OPIOID
GALUH PRASETIYO
12100115005
Definisi nyeri
Nyeri menurut The international Association
for
the
Study
of
Pain
merupakan
pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan
aktual.
Klasifikasi nyeri
Nyeri akut
Nyeri yg timbul mendadak dan berlangsung sementara
Membaik setelah dilakukan pengobatan
Contoh :nyeri somatik luar (nyeri tajam dikulit, subkutis,
mukosa)
Nyeri somatik dalam (nyeri tumpul di otot rangka,
tulang, sendi, jaringan ikat.
Nyeri viseral (nyeri karena penyakit atau disfungsi alat
dalam)
Nyeri
kronik
Suatu keadaan nyeri yang persisten dan penyebab
nyeri tidak selalu dapat dihilangkan atau sulit diobati.
Sangat subyektif dan dipengaruhi oleh kelakuan,
kebiasan, dll.
Nyeri
Nosisepsi
Somatik
Viseral
Non
Nosisepsi
Neuropatik
Simpatetik
Nyeri somatik:
Nyeri visceral:
Nyeri neuropatik:
Berasal dari cedera jaringan saraf
Sifat nyeri: rasa terbakar, nyeri menjalar, kesemutan,
alodinia (nyeri saat disentuh), hiperalgesia.
Gejala nyeri biasanya dialami pada bagian distal dari
tempat cedera (sementara pada nyeri nosiseptif,
nyeri dialami pada tempat cederanya)
Biasanya diderita oleh pasien dengan diabetes,
multiple sclerosis, herniasi diskus, AIDS, pasien yang
menjalani kemoterapi / radioterapi.
Mekanisme nyeri
1. Transduksi
Rangsang nyeri (noksius) diubah menjadi depolarisasi
membran reseptor yg kemudian menjadi impuls saraf
2. Transmisi
a. Saraf sensoris perifer yg melanjutkan rangsang ke
terminal di medula spinalis disebut sebagai neuron
aferen primer
b. Jaringan saraf yg naik dari medula spinalis ke batang
otak dan talamus disebut neuron penerima kedua
c. Neuron yg menghubungkan dari talamus ke korteks
serebri disebut neuron penerima ketiga
3. Modulasi
Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer,
medula spinalis atau supraspinal. Modulasi ini
dapat menghambat atau memberi fasilitasi.
4. Persepsi
Nyeri sangat dipengaruhi oleh faktor subyektif,
walaupun mekanismenya belum jelas.
Opioid
Opioid ialah semua zat baik sintetik ataupun natural yang
dapat berikatan dengan reseptor morfin.
Reseptor opioid diidentifikasi menjadi 5 golongan :
Reseptor (mu) :
-1, analgesia suprasipinal, sedasi
-2, analgesia spinal, depresi napas, eforia, ketergantungan
fisik, kekakuan otot
Reseptor (delta) : analgesia spinal, epileptogen
reseptor (kappa) : -1 analgesia spinal, -2 tak
diketahui, -3 analgesia supraspinal
Reseptor (sigma) : disforia, halusinasi, stimulasi jantung
Reseptor (epsilon) : respon hormonal
Efek samping
Depresi pernapasan, dapat terjadi pada:
Overdosis : pemberian dosis besar, akumulasi akibat
pemberian secara infus, opioid long acting
Pemberian sedasi bersamaan (benzodiazepin,
antihistamin, antiemetik tertentu)
Adanya kondisi tertentu: gangguan elektrolit,
hipovolemia, uremia, gangguan respirasi dan
peningkatan tekanan intrakranial.
Obstructive sleep apnoes atau obstruksi jalan nafas
intermiten
Efek kardiovaskular :
Tergantung jenis, dosis, dan cara pemberian; status
volume intravascular; serta level aktivitas simpatetik
Morfin menimbulkan vasodilatasi
Petidin menimbulkan takikardi
No
1.
Obat
Onset Dura
Site of
Metab Ekskre
si
action
olisme
4-6
SSP dan
Morfin
20
Merupakan analgesic
menit jam
narkotik
Indikasi
Kontraindik
si
Efeksamping
asi
Konstipasi,
jaring-an men-
dengan sangat
pernapasan
retensiurin,
lain
jadi
sejuml
akut,
hipertensi dan
(menu-
gluko-
alkoholisme
depresi napas,
runkan
ronida
kedala
akut,
(lukabakar,
operasi),
volume
mempe mengurangi
peningkatan
potensial untuk
tidal dan
du
kecemasan dan
tekanan
ketagihan
menimb
ketegangan
intracranial
ulkan
bradi-
operasi,
kardia)
meghindari
takipnea pada
pemberian
trikloroetilen,
agar anastesi
berjalan dengan
tenang dan dalam
kepala
cedera
Fentanil
<5
15-45 SSP,
Merupakan analgesic
Metabo urin
Analgesik,
Penderita
Nausea, mental
lisme
clauding,
di hati
juga analgesia
hepatis,
dizziness,
pascaoperasi
menyerupai
iritasikulit,
narkotik , mepunyai
napas,
kardiova (metab
dari morfin
s-kular
olisme
kontraindikas hipertermia,
dan otot
lintas
polos.
per-
morfin
tama)
opioid lain.
Tramadol
Merupakan suatu agonis lemah yang terutama bekerja pada
reseptor MOP dengan potensi kurang lebih 10% potensi
morfin, tetapi memiliki potensi 100% dalam efek
sampingnya, seperti mual, muntah, dan konstipasi.
Tramadol
juga
menghambat
pengambilan
kembali
noradrenalin dan 5-hidroksitriptamin (5-HT) di dalam SSP,
sehingga memperkuat jaras inhibitorik desenden yang
mengatur persepsi nyeri.
Tramadol diabsorbsi baik per oral, dosisnya 50-100 mg tidak
lebih dari 4 jam sekali. Dosis serupa dapat diberikan melalui
IV dan IM.
TERIMAKASIH