Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Masa Nifas


Secara termionolgi fikih nifas adalah darah yang dikeluarkan oleh rahim saat
melahirkan dan sesudahnya hingga batas waktu yang diketahui. Masa nifas adalah
saat dimana keluarnya cairan darah setelah proses melahirkan. Lebih detailnya masa
nifas disebut juga puerpurium. sebuah periode masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin hingga kembalinya alat reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil.
Periode Pemulihan Masa Nifas. Umum nya periode pemulihan setelah
melahirkan atau pascapartum berlangsung dalam waktu 6 minggu. Pasa masa Nifas
ini biasanya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, serviks leher rahim, vulva dan
vagina dan perubahan prenium.
Perubahan-perubahan sistem ini adalah normal dalam periode pemulihan
pasca melahirkan atau pada masa nifas. Hal ini disebabkan karena pada proses
melahirkan terjadi banyak tekanan antara bayi yang bergerak maju dan mundur
sehingga menimbulkan longgarnya otot-otot disekitar organ reproduksi.
Tips saat Masa Nifas. Wanita yang sedang berada pada periode masa Nifas
dianjurkan untuk banyak beristirahat. Hindari stress dengan banyak berdoa.
Perhatikan asupan nutrisi selama masa pemulihan hendaknya makan makanan tinggi
protein seperti daging, susu kambing yang mengandung banyak kalsium.
Perbanyak minum karena cairan sangat membantu untuk memulihkan kondisi
tubuh, bisa di tambahkan dengan madu dan sari murni untuk menambah energi.
Eliminasi yaitu buang air besar dan kecil. Dalam 6 jam pertama post partum ibu sudah
dapat buang air kecil. Jangan terlalu lama untuk menahan-nahan buang air kecil
karena urin yang tertahan bisa berpotensi infeksi kandung kemih. Biasa ibu menahan
karena takut akan merasakan sakit, namun tetap harus dikeluarkan. Karena pada hari
pertama setelah melahirkan ibu akan sering buang air kecil karena tubuh membuang
cairan sisa yang tersimpan selama masa kehamilan.
Untuk buang air besar sudah dapat dilakukan setelah 24 jam pertama setelah
persalinan. Jangan terlau lama menahan feses, karena fese dan kotoran yang tertahan
dalam usus akan mengeras dan akan semakin sulit untuk dikeluarkan secara lancar.
http://www.mungsiji.com/2013/10/info-kehamilan-pengertian-masa-nifas/
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan dari perawatan nifas ini adalah:
1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memerhatikan kebersihan dan sterilisas
d. Mengernbalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk
memperlancar peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologi

3. Mencegah infeksi dan komplikasi


4. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas
selcsai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang normal
http://aiiuuintan.blogspot.com/p/pengertian-dan-tujuan-asuhan-masa-nifas.html
C. Jenis-jenis Infeksi Masa Nifas
Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki
endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu
singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang
tidak seberapa patogen radang terbatas pada endometritium. Gambaran klinik
tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma
pada jalan lahir. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun
(remittens). His royan dan lebih nyeri dari biasa dan lebih lama dirasakan. Lochia
bertambah banyak, berwarna merah atau coklat dan berbau. Lochia berbau tidak
selalu menyertai endometritis sebagai gejala. Sering ada sub involusi. Leucocyt
naik
antara
15000-30000/mm.
Sakit kepala, kurang tidur dan kurang nafsu makan dapat mengganggu penderita.
Kalau infeksi tidak meluas maka suhu turun dengan berangsur-angsur dan turun
pada hari ke 7-10. Pasien sedapatnya diisolasi, tapi bayi boleh terus menyusu pada
ibunya. Untuk kelancaran pengaliran lochia, pasien boleh diletakkan dalam letak
fowler dan diberi juga uterustonika. Pasien disuruh minum banyak
Parametritis
Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan :
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.
Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai ke dasar
ligamentum.
Penyebaran sekunder dari tromboflebitis. Proses ini dapat tinggal terbatas pada
dasar ligamentum latum atau menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika
menjalar ke atas, dapat diraba pada dinding perut sebelah lateral di atas
ligamentum
inguinalis,
atau
pada
fossa
iliaka.
Parametritis ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila
suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri di kiri atau kanan dan
nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan
parametritis. Pada perkembangan proses peradangan lebih lanjut gejala-gejala
parametritis menjadi lebih jelas. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan
padat dan nyeri di sebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan
tulang panggul, dapat meluas ke berbagai jurusan. Di tengah-tengah jaringan yang
meradang itu bisa tumbuh abses. Dalam hal ini, suhu yang mula-mula tinggi
secara menetap menjadi naik turun disertai dengan menggigil. Penderita tampak
sakit, nadi cepat, dan perut nyeri. Dalam kasus tidak terjadi pembentukan abses,
dan suhu menurun dalam beberapa minggu. Tumor di sebelah uterus mengecil
sedikit demi sedikit, dan akhirnya terdapat parametrium yang kaku. Jika terjadi

