatu strategi belajar yang meliputi Mood (Suasana Hati),
Understand (Pemahaman), Recall (Pengulangan), Digest (Penelaahan),
Expand (Pengembangan), Review (Pelajari Kembali).
3. Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dikatakan bahwa pemahaman adalah mengerti
benar atau mengetahui benar.
4. PAI: Usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat mamahami dan mengamalkan ajaranajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai Way Of Life. 13

H. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Subyek penelitian ini adalah kelas X-1 Semester I.
2. Ranah kognitif yang dibahas atau diangkat hanya pada tingkatan kedua yaitu
tingkat pemahaman.
3. Materi penelitian ini dibatasi pada materi kajian Al-Quran tentang manusia
dan tugasnya di muka bumi (Q. S Al- Baqarah ayat 30 dan Q. S Al-Mukminun
ayat 12-14).

13

Abdurrahman Saleh, Didaktik Pendidkan Agama Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 3.

I. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah jenis kuantitatif, karena penelitian ini
merupakan penelitian lapangan yang memerlukan analisis statistik (data
berupa angka) untuk memperoleh kebenaran mengenai apa yang ingin
diketahui. Dengan desain penelitian one shot case study design yaitu suatu
kelas dikenakan perlakuan tertentu dan dalam hal ini strategi belajar
MURDER pada mata pelajaran PAI. Setelah itu dilakukan pendiskripsian
terhadap ranah kognitif. Desain penelitian itu dapat digambarkan sebagai
berikut:
X => O
Dengan
X: Treatment atau perlakuan yaitu strategi belajar MURDER mata pelajaran
PAI
O: Hasil observasi selama pembelajaran dari hasil setelah perlakuan. 14
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan yang diperoleh
dari sampel yang hendak di generalisasikan. Populasi tak perlu berwujud
manusia, populasi dapat terwujud alat-alat serta cara-cara mengadministrasi
dan lain sebagainya.

14

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
77-78.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Dalam penelitian ini


yang menjadi populasi adalah siswa kelas X SMA Negeri 19 Surabaya dengan
jumlah populasi 335.
Untuk mengambil sampel dan populasi peneliti menggunakan teori
sampling yaitu cluster sampling yakni sampel acak sederhana di mana setiap
samling terdiri dari komponen.
Cara mengambil sampel kelompok
Pengambilan atau pemilihan sampel kelompok tentunya sama seperti di
dalam sampel acak yaitu menggunakan tabel bilangan acak hanya bedanya
adalah di dalam sampel acak sederhana kita mempunyai daftar elemen
kemudian kita memilih sampel kelompok. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi kelas X dengan julmah 335 siswa dengan 9 kelompok yang terdiri
dari kelompok kelas X-1 sampai X-9. Dalam hal ini peneliti memilih
kelompok kelas X-1 sebagai sampel dalam penelitian.
Alasan peneliti menggunakan teknik sampling cluster sampling
dikarenakan pelaksanaan strategi belajar MURDER merupakan suatu usaha
penyampaian tujuan pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat
perhatian. Oleh karena itu kelas X-1 merupakan gambaran yang mencakup
satu rangkaian perubahan dan pertumbuhan-pertumbuhan fungs i jasmaniah,
watak dan pertumbuhan sosial sehingga proses pembelajaran dengan strategi
belajar MURDER di sini merupakan proses teknis yang secara spesifik
sebagai gambaran berlangsungnya proses belajar pada mata pelajaran PAI.

3. Jenis Data dan Sumber Data


a). Jenis Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
untuk menyusun suatu informasi. Di lihat dari segi jenisnya data
dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Data Kualitatif
Adalah data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik atau
sifat variabel biasanya tidak berhubungan dengan angka-angka.
Adapun jenis data yang kualitatif

yang berhubungan dengan

independent variabel yang dalam hal ini adalah strategi belajar


MURDER, sedangkan yang berhubungan dengan dependent variabel
yang dalam hal ini adalah ranah kognitif tingkat pemahaman siswa.
2) Data Kuantitatif
Adalah data yang berhubungan dengan angka-angka baik yang
diperoleh dari hasil pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang
diperoleh mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif. 15 Data
kuantitatif yang berhubungan dengan independent variabel yang dalam
hal ini adalah strategi belajar MURDER yaitu jumlah jam pelajaran
dan jumlah sarana dan prasarana sedangkan yang berhubungan dengan
dependent variabel yang dalam hal ini adalah ranah kognitif tingkat
pemahaman siswa.
15

