Mata kuliah Perencanaan Tata Ruang dan Tata Wilayah (PTRTW) diselenggarakan
sebagai salah satu matakuliah wajib bagi mahasiswa Fakultas Geografi, terutama
untuk jurusan SIG dan PW pada tahun ke empat (4212), dan sebagai implementasi
atau supplement dalam perkuliahannya, diselenggarakan juga praktikum PTRTW.
Praktikum PTRTW dilaksanakan pada semester yang bersamaan dengan mata
kuliahnya. Sebagai prasyarat untuk mengikuti praktikumnya adalah sebagai
berikut :
1. Sudah pernah mengikuti kuliah dan praktikum (lulus) untuk beberapa mata
kuliah dibawah ini :
SIG 1 (PW & KPJ) Kartografi Digital (KPJ)
SIG 2 (PW & KPJ) Metode dan Teknik 1 (PW)
Kartografi Dasar (PW & KPJ) Metode dan Teknik 2 (PW)
Kartografi Tematik (KPJ) Perencanaan PL (Prodi PW)
2. Tidak disarankan apabila mengambil mata kuliah dan praktikum seperti
tersebut di atas bersamaan dengan praktikum PTRTW.
Praktikum PTRTW merupakan praktikum yang memuat beberapa materi terkait
dengan matakuliah prasyarat tersebut diatas, oleh karena itu praktikan dianggap
mampu dan diberikan kesempatan untuk memperdalam materi yang
bersangkutan dengan mata kuliah tersebut di atas dalam kerangka kerja
praktikum PTRTW.
Praktikum PTRTW diselenggarakan dengan substansi yang memuat dasar-dasar
yang diperlukan dalam penyusunan sebuah dokumen perencanaan, seperti
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
maupun dokumen perencanaan yang lain. Melalui modul praktikum akan
dijabarkan langkah-langkah kerja yang sistematis dalam mencapai tujuan
praktikum.
Perlu diingat juga bahwa modul praktikum PTRTW bukan merupakan buku
panduan dalam menyusun dokumen RTRW maupun RDTR, masih banyak
substansi dalam sebuah dokumen perencanaan tata ruang yang tidak dapat
tercover dalam modul praktikum PTRTW. Dalam pelaksanaannya modul
praktikum akan digunakan sebagai kerangka acuan yang bersifat teknis untuk
menyusun beberapa hal yang menjadi pokok-pokok pembahasan dalam dokumen
perencanaan tata ruang. Ketersediaan data pendukung baik itu berupa data spasial
(peta digital) maupun data pelengkapnya (data attribut), menjadi kendala paling
besar dalam penyusunan modul praktikum dan pelaksanaan praktikum PTRTW.
1
Pelaksanaan praktikum PTRTW mencoba untuk mengaplikasikan beberapa
sotfware dalam tiap acaranya. Selain mencoba memberikan tambahan pengetahuan
dan informasi yang sifatnya melengkapi materi kuliah, pelaksanaan praktikum
juga membantu peserta untuk meningkatkan skill dan memberikan pengalaman
terhadap penggunaan serta penguasaan software-software tertentu dalam
mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan
melalui kasus-kasus tertentu dalam praktikum. Mengaplikasikan ilmu
pengetahuan ke dalam dunia nyata tidaklah semudah membalik tangan, melalui
kegiatan praktikum PTRTW ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan pemetaan akan
dikolaborasikan untuk memberikan solusi terhadap issue-issue atau permasalahan
yang muncul.
Wujud nyata pengaplikasian ilmu pengetahuan terhadap permasalahan-
permasalahan yang berkembang saat ini terutama berkaitan dengan permasalahan
pemanfaatan ruang diharapkan dapat tertuang melalui kegiatan praktikum
PTRTW sebelum menghadapi kondisi riil di lapangan. Oleh karena itu praktikum
PTRTW dapat dijadikan wahana untuk melatih kemampuan diri dalam
menghadapi dan memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada
maupun yang berpotensi akan muncul dikemudian hari terutama berkenaan
dengan pemanfaatan ruang.