abses selalu mencari jalan ke rongga perut yuang menyebabkan peritonitis, ke


rectum atau ke kandung kencing.
Peritonitis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus,
parametritis yang meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke peritoneum
atau
langsung
sewaktu
tindakan
perabdominal.
Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis,
bila meluas ke seluruh rongga peritoneum disebut peritonitis umum, dan ini sangat
berbahaya yang menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian akibat infeksi.
http://www.google.com/url
D. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
a. Tekanan darah
TD < 140/90 mmHg tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan
pada 1 3 hari post partum. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan
adanya pendarahan postpartum, sebaliknya bila tekanan darah tinggi > 140/90
mmHg merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre eklampsi yang bisa timbul
pada masa nifas.
b. Suhu
Bila suhu > 38C. Mungkin karena terjadi infeksi pada klien.
c. Nadi
Bila Nadinya cepat > 110 x/menit bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi
khusunya disertai peningkatan suhu tubuh. Bila terdapat tarkikardi sedangkan
suhu tubuh tidak meningkat mungkin terjadi perdarahan berlebih.
d. Respirasi
Bila ada respirasi cepat postpartum > 30 x/menit mungkin karena adanya ikutan
tanda tanda syok.
e. Sakit kepala yang terus menerus, atau masalah penglihatan, nyeri epigastrik.
f. Pembengkakan pada wajah dan tangan.
g. Payudara yang memerah, panas, dan sakit.
h. Fundus : lembek, diatas ketinggian fundus saat masa pasca salin.
i. perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba tiba (melebihi haid
biasa atau jika perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2 pembalut dalam waktu
setengah jam).
j. pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang keras.
k. Rasa nyeri diperut bagian bawah atau punggung.
l. Rasa sakit, warna merah, pembengkakan pada kaki.
m. Demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air kecil atau merasa tidak enak badan.
n. Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan.
http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/02/tanda-bahaya-pada-masanifas.html

E. Etiologi/Penyebab Infeksi Masa Nifas


infeksi bisa berasal dari organ-organ tubuh lain yang terbawa melalui pembuluh darah
kemudian masuk ke jalan lahir. Biasanya karena alat-alat yang digunakan saat

persalinan maupun sesudahnya kurang higienis, misalnya sarung tangan yang dipakai
untuk memeriksa bagian dalam ibu, kurang memperhatikan penggantian pembalut
yang dipakainya. Kemungkinan lain, petugas mengidap penyakit tertentu sehingga
menular. Untuk itu disarankan petugas untuk memakai masker saat berada di ruang
bersalin. Infeksi ini bisa juga berasal dari jalan lahir ibu hamil. Jika daya tahan tubuh
rendah, perawatan kurang baik, dan kebersihan kurang terjaga, kuman di vagina yang
bermula bersifat tidak pathogen berubah menjadi bersifat pathogen. Kondisi ini akan
diperparah oleh luka jalan lahir yang merupakan media amat baik bagi kuman untuk
dapat berkembang biak.
Kedua penyebab tadi dipicu oleh keadaan yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh. Misalnya, perdarahan postpartum yang berlebih, ada penyakit, seperti
preeclampsia maupun penyakit infeksi lain seperti penyakit radang atau jantung, bisa
juga partus lama (berlangsung lebih dari 18 jam). Biasanya pada kasus seperti ini
ketuban sudah pecah atau bocor duluan sehingga menurunkan daya tahan tubuh.
Demikian juga persalinan degan vacuum dan forsep, maupun tindakan vaginal untuk
membersihkan sisa-sisa plasenta atau selaput ketuban dan bekuan darah yang
tertinggal. Untuk itu , penanganan kala ketiga atau atau setelah bayi dilahirkan harus
dengan baik.
F. Patofisiologi
Pada masa nifas perubahan-perubahan yang terjadi meliputi:
1. Sistem Reproduksi
Uterus
Involusi uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan bobot atau beratnya hanya 60 gram.
Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari covum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Lokia merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi bassa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang
lebih cepat dari kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai
bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses
involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya
yaitu:
a. Lochia Rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanuga dan mekonium, selama 2 hari PP.
b. Lokia Sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
PP.

c. Lochia Serosa: berwarna kuning cairan dan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 PP.
d. Lochia Alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochia Purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f. Lochiasstasis: lokia tidak lancar keluarnya.
Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, astium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu serviks
menutup.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta perenggangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan tugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari
ke-5, perenium sudah mendapatkan kembali sebagaian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum melahirkan.
Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
a. Penurunan kadar progesteron secara cepat dengan peningkatan hormon
piolaktin setelah persalinan.
b. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulanya proses
laktasi.

Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu
(ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat
alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tersedia makanan bagi dirinya,
dan bagi si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman,
tentram, hangat akan kasih sayang ibunya. Hal ini merupakan faktor penting
bagi perkembangan anak selanjutnya.
2. Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena
pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan
kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan
(dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir. Rasa sakit di daerah
perenium juga dapat menghalangi keinginan ke belakang. Supaya buang air besar
kembali teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup.
3. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine
sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat
menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini
menyebabkan cliviesis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo
6 minggu.
4. Sistem Musculoskeletal
Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,
setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali
sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena
ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
minggu setelah persalinan.
5. Sistem Endokrin
- Hormon Plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chronionic
Gonodotiopin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mammae pada
hari ke-3 PP.
6. Sistem Kordiovaskuler
Selama kehamilan volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah uterin.

Penarikan kembali estrogen menyebabkan aturesis terjadi yang secara cepat


mengurangi volume plasma kembali pada porposi normal. Aliran ini terjadi dalam
2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan
banyak sekali jumlah urine. Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi
cairan yang melekat dengan meningkatnya voskulei pada jaringan tersebut selama
kehamilan bersam-sama dengan trauma persalinan.
Pada persalinan pervoginam kehilangan darah sekitar 200-400 cc. bila kelahiran
melalui seksio cesaria, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perubahan
terdiri dari volume darah (blood volume) dan hemotokrit (hoemoconcentration).
Bila persalinan pervaginam, hemotrokit akan naik dan pada seksio cesaria,
hemotokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu.
7. Sistem Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama PP, kadar fibrinogen
dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa PP.
Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000 atau 30.000
tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Jumlah hemoglobine, hemorokit, dan eritrosyt akan sangat bervariasi pada awalawal masa PP sebagai akibat volume darah, volume plasenta dan tingkat volume
darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi
dan hidrasi wanita tersebut.
Kira-kira selama kelahiran dan masa PP terjadi kehilangan darah sekitar 200-250
ml. penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3-7 PP dan akan
kembali normal dalam 4-5 minggu PP.
8. Perubahan Tanda-Tanda Vital
Suhu Badan
Satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5oC 38oC) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada
menjadi bengkok, berwarna merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu tidak
menurun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus
genitalis atau sistem lain.
Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis melahirkan
biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu

melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat


menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan dnyut nadi.
Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
http://marialastridaelisa.blogspot.com/2014/04/komplikasi-dan-penyakitdalam-masa_5838.html
G. Gejala Awal Terjadinya Infeksi Pada Masa Nifas
Badan demam, kenaikan suhu tubuh hingga mencapai 38 derajat Celsius atau
lebih, terutama dalam 10 hari pertama pasca persalinan. Gejala lain, keluhan radang
seperti nyeri di jalan lahir. Harus dibedakan dengan rasa nyeri akibat kontraksi yang
muncul saat menyusui lantaran keluarnya hormon-hormon oksitosin yang merangsang
rahim untuk mengkerut. Pada infeksi , umumnya disertai suhu tinggi. Selain itu, nyeri
pada infeksi bersifat menetap, sementara nyeri pada kondisi normal, secara perlahan
akan hilang dengan sendirinya.
Tindakan Pencegahan
a. Perhatikan faktor higienis penggunaan kain kasa penutup luka
operasi/jahitan. Gunakan cairan antiseptic untuk mengompres vagina
selagi luka bekas tindakan vaginal belum kering.
b. Perhatikan kebersihan, terutama setelah buang air besar dan buang air
kecil. Sedapat mungkin, diusahakan jangan ada luka, meski jahitan
perineum pada kelahiran anak pertama sering tak bisa dihindari.
c. Beban kerja sepulang dari RS hendaknya dikurangin sesedikit mungkin
karena ibu masih perlu banyak istirahat untuk mengembalikan kondisi
tubuhnya.
d. Konsumsi makanan bergizi baik untuk memperkecil resiko infeksi,
minumlah susu secara teratur.
e. Penempatan ibu hamil yang terinfeksi dengan yang tidak terinfeksi
harus dipisahkan, karena dikhawatirkan akan terjadi penularan.
f. Batasi kunjungan tamu.
Penanganan :
Jika infeksi di vagina atau vulva sudah meluas ke organ-organ di
atasnya, kuman bisa masuk ke pembuluh darah dan ikut mengalir ke seluruh
bagian tubuh. Dengan kondisi seperti ini ibu bayi harus dirawat inap dan

