TINJAUAN PUSTAKA
persalinan maupun sesudahnya kurang higienis, misalnya sarung tangan yang dipakai
untuk memeriksa bagian dalam ibu, kurang memperhatikan penggantian pembalut
yang dipakainya. Kemungkinan lain, petugas mengidap penyakit tertentu sehingga
menular. Untuk itu disarankan petugas untuk memakai masker saat berada di ruang
bersalin. Infeksi ini bisa juga berasal dari jalan lahir ibu hamil. Jika daya tahan tubuh
rendah, perawatan kurang baik, dan kebersihan kurang terjaga, kuman di vagina yang
bermula bersifat tidak pathogen berubah menjadi bersifat pathogen. Kondisi ini akan
diperparah oleh luka jalan lahir yang merupakan media amat baik bagi kuman untuk
dapat berkembang biak.
Kedua penyebab tadi dipicu oleh keadaan yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh. Misalnya, perdarahan postpartum yang berlebih, ada penyakit, seperti
preeclampsia maupun penyakit infeksi lain seperti penyakit radang atau jantung, bisa
juga partus lama (berlangsung lebih dari 18 jam). Biasanya pada kasus seperti ini
ketuban sudah pecah atau bocor duluan sehingga menurunkan daya tahan tubuh.
Demikian juga persalinan degan vacuum dan forsep, maupun tindakan vaginal untuk
membersihkan sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban dan bekuan darah yang
tertinggal. Untuk itu , penanganan kala ketiga atau atau setelah bayi dilahirkan harus
dengan baik.
F. Patofisiologi
Pada masa nifas perubahan-perubahan yang terjadi meliputi:
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Involusi uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan bobot atau beratnya hanya 60 gram.
Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari covum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Lokia merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi bassa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang
lebih cepat dari kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses
involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya
yaitu:
a. Lochia Rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanuga dan mekonium, selama 2 hari PP.
b. Lokia Sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
PP.
c. Lochia Serosa: berwarna kuning cairan dan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 PP.
d. Lochia Alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochia Purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f. Lochiasstasis: lokia tidak lancar keluarnya.
Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, astium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu serviks
menutup.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari
ke-5, perenium sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.
Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon
piolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses
laktasi.
Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu
(ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya,
dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman,
tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor penting
bagi perkembangan anak selanjutnya.
2. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah
perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
3. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini
menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo
6 minggu.
4. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena
ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.
5. Sistem Endokrin
- Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chronionic
Gonodotiopin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mammae pada
hari ke-3 PP.
6. Sistem Kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.
diberi antibiotika dosis tinggi yang memiliki spectrum luas. Luka-luka jalan
lahirpun harus dirawat secara steril.
http://www.kebidanan.org/infeksi-masa-nifas-dan-penanganannya
H. Penanganan Umum Terjadinya Infeksi Masa Nifas
a. Antisipasi setiap kondisi (faktor presdisposisi dan dlam proses persalinan) yang
dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
b. Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi
nifas
c. Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang
dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
d. Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
e. Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejalagejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
f. Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang
mengalami infeksi pada saat persalinan.
g. Berikan hidrasi oral/iv secukupnya.
http://hananirisabela.blogspot.com/p/pengertian-penyebab-gejala-dan.html
I. Pencegahan Infeksi Masa Nifas
a. Waspadai infeksi
Pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan atau keluhan nyeri.
Demam pada masa nifas menunjukkan adanya infeksi, yang tersering infeksi
kandungan dan saluran kemih. ASI yang tidak keluar, terutama pada hari ke 3-4,
terkadang menyebabkan demam disertai payudara membengkak dan nyeri.
Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 jam.
b. Kram perut
Perempuan yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi rahim yang
cenderung bersifat tonik menimbulkan nyeri perut seperti kram, apalagi bila ada
sisa-sisa bekuan darah dalam rahim. Kadangkala nyeri ini sangat hebat dan
membutuhkan obat pereda nyeri. Nyeri perut ini juga dapat timbul saat bayi
mengisap payudara. Biasanya keluhan nyeri menghilang dengan sendirinya.
c. Sisa plasenta
Darah nifas atau lokia adalah lapisan rahim yang lepas. Proses ini mirip dengan
yang terjadi pada menstruasi. Pada awal masa nifas lokia berwarna merah. Setelah
3-4 hari warnanya makin pudar, dan pada hari ke-10 berwarna putih-kekuningan.
Bila warna lokia merah melanjut sampai 2 minggu, ada kemungkinan plasenta
tersisa dalam rahim, gangguan pemulihan rahim yang semula merupakan tempat
perlekatan plasenta, atau keduanya. Lokia yang berbau kemungkinan ada infeksi.
d. Perubahan komponen darah
Pada masa nifas terjadi perubahan pada komponen darah, misalnya jumlah sel
darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin akan
berfluktuasi, namun dalam 1 minggu pasca persalinan biasanya semuanya akan
kembali ke keadaan semula. Curah jantung atau jumlah darah yang dipompa oleh
e.
f.
g.
h.
jantung akan tetap tinggi pada awal masa nifas dan dalam 2 minggu akan kembali
ke keadaan normal.
Penurunan berat badan
Pascapersalinan wanita akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari
air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kemih sebagai
usaha tubuh untuk mengeluarkan cairan yang dahulu diretensi pada waktu hamil.
Rata-rata perempuan kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun
sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
Lekas bergerak
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud
dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari
tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan
buang air besar juga dapat teratasi.
Menjaga kebersihan
Vulva (bibir kemaluan) harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang. Tidak
perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi.Apabila ada pembengkakan dapat
dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan
duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pascapersalinan. Bila tidak ada
infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptik, cukup dengan air bersih saja.
Jangan ditahan
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi
usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang penuh
dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan
timbulnya perdarahan dari rahim.
Seperti halnya dengan berkemih, perempuan pascamelahirkan sering tidak
merasakan sensasi ingin buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan
usus besar (klisma) sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan
pada jahitan di kemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak
dikeluarkan akan mengeras dan dapat menyulitkan di kemudian hari.
Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan, masa nifas adalah masa
pemulihan. Tubuh akan berusaha kembali ke keadaan sebelum hamil. Menjaga
pola hidup sehat dapat membantu melewati masa transisi ini dengan
nyaman. Peran suami dan keluarga juga merupakan faktor yang penting.
http://bidanku.com/tanda-tanda-bahaya-infeksi-nifas