Soekidjo Notoadmojo, Metodelogi Penelitian Kesehatan, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1993), 79.

b). Sumber Data


Sumber data penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai
berikut:
1) Library Riserch
Yaitu data yang diperoleh dari literatur- literatur yang ada, baik dari
buku, majalah, surat kabar, dan lain- lain yang ada hubungannya
dengan topik.
2) Field Riserch
Yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian (obyek penelitian)
yakni sumber data dari dokumen yang ada serta obyek manusia
diantaranya adalah guru mata pelajaran PAI dan siswa-siswa kelas X1.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang relevan dengan penelitian ini maka
penulis menggunakan metode data sebagai berikut:
a).

Metode Obsevasi
Yaitu suatu cara pengambilan data melalui pengamatan dan
pencatatan dengan sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki baik
yang secara langsung maupun tidak langsung. Metode observasi ini
dilakukan dalam bentuk pencatatan fuktual, yakni pencatatan gejala

yang timbul sebagaimana adanya, tanpa interpretasi dari observer. 16


Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi kelas pada saat strategi
belajar MURDER pada mata pelajaran PAI. Lembar pengamatan dalam
penelitian ini adalah lembar pengamatan strategi belajar MURDER pada
mata pelajaran PAI.
b).

Metode Interview (wawancara)


Metode interview adalah proses tanya jawab lisan dimana dua
orang atau lebih berhadapan secara fisik antara satu dengan yang lain.
Metode ini dilakukan secara langsung kepada informan yang
mengetahui fenomena strategi belajar MURDER dalam hal ini penulis
mula- mula menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah diatur
sebelumnya, kemudian satu persatu diperdalam dengan mengorek
keterangan lebih lanjut tentang jawaban yang diberikan oleh subyek.
Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa lebih memberikan
keterangan yang lengkap dan mendalam.
Informan adalah subyek yang terdiri dari guru PAI dan siswa kelas
X-1 yamg mengetahui strategi belajar MURDER dan ranah kognitif.
Dengan instrument yang telah disusun sebagai pedoman wawancara
yang berisi daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara
atau interview.

16

Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), 161.

c).

Dokumentasi
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui hal- hal yang berupa
catatan transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda dan lain- lain.
Metode ini digunakan penulis untuk menggali data tentang sarana dan
prasarana jumlah siswa, tenaga pengajar serta hal-hal yang berhubungan
dengan penelitian yang ada dalam dokumen.

d).

Angket
Metode

angket

adalah

sejumlah

pertanyaan

tertulis

yang

digunakan untuk memperoleh informasi tentang responden dalam arti


laporan tentang pribadinya atau ha l- hal yang ia ketahui. Pelaksanaan
metode ini dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diberikan
kepada responden dengan disertai alternatif jawaban dalam hal ini
angket ditujukkan kepada siswa.
Metode

ini

penulis

gunakan

untuk

menggali

data

yang

berhubungan dengan efektifitas strategi MURDER terhadap ranah


kognitif siswa pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan angket
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang telah tersedia dan responden
tinggal memberi tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai.
5. Teknik Analisa Data
Setelah seluruh data terkumpul, penulis menganalisis dengan cara-cara
tertentu. Tujuan analisa dalam penelitian adalah untuk membatasi dan
menyempitkan penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang teratur dan

tersusun serta lebih berarti. 17 Jadi data-data yang telah berhasil dihimpun,
selanjutnya diklasifikasikan untuk dapat ditarik kesimpulan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Teknik yang dipakai dalam menganalisa data
dalam penelitian ini adalah:
a. Analisa Data Kualitatif
Yaitu teknis menganalisa dengan menggunakan proses berfikir
induktif artinya dalam pengujian hipotesis- hipotesis bertitik tolak dari
data yang terkumpul kemudian disimpulkan. 18 Teknik analisa ini
digunakan untuk mengetahui data tentang:
1. Pelaksanaan strategi belajar MURDER
2. Pemahaman siswa tentang materi kajian Al-Quran tentang manusia
dan tugasnya dimuka bumi (Q. S Al- Baqarah ayat 30 dan Q. S AlMukminun ayat 12-14).
Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua dari rumusan
masalah penulis menggunakan rumus:
p=

F
X 100%
N

Keterangan:
P= Angka prosentase
F= Frekuensi yang dicari prosentasenya

17
18

Suharsmi Arikunto, Prosedur, 135.