diberi antibiotika dosis tinggi yang memiliki spectrum luas. Luka-luka jalan
lahirpun harus dirawat secara steril.
http://www.kebidanan.org/infeksi-masa-nifas-dan-penanganannya
H. Penanganan Umum Terjadinya Infeksi Masa Nifas
a. Antisipasi setiap kondisi (faktor presdisposisi dan dlam proses persalinan) yang
dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
b. Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi
nifas
c. Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang
dikenali pada saat kehamilan ataupun persalinan.
d. Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
e. Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejalagejala yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
f. Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang
mengalami infeksi pada saat persalinan.
g. Berikan hidrasi oral/iv secukupnya.
http://hananirisabela.blogspot.com/p/pengertian-penyebab-gejala-dan.html
I. Pencegahan Infeksi Masa Nifas
a. Waspadai infeksi
Pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan atau keluhan nyeri.
Demam pada masa nifas menunjukkan adanya infeksi, yang tersering infeksi
kandungan dan saluran kemih. ASI yang tidak keluar, terutama pada hari ke 3-4,
terkadang menyebabkan demam disertai payudara membengkak dan nyeri.
Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 jam.
b. Kram perut
Perempuan yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi rahim yang
cenderung bersifat tonik menimbulkan nyeri perut seperti kram, apalagi bila ada
sisa-sisa bekuan darah dalam rahim. Kadangkala nyeri ini sangat hebat dan
membutuhkan obat pereda nyeri. Nyeri perut ini juga dapat timbul saat bayi
mengisap payudara. Biasanya keluhan nyeri menghilang dengan sendirinya.
c. Sisa plasenta
Darah nifas atau lokia adalah lapisan rahim yang lepas. Proses ini mirip dengan
yang terjadi pada menstruasi. Pada awal masa nifas lokia berwarna merah. Setelah
3-4 hari warnanya makin pudar, dan pada hari ke-10 berwarna putih-kekuningan.
Bila warna lokia merah melanjut sampai 2 minggu, ada kemungkinan plasenta
tersisa dalam rahim, gangguan pemulihan rahim yang semula merupakan tempat
perlekatan plasenta, atau keduanya. Lokia yang berbau kemungkinan ada infeksi.
d. Perubahan komponen darah
Pada masa nifas terjadi perubahan pada komponen darah, misalnya jumlah sel
darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan hemoglobin akan
berfluktuasi, namun dalam 1 minggu pasca persalinan biasanya semuanya akan
kembali ke keadaan semula. Curah jantung atau jumlah darah yang dipompa oleh

e.

f.

g.

h.

jantung akan tetap tinggi pada awal masa nifas dan dalam 2 minggu akan kembali
ke keadaan normal.
Penurunan berat badan
Pascapersalinan wanita akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari
air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kemih sebagai
usaha tubuh untuk mengeluarkan cairan yang dahulu diretensi pada waktu hamil.
Rata-rata perempuan kembali ke berat idealnya setelah 6 bulan, walaupun
sebagian besar tetap akan lebih berat daripada sebelumnya.
Lekas bergerak
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud
dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari
tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan
buang air besar juga dapat teratasi.
Menjaga kebersihan
Vulva (bibir kemaluan) harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang. Tidak
perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak dibersihkan akan
meningkatkan risiko terjadinya infeksi.Apabila ada pembengkakan dapat
dikompres dengan es dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dapat dengan
duduk berendam di air hangat setelah 24 jam pascapersalinan. Bila tidak ada
infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptik, cukup dengan air bersih saja.
Jangan ditahan
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi
usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang penuh
dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan
timbulnya perdarahan dari rahim.
Seperti halnya dengan berkemih, perempuan pascamelahirkan sering tidak
merasakan sensasi ingin buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan
usus besar (klisma) sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan
pada jahitan di kemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak
dikeluarkan akan mengeras dan dapat menyulitkan di kemudian hari.

i. Waspadai postpartum blues


Perempuan pascamelahirkan kadang mengalami depresi yang disebut postpartum
blues. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti perubahan emosional,
senang dan takut pada saat melahirkan, kelelahan, perasaan asing tinggal di rumah
sakit, kecemasan akan kemampuannya merawat bayi, dan perasaan kurang
menarik lagi di mata suami.
Depresi ini umumnya akan hilang sendiri dalam 2-3 hari, walaupun bisa saja lebih
lama lagi. Dukungan dari suami dan orang di sekitarnya dapat
membantu menghilangkan depresi ini.
j. Makan dan makan
Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam
setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti biasa bila ingin.
Namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih
besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui bayinya.
k. Rencana KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila
hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat
yang tidak mengganggu produksi ASI.

Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan, masa nifas adalah masa
pemulihan. Tubuh akan berusaha kembali ke keadaan sebelum hamil. Menjaga
pola hidup sehat dapat membantu melewati masa transisi ini dengan
nyaman. Peran suami dan keluarga juga merupakan faktor yang penting.
http://bidanku.com/tanda-tanda-bahaya-infeksi-nifas

Anda mungkin juga menyukai