Mengingat potensi dan permasalahan wilayah dapat berkembang sejalan dengan
perkembangan wilayah serta pertumbuhan penduduk, dalam pelaksanaannya
praktikum PTRTW akan mencoba untuk selalu menggunakan data terkini agar
solusi-solusi yang akan muncul untuk memberikan arahan pengembangan
wilayah ataupun jalan keluar bagi permasalahan wilayah dapat sinkron dengan
kondisi riil di lapangan. Sehingga hasil dari praktikum PTRTW akan bermanfaat
dalam riset-riset yang lain dan dapat juga dijadikan tambahan data, informasi
maupun analisis awal untuk penyusunan penelitian mahasiswa peserta praktikum
Masih banyak kekurangan yang harus dilengkapi dalam modul praktikum
PTRTW ini, sumbangsih kritik, saran maupun data wilayah untuk memperbaharui
ketersediaan data laborattorium Perencanaan Tata Ruang dan Wilayah, akan
sangat berarti dalam proses penyusunan modul agar menjadi lebih baik dan
berbobot di masa yang akan datang. Sampai dengan saat ini modul masih dalam
proses pengembangan agar menjadi lebih baik.
Penyusun
Berikut akan dijabarkan ringkasan praktikum PTRTW dari acara I sampai dengan acara VII beserta format
penyusunan laporan;
ACARA I
2
STRUKTUR RUANG
3
V. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Penjelasan hasil penghitungan fungsi pelayanan dan nilai sentralitas
Penjelasan hasil penentuan hirarki
Penjelasan mengenai keterkaitan antar hirarki
Penjelasan mengenai kondisi wilayah dan implikasinya terhadap
pembangunan wilayah dari hasil penentuan hirarki
Penjelasan distribusi spasial hasil pemetaan
Jawaban dari “Tugas”
ACARA II
4
POLA RUANG
5
1. Melakukan penentuan fungsi Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya
sesuai dengan SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/1980
2. Melakukan penambahan fungsi kawasan lindung seperti Kawasan Lindung
Bencana Alam, Kawasan Lindung Sempadan Sungai, Kawasan Lindung
Sempadan Pantai
(Point 1 dan 2 adalah Kawasan Lindung dan Budidaya secara normatif,
belum mengacu pada penggunaan lahan eksisting)
3. Membuat peta pola ruang, dimulai dari mencari daerah-daerah yang belum
termanfaatkan yakni daerah yang masih dapat diarahkan peruntukan
lahannya, seperti belukar/semak, pasir darat, pasir pantai, rumput, tanah
berbatu, tegalan. Dalam peta Pola Ruang, hanya pada daerah-daerah
tersebut lah yang kemudian dapat diarahkan sesuai fungsi kawasan yang
telah dicari sebelumnya. Dan sisanya mengikuti penggunaan lahan
eksisting yang dimana ruang-ruang telah termanfaatkan oleh penggunaan
lahan tersebut, dan kemudian mengganti legenda peruntukannya seperti
berikut ini:
Hutan = Kawasan Lindung Hutan Lindung
Kebun = Kawasan Budidaya Perkebunan
Permukiman = Kawasan Budidaya Permukiman
Sawah Irigasi = Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Basah
Sawah Tadah Hujan = Kawasan Budidaya Pertanian Lahan Kering
Tubuh Air dan Waduk = Tubuh Air
Video lengkap langkah kerja acara 2 bisa dicopy dari komputer nomor 11 di Lab. ADW di
D:\PTRTW Video\
V. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Penjelasan fungsi kawasan lindung dan kawasan budidaya normatif di
kabupaten/kota tersebut, distribusi spasialnya, dan keterkaitannya
terhadap wilayah-wilayah disekitarnya
Penjelasan mengenai kondisi wilayah dan penggunaan lahan eksisting
dibandingkan dengan peruntukan lahan normatif, dilihat konflik
pemanfaatan lahan yang terjadi
Penjelasan peta pola ruang, yakni peta peruntukan lahan normatif yang
telah disesuaikan dengan penggunaan lahan eksisting yang ada. Dan
kemudan menjelaskan bagaimana seharusnya pola ruang ini menurut versi
Anda, apakah hanya cuma pada daerah-daerah yang belum termanfaatkan
saja yang bisa diarahkan, ataukah ada daerah-daerah yang benar-benar
harus dikembalikan fungsi peruntukannya setelah Anda melihat adanya
ketidaksesuaian yang tidak lazim.