Soekidjo Notoatmodjo, Metodelogi, 182.

N= Jumlah responden. 19
Setelah data sudah berubah prosentase kemudian dikelompokkan
dalam kalimat yang bersifat kualitatif, yaitu :
76%-100% = Kategori baik
56%-75% = Kategori cukup
40%-55% = Kategori kurang baik
0%-40% = Kategori jelek. 20
b. Analisa Data Kuantitatif
Metode ini penulis gunakan untuk menganalisa data yang berbentuk
angka-angka. Data kuantitatif dari hasil penelitian ini nanti akan dianalisa
dengan analisa statistik product moment. Untuk lebih jelasnya penulis
jelaskan sebagai berikut:
Untuk menjawab permasalahan ketiga yaitu ada tidaknya pengaruh
strategi belajar MURDER terhadap penguasaan pemahaman pada mata
pelajaran PAI kelas X-1 di SMA Negeri 19 Surabaya, maka penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
rxy =

N XY ( X )( Y )

( N X 2 ( X ) 2 )( N Y 2 ( Y ) 2 )

Keterangan:
rxy
19
20

: Angka indek korelasi I produk moment.

Anas Suijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1999), 40.


Suharsmi Arikunto, Prosedur, 246.

?XY

: Jumlah hasil perkalian antar sekor x dengan skor y

?X

: Jumlah seluruh skor x

?Y

: Jumlah seluruh skor y

X
Y

: Jumlah seluruh kuadrat skor x

: Jumlah seluruh kuadrat skor y

Untuk mengukur kuatnya hubunga n antara varibel bebas dan


variabel

terikat

dapat

diketahui

dengan

menggunakan

pedoman

interpretasi sebagai berikut:

Tabel I
Interpretasi Secara Sederhana Terhadap Angka Indeks Korelasi r
Besranya

Interpretasi

nilai r
0.00-0.20

antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi,


akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel x dengan varibel y).

0.20-0.40

antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi


lemah atau rendah.

0,40-0,70

antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi


yang sedang atau cukup.

0,70-0,90

antara varibel x dan varibel y memang terdapat korelasi


yang kuat atau tinggi.

J. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan ini tidak keluar dan arah yang telah ditentukan, maka
penulis

merangkai

sistematika

pembahasan

agar

sesuai

dengan

tujuan

pembahasan. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:


BAB I Berisi tentang pendahuluan ya ng terbagi atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian,
definisi operasional, batasan masalah, metodelogi penelitian, sistematika
pembahasan.
BAB II Berisi tentang landasan teori yang terbagi atas tinjauan teori tentang
strategi belajar MURDER terhadap ranah kognitif pada mata pelajaran PAI kelas
X-1 yang terdiri dari strategistrategi belajar MURDER yang meliputi pengertian
strategi belajar MURDER, tujuan pengajaran strategi belajar MURDER, teori
yang mendukung pengajaran strategi belajar MURDER, langkah-langkah strategi
belajar MURDER. Tinjauan teori tentang pemahaman siswa yang meliputi
pengertian pemahaman siswa, tolak ukur dalam mengetahui pemahaman siswa,
faktor- faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa, langkah- langkah dalam
meningkatkan pemahaman siswa, serta tinjauan tentang efektifitas strategi belajar
MURDER terhadap ranah kognitif.
BAB III Berisi tentang laporan hasil penelitian yang meliputi: Objek
penelitian yang meliputi letak geografis sekolah, struktur organisasi sekolah,
keadaan sarana dan prasarana, keadaan tentang pengajar dan karyawan, kedua
yang meliputi penyajian data dan analisa data.

BAB IV Berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran dari
penulis.

Anda mungkin juga menyukai