6
VI. Hasil Praktikum
Hasil praktikum untuk acara ini berupa:
Peta Kawasan Lindung (beserta legenda-legenda turunannya)
Peta Kawasan Budidaya (beserta legenda-legenda turunannya)
Peta Pola Ruang (beserta legenda-legenda turunannya)
Matrix konflik pemanfaatan ruang pada kawasan lindung.
7
ACARA III
PERENCANAAN FASILITAS
V. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Kesenjangan antara ketersediaan fasum fasos dengan yang dibutuhkan
penduduk
Jumlah atau rata-rata kebutuhan fasum di akhir tahun perencanaan
Kebutuhan lahan yang harus disediakan untuk penyediaan fasum fasos vs
ketersediaan lahan yang ada
8
ACARA IV
ARAHAN PENGEMBANGAN
V. Metode
1. Menentukan potensi unggulan wilayah kabupaten
2. Menentukan komoditas unggulan pada sub wilayah di bawahnya sesuai
dengan potensi unggulan
3. Memetakan tiga komoditas unggulan
4. Menentukan arahan pengembangan wilayah berdasarkan potensi dan
komoditas yang ada
VI. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Rencana arahan pengembangan wilayah—(dengan melihat potensi dan
komoditas wilayah)
ACARA V
ZONASI RUANG I
9
I. Judul (judul praktikum)
Zonasi Ruang I (Rencana Detail Peruntukan Kawasan)
10
VIII. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
1. Luasan tiap blok
2. Penjabaran pembahasan penggunaan lahan di tiap blok
3. Sebaran peruntukan kawasan
11
ACARA VI
ZONASI RUANG II: Intensitas Ruang
12
4. Nilai KDH dihitung dari luasan sempadan di suatu blok dibagi dengan
luasan blok.
5. Petakan KDB, KLB, dan KDH dalam 3 peta berbeda. Dengan tiga klasifikasi
tinggi, sedang, dan rendah.
V. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Perbandingan luasan blok terhadap luasan kecamatan ibukota kabupaten
Penjabaran penggunaan lahan di tiap-tiap blok
Dan implikasinya pada penggunaan lahan eksisting yang ada terhadap
masing-masing rencana peruntukan di tiap-tiap blok, bagaimana rencana
kedepannya
ACARA VII
PENGENDALIAN ZONASI RUANG
(LAPANGAN)
13
I. Judul (judul praktikum)
Pengendalian Zonasi Ruang Kawasan ........
V. Pembahasan
Pembahasan setidaknya memuat beberapa hal seperti tersebut dibawah ini;
Pembagian blok-blok kawasan beserta fungsi-fungsinya
Penjabaran tabel cheklist survei ke dalam laporan lapangan
14
Deskripsi permasalahan yang teridentifikasi di lapangan pada tiap-tiap blok
Penjelasan mengenai penyusunan pengaturan zonasi ruang
Penjelasan tabel pengaturan zonasi
(Tabel cheklist hasil survei lapangan dapat dijadikan lampiran atau disertakan dalam
pembahasan tetapi harus disajikan secara sistematis)
Tabel hasil perhitungan disajikan dalam bentuk yang sistematis bukan tabel dari data
olahan, tetapi tabel yang menggambarkan hasil. Tabel dari data yang diolah dapat disajikan
pada lampiran. Pembahasan dan Hasil praktikum merupakan substansi yang paling
penting dalam penilaian. Hasil praktikum bukan merupakan lampiran, namun merupakan
salah satu bagian utama yang menyertai laporan praktikum. Tugas yang menyertai tiap-
tiap acara harus dikerjakan dan merupakan substansi dalam pembahasan
Bentuk laporan ini merupakan executive summary pembahasan dari acara 1 sampai
dengan acara 6 tetapi bukan merupakan gabungan dari masing-masing acara
praktikum, hanya memuat substansi inti dari pembahasan masing-masing acara
15
dan sebaran spasial dari analisis masing-masing acara serta menggambarkan
keterkaitan keruangan dari masing-masing acara.
Sebagai ulasan singkat, diberikan gambaran acara-acara praktikum sebagai
berikut;
Acara 1 (Struktur Ruang), meskipun hanya memuat sistem perkotaan yang terkait
dengan kawasan perdesaannya (seharusnya juga memuat analisis sistem jaringan
prasarana wilayah) memberikan gambaran hirarki wilayah yang kedepannya akan
digunakan untuk menentukan porsi pengembangan dan skala pelayanan yang ada
di wilayah tersebut dan acara 2 (Pola Ruang), memberikan deskripsi spasial
kawasan lindung dan kawasan budidaya, serta dapat ditemui konflik penggunaan
ruang yang ada. Acara 1 dan acara 2 ruang lingkup substansinya masih makro
dalam hal ini memiliki skala bahasan tingkat kabupaten.
Acara 3 (Perencanaan Fasilitas), proyeksi masing-masing kecamatan di dalam
kabupaten dalam hal ketersediaan dan kebutuhan berbagai macam fasilitas serta
kebutuhan luas lahannya, disertai dengan analisis proyeksi kebutuhan air bersih,
jaringan telepon, jaringan listrik dan persampahan. Sedangkan untuk acara 4
(Arahan Pengembangan), mencoba mengetahui sektor unggulan yang ada di
Kabupaten dan menjabarkan potensi unggulan yang ada di masing-masing
kecamatan. Acara 3 dan acara 4 bisa dikatakan sudah mulai memasuki bahasan
yang lebih rinci (tingkat kecamatan) namun ruang lingkupnya masih dalam skala
kabupaten (makro)
Acara 5 dan acara 6 sudah mulai menggunakan skala mikro atau memiliki
substansi rinci/detail dalam pembahasannya. Acara 5 (Rencana Detail Peruntukan
Kawasan) membagi kawasan Ibukota Kecamatan ke dalam kawasan yang lebih
sederhana (blok) dan menentukan peruntukan kawasannya. Masih berkaitan
dengan acara 5, acara 6 (Intensitas Ruang) menghitung beberapa substansi saja
dalam bahasan intensitas ruang yaitu hanya Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan Koefisien Dasar Hijau (KDH) dari blok-blok
kawasan pada ibukota kabupaten yang disesuaikan dengan peruntukan bloknya.
16
Mahasiswa mampu memahami struktur dan pola ruang yang ada
pada wilayah perencanaan
Mahasiswa mampu memahami keterkaitan masing-masing substansi
dalam tiap-tiap acara praktikum
Mahasiswa mampu menyusun perencanaan ruang sederhana dalam
ruang lingkup makro dan mikro
17
14. Menyusun program-program yang mengakomodasi pengembangan
komoditas unggulan yang dikaitkan dengan kepadatan penduduk dan
proyeksi fasilitas.
V. Pembahasan
Pembahasan berisi penjabaran dari metode seperti tersebut pada poin-poin
di atas
Struktur dan pola ruang kabupaten beserta sebaran spasialnya
Analisis perencanaan fasilitas yang terkait komoditas unggulan beserta
sebaran spasial dari komoditas unggulan
Analisis struktur dan pola ruang ibukota kabupaten yang terkait dengan
peruntukan blok
Analisis konflik pemanfaatan ruang ibukota kabupaten
Matrik program-program yang disusun berdasarkan analisis keruangan
yang saling terkait antara hirarki wilayah, peruntukan blok dan
perencanaan fasilitasnya
Laporan pengganti responsi dikerjakan individual dan tidak perlu ditulis tangan
18
Mekanisme Punishment (Keterlambatan Pengumpulan Laporan)
Prakt hari Senin Prakt hari Selasa Prakt hari Rabu Prakt hari Kamis
I I I I
II II II II
III III III III
IV IV IV IV
V V V V
VI VI VI VI
Bantul Gunung Kidul Sleman Kulonprogo
Keterangan :
1. I, II, III,... dst acara praktikum
3. Blok warna merah wilayah yang sesuai dengan periode hari praktikum (baris
terakhir pada masing – masing kolom hari praktikum)
19
Bagi praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan pada waktu yang telah
disepakati, diwajibkan menyusun laporan pelengkap agar penilaian laporan dapat
dikeluarkan. Mekanisme penyusunan laporan pelengkap adalah sebagai berikut;
Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan mendapat kewajiban
mengerjakan laporan pelengkap dengan tema (acara) yang sama dengan laporan
yang terlambat dikumpulkan tersebut. Daerah yang menjadi wilayah kerja laporan
pelengkap dapat dilihat pada tabel diatas, dengan keterangan tersebut.
Contoh 1 : Andika adalah praktikan hari senin, dia terlambat mengumpulkan acara
I dan acara III, maka Andika diwajibkan mengerjakan laporan pelengkap yaitu
mengerjakan acara I (struktur ruang) dan acara III (perencanaan fasilitas) dengan
wilayah kerja Kota Yogyakarta (warna hijau). Jadi yang terlambat mengumpulkan
laporan praktikum dimana tahap acara berwarna hijau (pada tabel diatas), maka
wilayahnya kerjanya adalah Kota Yogyakarta.
Contoh 2 : Sumini adalah praktikan hari Rabu, dia terlambat mengumpulkan acara
I, III dan acara IV, maka Sumini diwajibkan mengerjakan laporan pelengkap yaitu
mengerjakan acara I (struktur ruang) dan acara III (perencanaan fasilitas) dan
acara IV (Arahan Pengembangan) dengan wilayah kerja sesuai dengan wilayah
kerja pada hari tersebut yaitu Sleman (warna merah). Jadi yang terlambat
mengumpulkan laporan praktikum dimana tahap acara berwarna merah (pada
tabel diatas), maka wilayahnya kerjanya adalah sesuai dengan wilayah pada hari
praktikum.
Contoh 3 : Sudika adalah praktikan hari Selasa, dia terlambat mengumpulkan acara
I acara II, maka Sudika diwajibkan mengerjakan laporan pelengkap yaitu
mengerjakan acara I (struktur ruang) menggunakan wilayah kerja sesuai dengan
wilayah kerja pada hari praktikumnya (Gunung Kidul) karena pada tabel diatas
menunjukkan warna merah pada acara I kelompok hari selasa. Kemudian acara II
(pola ruang) dengan wilayah kerja Kota Yogyakarta (karena tabel diatas
menunjukkan warna hijau pada acara II kelompok hari selasa.
Ingat!!! Bagi anda yang terlambat berarti anda diwajibkan mengumpulkan 2 (dua)
laporan yaitu (1) Laporan asli (yang terlambat tersebut); dengan format sesuai
format laporan yang disepakati. (2) laporan pelengkap; dengan format :
I. Cover
II. Analisis (pembahasan)
III. Kesimpulan
IV. Hasil Praktikum
20